Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut

ilmu ditingkat perguruan tinggi. Mahasiwa merupakan bagian masyarakat yang

dianggap mempunyai keterbukaan dan keberanian berpendapat, mempunyai

wawasan yang luas dalam menganalisis masalah serta mempunyai tingkat

pendidikan yang baik (KEMENPPA, 2015). Umumnya mahasiswa berada pada

tahapan remaja akhir sampai masa dewasa awal, yaitu berusia 18–25 tahun.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan

dalam berpikir dan perencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak

dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri

setiap mahasiswa. Mahasiswa adalah manusia yang tercipta untuk selalu

berpikir dan bertindak (Siswoyo, 2007). Salah satunya adalah mahasiswa

keperawatan.

Mahasiswa keperawatan merupakan calon perawat profesional yang akan

melaksanakan asuhan keperawatan di pelayanan kesehatan. Setelah lulus,

mahasiwa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas akan menjadi perawat

yang professional dalam pelayanan di dunia kesehatan dan terpapar langsung


dengan masyarakat, sebab perawat termasuk pihak yang memiliki peran utama

dalam merawat dan memberikan pelayanan kesehatan (Fournier et al, 2007).

Keperawatan dan tenaga pendidikan medis lainnya mempersiapkan mahasiswa

untuk memberikan asuhan dan merawat semua orang dengan cara tidak ada

berprasangka buruk dan tidak membeda-bedakan (McKelvey et al 1999 dalam

Rose Chapman et al 2011).  Namun kurangnya pengetahuan dan sikap negatif

telah diidentifikasi sebagai hambatan dalam meningkatkan kesehatan. Salah

satunya kurang pengetahuan dan sikap pada Lesbi, Gay, Biseksual dan

Transgender (LGBT).

Kurangnya pengetahuan dan sikap negatif pada LGBT mencerminkan hal

yang buruk. Logie et al (2007) mengatakan bahwa biasanya mahasiswa sering

menunjukan sikap negatif seperti yang di eksplorasi Eliason et al (1992) pada

mahasiswa keperawatan dalam lesbian, mahasiswa menyatakan seorang lesbian

akan mencoba untuk “memukul saya”, “mendorong kepercayaan mereka pada

saya” atau percaya lesbian adalah sesuatu yang “tidak wajar”, dan memandang

LGBT dalam sudut pandang yang berbeda serta memiliki kurangnya

pengetahuan tentang LGBT, hal sesuai dengan penelitian keperawatan dan

kurikulum medis. Kurangnya pengetahuan dan sikap negatif terhadap pelaku

LGBT berhubungan erat dengan jenis kelamin, budaya, keyakinan agama,

tingkat pendidikan dan politik pada mahasiswa.

Pada Penelitian Strong (2013) dalam pengetahuan dan sikap mahasiswa

keperawatan terhadap LGBT mengatakan bahwa mahasiswa memiliki tingkat


pengetahuan yang rendah serta sikap negatif terhadap LGBT. Dalam penelitian

Randall (1989) disurvei Midwestern menemukan bahwa 52% percaya bahwa

LGBT “tidak wajar”, 34% berpikir LGBT “menjijikan” dan 23% menganggap

LGBT “tidak bermoral” dari sikap mahasiswa keperawatan. Röndahl, Innala

dan Carlsson (2004, dalam Strong 2013) menemukan bahwa dari 36% staf

perawat dan 9% dari mahasiswa keperawatan akan menarik diri dari merawat

LGBT, lalu Rondalh (2009) mengadaptasi Knowledge About Homosexuality

Scale dan menemukan bahwa dua pertiga dari mahasiswa gagal mencapai nilai

kelulusan   70%   pada   pengetahuan   LGBT  dan Chapman et al (2011) juga

mengatakan bahwa dalam pengetahuan dan sikap terhadap LGBT mahasiswa

keperawatan masih tergolong rendah. Hanya 13% dari mahasiswa keperawatan

yang benar dalam menjawab Knowledge About Homosexuality Scale. Sikap

lebih memilih untuk menghindari kelompok tertentu mencerminkan sikap

negatif yang dapat mengurangi kualitas perawatan pasien. Kurangnya sikap

tersebut karena kurangnya pengetahuan pada LGBT.

