TINJAUAN PUSTAKA
perawatan orang sakit dan sejak adanya wabah beri – beri fasilitas kesehatan tersebut
ditingkatkan sehingga mirip dengan rumah sakit dan terus berkembang dan terus
berkembang mulai dari rumah sakit non kelas menjadi rumah sakit tipe D, kemudian
2. Pemilik
Kabupaten Gunungkidul.
3. Lokasi
B. Landasan Teori
1. Tingkat Kepuasan
dengan konteks manajemen dan perilaku konsumen menjadi lebih kompleks, dalam
kajian literature kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh Giese dan Cote (2000),
periode waktu 30 tahun, dan terdapat 3 komponen utama yang sama yaitu kepuasan
fokus tertentu (ekspektasi, produk, pengalaman), dan respon terjadi pada waktu
tertentu (setelah konsumsi, setelah pemilihan produk / jasa). Tiga komponen utama
produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerak ritel, dan atau pola perilaku berbelanja
Kotler (cit Tjiptono, 2005), mengemukakan bahwa kualitas jasa harus dimulai
positif terhadap kualitas jasa, oleh karena itu kepuasan pasien sangat penting dan
setiap saat agar pelanggan tetap puas dan loyal. Kunci untuk membentuk fokus pada
pasien adalah menemptkan pemberian layanan untuk hubungan dengan pasien sesuai
(cit Tjiptono,2005).
ditentukan oleh evaluasi konsumen terhadap perbedaan antara ekspektasi awal dan
Pengalaman
Komunikasi pemasaran
konfirmasi
Diskonfirmas
Diskonfirmasi
i negatif
positif
Mere
satisfaction
ketidakpuasan Delight
utama yang disusun sesuai urutan tingkatan kepentingan relatif atau penilaian mutu
pelayanan yaitu reliabilitas, daya tanggap, jaminan, emapti dan bukti fisik ke lima
No Dimensi Atribut
1 Reliabilitas/ 1. Menyediakan jasa sesuai yang diinginkan
pelanggan
transaksi
pelanggan
4 Empati 14. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan
perhatian
pelanggan
visual
Sumber : Tjiptono (2005), diadaptasi dari Parasuraman et.al (1994)
2. Pentingnya Penilaian Kepuasan Pasien
yang diberikan. Walaupun subyektif tetap ada dasar obyektifnya, artinya penilaian
dilandasi oleh :
b. Pendidikan
Menurut Junadi (1991) dan Sabarguna (2004) penilaian kepuasan pasien penting
diketahui karena :
Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan karena upaya pelayanan
1) Pasien yang puas akan memberi tahu teman, keluarga dan tetangga
pelayanan lain
pasien.
dengan angka kuantitatif tidak perkiraan belaka, dengan angka kuantitatif memberi
seseorang yang merupakan hasil dari membandingkan penampilan / out come produk
kepuasan adalah suatu fungsi dari perbedaan antara penampilan yang dirasakan dan
harapan.
Tingkat kepuasan pasien ibu hamil sukar untuk diukur, karena menyangkut
bervariasi mulai dari sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas, sangat tidak puas.
Dengan pelayanan antenatal yang sama untuk kasus yang sama bisa terjadi tingkat
kesehatan, yang disatu pihak menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta pihak lain tata cara penyelenggarannya
sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1998).
Mutu kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang memuaskan pelanggan.
Dirjen Bin Mas (2003), faktor penentu kepuasan pelayanan kesehatan termasuk
dibayar pasien
berkesinambungan
standar yang telah ditetapkan serta sesuai dengan kode etik profesi yang telah
ditetapkan. Engel (1992) mengatakan bahwa kepuasan tidak hanya dipengaruhi oleh
faktor dari pihak pelayanan saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun
dari dalam diri pasien. Dari dalam mencakup sumber daya, pendidikan, pengetahuan,
sikap dan gaya hidup dan demografi. Sedangkan dari luar mencakup budaya, sosial
4. Pelayanan Antenatal
tetanus toksoid (TT), pemberian tablet zat besi (Fe), pemberian tablet
khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan
yang ditemukan.
Menyiapkan ibu hamil sebaik – baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan bayi dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka
post partum sehat dan normal tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti
3) Ibu melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan
5. Kualitas Jasa
keinginan pelanggan. Kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu : expected service dan
perceieve service (Parasuraman, et al, 1985). Jasa yang diterima dan dirasakan sesuai
dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika
jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan
sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa yang diterima lebih rendah daripada
yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik
Kualitas, harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi
pelanggan (Kotler, 1994). Hal ini bahwa citra kualitas yang baik bukanlah
berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan
Dalam konteks kualitas produk (barang dan jasa) dan kepuasan, telah tercapai
konsesus bahwa harapan pelanggan memiliki peran yang sangat besar sebagai standar
perbandingan dan evaluasi kualitas maupun kepuasan. Menurut Oslan dan Dover
berbelanja dimasa lampau, opini teman dekat dan kerabat, serta informasi dan janji –
janji perusahaan dan para pesaing (Kotler dan Armstrong, 1994). Faktor – faktor
tersebutlah yang menyebabkan harapan seseorang biasa – biasa saja atau sangat
kompleks.
Pelayanan pelanggan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan. Ada tiga level atau tingkatan pelanggan
b. Harapan pelanggan yang lebih tinggi dari level pertama yaitu kepuasan pelanggan
c. Harapan pelanggan yang lebih tinggi dari level kedua yaitu pelanggan menuntut
c. Pemanfaatan informasi yang diperoleh dari hasil riset pasar dalam suatu kerangka
strategis.
a. Equitable performance
seseorang atau biaya dan usaha yang telah dicurahkan untuk membeli dan
b. Ideal performance
Yaitu tingkat kinerja optimum atau ideal yang diharapkan oleh seseorang
konsumen.
c. Expected performance
yaitu tingkat kinerja yang diperkirakan atau yang palig diharapkan / disukai
konsumen.
Mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan.
Sementara definisi persepsi menurut Philip Kotker dan Gary (cit Amsrong, 2001)
adalah :
menyeluruh atas keunggulan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi
tersebut.
dimensi mutu atau ciri / karakteristik / atribut yang penting dalam mengurai produk /
jasa / barang. Meskipun ada beberapa dimensi mutu standar yang mengeneralisasai
banyak jenis produk barang / jasa tertentu. Untuk mengetahui kebutuhan pelanggan
C. Kerangka Teori
Kualitas jasa
Dimensi kualitas Jasa
1. Tipe Rumah Sakit pelayanan antenatal
Poliklinik Kandungan: Harapan
2. Peralatan
1. Reliabilitas
3. Pelayanan
2. Daya tanggap
Kepuasan
3. Jaminan Pelanggan
4. Empati
5. Bukti fisik
Layanan Antenatal Tanggapan
Poliklinik kandungan: pelanggan
1. Pemeriksaan fisik Pengalaman
2. Pemeriksaan
Laboratorium
3. Intervensi dasar
D. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Tidak diteliti
: Diteliti
Gb. 3. Kerangka konsep kepuasan pasien terhadap pelayanan antenatal poli klinik
E. Hipotesa
Berdasarkan pada masalah yang dihadapi yaitu : Ada kepuasan pelayanan