Pemicu 4
Modul kulit dan Penunjang
Orient Darirohman I1011151017
Gilang Pramanayudha I1011131006
Dias Arivia Aswada I1011131082
Nurcahyati Yusmia Putri I1011161008
Irfan Faturrahman I1011161019
Ra’ida Afiffa Aurelia S.H.P I1011161035
DwiAyuWulandari I1011161042
Monica MeilanyGultom I1011161053
HaryaniTyaArini I1011161054
Poetry Lilian Nethania I1011161058
Solideo Gloria Tering I1011161068
Pemicu
Bapak Adi 65 tahun datang berobat dengan keluhan timbul koreng di pipi. Keluhan dirasakan
sejak 6 bulan yang lalu. Mula-mula seperti tahi lalat makin membesar, kadang gatal, tanpa sengaja
digaruk sehingga timbul luka kadang berdarah. Luka tersebut berwarna kehitaman, berkerak, kadang
berdarah, makin lama bertambah besar.
Selain itu di wajah juga terdapat bintil-bintil kehitaman menebal, di leher dijumpai bintil
kecoklatan bertangkai, tidak gatal, tidak nyeri, makin bertambah banyak.
Penderita bekerja sebagai petani. Keluarga ada yang mempunyai keluhan yang sama.
Klarifikasi dan Definisi
Koreng : Luka yang bernanah dan membusuk
atau borok.
Kata Kunci
Laki-laki 65 tahun
Petani
Koreng di pipi sejak 6 bulan yang lalu
Tahi lalat makin membesar, kadang gatal dan
luka
Luka kehitaman, berkerak, kadang berdarah,
bertambah besar
Diobati tidak ada perubahan
Bintil-bintil kehitaman menebal di wajah
Bintil kecoklatan bertangkai di leher
Tidak gatal, tidak nyeri, bertambah banyak
Rumusan Masalah
Apa yang terjadi pada Bapak Adi 65 tahun,
dengan keluhan timbul koreng di pipi sejak
6 bulan yang lalu bermula seperti tahi lalat
yang makin membesar, terkadang gatal
serta terdapat bintil kehitaman menebal di
wajah dan bintil kecoklatan bertangkai di
leher?
Analisis Masalah
Hipotesis
Bapak Adi 65 tahun seorang petani
mengalami tumor ganas pada pipi dan
tumor jinak pada leher dan wajah.
PEMBAHASAN
Tumor kulit
Tumor berasal dari bahasa latin tumere
yang berarti membengkak. Tumor dapat
diartikan pula sebagai pembengkakan, suatu
tanda kardinal peradangan; pembesaran yang
morbid atau pertumbuhan baru suatu
jaringan dengan multiplikasi sel- sel yang
tidak terkontrol dan progresif; disebut juga
neoplasma.
Tumor jinak
Tumor preganas
Tumor ganas
Melanoma maligna
Melanoma maligna (MM) merupakan
keganasan kulit yang berasal dari sel-sel
melanosit; sel-sel tersebut masih mampu
membentuk melanin, sehingga pada
umumnya MM berwarna coklat atau
kehitaman.
Patofisiologi Melanoma maligna
Hal yang pertama terjadi yaitu sebuah
proliferasi dari melanosit menjadi benign
nevus. Secara klinis, nevi ini berbentuk datar
dan sedikit menonjol dengan warna yang
seragam atau gambaran teratur dari pigmen
dot-like pada sebuah latar yang cokelat atau
hitam kecokelatan.
Secara histologi, lesi ini memiliki
peningkatan jumlah dari kumpulan melanosit
yang bersarang sepanjang lapisan basalis.
Secara klinis lesi ini mungkin asimetris,
batasan tidak rata, mengandung lebih dari
satu warna, atau memiliki diameter yang
lebih besar.
Metastasis
Epidemiologi
Melanoma maligna -> 4 % dari semua kanker
kulit
Pigmen melanin fokal pada mukosa epitel melanoma maligna (kiri). Pigmen melanin hampir sepenuhnya mengaburkan fitur sitologi sel
spindel melanoma maligna (kanan).[23]
Manifestasi klinis
A untuk asymmetry, bentuk tumor tidak
simetris;
B untuk border irregularity, yaitu garis batas
tidak teratur;
C untuk color variation, yaitu dari tidak
berwarna sampai hitam pekat dalam
satu lesi;
D untuk diameter, yaitu tumor biasanya
berdiameter lebih dari 6 mm;
E untuk evolution, yaitu perubahan lesi yang
dapat diperhatikan sendiri oleh penderita
atau keluarga.
Sub tipe melanoma maligna
- Superficial Spreading Melanoma (SSM)
Paling sering ->70% kasus cutaneous
melanoma maligna
orang kulit putih.
usia di atas 40 tahun,
lebih sering pada wanita
perkembangan lambat
Lesi SSM biasanya dimulai dari bentuk papul
dan selanjutnya bentuk nodus dan ulkus.
Warna lesi SSM bervariasi.
- Nodular Melanoma (NM)
Kedua terbanyak 15-30%)
Kulit putih.
Lesi ini lebih agresif dibanding SSM.
Lesi NM dapat berupa nodul, polipoid,
atau pedunculated.
Lesi berwarna bervariasi
- Lentigo Maligna Melanoma (LMM)
jarang hanya sekitar 10-15% dari
semua kasus MM.
