Anda di halaman 1dari 8

E.

Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth, 2009, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, alih bahasa :
Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara, I. Made Karyasa. EGC : Jakarta

Nursalam, 2009. Askep Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Edisi 1.
Salemba Medika : Jakarta.
`
Stockslager el al, 2007. Asuahan keperwatan geriatric. Edisis2 . Jakarta: EGC

Wilkinson, 2016. Buku saku diagnosis keperawatan : diagnose NANDA, Intervensi


NIC, Kteretia Hasil NOC, edisi 9 bahasa Indonesia . Jakarta : EGC
Banjarmasin, Desember 2017

Proseptor Akademik Proseptor Klinik

Dessy Hadrianti, Ns,.M.Kep Lola Hamikas,. S. Kep,. Ns


LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal didalam saluran kemih yang mengandung
komponen kristal matrik organic tepatnya pada vesika urinaria atau kantung kemih

B. ANATOMI SALURAN KEMIH


Kandung kemih,, adalah organ tubuh yang mengumpulkan air kencing yang dikeluarkan oleh
ginjal sebelum dibuang. Air kencing memasuki kandung kemih lewat ureter dan keluar lewat
uretra. Kandung kemih atau buli-buli merupakan organ berongga yang terdiri atas 3 lapisan
otot detrusor yang saling beranyaman. Ia terletak tepat di belakang pubis di dalam rongga
pelvis. Kandung kemih dapat menyimpan urin orang dewasa pada umumnya kurang lebih 500
ml. Secara anatomi kandung kemih terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan superior,
permukaan inferiolateral dan permukaan posterior.

Kandung kemih yang kosong pada orang dewasa terletak di dalam pelvis, bila kandung kemih
terisi maka dinding atasnya masuk ke daerah abdomen (hipogastrium).

Struktur kandung kemih berupa:


Dinding, dengan empat lapisan, yaitu:
1. Serosa, merupakan lapisan terluar yang berupa perpanjangan lapisan peritoneal rongga
pelvis.
2. Otot detrusor, yaitu lapisan tengah yang tersusun dari berkas-berkas otot polos yang
membentuk sudut agar kontraksi kandung kemih serentak ke segala arah. Otot detrusor ini
terdiri dari serat-serat otot polos, yaitu lapisan dalam berupa longitudinal, tengah sirkular,
dan luar longitudinal (Tanagho, 2008).
3. Submukosa, berupa jaringan ikat dibawah mukosa dan berhubungan dengan muskularis.
4. Mukosa, yaitu lapisan terdalam berupa epitel transisional.
D. Pemeriksaan Penunjang
1. Urinalisa
2. Foto KUB
3. Endoskopi ginjal
4. Foto polos abdomen

E. Pentalaksanaan medic
Tindakan yang dapat dilakukan pada batu ginjal adalah dengan melakukan pembedahan
dengan prosedur :
1. Endo-urulogi
2. Bedah laparoskopi atau pembadahan terbuka

F. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosa : Nyeri akut b.d
NOC : Tingkat nyeri
Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria)
Tujuan : 1x 24 jam tingkat nyeri berkurang
Kriteria hasil tingkat nyeri menjadi skala 4 (ringan):
- Nyeri yang dilaporkan
- Panjangnya episode nyeri
- Ekspresi nyeri wajah
- Tidak bisa istirahat
- Mengeringit
NIC :
Manajemen nyeri :
- Melakukan pengkajian nyeri komrehensif yang meliputi lokasi, karakteristik
,onset/durasi, frekuensi, kualitas intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.
- Memberikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur
- Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri relaksasi dengan napas dalam
- Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
- Gunakan tindakan pengontrol nyeri sebelum nyeri bertambah berat
- Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan anelgesik
2. Intoleransi aktivitas
NOC : Toleransi terhadap aktivitas

Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria)

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Toleransi
terhadap aktivitas membaik

Dengan kriteria hasil : Skala menjadi 5 (Tidak terganggu)

- Saturasi oksigen ketika beraktivitas


- Frekuensi nadi ketika beraktivitas
- Frekuensi napas ketika beraktivitas
- Kecepatan berjalan
- Jarak Berjalan
NIC
Manajemen energy
- Kaji status fisiologi pasien yang menyebabkan kelelaan sesuai dengan konteks usia dan
perkembangan
- Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sember energy yang adekuat
- Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verlbal mengenai keterbatasan
yang dialami
- Bantu pasien untuk identifikasi pilihan aktivitas-aktvitas yang membangun ketahanan
- Lakukan Rom pasif/aktif untuk menghilangkan ketegangan otot
- Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
- pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis dan non
farmakologis dengan tepat

3. Gangguan Pola eliminasi urin


NOC : Tujuan yang diharapkan :
- Klien dapat mengontrol pengeluaran urine setiap 4 jam.
- Tidak ada tanda-tanda retensi dan inkontinensia urine.
- Klien berkemih dalam keadaan rileks
NIC :
- Monitor keadaan bladder setiap 2 jam
- Hindari faktor pencetus inkontinensia urine seperti cemas
- Tingkatkan aktivitas dengan kolaborasi dokter/fisioterapi
- Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan dan kateterisas

4. Kebutuhan nutrisi kurang dai kebutuhan


NOC : Status nutrisi
Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ..x24 jam diharapkan status nutrisi
pasien membaik
kriteria hasil menjadi skala 5 (Tidak menyimpang dari rentang normal) :
- Asupan gizi
- Asupan makanan
- Asupan cairan
- Energy
- Rasio berat badan/tinggi badan
NIC :
Terapi Nutrisi
- Lengkapi pengkajian nutrisi sesuai kebutuhan
- Monitor intake makanan/cairan dan hitung masukan kalori perhari, sesuai kebutuhan
- Sediakan bagi pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi protein, tinggi kalori
dan mudah dikonsumsi, sesuai kebutuhan
- Dorong pasien untuk memilih makanan setengah lunak, jika pasien mengalami kesulitan
menelan karena menurunnya jumlah saliva
- Motivasi pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi kalsium, sesuai kebutuhan
- Ajarkan pasien dan keluarga tentang diet yang dianjurkan
- Berikan cairan hiperalimentasi sesuai kebutuhan
C. PATHWAY

- Heriditer - Gangguan - Geografis


- Umur metabolic
- Iklim dan
- Infeksi saluran
- Jenis kelamin kemih temperature
- dehidrasi - Asupan air

Defisiensi kadar magnesium, sitrat prifosfor,


mukoprotein dan peptide

Resiko kristilisasi mineral


Tanda gejala : Nyeri,
sering merasa ingin
Peningkatan konsistensi kencing, kencing
larutan urine sedikit, perasaan yang
tidak nyaman pada
Penumpukan kristal abdomen, tidak nafsu
makan.
Pengendapan

Batu saluran kemih

Peningkatan distensi
Sumbatan saluran kemih
abdomen

Anoreksia
Batu merusak dinding
Spasme batu saat turun dari setempat Kencing tidak tuntas
ureter
Mual muntah
Hematuria Perubahan Pola
Nyeri eliminasi urin
HB turun Output berlebih

Anemia
Gangguan
pemenuhan nutrisi
Insufisiensi O2 kurang dari
kebutuhan tubuh

Intoleransi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai