Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Pasien mengeluh nyeri kepala
2) Pasien mengeluh mual, muntah
3) Mengeluh telinga mendenging
4) Mengeluh kadang-kadang demam
5) Mengeluh susah istirahat/tidur
b. Data obyektif
1) Pasien tampak meringis
2) Tampak pucat
3) Mual/muntah
4) Hemiparesis
5) Gangguan bicara
6) Bertingkah laku aneh
7) Gangguan pada pergerakan
Hipotonia, hiperekstensibilitas
8 ). Pemenuhan ADL dibantu oleh keluarga
9) Papile edema
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatakan tekanan intraksanial
ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan pola tidur.
b. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi
aliran darah: edema serebral ditandai oleh perubahan tingkat kesadaran,
perubahan dalam respons motorik/sensorik, perubahan tanda-tanda vital,
tampak gelisah.
c. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan mual, muntah akibat peningkatan TIK.
d. Risiko tinggi terhadap perubahan suhu tubuh berhubungan tidak
efektifnya termoregulasi sekunder terhadap tumor otak
e. Perubahan persepsi sensori berhubungan denagn perubahan resepsi
sensori, transmisi dan/atau integrasi ditandai oleh disorientasi waktu,
tempat, orang, distorsi ouditorius dan visual.
f. Perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan fisiologis :
konflik psikologis ditandai oleh perubahan memori, tingkah laku aneh,
perubahan kepribadian, disorientasi waktu, tempat orang, lingkungan.
g. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iskemia lobus
temporal sekunder terhadap kerusakan otak ditandai oleh afasia,
gangguan dalam bicara.
h. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
dan ketahanan sekunder terhadap peningkatan tekanan intrakranial
ditandai oleh hipotonia, hiperekstensibilitas, gangguan pada pergerakan.
i. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan
neuromuskuler, penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan
kontrol/koordinasi otot ditandai oleh hemiparesi, kebutuhan ADL
dibantu oleh keluarga/petugas kesehatan
j. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi
sensori
k. Ansietas berhubungan dengan krisi situasi : ancaman
kematian/perubahan dalam status kesehatan (keterlibatan otak).
3. Rencana Keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut berhubungan dengan tekanan
intrakranial ditandai oleh pasien mengeluh nyeri, gelisah, perubahan
pola tidur.
Tujuan:
Setelah diberikan askep selama 3×24 jam diharapkan nyeri pasien dapat
terkontrol dengan kriteria evaluasi
- Melaporkan nyeri berkurang/terkontrol
- Dapat beristirahat
- Menunjukkan/menggunakan prilaku untuk mengurangi
kekambuhan
Intervensi :
Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0-10),
karakteristiknya. Rasional : Nyeri merupakan pengalaman subjektif dan
harus dijelaskan oleh pasien. Identifikasi karakteristik nyeri dan faktor
yang berhubungan merupakan suatu hal yang amat penting untuk
memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan
terapi yang diberikan.
Catat kemungkinan patofisiologi yang khas. Misalnya otak/
meningeal/ infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma.
Rasional : Pemahaman terhadap keadaan penyakit yang mendasarinya
membantu dalam memilih intervensi yang sesuai.
Observasi adanya tanda-tanda nyeri non verbal, seperti: ekspresi
wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis,
perubahan frekuensi jantung/pernapasan, tekanan darah. Rasional :
Merupakan indikator/ derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami.
Sakit kepala mungkin bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi
fisiologis bisa muncul/tidak.
Kaji/hubungkan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang.
Rasional : faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan/persepsi nyeri
tersebut.
Evaluasi perilaku nyeri. Rasional : Dapat diperberat karena
persepsi pasien terhadap nyeri tidak dipercaya atau karena pasien
mempercayai orang terdekat/pemberi asuhan mengabaikan keluhan
nyeri.
Catat adanya pengaruh nyeri, misalnya: hilangnya perhatian pada
hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan. Rasional : Nyeri
dapat mempengaruhi kehidupan sampai pada suatu keadaan yang cukup
serius dan mungkin berkembang kearah depresi.
Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari
pasien, seperti mengisolasi diri. Rasional : Pasien dapat menarik diri dari
keterlibatannya dengan orang lain/kegiatan tertentu sebagai akibat dari
nyeri tersebut.
Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika
nyeri itu muncul. Rasional : Pengenalan segera meningkatkan intervensi
dini dan dapat menurunkan beratnya serangan.