Pelayanan   kesehatan   professional   yang   kurang   pengetahuan,   kesadaran

dan kepekaan terhadap orang LGBT dapat berdampak negatif dalam pemberian

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang tidak memiliki pengetahuan,

kesadaran,   dan   kepekaan   terhadap   LGBT   dapat   berdampak   negatif   terhadap

bagaimana mereka memberikan perawatan. Penyedia layanan kesehatan yang
juga   menunjukkan   sikap   yang   buruk,   kebodohan,   atau   yang   kuat   keyakinan

agama   juga   dapat   berpengaruh   negatif   terhadap   pengobatan   individu   LGBT

(Samantha J. Boch, 2011).

Perawat   menghabiskan   lebih   banyak   waktu   berinteraksi   dengan   pasien

daripada profesional kesehatan lainnya. Karena tanggung jawab mereka yang

unik untuk perawatan pasien, sangat penting untuk memastikan bahwa perawat

memberikanyang kompeten perawatan untuk semua pasien. Menurut American

Nurses Association (2004) diharapkan bahwa semua perawat akan memberikan

perawatan yang kompeten untuk semua pasien, termasuk orang­orang LGBT.

(Samantha. J Boch, 2011)

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada (Asmadi,

2008). Dalam asuhan keperawatan seorang perawat mempunyai peran,

(Hidayat, 2007) menyatakan bahwa terdapat tujuh peran perawat yaitu: peran

sebagai pemberi asuhan keperawatan, peran sebagai advokat, peran edukator,

peran koordinator, peran kolaborator, peran konsultan, dan peran pembaharu.

Berdasarkan beberapa peran tersebut, terdapat salah satu peran yang berguna

untuk pasien dan keluarganya yaitu peran edukator. Peran edukator menurut

Kusnanto (2004) dalam Endang Pertiwiwati & Ichsan Rizany, (2016) adalah
peran perawat dalam membantu pasien meningkatkan kesehatannya melalui

pemberian pengetahuan tentang perawatan dan tindakan medis yang

diterima.

Untuk mengurangi resiko kurangnya pengetahuan dan sikap, tenaga

kesehatan harus meningkatkan pengetahuan, sikap, kesadaran dan kualitas

perawatan kesehatan pasien LGBT. Sangat penting untuk mendapatkan

wawasan tentang sikap tenaga kesehatan professional terhadap perilaku seksual

yang berbeda. Bhurga mengatakan bahwa sikap tenaga kesehatan tidak hanya

mengandalkan pelatihan (pengetahuan) dan spesialisasi, tetapi juga pada

seksual orientasi mereka (LGBT) (Bhugra dalam Bonjana et al, 2011). Untuk

itu edukasi dapat dimulai dari mahasiswa keperawatan sebagai calon perawat

yang professional.

Pengetahuan dan sikap bisa diperoleh dari pendidikan atau edukasi.

Dalam penelitian Kelley et al (2008) menyatakan edukasi pengetahuan dan

sikap terhadap LGBT mendapatkan hasil yang baik, dan dalam penelitiannya

menunjukan peningkatan yang signifikan pada program yang mereka lakukan

telah membuat dampak positif pada pengetahuan dan sikap terhadap LGBT.

Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) merupakan individu

yang mengalami hambatan kesehatan yang menyebabkan kesenjangan

kesehatan. Para ilmuwan berpendapat bahwa ada 10% populasi LGBT yang ada

diseluruh dunia, yaitu 750 juta dari 7,5 milyar penduduk yang ada di dunia.

Amerika Serikat merupakan negara pertama dengan jumlah komunitas LGBT


terbanyak didunia, dan juga negara pertama yang melegalkan pernikahan

sejenis tahun 2015 (ConQ, 2015). Menurut survey Centre Intelligency of

Agency (CIA), Indonesia merupakan negara kelima dengan jumlah

populasi LGBT terbanyak didunia, setelah China, India, Eropa, dan Amerika

Serikat. Sebanyak 3% penduduk Indonesia dari 250 juta penduduk

Indonesia, atau sekitar 7,5 juta penduduknya adalah LGBT. Secara statistik

sulit untuk menentukan berapa jumlah dari kelompok LGBT di Indonesia,

karena belum banyak dari mereka yang mau membuka diri kekhalayak ramai

(USAID ,2013).

