Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Keolahragaan

Volume 3 – Nomor 2, September 2015, (228 - 240)


Tersedia online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jolahraga

PENGEMBANGAN TES KETERAMPILAN OLAHRAGA WOODBALL UNTUK PEMULA

Putu Citra Permana Dewi 1), Sukadiyanto 2)


IKIP PGRI Bali 1), Universitas Negeri Yogyakarta 2)
putucitrapermanadewi@gmail.com 1), sukadiyanto_fik@yahoo.com 2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan: (1) tes keterampilan olahraga woodball untuk
pemula yang valid, (2) mengembangkan tes keterampilan olahraga woodball untuk pemula yang
reliabel, dan (3) norma penilaian tes keterampilan olahraga woodball untuk pemula. Penelitian dan
pengembangan ini terdiri dari enam langkah kegiatan, yaitu: identifikasi kebutuhan, analisis
pengembangan produk, menulis tujuan kinerja, mengembangkan instrumen penilaian, merancang dan
mengevaluasi produk, serta merevisi produk. Uji coba penelitian dilakukan di Klub Woodball
Buleleng, Bali dan Klub Woodball Jepara, Jawa Tengah berjumlah 37 atlet pemula. Validasi produk
didapat dari uji validasi konstruk menggunakan inter-items correlations dan uji validitas kriterium
dengan mengorelasikan data hasil tes keterampilan olahraga woodball untuk pemula dengan hasil
permainan 12 fairway. Menguji reliabilitas produk menggunakan teknik test-retest. Penelitian ini
menghasilkan tes keterampilan olahraga woodball untuk pemula yang: (1) valid dengan koefisien
validitas sebesar 0,830; (2) reliabel dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,905; dan (3) dilengkapi norma
penilaian pengklasifikasian keterampilan atlet pemula.
Kata Kunci: tes, keterampilan, woodball, pemula

DEVELOPMENT OF WOODBALL SKILL TEST FOR BEGINNERS

Abstract
This study aims to develop: (1) a woodball skill test for beginners valid, (2) a woodball skill test
for beginners reliabel, and (3) a woodball skill categorization for beginner athletes. This study was a
research and development consisting of six steps, i.e: needs assessment, analysis of product development,
writing performance strategy, developing assessment instruments, designing and evaluating instruction,
and revising instruction. Research trials involved 37 beginner athletes from Woodball Club Buleleng,
Bali and Woodball Club Jepara, Jawa Tengah. The validity coefficient of the test was obtained from
construct validity with inter-item correlations and criterion-related validity by correlating the results of
the test and the results of the game of 12 fairways. The reliability testing of the product scores used the
test-retest method. The results of this study are the woodball skill test for beginners: (1)it is valid with
the validity coefficient of 0.830, (2) it is reliable with the coefficient reliability of 0.905, (3) it is also
accompanied with woodball skill categorization for beginner athletes.
Key words: test, skill, woodball, beginner

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 229
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
Sejalan dengan perkembangan woodball
PENDAHULUAN
di Indonesia banyak event-event yang diadakan di
Salah satu cabang olahraga yang sedang Indonesia oleh pengurus pusat dan daerah baik
berkembang di dunia adalah woodball. Hal ini skala nasional maupun internasional. Atlet-
ditunjukkan dari jumlah negara anggota IWbF atlet woodball pada tiap daerah yang telah masuk
hingga tahun 2008 tercatat 29 negara yang dalam Asosiasi Woodball Indonesia juga makin
tersebar di lima benua (International Woodball bertambah karena tingginya minat ma- syarakat
Federation, 2008). Salah satu dari ke 29 negara pada olahraga ini. Meningkatnya jum- lah atlet
tersebut adalah Indonesia. Hingga tahun 2012 menimbulkan persaingan yang semakin ketat
Indonesia Woodball Association (IWbA) sudah pada tiap daerah. Tingginya tingkat persaingan
mempunyai Pengurus Daerah di 14 Provinsi antar atlet mengharuskan pelatih dan pengurus
(Kriswantoro & Anas, 2012, p.7). Asosiasi Woodball Indonesia di dae- rah maupun
Woodball adalah olahraga permainan luar di pusat melakukan seleksi yang ketat, sehingga
ruangan yang dimainkan secara perorangan atau didapatkan atlet-atlet yang benar-benar
tim dengan cara memukul bola secara berang- terampil dalam olahraga woodball untuk bersaing
sur-angsur sampai meneroboskan bola ke
pada tingkat yang lebih tinggi. Walaupun atlet
gawang yang ada di setiap fairway (lintasan)
dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. woodball Indonesia telah ba- nyak berbicara pada
Soetrisno (2011, p.10) menjelaskan, woodball event internasional dengan prestasi yang
pertama kali berkembang di Taipei Cina, dite- diperoleh, hanya saja dalam pembinaan terutama
mukan pada tahun 1990 oleh Mr. Ming-Hui dalam tahap pemilihan atau penyaringan atlet
Weng dan Mr. Kuang-Chu Young. Permainan yang berbakat masih belum optimal.
woodball merupakan cabang olahraga modifi- Dari hasil observasi yang dilakukan di
kasi dari olahraga golf yang mempertimbang- dua daerah yaitu di Bali dan Jawa Tengah, me-
kan unsur-unsur efisiensi biaya dan mem- nunjukkan bahwa proses pembinaan atlet
pertahankan lingkungan hidup. Teknik-teknik terutama dalam hal pemilihan atau penyaringan
dalam olahraga woodball hampir sama dengan atlet, khususnya atlet pemula yang berbakat
teknik golf. Perbedaan yang signifikan terletak masih belum optimal. Pelatih merasa kesulitan
pada alat pemukul bola, target permainan, dan saat melakukan seleksi untuk menentukan apakah
hanya satu bola yang digunakan tiap pemain atlet tersebut siap untuk mengikuti suatu
selama permainan. Alat pemukul bola dalam kejuaraan. Dan juga, pelatih merasa kesulitan
woodball disebut mallet dan target permainan dalam menilai tingkat keterampilan atlet yang
bukan berupa hole (lubang) melainkan gate dikuasai setelah mendapatkan latihan dasar.
(gawang). Peralatan yang dipergunakan dalam Penilaian tingkat kemampuan dan keterampilan
bermain woodball seperti mallet, bola, dan gate atlet dalam bermain woodball biasanya dilaku-
sebagian besar terbuat dari kayu. kan dengan mengadakan simulasi permainan
Woodball pertama kali dikembangkan di saat latihan. Cara ini dirasa kurang efektif
Indonesia pada tahun 2006 dan mulai berkem- mengingat topografi pada tempat latihan belum
bang di beberapa daerah seluruh Indonesia. Hal tentu sama dengan topografi tempat pertanding-
ini dibuktikan dengan diadakannya event-event an. Disamping itu, biasanya penilaian dilakukan
yang bersifat nasional dan internasional yang hanya berdasarkan pengamatan pelatih. Cara
diselenggarakan oleh pengurus pusat maupun penilaian seperti ini masih bersifat subjektif, yang
daerah (Pengda Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa akan memicu konflik antar atlet. Hal ini
Timur, Bali). Seperti diadakannya pertandingan mengindikasikan bahwa cara pengukuran dan
woodball pertama kali pada tahun 2007 di pengkalsifikasian tingkat keterampilan atlet da-
Boyolali, Jawa Tengah dalam 1st Indonesia lam bermain woodball belum bersifat objektif.
Open Woodball Championship yang diikuti 6 Hal ini dikarenakan hingga saat ini di Indonesia
negara dan terus berlanjut hingga saat ini. belum memiliki standar tes dan pengukuran
Keikutsertaan tim woodball Indonesia pada keterampilan woodball yang baku yang dapat
ajang 1st Asian Beach Games 2008 dan Asia digunakan untuk melihat dan menilai kemajuan
Open Championship 2009 di Bali dan 2nd Asian dari suatu latihan yang dilakukan atlet
Beach Games 2010 di Muscat, Oman. Hingga woodball.
akhirnya Asosiasi Woodball Indonesia secara Berdasarkan kenyataan yang ada di la-
resmi menjadi anggota KONI pada tanggal 16 pangan dan melihat kondisi yang ada, akhirnya
Mei 2013 (Humas Media KONI Pusat, 2013). dirasa perlu menciptakan suatu alat ukur yang

