Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Air Ketuban


Air Ketuban merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat, bagian dalam selaput
berhubungan dengan cairan yang merupakan jaringan sel kuboid yang asalnya ektoderm. (
Sarwono, 2009)

B. Fungsi Air Ketuban


Air Ketuban memiliki beberapa fungsi yang penting diantaranya :
1. Melindungi bayi dari trauma
2. Terjepitnya tali pusat
3. Menjaga kestabilan suhu dalam rahim
4. Melindungi dari infeksi
5. Membuat bayi bisa bergerak sehingga otot- ototnya berkembang dengan baik serta
membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.

C. Pengertian Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni berkurang
dari normal yaitu kurang dari 500cc.

D. Etiologi
1. Sebab pasti belum diketahui dengan jelas
2. Primer, karena pertumbuhan amnion yang kurang baik
3. Sekunder, ketuban pecah dini
Adapun penyebab terjadinya oligohidramnion menurut beberapa ahli yaitu dari segi:
a. Fetal :
- Kromosom
- Kongenital
- Hambatan pertumbuhan janin
- Kehamilan postterm
- Premature ROM (Rupture Of amniotic Membranes)
b. Maternal :
- Hidrasi
- Insufisiensi uteroplasental
- Preeklampsia
- Diabetes
- Hipoksia kronis

E. Patofisiologi
Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan :
1. Rupture membrane amnion/rupture of amniotic membrane (ROM)
2. Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstruktif uropathi
3. Keadaan-keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin tergantung
amnion
4. Fetal urinary tract
Malformation : seperti renal agenesis, cystic dysplasia dan atresia uretra
5. Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal
6. Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi kardiak output fetal
7. Pada growth-restricted fetus, hipoksia kronis menyebabkan aliran darah dari ginjal ke
organ-organ vital lain
8. Anuria dan oliguria

Namun dari beberapa kepustakaan Juga menyatakan bahwa mekanisme atau patofisiologi
terjadinya oligohidramnion dapat dikaitkan dengan adanya sindroma potter dan fenotip pottern,
dimana sindroma potter dan fenotip potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan
dengan ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir dimana cairan
ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayinya bayi tidak
memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dinding rahim menyebabkan gambaran
wajah yang khas (wajah potter). Selain itu, karena didalam ruangan rahim sempit maka anggota
gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebakan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru
hipoplastik) sehingga pada saat lahir paru-paru tidak berfungsi sebagaimana fungsinya. Pada
sindroma potter kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan
pembentukan ginjal maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal
berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak
adanya cairan ketuban menyebabkan cairan yang khas dari sindroma potter. Gejala sindroma
potter berupa : wajah potter (kedua mata terpisah jauh terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung
yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).

F. Tanda dan gejala oligahidramnion:


1. Janin dapat diraba dengan mudah
2. Tidak ada efek pantul(ballotement)
3. Penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
Gejala dan tanda tersebut berdasarkan pada fakta bahwa cairan amnion yang ditemukan
berada dibawah jumlah yang normal untuk usia kehamilan tertentu. Pada kehamilan normal,
volume cairan amnion wanita bervariasi dan dapat mengalami pluktuasi.Umumnya cairan
amnion meningkat hingga mencapai 1000 ml pada trimester ke-3 kehamilan. Menginjak usia
kehamilan 34 minggu, jumlah tersebut mulai berkurang secara bertahap dan menyisakan sekitar
800ml pada usia cukup bulan. Pengukuran volume cairan amnion dilakukan dengan
ultrasonografi dan ini merupakan komponen standar pada pemeriksaan ultrasonografi lengkap.

G. Gambaran Klinis
1. Uterus tampak kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen
2. Ibu merasa nyeri di perut pada tiap pergerakan janin
3. Bunyi jantung janin sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas
4. Sering berakhir dengan partus prematurus
5. Persalinan lebih lama dari biasanya
6. Sewaktu his akan terasa sakit sekali
7. Bila ketuban pecah ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar
H. Akibat oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak
seperti kertas kusut Karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat baewaan karena tekanan
atau kulit jadi kering.

I. Resiko Kehamilan dengan Oligohidramnion


1. Resiko ibu : persalinan yang tidak sesuai dengan proses yang semestinya
2. Resiko janin :
a. Hipoksia janin yang berhubungan dengan kompresi tali pusat, karena tali pusat
mempunyai sedikit cairan yang dapat membuatnya terapung.
b. Resiko hipokplasi jaringan paru yang meningkat, jika kasus telah ada sebelumnya ada
setelah gestasi.