Tempatkan dalam ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi.
Rasional : Mungkin sensitif terhadap cahaya (fotosensitif) yang dapat
meningkatkan serangan.
Anjurkan untuk beristirahat dalam ruangan yang tenang. Rasional :
Menurunkan stimulasi yang berlebihan yang dapat mengurangi sakit
kepala.
Berikan kompres panas lembab/kering pada kepala, leher, lengan
sesuai kebutuhan. Rasional : Meningkatkan sirkulasi pada otot yang
meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan.
Kolaborasi dalam pemberian Analgetik. Rasional : Penanganan
pertama dari sakit kepala secara umum hanya kadang-kadang
bermanfaat pada sakit kepala karena gangguan vaskuler.
Komplikasi :
Edema serebral
Tekanan intracranial meningkat.
Herniasi otak
Hidrosefalus.
Kejang.
Metastase ke tempat lain.
A. LATAR BELAKANG
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO), setiap 11 menit ada satu
penduduk dunia meninggal karena kanker / tumor otak dan setiap 3
menit ada satu penderita tumor baru. Data Depkes menyebutkan, sekitar 6%
atau 13,2 juta jiwa penduduk indonesia menderita tumor otak dan merupakan
penyebab kematian ke-5 di indonesia
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang
tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak
penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu: Herediter atau
factor genetic, Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest), radiasi, virus, dan substansi-
substansi karsinogenik. tanda-tanda umum tumor otak meliputi : Nyeri kepala berat pada pagi
hari, main bertambah bila batuk, membungkuk, kejang, tanda-tanda peningkatan tekanan intra
cranial, pandangan kabur, mual, muntah, penurunan fungsi pendengaran, perubahan tanda-tanda
vital, afasia, Perubahan kepribadian, Gangguan memori, Gangguan alam perasaa, Pengobatan
oleh karena itu kita harus sadar akan pentingnya mengetahui tanda dan gejala tumor otak,
segeralah memeriksakan diri ke dokter jika mengalami tanda dan gejala tumor otak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan tumor otak.
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui pengkajian pada penyakit tumor otak.
b. Mengetahui pengertian pada penyakit tumor otak.
c. Mengetahui Etiologi, gejala, tindakan yang tepat untuk mengatasi
tumor otak..
d. Mengetahui evaluasi yang di harapkan.
KASUS
pasien dirawat diruang tulip medical centre hospital dengan keluhan pusing yang hebat, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, pasien sudah menderita nyeri kepala ini selama kurang lebih 2 tahun. dari
pemeriksaan sementara pasein didiagnosa adanya tumor kepala. pasien mengatakan sulit tidur
karena nyeri kepala yang hebat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak maupun ganas yang
tumbuh di otak, meningen dan tengkorak.
Tumor intracranial meliputi lesi benigna dan maligna. Tumor intracranial dapat terjadi pada
beberapa struktur area otak dan pada semua kelompok umur. Tumor otak dinamakan sesuai
dengan jaringan dimana tumor itu muncul.
Tumor otak adalah terdapatnya lesi yang ditimbulkan karena ada desakan ruang baik jinak
maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak. (price, A. Sylvia, 1995: 1030)
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor
primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut
tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru,
payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002)
B. KLASIFIKASI
1. Berdasarkan jenis tumor
a. Jinak
1) Acoustic neuroma
2) Meningioma
3) Pituitary adenoma
4) Astrocytoma (grade I)
b. Malignant
1) Astrocytoma (grade 2,3,4)
2) Oligodendroglioma
3) Apendymoma
2. Berdasarkan lokasi
a. Tumor intradural
1) Ekstramedular
2) Cleurofibroma
3) Meningioma
b. Intramedular
1) Apendymoma
2) Astrocytoma
3) Oligodendroglioma
4) Hemangioblastoma
3. Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid, paru – paru, ginjal
dan lambung.
C. ETIOLOGI
Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti walaupun telah banyak
penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:
D. ANATOMI FISIOLOGI
1. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun neuron.
Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak kecil),
brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri. Masing-
masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik primer yang
bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang berperanan pada
kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus
temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus oksipitalis yang
mengandung korteks penglihatan primer, menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi
warna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang
menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.
Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan memperhalus gerakan
otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap
tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons dan
mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting untuk
jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur dan muntah.
Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras kortikosereberalis yang
menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari
batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden
dan pusat stimulus saraf pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan
hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang penting.
Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan
menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat
pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar seseorang.
Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan dari sistem susunan saraf otonom perifer
yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi. (Sylvia A. Price, 1995)
2. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen total tubuh
manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri yaitu arteri
karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium, keempat arteri ini saling
berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus Willisi.(Satyanegara, 1998)
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira setinggi
rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi
kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri anterior memberi suplai
darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen basal ganglia, kapsula interna,
korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus frontalis dan parietalis serebri,
termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk
lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama. Arteri
vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan pons dan medula
oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaris terus berjalan
sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua membentuk sepasang arteri
serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini jmemperdarahi medula oblongata,
pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteri serebri posterior dan cabang-
cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon, sebagian lobus oksipitalis dan temporalis,
aparatus koklearis dan organ-organ vestibular. (Sylvia A. Price, 1995)
Darah di dalam jaringan kapiler otak akan dialirkan melalui venula-venula (yang tidak
mempunyai nama) ke vena serta di drainase ke sinus duramatris. Dari sinus, melalui vena
emisaria akan dialirkan ke vena-vena ekstrakranial. (Satyanegara, 1998).
E. PATOFISIOLOGI
Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara sangat cepat
pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang mendesak jaringan
otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis (gangguan fokal
akibat tumor dan peningkatan tekanan intrakranial).
F. PATHWAY
Tumor otak
a. Nyeri kepala
b. Mual muntah proyektil Defisit knowledge
c. Hipertensi
d. Bradikardi
e. Kesadaran menurun
H. MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri kepala
Nyeri bersifat dalam, terus – menerus, tumpul dan kadang – kadang bersifat hebat sekali.
Biasanya paling hebat pada pagi hari dan diperberat saat beraktifitas, yang biasanya
menyebabkan peningkatan TIK yaitu batuk, membungkuk dan mengejan.
2. Nausea dan muntah
Akibat rangsangan pada medula oblongata
3. Papiledema
Stasis vena menimbulkan pembengkakan papila saraf optikus.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur investigasi awal ketika
penderita menunjukkan gejala yang progresif atau tanda-tanda penyakit otak yang difus atau
fokal, atau salah satu tanda spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit
membedakan tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2. Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu metastasis yang akan
memberikan gambaran nodul tunggal ataupun multiple pada otak.
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor. Tetapi pe`meriksaan ini
tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan massa di otak yang besar. Umumnya
diagnosis histologik ditegakkan melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat
untuk membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
4. Biopsi stereotaktik
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan
dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5. Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor serebral.
6. Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormalpada daerah yang ditempati tumor dan dapat
memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
J. KOMPLIKASI
1. Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi sehingga menambah efek
masa yang mendesak (space-occupying). Edema Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau
intrasel (sitotoksik)
2. Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa dalam rongga cranium yang
tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi obstruksi pada aliran cairan serebrospinal akibat massa.
3. Herniasi Otak
4. Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan singuli.
5. Epilepsi
6. Metastase ketempat lain
K. PENATALAKSANAAN
Faktor -faktor Prognostik sebagai Pertimbangan Penatalaksanaan
1. Usia
2. General Health
3. Ukuran Tumor
4. Lokasi Tumor
5. Jenis Tumor
Untuk tumor otak ada tiga metode utama yang digunakan dalam penatalaksaannya, yaitu:
1.Surgery
Terapi Pre-Surgery :
Steroid : Menghilangkan swelling, contoh dexamethasone
Anticonvulsant Untuk mencegah dan mengontrol kejang, seperti carbamazepine
Shunt : Digunakan untuk mengalirkan cairan cerebrospinal Pembedahan merupakan pilihan
utama untuk mengangkat tumor. Pembedahan pada tumor otak bertujuan utama untuk melakukan
dekompresi dengan cara mereduksi efek massa sebagai upaya menyelamatkan nyawa serta
memperoleh efek paliasi. Dengan pengambilan massa tumor sebanyak mungkin diharapkan pula
jaringan hipoksik akan terikutserta sehingga akan diperoleh efek radiasi yang optimal.
Diperolehnya banyak jaringan tumor akan memudahkan evaluasi histopatologik, sehingga
diagnosis patologi anatomi diharapkan akan menjadi lebih sempurna. Namun pada tindakan
pengangkatan tumor jarang sekali menghilangkan gejala-gelaja yang ada pada penderita.
2. Radiotherapi
Radioterapi merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses keganasan.
Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan
memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi. Sebagian besar tumor otak bersifat radioresponsif (moderately sensitive), sehingga
pada tumor dengan ukuran terbatas pemberian dosis tinggi radiasi diharapkan dapat
mengeradikasi semua sel tumor. Namun demikian pemberian dosis ini dibatasi oleh toleransi
jaringan sehat disekitarnya. Semakin dikit jaringan sehat yang terkena maka makin tinggi dosis
yang diberikan. Guna menyiasati hal ini maka diperlukan metode serta teknik pemberian radiasi
dengan tingkat presisi yang tinggi.
Glioma dapat diterapi dengan radioterapi yang diarahkan pada tumor sementara metastasis
diterapi dengan radiasi seluruh otak. Radioterapi jyga digunakan dalam tata laksana beberapa
tumor jinak, misalnya adenoma hipofisis.
3. Chemotherapy
Pada kemoterapi dapat menggunakan powerfull drugs, bisa menggunakan satu atau
dikombinasikan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk membunuh sel tumor pada klien.
Diberikan secara oral, IV, atau bisa juga secara shunt. Tindakan ini diberikan dalam siklus, satu
siklus terdiri dari treatment intensif dalam waktu yang singkat, diikuti waktu istirahat dan
pemulihan. Saat siklus dua sampai empat telah lengkap dilakukan, pasien dianjurkan untuk
istirahat dan dilihat apakah tumor berespon terhadap terapi yang dilakukan ataukah tidak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tumor otak adalah suatu lesi ekspansif yang bersifat jinak (benigna) ataupun ganas
(maligna) membentuk massa dalam ruang tengkorak kepala (intra cranial) atau di sumsum tulang
belakang (medulla spinalis). Neoplasma pada jaringan otak dan selaputnya dapat berupa tumor
primer maupun metastase. Apabila sel-sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut
tumor otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain (metastase) seperti kanker paru,
payudara, prostate, ginjal, dan lain-lain disebut tumor otak sekunder. (Mayer. SA,2002). Cara
mencegahnya adalah dengan cara hidup sehat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang
memiliki kandungan proxeronin. Proxeronin adalah zat yang sangat baik untuk mengontrol
pembelahan sek dengan sempurna. Diharapkan dengan gaya hidup sehat seperti ini bisa
mencegah tumor otak lebih awal.
B. SARAN
Penulis juga menyadari bahwa banyak kesalahan yangterdapat dalam penyelesaian
makalah ini, kami berharap saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah
ini menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
KATA-KATA SULIT
1. Metastasis adalah menyebaran sel kanker dari tumor primer ke organ-organ vital atau tempat
yang jauh pada tubuh pasien. Proses tersebut merupakan hasil rangkaian perubahan genetic,
kejadian-kejadian epigenetic dan reaksi tubuh terhadap tumor 1).Metastasis merupakan ciri
utama pada tumor ganas atau yang kita kenal dengan kanker. Metastasis suatu kanker
memerlukan aktifasi gen-gen efektor metastasis tambahan atau inaktifasi gen-gen supresor
metastasis yang merupakan jalur kaskade yang berbeda dan lebih komplek daripada kaskade
tumorigenesi.
2. Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran yang menggunakan sistem
robot untuk membantu prosedur pembedahan. Walaupun bersifat robotik yang dilengkapi
komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam pembedahan, jadi dokter
ahli masih berperan dalam tindakan operasinya.
3. Glioma adalah jenis tumor yang dimulai di otak atau tulang belakang. Gejala glioma tergantung
pada bagian mana dari sistem saraf pusat terpengaruh. Sebuah glioma otak bisa menyebabkan
sakit kepala, mual dan muntah, kejang, dan gangguan saraf kranial sebagai akibat tekanan
intrakranial meningkat.
4. Chordoma adalah sebuah tumor yang sangat jarang terjadi dan menyerang orang dewasa yang
berumur diatas 30 tahun pada kolom tulang belakang (spinal column) ujung bawah atau ujung
atas.
5. inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru
dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar
tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.