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 230
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
sahih, andal, objektif, dan memiliki skor baku dan pedoman dalam pengambilan keputusan.
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat Tes ketrampilan cabang olahraga yang disusun
keterampilan olahraga woodball sehingga dapat harus memenuhi kriteria penyususnan tes kete-
mengoptimalkan dalam proses pembinaan. Tes rampilan, sehingga tujuan dari tes dan peng-
ini disusun dengan harapan dapat digunakan ukuran ini dapat tercapai. Menurut Nurhasan
untuk mengevaluasi tingkat keterampilan wood- (2001, p.226) beberapa kriteria yang dijadikan
ball atlet pemula baik putra maupun putri usia acuan dalam menyusun tes keterampilan yaitu:
7-15 tahun yang telah berlatih olahraga wood- (1) tes harus mengukur kemampuan-kemam-
ball minimal 3 bulan. Dengan demikian, dapat puan yang penting, butir-butir tes yang diguna-
lebih mempermudah pelatih woodball dalam kan harus dapat mencerminkan keterampilan-
melakukan pengukuran keterampilan atlet keterampilan penting bagi suatu cabang olah-
woodball yang objektif sehingga dapat meng- raga yang akan diukur, (2) tes itu harus menye-
optimalkan pemilihan bibit unggul atlet berba- rupai permainan yang sesungguhnya, (3) tes
kat dan pembinaan atlet pemula. harus mendorong bentuk gerakan yang baik, (4)
Pengembangan tes keterampilan olahraga tes hanya dilakukan oleh seorang pelaku saja,
woodball untuk pemula dikonsentrasikan pada (5) tes harus menarik dan mempunyai arti, (6)
bentuk keterampilan pukulan olahraga wood- tes harus cukup sukar, tingkat kesukaran tes harus
ball dalam hal kontrol dan ketepatan pukulan. disesuaikan dengan kemampuan kelom- pok
Tes keterampilan yang dikembangkan disesuai- yang dites, (7) tes harus dapat membedakan
kan dengan indikator teknik dasar permainan tingkat kemampuan, skor-skor tes harus men-
woodball, karakteristik dalam permainan wood- cerminkan perbedaan kemampuan, (8) tes harus
ball, peraturan permainan woodball, dan ke- dilengkapi dengan cara menskor yang teliti, (9)
mampuan biomotor yang diperlukan dalam tes harus mempunyai cukup jumlah percobaan
permainan woodball. untuk meniadakan faktor kebetulan, dan (10)
Menurut Nurhasan (2001, p.1) tes meru- tes harus dapat dipertimbangkan dengan bukti-
pakan alat yang digunakan untuk memperoleh bukti statistika, biasanya diungkapkan dalam
informasi atau data dari objek yang akan bentuk tinggi rendahnya derajat koefisien relia-
diukur, sedangkan pengukuran merupakan pro- bilitas, validitas, dan objektivitas tes. Agar hasil
ses yang ditempuh untuk memperoleh informasi pengukuran menggambarkan keadaan yang
yang dibutuhkan. Ismaryati (2008, p.1) menam- sesungguhnya dari objek yang diukur, tes yang
bahkan bahwa tes adalah instrumen atau alat digunakan harus memiliki kriteria tes yang
yang digunakan untuk memperoleh informasi baik. Miller (2002, p.55) menyatakan tes yang
tentang individu atau objek. Sedangkan peng- baik adalah tes yang memenuhi syarat valid,
ukuran adalah proses pengumpulan data atau reliabel, objektif, diskriminasi, dan praktibilitas.
informasi yang dilakukan secara objektif Reynolds, Livingston & Willson (2010,
(Ismaryati, 2008, p.1). Maksum (2012, p.107) p.144) menyatakan validitas mengacu pada se-
juga memaparkan bahwa tes adalah sebuah jauh mana bukti teoritis dan empiris mendu- kung
instrumen atau alat yang digunakan untuk makna dan interpretasi skor tes. Artinya tes
mendapatkan informasi mengenai individu atau yang valid adalah tes yang dapat mengukur
objek. Sedangkan pengukuran adalah proses dengan tepat dan teliti gejala yang hendak di-
pengumpulan informasi yang dilakukan secara ukur. Lebih jelas Mardapi (2012, p.37) menya-
objektif (Maksum, 2012, p.108). Dengan demi- takan validitas merupakan dukungan bukti dan
kian, tes dapat diartikan sebagai sebuah instru- teori terhadap penafsiran skor tes sesuai dengan
men atau alat pengumpulan informasi atau data tujuan penggunaan tes. Oleh karena itu, validi-
dan pengukuran merupakan proses yang siste- tas merupakan fundamen paling dasar dalam
matis untuk mendapatkan informasi atau data mengembangkan dan mengevaluasi suatu tes.
dari individu atau objek. Reliabilitas menyangkut ketepatan hasil
Tes dan pengukuran dalam pendidikan pengukuran. Reliabilitas adalah konsistensi tes,
jasmani atau lingkup olahraga dilakukan untuk artinya sebuah tes yang dapat diandalkan harus
melakukan penilaian terhadap kinerja seseorang mempunyai hasil kurang lebih sama tanpa
mengenai materi yang telah diajarkan atau dila- memperdulikan jumlah waktu yang diberikan
tihkan. Dalam penelitian ini mengembangkan (Miller 2002, p.59). Hal ini sama seperti yang
suatu tes keterampilan cabang olahraga yang dijelaskan oleh Reynolds, Livingston, &
dapat membantu pelatih dan atlet dalam hal Willson (2010, p.91) reliabilitas merupakan
evaluasi latihan, seleksi atlet, klasifikasi atlet, ketepatan atau kestabilan dari hasil penilaian.