J. Diagnosa
Oligohidramnion harus dicurigai jika TFU lebih rendah secara bermakna dibandingkan yang
diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab oligohidramnion adalah absobrsi atau
kehilangan cairan yang meningkat kepada KPD sehingga menyebabkan 50% kasus
oligohidramnion
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks cairan ketuban.
Amniotic fluit index (AFI) tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa di duga dengan :
pengukuran tinggi fundus uteri dan palpasi. Namun hal ini hanya berupa asumsi saja, tetapi harus
di konfirmasi melalui pemeriksaan USG.
USG juga bisa melihat anatomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak tumbuh
( dengan tidak terlihatnya urin pada kandung kemih janin ) serta untuk mengetahui adanya
gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan speculum dapat di lakukan guna mendeteksi
adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air ketuban.
Jika terjadi oligohidramnion sebelum cukup bulan, dilakukan secara ekspektatif tergantung
kondisi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada bumil cukup bulan, dilakukan pengakhiran
kehamilan sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim, jika sudah matang di lakukan induksi
persalinan.

K. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada ibu :
1. Istirahat yang cukup
2. Perbaiki nutrisi dan cairan
3. Pemantauan kesejahteraan janin
4. Hitung pergerakan janin
5. Pemeriksaan USG.
Jumlah air ketuban bisa di tambah dari luar dengan melakukan amnioinfusion yaitu dengan
cara memasukan cairan NaCL melalui leher rahim, sehingga akan menurunkan angka Caesar
pada kasus oligohidramnion.

L. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan :
1. USG ibu (menunjukan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang
sangat abnormal).
2. Rontgen perut bayi
3. Rontgen paru-paru bayi
DAFTAR ISI

Cunningham F.G.,dkk. 2005. OBSTETRI WILIAMS. Jakarta:EGC

Fraser Diane M, Cooper M.A. 2009. BUKU AJAR BIDAN MYLES. Jakarta EGC

Leveono l,Cuningham F,dkk. 2009. OBSTETRI WILLIAMS. Jakarta :EGC


BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS


PADA KEHAMILAN DENGAN OLIGOHIDRAMNION

Tanggal : 09 Desember 2011 Pukul : 15.00 WIB


I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny. Ardina Rasti Nama Suami : Tn. Irwansyah
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Jend. Sudirman Alamat : Jl. Jend Sudirman
Karawang Karawang

Kec.Karawang barat Karawang Barat


B. ANAMNESA
Tanggal : 09 Desember 2011 Pukul : 15.00 WIB Oleh : Bidan
1. Keluhan Utama
Ibu datang ke BPS PH, dengan keluhan ibu merasa nyeri diperut setiap ada pergerakan janin, ibu
menyatakan bahwa ibu pernah melakukan pemeriksaan USG dan hasilnya di ketahui bahwa
cairan ketuban ibu sedikit yaitu < 500 cc.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat menstruasi
HPHT : 23 April 2011, siklus 28 hari, lamanya 6 hari, TP : 30 Januari 2012. ANC dilakukan
secara teratur setiap bulan di BPS Permata Hati.
b. Pergerakan Janin dalam Rahim
Ibu mengatakan gerakan janin yang dirasakan >10 x setiap 24 jam
c. Keluhan yang di rasakan
Selama Hamil ibu tidak mengalami keluhan-keluhan yang berat, hanya mengalami ngidam pada
waktu hamil muda (Trimester I)
d. Diet / pola makan
Ibu menyatakan pola makan meningkat 3 kali per hari dengan menu nasi, lauk dan sayur, dengan
porsi sedang.

e. Pola Eliminasi
 Ibu mengatakan BAB 1 x dalam 1 hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan seperti : panas dan
nyeri saat BAB.
 Ibu mengatakan sering buang air kecil (BAK) 6 – 7 x per hari, warna urin jernih, tidak ada
keluhan seperti : nyeri dan panas saat BAK.
f. Pola Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam 7 – 8 jam per hari.
Frekuensi hubungan seksual 1 x / minggu, dan tidak ada keluhan.
Ibu masih bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti masak, nyuci, nyapu, dll.
g. Riwayat Imunisasi
Selama hamil ibu mengatakan imunisasi TT sudah 2 x di BPS PH. TT1 pada usia kehamilan 5
bulan, TT2 usia kehamilan 6 bulan.
h. Riwayat kontrasepsi
Ibu menyatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama 1 tahun.
3. Riwayat kehamilan , Persalinan , Nifas yang lalu :

N Tgl/th Tmpt Usia Jenis penolong Penyulit Anak Nifas


o persali persalin persalin persalin kehamilan
nan an an an &
persalinan
Jenis BB PB Keadaan
kelam
in

4. Riwayat Kesehatan
a. Ibu tidak pernah atau sedang menderita suatu penyakit seperti jantung, anemia, hipertensi, TBC
,dll.
b. Perilaku Kesehatan
Ibu tidak mengkonsumsi alcohol, ibu tidak merokok, mandi sikat gigi cuci rambut dan ganti
pakaian dilakukan setiap hari.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Ibu menyatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti :.DBD, TBC, Malaria dll.
 Ibu menatakan tidak riwayat keturunan seperti : Hypertensi, Jantung, Diabetes Melitus, Asma.
 Ibu menyatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
6. Riwayat Sosial
a. Ibu menyatakan bahwa kehamilannya direncanakan
b. Jenis kelamin yang ibu harapkan adalah perepuan
c. Ibu berencana untuk bersalin di BPS
d. Bila terjadi komplikasi maka suami dan keluarga lah yang bertanggung jawab
e. Penyandang dana dalam keluarga adalah suami
f. Ibu baru menikah selama 1 tahun
g. Susunan keluarga yang tinggal serumah :
No Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (Tahun) Keluarga
1. LK 26 th Suami S1 PNS
2. PR 23 th Istri SMA IRT

h. Ibu tidak memiliki kepercayaan yag berhubungan dengan kehamilan , persalinan dan nifas
i. Penghasilan pokok perbulan : Rp. 1200.000/ bulan
Pengeluaran pokok perbulan : Rp. 800.000/ bulan
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik , Kesadaran : Composmentis,
Keadaan Emosional : Stabil
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg , Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37 0C , Pernafasan : 23 x/menit
c. TB/BB : 155 cm/50 kg sebelum hamil, sesudah hamil 59 kg , kenaikan BB : 9 kg
d. Pemeriksaan Fisik :
1) Rambut : bersih, hitam, tidak mudah rontok
2) Muka : tidak ada oedema, simetris, tidak ada cloasma gravidarum
3) Mata : simetris kanan-kiri, tidak ada oedem pada kelompok mata, Konjungtiva merah
muda, Sklera tidak ikterik, penglihatan baik
4) Hidung : bentuk simetris, bersih , tidak ada sekret
5) Mulut : tidak ada stomatitis, tidak ada caries, gigi tidak berlubang, bersih
6) Telinga : bentuk simetris, tidak ada serumen, bersih, berfungsi baik
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
8) Dada : bentuk simetris, putting susu menonjol, colostrum sudah ada, keadaan mammae
bersih
9) Pinggang : tidak ada nyeri ketuk , posisi tulang belakang hiperlordosis
10) Abdomen
a) Bekas luka operasi : Tidak ada.
b) Pembesaran perut : Sesuai dengan usia kehamilan, konsistensi lunak , tidak
ada pembesaran liver , tidak ada benjolan , kontraksi (-)
c) Tinggi fundus uteri : 30 cm,
TBJ : (30 - 12) x 155 = 2790 gram
d) Palpasi :
 Leopold I : TFU 3 jari dibawah PX
Pada fundus, teraba bagian keras, bulat, tidak melenting (bokong)
 Leopold II : Kanan teraba bagian janin yang keras, panjang, seperti ada tahanan yaitu
punggung (puka)
Kiri teraba bagian janin yang kecil- kecil (ekstremitas)
 Leopold III : Bagian janin yang teraba bulat, keras, melenting(kepala)
 Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
 Palpasi kandung kemih : Kandung kemih kosong

11) Auskultasi
 Punctum Maximum : 3 jari di bawah pusat bagian kanan ibu ( x  )
Ket : x = PM
 = Pusat
 DJJ : 135 x/menit , Teratur
12) Ekstremitas Bawah (tungakai)
1) Tidak ada oedema pada kaki
2) Tidak ada kekakuan sendi
3) Tidak ada kemerahan
4) Tidak ada varises
5) Refleks Patela (+)
13) Anogenital
 vulva dan vagina tidak ada luka, parut perineum, condiloma acuminata, condilomata, tidak
oedema, pembesaran kelenjar bartholini, rasa nyeri tidak ada.
 Tidak ada pengeluran seperti flour albus, darah maupun air ketuban
 Tidak ada haemoroid pada anus

