Clo Test PDF
Clo Test PDF
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
b. Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lauk hewani,
jumlah atau porsi makanan antara lain : daging 50 gram, telur 50
gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram (dua potong), tahu 100 gram
(dua potong).
c. Sayur
Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan, jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan
sayuran antara lain: Sayur 100 gram.
d. Buah
Buah merupakan suatu hidangan yang disajikan setelah makanan
utama yang fungsinya sebagai pencuci mulut, jumlah atau porsi buah
ukuran buah 100 gram, ukuran potongan 75 gram.
e. Makanan Selingan
Makanan selingan atau kecil biasanya dihidangkan antara waktu
makan pagi, makan siang mapun sore hari. Porsi atau jumlah untuk
makanan selingan tidak terbatas jumlahnya ( bisa sedikit atau
banyak).
f. Minuman
Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme tubuh,
tiap jenis minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah atau
ukurannya untuk air putih dalam sehari lima kali atau lebih per gelas
(2 liter perhari), sedangkan susu 1 gelas (200gram). Jumlah (porsi)
16
a. Gastritis kronik
Penyebab penyakit ini yaitu :
1) Terinfeksi helikobakter pylori.
Penemuan bakteri ini di lakukan oleh dua dokter dari
Australia yaitu Barry Marshall dan Robin Warre yang
menemukan adanya bakteri yang biasa hidup di dalam
lambung manusia. Penemuan ini mengubah pandangan para
ahli mengenai penyebab penyakit lambung termasuk cara
pengobatannya. Telah terbukti saat ini bahwa infeksi yang di
sebabkan oleh Helikobakter Pylori pada lambung biasa
menyebabkan peradangan mukosa lambung yang disebut
dengan gastritis, proses ini biasa berlanjut hingga terjadi ulkus
atau tukak bahkan kanker lambung.
Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri
H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau
akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi
oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa
kanak-kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak
dilakukan perawatan. Infeksi H. Pylori ini sekarang diketahui
sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab
tersering terjadi gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang
lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian
mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding
lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis,
sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung secara perlahan rusak.
Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung
yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan
oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara
22
sekresi hormon gastrin pada lambung dan pepsin. Hormon gastrin yang
dikeluarkan oleh lambung mempunyai efek sekresi getah lambung yang
sangat asam dari bagian fundus lambung. Sekresi asam yang meningkat
dapat menyebabkan iritasi dan inflamasi pada mukosa lambung
sehingga menjadi gastritis. Orang yang minum kopi 3x/ hari selama 6
bulan dapat menyebabkan gastritis.
d. Helicobacter pylori
Helicobacter pylori adalah kuman Gram negatif, basil yang
berbentuk kurva dan batang. Helicobacter pylori (H. pylori) adalah
suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang
kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar populasi di dunia
terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan
mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat
bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori
ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya ulkus
peptikum dan penyebab tersering terjadinya gastritis.
e. AINS ( Anti Inflamasi Non Steroid)
Obat AINS adalah salah satu golongan obat besar yang secara
kimia heterogen menghambat aktivitas siklooksigenase, menyebabkan
penurunan sintesis prostaglandin dan prekursor tromboksan dari asam
arakhidonat. Misalnya aspirinibuprofen dan naproxen yang dapat
menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi
prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika
pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan
terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya
dilakukan secara terus menerus atau berlebihan dapat mengakibatkan
gastritis dan ulkus peptikum. Pemakaian setiap hari selama minimal 3
bulan dapat menyebabkan gastritis.
27
f. Alkohol
Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding
lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam
lambung walaupun pada kondisi normal. Berdasarkan penelitian, orang
minum alkohol 75 gr ( 4 gelas /minggu) selama 6 bulan dapat
menyebabkan gastritis.
g. Terlambat makan
j. Stress psikis
Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stress,
misalnya pada beban kerja berat, panik dan tergesa-gesa. Kadar asam
lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jikla
hal ini dibiarkan lama - kelamaan dapat menyebabkan terjadinya
gastritis. Bagi sebagian orang, keadaan stres umumnya tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, maka kuncinya adalah mengendalikannya
secara efektif dengan cara dietsesuai dengan kebutuhan nutrisi, istirahat
cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup.
k. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar,
refluks empedu atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga
ulkus serta pendarahan pada lambung. Perawatan terhadap kanker seperti
kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding
lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan ulkus
peptik. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan
kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding
lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung.
Refluks dari empedu juga dapat menyebabkan gastritis. Bile (empedu)
adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh.
Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan
melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam
kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin
(pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu
akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan
gastritis.
29
Adapun petunjuk umum untuk diet pada penderita gastritis antara lain :
banyak. Makan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung.
Konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis,
pada akhirnya kekuatan dinding lambung menurun, tidak jarang kondisi
seperti ini menimbulkan luka pada lambung (Uripi, 2002).
II.3 PENELITIAN TERKAIT
a. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Wa Ode Rosni dengan judul
“Pengaruh kebiasaan merokok, konsumsi non steroid anti inflamatory drugs
(NSAID) dan kopi terhadap kejadian gastritis di puskesmas mulyorejo
surabaya pada tahun 2010”. Gastritis merupakan masalah kesehatan di
masyarakat. Ketidakseimbangan faktor agresif dan defensif lambung dapat
menyebabkan gastritis. Faktor ini dipengaruhi antara lain oleh kebiasaan
merokok, konsumsi NSAID dan kopi. Tujuan penelitian ini untuk
merumuskan model terjadinya gastritis, dengan mempelajari karasteristik
responden (umur dan jenis kelamin) dan menganalisis pengaruh faktor
risiko kebiasaan merokok, konsumsi NSAID dan konsumsi kopi terhadap
kejadian gastritis. Penelitian ini menggunakan rancang bangun case control.
Sampel ditarik dari populasi dengan cars sistematic random sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 82 orang dengan
perbandingan kasus dan kontrol 1:1. Wawancara dengan kuesioner
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang variabel yang diteliti. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa karasteristik responden terbanyak
berumur >20 tahun, perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Hasil uji
regresi logistik berganda menunjukkan bahwa jenis rokok (p=0,013) dan
jumlah konsumsi NSAID (p=0,042) mempunyai pengaruh yang bermakna
terhadap kejadian gastritis. Rumusan model terjadinya gastritis yaitu -0,966
+ (-1,827) (jenis rokok filter) + (0,935)(NSAID 53 tablet per minggu).
b. Penelitian yang dilakukan oleh Harun Rianto dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Klien Tentang Gastritis di RSU. Dr. Fl. Tobing Sibolga” tahun
2008. Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis
antara pria dan wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan
dapat menyerang sejak usia dewasa muda hingga lanjut usia. Di Indonesia
6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun. Untuk segala umur , 16
36
kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk
Gastritis adalah 10%. Berdasarkan hasil survey awal dilokasi penelitian
yaitu di RSU. Dr. F.L. Tobing Sibolga tahun 2008 ditemukan rata-rata
perbulannya penderita Gastritis yang berobat selama tahun 2008 masih
cukup banyak yaitu setiap bulannya ± 40 orang.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Luthfiana Arifatul Hudha dengan judul
hubungan antara stres, kebiasaan makan dengan frekuensi kekambuhan
gastritis di puskesmas Ngenep Kecamatan Karang Ploso Kab. Malang
Tahun 2007. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik
dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel adalah
penderita gastritis di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin Mawaddah
sebanyak 90 orang dengan menggunakan teknik simple ramdom sampling.
Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel dengan kejadian
kekambuhan gastritis digunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian
menunjukkan 57,8% responden berumur ≥ 40 tahun, 77,8% responden
mempunyai jenis kelamin perempuan dan status sosial ekonomi responden
sebanyak 75,6% berada pada status sosial ekonomi rendah dan sedang.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan antara
pengetahuan (p=0,549), umur (p=628), jenis kelamin (p=1,000), status
sosial ekonomi (p=0,424) dengan kekambuhan penyakit gastritis (p=0,549),
sedangkan stres (p=0,000) dengan OR=48,273 dan kebiasaan makan
(p=0,000) dengan OR=30,375 didapatkan adanya hubungan dengan
kekambuhan penyakit gastritis. Jadi dapat disimpulkan bahwa stres dan
kebiasaan makan berhubungan dengan kekambuhan penyakit gastritis.
37
a. Frekuensi makan
GASTRITIS
b. Jenis makan
c. Porsi makan
2. Rokok
3. Kopi
4. Helicobacter pylori
6. Alkohol
7. Usia