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 231
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
Hal ini menunjukkan sejauh mana pengukuran menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian
itu dapat memberikan hasil yang relatif sama pengembangan ini dilakukan untuk menghasil-
bila dilakukan pengukuran kembali terhadap kan tes keterampilan olahraga woodball untuk
subjek yang sama. anak usia 7-15 tahun yang telah berlatih olah-
Objektivitas menunjukkan kesamaan ha- raga woodball ± 3 bulan yang valid, reliabel,
sil yang diberikan oleh dua orang atau lebih dan dilengkapi dengan norma penilaian.
pengetes (tester) terhadap objek atau orang co- Rancangan penelitian tes keterampilan
ba (testee) yang sama. Sebuah tes dikatakan olahraga woodball untuk pemula merupakan
objektif apabila dua orang tester atau lebih penelitian dan pengembangan dengan langkah-
memberi nilai yang sama pada seorang tesste saat langkah sebagai berikut: (1) identifikasi kebu-
melakukan tes. Selain itu, tes tersebut juga bebas tuhan, (2) analisis pengembangan produk, (3)
dari faktor subjektif dalam sistem penilai- annya. menulis tujuan kinerja, (4) mengembangkan
Tes yang baik harus dapat membedakan instrumen penilaian, (5) merancang dan meng-
kemampuan individu atau objek sesuai dengan evaluasi produk, (6) merevisi produk. Berikut
tingkat keterampilannya dan kepandaian. Tes ini adalah langkah-langkah penelitian dan
yang terlalu sukar yang menyebabkan semua pengembangan serta penjelasannya:
orang tidak dapat mengerjakannya bukanlah tes Identifikasi Kebutuhan
yang baik, demikian juga sebaiknya tes yang
sangat mudah sehingga semua orang dapat Analisis kebutuhan dilakukan melalui
mengerjakannya dengan benar juga bukanlah analisis teori dan studi lapangan yang kemudian
tes yang baik. Hal tersebut karena tes-tes yang dikaji secara teoritis dan empiris untuk meng-
demikian tidak memiliki kemampuan untuk identifikasi masalah-masalah yang ada pada
dapat membedakan antara yang berkemampuan olahraga woodball. Kajian teori dilakukan de-
kurang, cukup, baik, dan baik sekali. ngan mempelajari berbagai sumber informasi
Meskipun kriteria validitas dan reliabili- dan referensi yang berhubungan dengan masa-
tas tes merupakan hal yang terpenting dari pada lah, dan studi lapangan dilakukan melalui ob-
kriteria lainnya, namun sejumlah pertimbangan servasi pada kegiatan latihan atlet-atlet wood-
yang bersifat praktis dan dapat mempengaruhi tes ball di Bali dan Jawa Tengah. Pada saat obser-
perlu dipertimbangkan juga. Pertimbangan vasi, peneliti juga melakukan wawancara lang-
tersebut secara umum meliputi waktu dan biaya sung pada pelatih dan atlet tentang permasalah-
yang diperlukan. Nurhasan (2001, p.48) menje- an-permasalahan yang dihadapi dalam proses
laskan tes yang baik memiliki kemudahan da- pembinaan atlet. Pada tahap kajian teori dan studi
lam mengadministrasikan tes, peralatan yang lapangan ini teridentifikasi masalah beru- pa cara
sederhana dan murah, jumlah personil yang menilai keterampilan atlet-atlet wood- ball dan
terlibat atau testor tidak banyak, mudah dalam cara mengkategorikan atlet untuk dapat
pelaksanaannya, dan kemudahan dalam melanjutkan pada tingkat latihan berikutnya
penafsiran. atau mengikuti perlombaan masih bersifat sub-
jektif. Hal ini karena belum adanya tes kete-
METODE rampilan woodball yang dapat digunakan untuk
Penelitian yang dilakukan ini mengguna- mengukur tingkat keterampilan pemain
kan metode research and development (peneli- woodball.
tian dan pengembangan) yang diadaptasi dari Informasi dari hasil kajian teori dan studi
system pendekatan model yang dirancang oleh lapangan kemudian dianalisis untuk memfokus-
Walter Dick, Lou Carey, dan James Carey. kan aspek-aspek yang menjadi dasar pengem-
Borg & Gall (2007, p.589) menyatakan bangan. Peneliti memfokuskan pengembangan
research and development is an industry-based tes keterampilan olahraga woodball yang ditu-
development model in which the findings of jukan untuk anak usia 7-15 tahun yang telah
berlatih olahraga woodball ± 3 bulan. Tes ini
research are used to design new products and
mengukur kontrol dan ketepatan pukulan
procedures, which then are systematically field- olahraga woodball.
tested, evaluated, and refined until they meet
specified criteria of effectiveness, quality, or Analisis Pengembangan Produk
similar standards. Lebih lanjut Sugiyono (2013, Setelah model ditetapkan, kemudian di-
p.407) menjelaskan penelitian dan pengem- lanjutkan dengan mengidentifikasi keterampilan
bangan adalah metode penelitian yang diguna- pukulan olahraga woodball yang akan dikem-
kan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 232
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
bangkan, prosedur pelaksanaan tes, kriteria melakukan pukulan parking. Pada dasarnya,
penilaian, dan sasaran tes yang dikembangkan. keterampilan pukulan jarak dekat tidak me-
Identifikasi dilakukan dengan menganalisis tek- merlukan gerakan tubuh yang banyak, serta
nik dasar, karakterisik permaian, peraturan per- tidak membutuhkan ayunan mallet yang pan-
mainan woodball, dan kemampuan biomotor jang dan power yang besar saat terjadi impact.
yang dibutuhkan dalam permainan woodball. Faktor dominan yang perlu diperhatikan adalah
Tes keterampilan olahraga woodball feeling yang baik. Bagaimana mengontrol
yang dikembangkan berupa battery test dimulai panjang ayunan dan kecepatan ayunan untuk
dari item pukulan jarak dekat, menengah, jauh, menghindari rintangan, sehingga bola berada
serta parking dan gate-in. Hal ini disesuaikan pada daerah yang diinginkan tanpa mengalami
dengan jalannya permainan yang sesungguh- out of bound.
nya. Pada permainan woodball diawali dengan Item tes yang kedua yaitu tes keterampil-
melakukan pukulan untuk mendekatkan bola an pukulan jarak menengah (35 m ±25 cm)
dengan gate (pukulan yang dilakukan dapat dipilih karena, peraturan permainan woodball
berupa pukulan jarak pendek, menengah, dan yang menyatakan jika pemain melakukan tee off
jauh), kemudian dilanjutkan dengan pukulan dalam satu fairway panjang, jarak pukulan yang
parking atau gete-in. dilakukan harus lebih dari 30 meter, apabila
Analisis yang telah dilakukan menghasil- kurang dari 30 meter maka pemain tersebut
kan empat item tes keterampilan pukulan olah- dikenakan pinalti satu pukulan. Berbeda dengan
raga woodball yang akan dikembangkan yaitu keterampilan pukulan jarak dekat, keterampilan
(1) tes keterampilan pukulan jarak dekat (5 m pukulan jarak menengah membutuhkan gerak
±25 cm), (2) tes keterampilan pukulan jarak tubuh yang lebih banyak. Pukulan yang dilaku-
menengah (35 m ±25 cm), (3) tes keterampilan kan membutuhkan ayunan mallet yang lebih
pukulan jarak jauh (60 m ±25 cm), dan (4) tes panjang dan power yang lebih besar saat terjadi
keterampilan pukulan parking dan gate-in. Indi- impact. Selain itu, kelentukan tubuh juga dibu-
kator penilaian yang digunakan diadopsi dari tuhkan dalam melakukan pukulan jarak mene-
peraturan permainan yang menyatakan bahwa ngah karena, untuk mencapai jarak 30 meter
pemenang suatu kejuaraan adalah atlet yang atau lebih dibutuhkan ayunan back swing yang
jumlah pukulannya paling sedikit, jadi indikator lebih panjang, dengan ketinggian mallet tidak
penilaian yang digunakan adalah akumulasi dari lebih dari dada pemain. Ayunan yang lebih
jumlah pukulan yang dilakukan pada masing- panjang ini mengharuskan tubuh terutama bahu
masing item tes. dan pinggul berotasi.
Keempat item tes keterampilan tersebut Item tes yang ketiga yaitu tes keterampil-
dipilih karena dalam peraturan permainan an pukulan jarak jauh (65 m ±25 cm) dipilih
woodball jarak fairway dirancang bervariasi karena, panjang maksimal fairway 130 meter
dari 30 sampai 120 meter (Dwiyogo & Kris- maka diharapkan saat pukulan pertama dapat
wantoro, 2009, p.16). Hal ini mengharuskan mencapai setengah dari jarak fairway, sehingga
pemain memiliki keterampilan dalam mengatur dapat melakukan pukulan hingga gate-in de-
kontrol dan ketepatan pukulan sehingga berada ngan jumlah pukulan sedikit mungkin. Kete-
pada jarak yang diinginkan tanpa mengalami rampilan pukulan jarak jauh membutuhkan
out of bound (bola keluar lintasan). Di samping ayunan mallet yang lebih panjang dari keteram-
itu, pemain woodball juga harus memiliki ke- pilan pukulan jarak menengah. Dengan demiki-
mampuan untuk mengambil keputusan, apakah an diperlukan koordinasi dan kelentukan yang
langsung memukul bola ke arah gate dengan baik, sehingga pemain dapat melakukan serang-
asumsi bola langsung masuk atau melakukan kaian gerakan ayunan mulai dari gerak back
pukulan lagi untuk mengatur jarak dan sudut swing, down swing, hingga follow through yang
antar bola dan gate. Dengan demikian, pemain melibatkan rotasi pinggul dan bahu dengan
dapat melakukan pukulan sedikit mungkin dari baik.
tee off (pukulan awal) hingga gate-in (bola Item tes yang keempat yaitu tes keteram-
melewati gate). pilan pukulan parking dan gate-in. Keterampil-
Item tes yang pertama yaitu tes keteram- an ini sangat menentukan keberhasilan menye-
pilan pukulan jarak dekat (5 m ±25 cm) dipilih lesaikan tiap fairway dalam permainan. Jarak
karena, di dalam permainan woodball dibutuh- untuk parking dari gate minimal 5 meter
kan pukulan-pukulan pendek untuk menghindar dengan sudut 450-1350 diukur dari titik tengah
dari rintangan yang ada pada fairway dan gawang. Pertimbangannya adalah peraturan

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 233
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
permainan woodball yang menyatakan jika Merancang dan Melakukan Evaluasi Poduk
pemain melakukan pukulan jarak 5 meter atau
Setelah identifikasi keterampilan pukulan
lebih dari gate dan dapat memasukkan bola
olahraga woodball dilakukan, prosedur pelaksa-
dengan sekali pukulan maka, pukulan tersebut
naan tes, kriteria penilaian, dan sasaran tes yang
tidak dihitung. Sudut 450 pada garis 5 meter da-
dikembangkan telah disusun, dilanjutkan de-
ri gate didapat dari perhitungan lebar maksimal
fairway adalah 10 meter, apabila ditarik garis 5 ngan melakukan evaluasi terhadap instruksi.
Validasi instrumen penelitian dan pe-
meter dari titik tengah (sudut 900) maka titik
ngembangan ini menggunakan validasi isi yang
bola terletak pada sudut 450 dari titik tengah dilakukan oleh beberapa ahli (experts judg-
gawang. Sudut maksimal 1350 pada garis 5 me- ment). Hal ini dilakukan untuk meminta penilai-
ter dari gate ditentukan karena pada prinsipnya an dari ahli apakah instrumen yang disusun
sudut 1350 sama dengan sudut 450. Perbedaan- secara isi telah dianggap layak. Experts judg-
nya adalah dari segi sisi pukulan terhadap ment menggunakan tiga orang ahli yakni (1)
gawang. Sudut 450 pemain akan memukul bola ke satu orang ahli tes, pengukuran, dan evaluasi
arah bagian dalam gawang pada kaki dalam- nya, bernama Prof. Dr. Suharjana, M.Kes., (2) dua
sedangkan pada sudut 1350 pemain akan orang ahli dalam olahraga woodball bernama
memukul bola ke arah bagian luar gawang pada Devi Tirtawirya, M.Or., dan H. Samsul Arifin,
kaki dalamnya. S.E., M.M.
Keempat item yang disusun memiliki ka- Pada tahap uji coba skala kecil diarahkan
rakteristik yang berbeda-beda tetapi satu de- untuk mengidentifikasi persoalan yang muncul
ngan yang lainnya saling melengkapi. Apabila terkait dengan keterlaksanaan tes, seperti cara
seorang atlet mendapatkan hasil yang baik pada pelaksanaan tes, respon dari testee, dan sistem
tes ini, dapat diasumsikan bahwa atlet tersebut skornya. Pelaksanaan uji coba skala kecil ber-
telah menguasai teknik dasar bermain tempat di klub woodball Buleleng, Bali meng-
woodball. gunakan testee 6 orang atlet pemula yang terdiri
dari 3 orang putra dan 3 orang putri. Pada tahap
Menulis Tujuan Kinerja uji coba skala besar diarahkan pada upaya
Penelitian dan pengembangan ini bertuju- untuk menguji validitas dan reliabilitas tes serta
an untuk menghasilkan produk berupa tes penyusunan norma penilaian. Hasil revisi
keterampilan olahraga woodball yang disusun produk pada uji skala kecil diujicobakan pada
dalam buku pedoman pelaksanaan tes keteram- atlet pemula woodball di dua klub yaitu klub
pilan olahraga woodball. Buku pedoman disu- woodball Buleleng, Bali dan klub woodball
Jepara, Jawa Tengah. Testee pada uji coba skala
sun untuk mempermudah pelatih dan atlet
besar ini berjumlah 37 orang.
woodball memahami pelaksanaan tes.
Merevisi Poduk
Mengembangkan Instrumen Penilaian
Hasil uji coba skala kecil dan besar
Pengembangan instrumen penilaian pro-
masing-masing didokumentasikan dengan cara
duk diawali dengan penyusunan kisi-kisi instru-
merekam video pelaksanaan uji coba skala
men. Instrumen penilaian produk akan diguna-
kecil. Hasil rekaman video disimpan ke dalam
kan untuk menilai draf tes keterampilan olah-
DVD yang digunakan sebagai media observasi
raga woodball terkait dengan proses pembuatan
para observer. Observer dalam uji coba skala
lapangan, pelaksanaan tes, sistem penilaiannya,
kecil dan besar menggunakan tiga orang ahli
menguji validitas tes, dan menguji reliabilitas tes.
yakni (1) satu orang ahli tes, pengukuran, dan
Instrumen penilaian produk yang akan
evaluasi bernama Prof. Dr. Suharjana, M.Kes.,
dikembangkan terdiri dari 2 jenis yaitu kualita-
(2) dua orang ahli dalam olahraga woodball
tif dan kuantitatif. Instrumen kualitatif adalah
bernama Devi Tirtawirya, M.Or., dan H. Sam- sul
lembar saran perbaikan dan catatan lapangan.
Arifin, S.E., M.M. Hasil penilaian observasi dan
Instrumen kuantitatif, yaitu: (1) angket skala nilai
saran perbaikan pada uji coba skala kecil
validasi; (2) angket skala nilai observasi
digunakan peneliti sebagai referensi perbaikan
pelaksanaan tes; (3) tes keterampilan olahraga
produk yang akan diujicobakan dengan skala
woodball untuk pemula yang dikembangkan
besar, sedangkan pada uji coba skala besar
peneliti, untuk mencari validitas dan reliabilitas
digunakan sebagai bahan revisi produk akhir.
tes yang dikembangkan serta menyusun norma
penilaian untuk pengklasifikasian keterampilan
atlet woodball.

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 234
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
Tempat dan Waktu Pengembangan skor total menggunakan teknik analisis korelasi
Penelitian tes keterampilan olahraga product moment dari Pearson. Tujuannya untuk
woodball dilaksanakan di dua tempat yaitu mengetahui koefisien validitas masing-masing
item tes yang disusun. Sedangkan untuk men-
Klub Woodball Buleleng, Bali dan Klub Wood-
ball Jepara, Jawa Tengah. Waktu penelitian dapatkan validitas kriterium, dilakukan dengan
mulai dari bulan Desember 2013 sampai mengkorelasikan data hasil tes keterampilan
dengan bulan Februari 2014. olahraga woodball untuk pemula pada uji coba
skala besar dengan hasil permainan subjek se-
Teknik Analisis Data banyak 12 fairway. Tujuannya untuk mengeta-
Teknik analisis data yang digunakan da- hui tingkat validitas tes yang disusun secara
lam penelitian ini adalah analisis data deskriptif keseluruhan. Teknik analisis korelasi yang
kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data digunakan sama dengan teknik analisis validasi
deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil obser- konstruk, yaitu product moment dari Pearson.
vasi analisis kebutuhan untuk memperjelas Mendapatkan reliabilitas produk yang
masalah yang ada sehingga memperkuat latar disusun dicari dengan uji reliabilitas mengguna-
kan teknik test-retest. Tes yang telah disusun,
belakang penelitian dan pada data saran per-
diberikan dua kali pada kelompok yang sama
baikan dari para validator dan observer untuk
dengan jeda waktu satu hari. Untuk memper-
diambil kesimpulan sebagai bahan revisi. Tek- oleh koefisien reliabilitas tes, hasil tes pertama
nik analisis data deskriptif kuantitatif dilakukan dan hasil tes kedua dikorelasikan menggunakan
pada: (1) hasil penilaian validasi dengan skala teknik analisis korelasi product moment dari
nilai ahli materi terhadap draf tes keterampilan Pearson. Analisis data dengan teknik analisis
olahraga woodball untuk pemula sebelum uji korelasi product moment dari Pearson menggu-
coba; (2) data penilaian hasil observasi para nakan bantuan SPSS. Pengambilan keputusan
observer terhadap pelaksanaan tes keterampilan terhadap analisis data tersebut dilakukan de- ngan
olahraga woodball setelah uji coba; dan (3) data melihat nilai signifikansi (Sig.) hasil perhitungan.
hasil tes keterampilan olahraga woodball yang Apabila Sig. hitung lebih kecil dari 0,05 maka
disusun peneliti dan hasil permainan subjek item tersebut dianggap valid/ reliabel, begitu
sebanyak 12 fairway. juga sebaliknya apabila Sig. hitung lebih besar
Rentangan skor pada angket validasi, dan dari 0,05 maka item tersebut dianggap tidak
observasi produk ada lima, yaitu: (1) skor 1 un- valid/reliabel.
tuk penilaian sangat tidak sesuai, (2) skor 2 untuk Norma penilaian tes disusun dari data
penilaian tidak sesuai, (3) skor 3 untuk penilaian hasil tes keterampilan olahraga woodball pada
cukup sesuai, (4) skor 4 untuk penilai- an sesuai, uji coba skala besar. Norma dibuat dalam ben-
dan (5) skor 5 untuk penilaian sangat sesuai. Tes tuk kategorisasi jenjang terdiri dari lima jen-
keterampilan yang disusun dianggap layak untuk jang, yaitu (1) sangat baik, (2) baik, (3) cukup, (4)
diujicobakan dengan skala kecil maupun besar kurang, dan (5) sangat kurang. Acuan penilaian
apabila secara kuantitatif, peng- hitungan skor yang digunakan untuk menentukan batas skor
mencapai standar minimal kela- yakan. Norma masing-masing kategori mengguna- kan
kategorisasi yang digunakan sesuai ketentuan penilaian acuan norma (PAN) yaitu dengan
dapat dilihat pada tabel 1. menggunkan dasar kurva normal, mean, dan
simpangan baku.
Tabel 1. Norma Kategorisasi
Formula Kategori
HASIL DAN PEMBAHASAN
X < (μ-1,0σ) rendah Deskripsi Desain Produk Awal
(μ-1,0σ) ≤ X < (μ+1,0σ) sedang
(μ+1,0σ) ≤ X tinggi Setelah menentukan produk yang akan
(Azwar, 2004, p.109) dikembangkan berupa tes keterampilan olah-
raga woodball mengukur ketepatan pukulan
Validitas produk dicari dengan uji validi- olahraga woodball pada anak usia 7-15 tahun
tas konstruk dan validitas kriterium. Uji validi- yang telah berlatih olahraga woodball ± 3 bu- lan.
tas konstruk dilakukan dengan menganalisis Selanjutnya tahapan yang dilakukan adalah
data hasil tes keterampilan pada uji coba skala menyusun produk dengan melalui beberapa tahap
besar dengan menggunakan inter-items correla- yaitu: (1) melakukan analisis pengem- bangan
tions, yakni mengkorelasikan data hasil tes satu produk dengan mengkaji literatur
dengan tes yang lain dan tiap item tes dengan

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 235
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
tentang indikator teknik dasar permainan wood- Ketiga, jarak 65 meter pada tes pukulan
ball, karakteristik dalam permainan woodball, jarak jauh untuk atlet pemula dirasa terlalu jauh
peraturan permainan woodball,dan kemampuan terutama atlet di bawah umur 9 tahun. Kemudi-
biomotor yang diperlukan dalam permainan an dilakukan studi pustaka dan uji coba awal
woodball, serta (2) menulis tujuan kinerja. melibatkan 10 orang atlet pemula yang berusia
Setelah melalui tahapan di atas maka dihasilkan 7-10 tahun dilakukan untuk dapat melakuan
desain awal dari tes keterampilan olahraga analisis pelaksanaan tes keterampilan olahraga
woodball yang ditujukan untuk talent scouting. woodball khususnya pada item tes ketiga yaitu
Tes keterampilan olahraga woodball ini meru- tes pukulan jarak jauh 65 meter ±25 cm. Dari
pakan battery test yang terdiri dari empat item tes hasil studi pustaka dapat disimpulkan bahwa
yaitu: (1) tes keterampilan pukulan jarak dekat (5 keterampilan dalam memukul bola jarak jauh
m ±25 cm), (2) tes keterampilan pukul- an jarak dapat membantu pemain dalam memperoleh hasil
menengah (35 m ±25 cm), (3) tes keterampilan yang baik saat bermain woodball. Dalam
pukulan jarak jauh (65 m ±25 cm), dan (4) tes peraturan permainan woodball jarak fairway
keterampilan pukulan parking dan gate-in. dirancang bervariasi dari 30 sampai 130 meter,
sehingga apabila seorang pemain dapat melaku-
Validasi Produk Awal
kan pukulan seminimal mungkin pada jarak 60-
Sebelum dilakukannya validasi, draf pro- 70 meter maka dapat diasumsikan pemain terse-
duk awal ini dikoreksi terlebih dahulu oleh para but dapat melakukan pukulan hingga gate-in
pakar. Terdapat tiga hal utama yang harus dengan jumlah pukulan sedikit mungkin. Se-
direvisi dari hasil koreksi yang diperoleh dari dangkan hasil uji coba yang dilakukan didapat-
para pakar. Pertama, pengkajian ulang dengan kan hasil pada item tes ketiga yaitu tes pukulan
melakukan studi pustaka dan berdiskusi dengan jarak jauh, rata-rata jumlah pukulan yang dapat
ahli materi mengenai talent scouting dilakukan dilakukan oleh subjek coba adalah 6 pukulan,
untuk mencari pengertian yang tepat tentang dengan jumlah pukulan minimal yaitu 4 pukul- an
talent scouting. Dari hasil diskusi dan studi dan pukulan maksimal 9 pukulan. Pengamat- an
pustaka yang dilakukan dapat disimpulkan yang dilakukan peneliti pada saat uji coba, rata-
bahwa suatu tes yang dibuat untuk talent rata subjek coba dapat melakukan 4-5 pukulan
scouting biasanya dilakukan sebelum subjek untuk mencapai jarak ± 60 meter. Dari hasil studi
tersebut menekuni suatu cabang olahraga ter- pustaka, uji coba, dan pengamanatan yang
tentu. Sedangkan subjek yang digunakan pada dilakukan peneliti, jarak 65 meter pada item
penelitian dan pengembangan ini adalah anak tes pukulan jarak jauh diubah menjadi 60 meter.
usia 7-15 tahun dan telah berlatih olahraga Setelah melalui tahapan revisi maka diha-
woodball minimal 3 bulan yang dapat digolong- silkan draf baru dari tes keterampilan olahraga
kan sebagai atlet pemula. Menurut Sukadiyanto woodball yaitu tes keterampilan olahraga wood-
(2004: 25) pengertian pemula ditentukan oleh ball yang ditujukan untuk pemula yaitu anak
dua hal, yaitu (1) pemula berdasarkan tingkat usia 7-15 tahun dan telah berlatih teknik pukul-
keterampilan yang dimiliki individu pada ca- an woodball minimal 3 bulan. Tes keterampilan
bang olahraga tertentu, dan (2) pemula berda- olahraga woodball ini merupakan battery test
sarkan usia individu. Dengan demikian, judul yang terdiri dari empat item tes yaitu (1) tes
produk yang dibuat dirubah dari tes keteram- keterampilan pukulan jarak dekat (5 m ±25 cm),
pilan olahraga woodball untuk talent scouting (2) tes keterampilan pukulan jarak menengah
menjadi tes keterampilan olahraga woodball (35 m ±25 cm), (3) tes keterampilan pukulan
untuk pemula. jarak jauh (60 m ±25 cm), dan (4) tes keteram-
Kedua, tujuan tes keterampilan yang pilan pukulan parking dan gate-in.
dibuat perlu tambahan satu aspek lagi yaitu Hasil revisi draf produk awal tes kete-
kontrol pukulan, karena pelaksanaan tes kete- rampilan olahraga woodball tersebut kemudian
rampilan yang dibuat selain dapat menilai kete- diserahkan kepada para ahli untuk dilakukan
patan pukulan juga dapat menilai kemampuan validasi. Skala nilai yang digunakan berupa
kontrol pukulan atlet. Kontrol pukulan yang skala likert 1-5 dengan jumlah pernyataan 10
dimaksud adalah bagaimana memperkirakan item. Mengacu pada kategorisasi yang diadopsi
panjang ayunan mallet serta kekuatan impak dari Azwar (2004, p.109) maka, dapat disusun
mallet terhadap bola pada sasaran yang klasifikasi yang digunakan sebagai pedoman
berbeda-beda. dalam menentukan kelayakan draf produk yang

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 236
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
disusun. Klasifikasi tersebut disajikan dalam tes pukulan jarak panjang, diperpanjang dari 50
tabel 2. cm menjadi 1 meter. Keempat, pada tes parking
Tabel 2. Penghitungan Normatif Kategorisasi dan gate-in, garis sudut yang ada di dalam
Validasi oleh Ahli lapangan dihilangkan, sehingga testee yang OB
tidak diuntungkan. Kelima, tempat mengawali
Interval Kategori pukulan pada tes pukulan parking dan gate-in
X< 23 Kurang Sesuai dirubah menjadi tiga titik yaitu pinggir kiri,
23 ≤X< 37 Cukup Sesuai kanan, dan tengah. Hal ini karena dalam per-
37 ≤X Sesuai mainan, posisi bola memungkinkan untuk ber-

ada pada ketiga posisi tersebut. Keenam, jumlah


Mengacu pada kategorisasi pada tabel 2,
pinalti yang diberikan pada testee apabila bola
maka penilaian validasi oleh ahli tersebut me-
OB ditambah dari satu pukulan menjadi dua
nunjukkan bahwa, tiap item tes keterampilan
pukulan. Hal ini dilakukan agar dapat membe-
olahraga woodball untuk pemula yang disusun
dakan antara pemain yang terampil dan yang
telah mencerminkan keseluruhan aspek yang
kurang terampil. Ketujuh, instruksi pada tahap
akan diukur. Hal ini dapat dilihat dari jumlah
penilaian direvisi menjadi beberapa tahapan
nilai setiap item tes yang diberikan oleh ahli
sederhana sehingga mudah dipahami.
materi 100% berada pada interval 37 ≤ X yang
berarti masuk dalam kategori sesuai. Perhitung- Uji Coba Skala Besar
an ini menjadi dasar bahwa draf produk awal Pelaksanaan uji coba skala besar dilaku-
tes keterampilan olahraga woodball untuk kan di dua tempat, yaitu Klub Woodball Bule-
pemula layak untuk dilakukan uji coba skala leng, Bali dan Klub Woodball Jepara, Jawa
kecil. Tengah. Total testee pada kedua klub tersebut
Uji Coba Skala Kecil berjumlah 37 orang yang terdiri dari 22 orang
putra dan 15 orang putri.
Pelaksanaan uji coba skala kecil bertem-
Mengacu pada tabel 2, hasil penilaian
pat di klub woodball Buleleng, Bali mengguna-
observer terhadap pelaksanaan uji coba skala
kan 6 orang testee terdiri dari 3 orang putra dan
besar tes keterampilan olahraga woodball untuk
3 orang putri yang merupakan atlet pemula
pemula menunjukkan jumlah nilai setiap item
yang telah berlatih woodball selama 3 bulan.
Mengacu pada tabel 2, hasil penilaian tes yang diberikan oleh observer 100% berada
observer terhadap pelaksanaan uji coba skala pada interval 37 ≤ X yang berarti masuk dalam
kecil tes keterampilan olahraga woodball untuk kategori sesuai.
pemula menunjukkan jumlah nilai setiap item Pada tahap uji coba skala besar, selaian
dilakukan observasi terhadap substansi tes dan
tes yang diberikan oleh observer 100% berada
keefektifan proses pelaksanaannya pada jumlah
pada interval 37 ≤ X yang berarti masuk dalam
subjek yang besar dan tempat yang berbeda,
kategori sesuai.
juga diarahkan pada upaya untuk menguji
Walaupun hasil penilaian pada angket
validitas dan reliabilitas tes, serta penyusunan
observasi menunjukkan tes yang disusun sesuai
dengan kriteria yang dijadikan acuan dalam me- norma penilaian untuk pengklasifikasian kete-
nyusun tes keterampilan, ketiga observer tetap rampilan atlet pemula. Data yang digunakan
menyampaikan saran perbaikan secara tertulis untuk menentukan koefisien validitas, koefisien
mengenai pelaksanaan tes keterampilan olahra- reliabilitas dan norma penilaian tes yang disu-
ga woodball untuk pemula ini. Berikut beberapa sun, didapat dari hasil tes keterampilan olahraga
saran perbaikan dari para observer dan revisi woodball untuk pemula yang dilakukan pada uji
yang dilakukan. Pertama, tali rafia yang diguna- coba skala besar.
kan diganti dengan bubuk kapur agar tidak Uji Validitas Tes
mengganggu laju bola. Kedua, lebar lapangan
pada keempat item tes yang semula 5 meter Koefisien validitas tes keterampilan olah-
dikurangi menjadi 3 meter, sehingga benar- raga woodball untuk pemula yang disusun dica-
benar dapat mengukur keterampilan pukulan ri dengan uji validitas konstruk dan validitas
dalam hal mengontrol dan ketepatan pukulan kriterium. Uji vaiditas konstruk dilakukan de-
subjek. Ketiga, pada item tes pukulan jarak ngan menganalisis data hasil tes keterampilan
dekat dan menengah, batas OB yang berada di pada uji coba skala besar dengan menggunakan
belakang sasaran dihilangkan, sedangkan pada inter-items correlations, yakni mengorelasikan
hasil tes masing-masing item dengan item yang

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 237
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
lain dan mengorelasikan hasil tes masing-ma- keterampilan olahraga woodball untuk pemula
sing item dengan skor total. Uji validitas krite- dinyatakan berkorelasi dengan item tes ketiga.
rium dilakukan dengan mengorelasikan data Walaupun dinyatakan berkorelasi namun nilai
hasil tes keterampilan olahraga woodball untuk koefisien korelasinya keci yaitu 0,495 pada ta- raf
pemula yang dilakukan subjek pada uji coba signifikansi 1%. Sedangkan hasil korelasi antara
skala besar dan hasil permainan subjek seba- item tes kedua dengan item tes keempat memiliki
nyak 12 fairway. Pengambilan keputusan dila- nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Data ini
kukan dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) menunjukkan bahwa item tes kedua pada tes
hasil perhitungan. Apabila Sig. hitung lebih ke- keterampilan olahraga woodball untuk pemula
cil dari 0,05 maka item tersebut dianggap valid, dinyatakan tidak berkorelasi dengan item tes
demikian juga sebaliknya apabila Sig. hitung keempat. Ketiga, hasil korelasi antara item tes
lebih besar dari 0,05 maka item tersebut diang- ketiga dengan item tes keempat memi- liki nilai
gap tidak valid. Hasil analisis data mengguna- signifikansi lebih kecil dari 0,05. Data ini
kan inter-items correlations dengan teknik ko- menunjukkan bahwa item tes ketiga pada tes
relasi product moment dari Pearson tersaji pada keterampilan olahraga woodball untuk pemula
tabel 3. Berdasarkan hasil inter-items correla- dinyatakan berkorelasi dengan item tes keem-
tions pada tabel 3, dapat diketahui bahwa: pat. Walaupun dinyatakan berkorelasi namun
Pertama, hasil korelasi antara item tes pertama nilai koefisien korelasinya kecil yaitu 0,411
dengan item tes kedua, ketiga, dan keempat pada taraf signifikansi 5%. Keempat, hasil
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. korelasi keempat item tes dengan nilai total tes
Data ini menunjukkan bahwa item tes pertama keterampilan olahraga woodball untuk pemula
pada tes keterampilan olahraga woodball untuk memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
pemula dinyatakan tidak berkorelasi dengan Data ini menunjukkan bahwa keempat item tes
item tes yang lain. Kedua, hasil korelasi antara pada tes keterampilan olahraga woodball untuk
item tes kedua dengan item tes ketiga memiliki pemula dinyatakan berkorelasi dengan nilai
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Data ini total.
menunjukkan bahwa item tes kedua pada tes

Tabel 3. Hasil Inter-items Correlations Tes Keterampilan Olahraga Woodball untuk Pemula
Tes 1: Tes 2: Tes 3: Tes4:
Tes Pukulan Tes Pukulan Tes Pukulan Tes Pukulan
Jarak Dekat Jarak Menengah Jarak Jauh Parking & Gate-in

Pearson 0.045 0.130 0.207


Tes 1: Correlation
Tes Pukulan Jarak Sig. (2-tailed) 0.791 0.442 0.218
Dekat
Jumlah Subjek 37 37 37
Pearson
Tes 2: 0.045 0.495 ** 0.310
Correlation
Tes Pukulan Jarak
Sig. (2-tailed) 0.791 0.002 0.062
Menengah
Jumlah Subjek 37 37 37
Pearson 0.495 **
Tes 3: 0.130 0.411*
Correlation
Tes Pukulan Jarak
Sig. (2-tailed) 0.442 0.002 0.012
Jauh
Jumlah Subjek 37 37 37
Pearson 0.207 0.310 0.411 *
Tes 4: Correlation
Tes Pukulan Sig. (2-tailed) 0.218 0.062 0.012
Parking & Gate-in
Jumlah Subjek 37 37 37
Pearson
0.352* 0.708** 0.807** 0.768**
Correlation
Nilai total
Sig. (2-tailed) 0.033 0.000 0.000 0.000
Jumlah Subjek 37 37 37 37

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 238
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto

Data hasil korelasi antar item tes pada tes Uji Reliabilitas Tes
keterampilan olahraga woodball untuk pemula Koefisien reliabilitas tes keterampilan
menunjukkan bahwa antar item tes tidak ber- olahraga woodball untuk pemula yang disusun
korelasi dan walaupun berkorelasi nilai koefi- dicari dengan uji reliabilitas menggunakan tek-
sien korelasinya kecil. Artinya, keempat item nik test-retest. Pada uji skala besar masing-
tes tersebut tidak memiliki hubungan yang sig- masing testee melakukan tes sebanyak dua kali
nifikan, sehingga keempat item tes tersebut dengan jeda waktu satu hari. Hasil tes pertama
dapat digunakan sebagai instrumen tes keteram- dan hasil tes kedua dikorelasikan menggunakan
pilan olahraga woodball untuk pemula. Sedang- teknik analisis korelasi product moment dari
kan untuk hasil korelasi antar keempat item tes Pearson. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan nilai total menunjukkan bahwa tiap item dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) hasil
tes berkorelasi dengan nilai total. Artinya, ke- perhitungan. Apabila Sig. hitung lebih kecil
empat item tes pada tes keterampilan olahraga dari 0,05 maka tes tersebut dianggap reliabel,
woodball untuk pemula dinyatakan valid. Item demikian juga sebaliknya apabila Sig. hitung
tes pertama pada tes keterampilan olahraga lebih besar dari 0,05 maka item tersebut dianggap
woodball untuk pemula dinyatakan valid pada tidak reliabel. Hasil korelasi antara data hasil
taraf signifikansi 5% dengan koefisien korelasi pengambilan tes pertama dengan data hasil
sebesar 0,352 dan item tes kedua sampai de- ngan pengambilan tes kedua tersaji pada tabel 5.
keempat dinyatakan valid pada taraf signi- Tabel 5. Hasil Korelasi Data Tes Pertama dan
fikansi 1% dengan koefisien korelasi item ke- Tes Kedua Tes Keterampilan Olahraga
dua sebesar 0,708, item ketiga sebesar 0,807, Woodball untuk Pemula
dan item keempat sebesar 0,768.
Uji validitas yang kedua yaitu uji vali- Total Nilai Tes
ditas kriterium. Uji validitas kriterium dilaku- Kedua

kan dengan mengorelasikan data hasil tes kete- Pearson


rampilan olahraga woodball untuk pemula yang 0.905**
Total Nilai Tes Correlation

dilakukan subjek pada uji coba skala besar dan Pertama Sig. (2-tailed) 0.000
hasil permainan subjek sebanyak 12 fairway.
Jumlah Subjek 37
Data permainan subjek diambil dua hari setelah