II. INTERPRETASI DATA, DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN


A. Diagnosa
Ibu = G1PoAo hamil 33 minggu dengan oligohidramnion
Janin = Hidup, tunggal, intra uterine, presentasi kepala.
B. Masalah
Nyeri perut tiap ada pergerakan janin
C. Kebutuhan
 Istirahat yang cukup
 Perbaiki nutrisi dan cairan
 Pemantauan kesejahteraan janin
 Hitung pergerakan janin
 Pemeriksaan USG.
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, DAN MASALAH POTENSIAL
Hipoksia Janin

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA DAN KOLABORASI


A. Mandiri : tidak ada
B. Kolaborasi : dengan dokter obgyn
C. Rujukan : ke tempat yang memilki fasilitas lebih memadai (RS)

V. RENCANA
a. Jelaskan tentang hasil pemeriksaan kepada ibu.
b. Berikan penkes tentang pola istirahat kepada ibu.
c. Berikan penkes tentang nutrisi dan cairan kepada ibu.
d. Melakukan pemantauan kesejahteraan janin.
e. Berikan penkes tentang hitung pergerakan janin.
f. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG.
g. Beritahukan tanda bahaya akibat oligohidramnion .
h. Lakukan Kolaborasi dan siapkan rujukan dengan dokter obgyn.
i. Berikan obat kepada ibu.
j. Informasikan jadwal kunjungan ulang kepada ibu.
VI. TINDAKAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa kehamilannya mengalami komplikasi
yaitu kadar ketuban di dalam rahim sedikit sehingga Janin dapat diraba dengan mudah karena
tidak ada efek pantul(ballotement) sehingga penambahan tinggi fundus uteri berlangsung lambat
dan apabila tidak segera di tangani akan mengganggu kesehatan ibu serta janin, adapun penyebab
terjadinya oligohidramnion antara lain di karenakan oleh :
 Fetal : kromosom, congenital, hambatan pertumbuhan janin, kehamilan postterm, premature.
 Maternal : hidrasi, preeklamsia, diabetes, hipoksia kronis.
2. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup ,jangan tidur terlalu larut, jangan bekerja
terlalu berat dan capek.
3. Memberikan penkes nutrisi dan cairan kepada ibu yaitu menyarankan kepada ibu untuk makan
makanan yang bergizi seimbang secara teratur, dan jangan ada pantrangan saat makan.
4. Memantau kesejahteraan janin dengan pemeriksaan DJJ. Diketahui DJJ = 135x/ menit dengan
bunyi DJJ yang sangat jelas.
5. Memberitahukan ibu tentang cara menghitung pergerakan janin setiap harinya.
6. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan USG ulang.
7. Memberitahukan tanda bahaya akibat oligohidramnion pada janin yaitu:
 Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti
kertas kusut Karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
 Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan karena tekanan atau kulit
jadi kering.
8. Melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn dan menyiapkan rujukan.
9. Memberikan obat 1 lembar tablet Fe diminum 1x1 pada malam hari dengan air putih atau air
jeruk, 1 lembar kalk diminum 1x1 pada pagi hari dengan air putih.
10. Menyarankan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu sekali atau jika ada
indikasi.
VII. EVALUASI
a. Ibu mengerti dengan penjelasan yang sudah di jelaskan oleh bidan.
b. Ibu mau mengikuti saran dari bidan.
c. Ibu mau makan makanan yang bergizi dan seimbang.
d. Janin dalam keadaan baik.
e. Ibu akan melakukan pemeriksaan USG.
f. Ibu mengerti dan mengetahui tanda bahaya pada ibu hamil dengan oligohidramnion.
g. Ibu mau minum obat dari bidan.
h. Dilakukan kolaborasi dengan dr. obgyn.
i. Ibu dan keluarga sudah mengetahui bahwa ibu akan di rujuk, dan sudah mempersiapkan rujukan.
j. Ibu akan datang 2 minggu kemudian untuk memeriksakan kehamilannya atau jika ada indikasi.

Anda mungkin juga menyukai