Jumlah organisasi LGBT yang ada di Indonesia relatif besar, terdiri dari:

dua jaringan nasional dan 119 organisasi yang didirikan di 28 provinsi dari

keseluruhan 34 provinsi di Indonesia, beragam dari segi komposisi, ukuran dan

usia. Organisasi-organisasi ini berperan aktif di bidang kesehatan, publikasi dan

penyelenggaraan kegiatan sosial dan pendidikan (USAID & UNDP, 2014).

Kota Padang merupakan salah satu kota di Sumatera Barat, Data dari PKVHI

Kota Padang Jumlah LGBT di Padang dari hasil pemetaan LSM pada tahun

2015 di dapatkan jumlah Transgender 133 orang dan Gay 861 orang, namun

secara spesifik data mengenai LGBT tidak dapat diketahui secara pastinya

karena belum banyak dari mereka yang mau membuka diri kekhalayak ramai.

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas adalah institusi

pendidikan tenaga kesehatan terutama bergerak dibidang kesehatan promotif

dan preventif (Leavel & Clark dalam Maulana, 2009). Oleh karena itu,
mahasiswa fakultas keperawatan perlu memiliki pengetahuan dan sikap yang

baik dalam melakukan perawatan pada pasien heteroseksual maupun pasien non

heteroseksual serta diharapkan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas

Andalas dapat berperan sebagai edukator dan menjadi faktor pengubah perilaku

LGBT kearah yang lebih baik.

Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Program A terdiri

angkatan pertama sampai angkatan keempat dengan total 315 orang, dimana

angkatan Program A 2013 terdiri dari 137, program A 2014 terdiri dari 57

orang, Program A 2015 terdiri dari 62 orang dan Program A 2017 terdiri dari 59

Orang.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 12 April 2017 yang

dilakukan didapatkan bahwa pada 10 mahasiswa keperawatan didapatkan 6

orang mahasiswa keperawatan memiliki pengetahuan dan sikap yang rendah

terhadap LGBT dan 4 memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap

LGBT. Alasan peneliti mengambil mahasiswa keperawatan karena mahasiswa

keperawatan sebagai calon perawat perlu memahami bagaiamana pada zaman

sekarang LGBT sudah menjadi trend dan issue pada era globalisasi sekarang

ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Edukasi tentang Lesbian,

Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) Terhadap Pengetahuan dan Sikap


pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas program A tahun

2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas maka

yang menjadi masalah penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Edukasi

tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas

program A tahun 2017?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh

edukasi tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT)

terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa Fakultas Keperawatan

Universitas Andalas program A tahun 2017.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan program

A sebelum edukasi tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender

(LGBT) pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.


b. Mengetahui pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan program

A setelah edukasi tentang Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender

(LGBT) pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.


c. Mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan

sebelum dan setelah dibertikan edukasi tentang Lesbian, Gay,

Biseksual, dan Transgender (LGBT) pada Mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Andalas.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan atau

penunjang bagi penelitian khususnya permasalahan tentang pengetahuan dan

sikap mengenai Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) pada

mahasiswa fakultas keperawatan universitas andalas program A.

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat sebagai

masukan dan pertimbangan dalam pengembangan

kebijakan, penelitian keperawatan dan pelayanan

keperawatan dalam pengaruh edukasi tentang lesbian, gay, biseksual,

dan transgender (LGBT) terhadap pengetahuan dan sikap pada mahasiswa

fakultas keperawatan universitas andalas program A.

2. Bagi Peneliti
Dengan hasil penelitian ini, diharapkan dapat

menambah wawasan peneliti sekaligus dapat memberi

kontribusi dalam ilmu pendidikan khususnya bidang

keperawatan mengenai pengaruh edukasi tentang lesbian, gay,

biseksual, dan transgender (LGBT) terhadap pengetahuan dan sikap pada

mahasiswa fakultas keperawatan universitas andalas program A.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan

dapat menjadi bahan pertimbangan dan data awal untuk

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh edukasi

tentang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) terhadap

pengetahuan dan sikap pada mahasiswa fakultas keperawatan universitas

andalas program A.

Anda mungkin juga menyukai