6. Meninges adalah sistmembran yang melapisi sistem saraf pusat. Meningen tersusun atas unsur
kolagen dan fibril yang elastis serta cairan serebrospinal Meninges terbagi menjadi tiga lapisan,
yaitudurameter, arachnoid dan piameter.Fungsi utama meninges dan kelenjar serebrospinal
adalah untuk melindungi sistem saraf pusat.
7. Sturge-Weber syndrome (SWS), disebut juga dengan encephalotrigeminal angiomatosis, adalah
suatu kelainan neurokutaneus dengan angioma yang melibatkan leptomeninges (leptomeningeal
angiomas [LA]) dan kulit pada wajah, terutama pada daerah distribusi persarafan ophthalmikus
(V1) dan maksilaris (V2) dari nervus trigeminus. angioma kutaneous disebut dengan port-wine
stain (PWS). Di otak, LA yang ditunjukkan dengan neuroimaging struktural dapat terjadi
unilateral atau bilateral; angioma unilateral lebih sering terjadi. Neuroimaging fungsional dapat
menunjukkan suatu keterlibatan area yang lebih luas daripada neuroimaging struktural. Ini
disebut dengan suatu ketidaksamaan struktural versus fungsional
8. substansi karsinogenik adalah substansi yang menyebabkan kanker atau meningkatkan resiko
kanker.
9. Neurofibroma adalah benjolan seperti daging yang lembut, yang berasal dari jaringan saraf.
Neurofibroma merupakan pertumbuhan dari sel Schwann (penghasil selubung saraf atau mielin)
dan sel lainnya yang mengelilingi dan menyokong saraf-saraf tepi (saraf perifer, saraf yang
berada diluar otak dan medula spinalis). Pertumbuhan ini biasanya mulai muncul setelah masa
pubertas dan bisa dirasakan dibawah kulit sebagai benjolan kecil.
10. Meningioma adalah tumor pada meningen yang merupakan selaput pelindung
yang melindungi otak dan medulla spinalis.Timbul pada tempat manapun di bagian
otak maupun medulla spinalis, umumnya terjadi di hemisphere otak di semua
lobusnya. Meningioma berasal dari leptomening yang biasanya berkembang jinak.
11. methylcholanthrene adalah polutan lingkungan yang mendatangkan berbagai beracun,
teratogenic, dan karsinogenik yang diterima oleh hewan. Selain itu, bahan ini adalah inducers
ampuh biotransformation terhadap reaksi-reaksi yang dikatalisis oleh sitokrom P-450 yang
tergantung monooxygenases, keluarga super isozymic hemoproteins terdiri dari lebih dari 12
kelompok gen. Isozymes ini menampilkan kekhususan memetabolisme substrat endogen baik
substrat dan xenobiotics untuk elektrofilik derivatif, beberapa di antaranya dapat berinteraksi
dengan DNA, sehingga berpotensi mengaktifkan protooncogenes atau menonaktifkan gen
pemicu tumor.
12. Craniopharyngioma adalah tumor otak yang terletak di area hipotalamus di atas sella
tursica. atau bagianinfundibulum. Craniopharyngioma adalah, tumor kistik yang
berkalsifikasi,ekstra-aksial, epitel-skuamosa, dan tumbuh dengan lambat yang timbul dari sisa-
s i s a d u k t u s c r a n i o p h a r yn g e a l d a n / a t a u c e l a h R a t h k e d a n m e n e m p a t i
b a g i a n (supra) Sellar.
13. Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak tetapi tidak ganas
14. tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan
jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya
melalui aliran darah
15. radioresposis merupakan salah satu modalitas penting dalam penatalaksanaan proses keganasan.
Berbagai penelitian klinis telah membuktikan bahwa modalitas terapi pembedahan akan
memberikan hasil yang lebih optimal jika diberikan kombinasi terapi dengan kemoterapi dan
radioterapi.
16. lesi ekspansif adalah desakan ruang baik jinak maupun ganas yang tumbuh di otak, meningen
dan tengkorak.
17. Nitrosoethylurea yang bersifat karsinogenik di keempat spesies hewan yang diuji,Organ target
utama adalah ginjal, sistem saraf dan limfosit-retikular sistem.. Tumor telah diinduksi mengikuti
rute yang berbeda administrasi, termasuk dosis tunggal oral. Paparan pralahir untuk substansi
tersebut telah terbukti sangat efektif dalam memproduksi tumor sistem saraf.