Ciri khas muncul pada daerah pajanan
kronis terhadap matahari terutama wajah
Biasanya pada usia 70-80 tahun.
Pertumbuhan lambat sebelum bersifat
invasif
.
- Acral Lentiginous Melanoma (ALM)
Jarang sekitar 2-8%
sering ditemukan pada orang kulit hitam 60-
72
Predileksi usia >65 tahun, lebih sering pada
laki-laki.
Awalnya ALM berupa lesi pigmentasi dengan
tepi tidak beraturan dan tidak tegas, kemudian
akan mengalami vertical growth phase yang
ditandai dengan nodus yang berkembang
menjadi ulkus..
Faktor resiko Melanoma maligna
Pajanan sinar ultraviolet (UV) yg dapat merusak DNA
Melacynotic nevi yang jumlahnya banyak dan
bentuknya irreguler atau ukurannya besar,
kemungkinan menjadi MM lebih besar.
Kulit putih, freckles, rambut berwarna kuning atau
merah.
Riwayat keluarga menderita MM.
Pernah menderita MM sebelumnya.
Imunosupresi
Jenis kelamin
Usia
Genetik (mutasi gen CDKN2a).
Skin tag
Tumor jinak kulit yang berasal dari
jaringan fibrovaskuler epidermis dan
dermis, sering menggantung, terutama
pada area lipatan kulit.
Etiologi dan Patogenesis
Berhubungan dengan beberapa kondisi,
termasuk acromegali, chron disease, aging,
transplantasi organ, polip kolon, kehamilan,
infeksi HPV, peningkatan jumlah sel mast,
dan juga peningkatan reseptor androgen
dan estrogen serta kadar leptin.
Adanya korelasi positif antara insulin dan
jumlah dari skin tag dimana insulin merupakan
hormon yang dapat meningkatkan
pertumbuhan jaringan
Ketika terjadi resistensi insulin terjadi
peningkatan pembentukan IGF-1 dan
penurunan insulin-like growth factor-binding
Protein-3 ( IGFBP-3
Hiperinsulinemia dan peningkatan IGF-1
menginduksi epitel dan pertumbuhan fibroblas
hiperplasia proliferasi skin tag.[
Histopatologi
Ditemukan epidermis tipis, lapisan sel
basal rata
hiperpigmentasi
Serat kolagen yang longgar
Dilatasi pembuluh kapiler dan limfatik.
Manifestasi klinis
Pedunkulasi (bertangkai)
Berwarna seperti warna kulit ataupun
hiperpigmentasi
Terjadi pada daerah pergesekan.
Asimptomatis
Tidak menimbulkan rasa nyeri jika tidak
disertai adanya peradangan dan iritasi.
Kadang-kadang didapati adanya riwayat
keluarga pada pasien skin tag.
Skin tag dapat terjadi dengan lesi tunggal
atau banyak dan terutama terjadi pada
daerah intertriginosa (axilla, colli,
palpebra) juga sering ditemukan pada
regio vertebralis, abdomen, lumbalis dan
femoralis
Faktor resiko
Diabetes
Korelasi yang positif antara jumlah lesi skin tag
dengan rerata kadar insulin plasma.
Obesitas
Adanya penumpukan lemak dalam tubuh
terutama pada daerah subkutan dibandingkan
pada daerah viseral.
Acromegali
Kehamilan
Adanya ketidakseimbangan hormonal dan
tingginya epidermal growth factor selama kehamilan
yang dapat merangsang pertumbuhan tumor.
Keratosis Seboroik
Keratosis seboroik adalah tumor
hiperplastik benigna yang terdiri dari
keratinosit epidermis dengan pigmentasi
meningkat
Etiologi dan Patogenesis
Etiologi keratosis seboroik tidak diketahui
pasti, diduga terdapat kecenderungan
familial, paparan sinar matahari, dan infeksi.
Individu dengan sejumlah besar lesi
keratosis seboroik biasanya mempunyai
riwayat keluarga dengan lesi yang sama.
Epidermal growth factors beserta
reseptornya diduga berperan dalam
terbentuknya Keratosis Seboroik.
Sering terjadi
multipel
Muncul seiring bertambahnya usia
Dapat terjadi pada pria dan wanita
Histopatologi
Gambaran histopatologi dari keratosis
sebaroika adalah epidermis
hyperkeratosis, akantosis, dan
papilomatosis.
Pada dermis ditemukan sebukan sel
radang kronik.
Mikrograf yang menunjukkan: a) hiperkeratosis papilamatosis acanthosis dengan
poliferasi basaloid berpigmen dan kista pseudohorn (H&E, 100x), b) kista
pseudohorn (H&E, 400x), c) poliferasi basaloid dengan pigmentasi (H&E, 400x), d)
keratosis seboroik berpigmen dengan dermis yang menunjukkan pembuluh darah
membesar dan tersumbat dan infiltrate sel inflmatori (H&E, 100x)
Manifestasi klinis
Keratosis seboroik dapat terjadi pada semua permukaan kulit
dengan predileksi paling sering di wajah, leher, punggung,
dan lengan.
biasanya dimulai dengan lesi datar, berwarna coklat muda
sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan licin seperti
lilin atau hiperkeratotik.
Diameter lesi bervariasi biasanya antara beberapa milimeter
sampai 3 cm.