UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011 MEKANISME RASA SAKIT
Dalam kondisi normal nociceptor pulpa biasanya tidak aktif oleh
perubahan temperatur, ketika makan atau minum panas atau dingin, karena dilindungi dari aktivasi kimiawi dan mekanis dari dentin dan enamel. Namun dengan adanya cedera jaringan, seperti karies, trauma, atau abrasi email, nociceptor aktif oleh berbagai rangsangan. Perkembangan pulpitis dan periodontitis apikal melibatkan kompleks neuro-imune interaksi. Neuron aferen perifer dan neuron proyeksi sentral sangat penting untuk inisiasi rasa sakit. Karakteristik dari procces inflamasi akut adalah sakit (nyeri) spontan
fungsi mendasar dari sistem saraf perifer adalah mendeteksi besarnya,
kualitas, lokasi, dan karakteristik rangsangan berupa rangsangan sentuhan ringan, getaran, suhu, mekanik, dan kimia. Deteksi ini dimediasi oleh reseptor diekspresikan pada neuron aferen subclass utama yang aktif oleh berbagai rangsangan,yang menyebabkan perubahan intraseluler . Sel tubuh dari hampir semua neuron nosiseptif daerah oral dan kraniofasial ditemukan di ganglia trigeminal.
Persarafan pulpa berasal dari
nervus trigeminus selain dari saraf otonom nervus parasimpatikus berasal dari nervus fasialis (bagian intermedia), nervus glossofaringeus, dan saraf bagian leher. Saraf masuk kedalam pleksus melalui saluran akar kearah kamar pulpa. Saraf sensoris yang memasok persarafan ke pulpa gigi merupakan campuran saraf yang berisi akson bermielin dan tidak bermielin.
Saraf bermielin diklasifikasikan menurut diameter dan kecepatan
konduksinya. Mayoritasnya adalah serabut delta A (diameter 1-6 µm) dan relatif merupakan saraf yang cepat menyalurkan rangsangan. Yang persentasenya kecil (1-5%) adalah serabut beta A (berdiameter 6 – 2 µm) dan lebih cepat lagi menyalurkan rangsangnya. Serabut – serabut beta A dapat merasa dan sensitif terhadap tekanan. Akson tak bermielin disebut serabut C (diameternya antara 0,4 - 1,2µm). Rangsang pada serabut delta A akan mengakibatkan nyeri yang timbul segera, tajam, dan relatif terlokalisir. Rangsang pada serabut C menghasilkan nyeri yang lebih lambat timbulnya dan lebih tumpul serta bersifat lebih menyebar.
Serabut saraf C memiliki peran utama dalam pengkodean rasa sakit
inflamasi dari pulpa gigi dan jaringan periradicular. Hipotesis ini didukung oleh distribusi dari serabut C pada pulpa yang merespon mediator infalamasi dan persepsi kualitas dari rasa sakit yang berkaitan dengan serabut C adalah rasa sakit yang tumpul.
Efek aplikasi ion anorganik atau mediator inflamasi
pada pulpa yang terbuka.
Aplikasi Histamin dan bradikinin yang diproduksi memberikan
rangsangan berupa rasa sakit. Hasil serupa telah diamati pada elektrofisiologi yang mengevaluasi respon dari serabut saraf A-delta dan C. Serabut saraf A – delta merespon rangsangan dari tubuli dentin (misalnya perubahan tekanan udara), sedangkan serabut C merespon bradikinin dan capsaicin.Secara kolektif implikasi serabut A-delta memediasi sensitivitas dentin dan serabut saraf C berperan dalam memediasi peradangan pulpa
Dua mekanisme untuk stimulasi serat saraf perifer nosiseptif dalam
pulpa, Nyeri dentin akut : Menurut teori hidrodinamika, rangsangan yang disebabkan gerakan cairan di tubulus dentin menstimulasi serat saraf nosiseptif. Rasa sakit karena inflamasi : Inflamasi dikaitkan dengan sintesis atau pelepasan mediator, termasuk prostaglandin, bradikinin, dan histamin (serta mediator lainnya tidak tampak)
Respon terhadap peradangan jaringan atau infeksi melibatkan pelepasan
beberapa kelas mediator inflamasi. Pada inflamasi pulpa (pulpitis), terminal dari aferen nosiseptif mendeteksi kehadiran dari mediator inflamasi dengan reseptor yang disintesis di badan sel serabut aferen dan kemudian diteruskan ke perifer. Jika mediator mencapai konsentrasi dalam jaringan yang meradang cukup untuk mengaktifkan reseptor, neuron nosiseptif dapat menjadi aktif (Yaitu, membran akan depolarized dan sinyal akan diteruskan ke sistem saraf pusat). Impuls menjalar dari ujung saraf serabut C, melalui pleksus Rasckhow, kebatang saraf didaerah sentral pulpa. Batang saraf disusun oleh serabut A- delta bermielin pada periver dan serabut tidak bermielin pada pusat. Impuls menjalar melalui batang saraf dan keluar dari gigi melalui foramen apikal. Pada daerah periapikal batang saraf bergabung dengan bagian maksilla dan mandibula saraf kelima (trigeminus), ke pons, ke thalamus, dan akhirnya ke korteks dimana rangsangan akan diinterpretasikan.
. DAFTAR PUSTAKA
1. Hargreaves, Kenneth M. 2004. Seltzer and Bender's Dental Pulp.
Quintessence Publishing Co, Inc: China. Page : 183-189 2. Ingle,dkk.2008.Endodontics 6.BC Decke Inc: Hamilton,ontario page : 376- 381 3. Torabinejad. 1998. Prinsip dan praktik ilmu ENDODONTIK.Ed.2. Alih bahasa : Narlan Sumawinata. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta