A. Gejala Klinis
Inkubasi 2-3 hari
Diare cair, rice-water stool (ciri khasnya yaitu fesesnya seperti
air cucian beras berwarna putih): Diare tidak berbau, banyak
mukus Mual, Muntah
Sumber : air minum terkontaminasi; makanan laut
mentah/kurang matang
Mortalitas 25-50% apabila tidak diobati;1% apabila diobati
Inokulum >108, pada orang dengan asam lambung rendah
103-105 organisme (sudah dapat terinfeksi)
B. Etiologi
Vibrio cholera
Gram negatif, bentuk seperti koma (Comma shaped), polar
flagel (cuman di satu sisi)
Tidak tahan asam lambung pH 6, 5-9 ( jadi orang yang
memiliki asam lambung yang rendah kemungkinan terinfeksi lebih
tinggi)
200 serogrup; Serogrup O1 & O139 penyebab kolera &
penghasil toksin kolera
Medium pertumbuhan perlu NaCl
C. Patogenesis Vibrio cholera
Seperti pada gambar pada vibrio cholera yang berperan adalah toksinnya.
Toksin bakteri ini biasanya dia ada sub unit A dan sub unit B. sub unit B ini berperan
untuk menempelkan toksin ke epitel. Disaat masuk sub unit A akan terlepas. Sub unit
A ini akan bereaksi di dalam sel. Dia akan mengaktifasi dari AC dan menghasilkan
ATP. ATP ini akan membentuk cAMP. cAMP akan menstimulasi keluarnya semua
electrolit di dalam sel hingga keluar sel. Sedangkan untuk H20 sendiri dia akan
mengikuti kemana si NA berada, NA keluar H20 juga ikut. Jadi salah satu bahayanya
kolera itu yaitu DEHIDRASI lebih tinggi. Ada beberapa penyebab terjadinya kolera
yaitu dehidrasi,Asidosis metabolic,Hipokalemia,dan shock hipovolemi.
D. Pemeriksaan Lab, Pencegahan, dan Vaksin
a. Mikroskop
Spesimen : Feses
Pewarnaan gram
b. Immunoassay
Deteksi toksin kolera
Sensitifitas 97%
c. Kultur
Medium transport : Carry blair suhu dingin (kulkas)
Medium agar darah, Mac Conkey Medium selektif : Tiosulfat
Citrate bile salts sucrose (TCBS) agar
d. Pencegahan
Kebersihan minuman dan makanan
Kematangan makanan (seafood)
e. Vaksin
Vaksin oral
Dilemahkan tidak diproduksi lagi
Inaktif : Ducoral®, Shanchol®
Vaksin injeksi tidak direkomendasikan oleh WHO
GASTROENTERITIS – Antimicrobial Associated diarrhea (AAD)
A. Etiologi
a. Clostridium difficile
Non invasive, bakteri ini juga memilki dua jenis toksin yaitu
Toksin A (Enterotoksin) dan Toksin B (cytotoksin). Toksin A
berfungsi untuk merusak cell to cell junction. Ketika sel usus
dirusak terjadi peningkatan mobilitas di dinding sel cairan
didalam akibatnya keluar dan Toksin B yg berfungsi merusak
sel dan membentuk pseudomembran (yang warnany putih”
pada gambar)
Predileksi : colon
Pada pasien yang menggunakan antibiotik yang berlebihan
Gram positif, membentuk endospora, basil
Flora normal colon : 5% dewasa; 70% newborn
B. Gejala Klinis
Diare cair, ( akibat jumlah bakteri yang sangat banyak)
Pseudomembr an colitis
C. Pemeriksaan Lab
Spesimen : Feses
Deteksi bakteri bukan standar diagnosis
Deteksi toksin untuk diagnosis PCR