melakukan tes keterampilan. Hasil analisis ko- Berdasarkan hasil korelasi pada tabel 5,
relasi tersaji pada tabel 4. didapatkan hasil Sig. hitung antara data hasil tes
Tabel 4. Hasil Korelasi antara Data Hasil Tes pertama dan kedua tes keterampilan olahraga
Keterampilan Olahraga Woodball untuk Pemula woodball untuk pemula lebih kecil dari 0,05 yaitu
dengan Data Hasil Permainan 12 Fairway sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi
0,905. Data ini menunjukkan bahwa tes kete-
Permainan 12 rampilan olahraga woodball untuk pemula
Fairway reliabel dengan koefisien korelasi 0,905 pada
Tes Keterampilan Pearson
0.830** taraf signifikansi 1%.
Olahraga Woodball Correlation
untuk Pemula Penyusunan Norma Penilaian Tes
Sig. (2-tailed) 0.000
Jumlah Subjek 37 Norma penilaian tes dibuat dalam bentuk
kategorisasi jenjang. Jenjang kategorisasi yang
Berdasarkan hasil korelasi pada tabel 4, dibuat terdiri dari lima jenjang, yaitu (1) sangat
didapatkan hasil Sig. hitung antara data hasil tes baik, (2) baik, (3) cukup, (4) kurang, dan (5)
keterampilan olahraga woodball untuk pemula sangat kurang. Penyusunan norma penilaian tes
dengan data hasil permainan 12 fairway lebih keterampilan olahraga woodball ini mengguna-
kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dengan kan PAN sebagai acuan penilaiannya. Data
koefisien korelasi 0,830. Data ini menunjukkan yang digunakan adalah nilai total masing-ma-
bahwa tes keterampilan olahraga woodball sing testee dari data hasil tes keterampilan
untuk pemula valid dengan koefisien korelasi olahraga woodball untuk pemula pada uji coba
0,830 pada taraf signifikansi 1%. skala besar.
Berdasarkan hasil perhitungan didapat
mean ( X ) sebesar 23 dan simpangan baku (S)
sebesar 3,9. Norma yang disusun terdiri dari 5
Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 239
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
kategori, maka jarak batas daerah dalam kurva SIMPULAN DAN SARAN
normal yaitu 6S/5 = 1,2S. Dari data-data terse-
Simpulan
but kemudian ditentukan batas-batas skor untuk
pedoman rentangan skor pada tiap kategori Berdasarkan hasil penelitian yang telah
seperti tabel 6. diuraikan, dapat disimpulkan bahwa: (1) tes
keterampilan olahraga woodball untuk pemula
Tabel 6. Batas Skor Norma Penilaian
yang dikembangkan valid untuk mengukur

Skala Batas skor keterampilan pukulan olahraga woodball dalam


– 1,8 S 23 – 1,8 (3,9) = 15,98 ≈ 16 hal mengontrol pukulan dan ketepatan pukulan
– 0,60 S 23 – 0,60 (3,9) = 20,66 ≈ 21
dengan koefisien validitas sebesar 0,830. (2) tes
keterampilan olahraga woodball untuk pemula
+ 0,60 S 23 + 0,60 (3,9) = 25,34 ≈ 25 mampu memberikan penilaian yang konsisten
+ 1,8 S 23 + 1,8 (3,9) = 30,02 ≈ 30 terhadap objek dengan koefisien reliabilitas se-

besar 0,905. (3) tes keterampilan olahraga


Sistem penilaian dalam permainan wood- woodball untuk pemula dilengkapi dengan nor-
ball semakin sedikit jumlah pukulan yang dila- ma penilaian untuk pengklasifikasian keteram-
kukan maka semakin baik hasil yang didapat. pilan atlet pemula.
Sesuai dengan karakteristik permainan dan
peraturan woodball tersebut, maka dari batas skor Saran
yang didapat, disusun norma penilaian tes Untuk dapat menghasilkan atlet yang
keterampilan olahraga woodball untuk pemula berprestasi, perlu adanya standar atau pedoman
sebagai berikut. sebagai pegangan dalam penyeleksian calon
Tabel 7. Norma Penilaian Tes Keterampilan atlet dan evaluasi keterampilan atlet. Selain fak-
Olahraga Woodball untuk Pemula tor psikis dan fisik, faktor teknik dan kemam-
puan atlet dalam mengatur strategi bermain juga
Jumlah pukulan Kategori sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai.
≤ 15 Sangat Baik Untuk itu, bagi pelatih pada tiap klub woodball
16 - 20 Baik yang ingin melakukan seleksi pada atlet pemu-
21 – 25 Cukup
26 – 30 Kurang lanya dapat menggunakan tes keterampilan
≥ 31 Sangat Kurang olahraga woodball untuk pemula ini.
Selain pelatih woodball, para akademisi
Kajian ProdukAkhir yang tertarik melakukan penelitian terkait de-
Dari dua kali uji coba revisi produk yang ngan keterampilan woodball atlet pemula, dapat
dilakukan diperoleh tes yang memenuhi kela- menggunakan tes keterampilan olahraga wood-
yakan, sehingga bentuk tes dianggap final. Isti- ball untuk pemula ini sebagai instrumen
penelitian.
lah final disini tidak dimaksudkan bahwa tes
tersebut tidak perlu dilakukan pengujian lagi. DAFTAR PUSTAKA
Sebuah tes akan lebih baik jika mendapatkan Azwar, Saifuddin. (2004). Penyusunan skala
pengujian berulangkali. Hasil penilaian dan psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
saran perbaikan terhadap hasil uji coba skala
besar serta catatan lapangan digunakan sebagai Dwiyogo, Wasis D. & Kriswantoro. (2009).
materi revisi produk untuk menyususn produk Olahraga woodball. Malang: Wineka
akhir. Produk akhir yang dihasilkan berupa tes Media.
keterampilan woodball untuk pemula, terdiri Gall, M. D., Gall, J. P. & Borg, W. R. (2007).
dari empat item tes yang valid dan reliabel be- Educational research: an introduction
serta norma penilaiannya. Keempat item tes (8th ed). New York City: Pearson
tersebut yaitu: (1) tes keterampilan pukulan Education, Inc.
jarak dekat (5 m ±25 cm), (2) tes keterampilan
pukulan jarak menengah (35 m ±25 cm), (3) tes HUMAS Media KONI Pusat. (16 Mei 2013).
keterampilan pukulan jarak jauh (60 m ±25 Tandiono Jecky dilantik menjadi ketua
umum PB. Asosiasi Woodball Indone-
cm), dan (4) tes keterampilan pukulan parking
sia. Diambil pada tanggal 28 Mei 2013,
dan gate-in. Produk akhir ini dirangkum dalam
dari
bentuk buku pedoman pelaksanaan tes keteram- http://koni.or.id/articles/read/tandiono-
pilan olahraga woodball untuk pemula.

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259
Jurnal Keolahragaan 3 (2), September 2015 - 240
Putu Citra Permana Dewi, Sukadiyanto
jecky-dilantik-menjadi-ketum-pb.- dan penerapan. Jakarta: Departemen
asosiasi-woodball-indonesia. Pendidikan Nasional, Ditjen Pendidikan
International Woodball Federation. (2008). Dasar dan Menengah, Ditjen Olahraga.
About IWbF. Diambil pada tanggal 30 Reynolds, Cecil R., Ronald B. Livingston &
Juli 2012, dari http://www.iwbf- Victor Willson. (2010). Measurement
woodball.org/about_IWbF.aspx. and assessment in education, second
Ismaryati. (2008). Tes dan pengukuran olah- edition. New Jersey: Pearson
raga. Surakarta: UNS Press. Education.
Kriswantoro & Anas K.A. (2012). Teknik dasar Soetrisno. (2011). Mari bermaian woodball
bermain woodball. Semarang: IWbA. (let’s play woodball). Semarang: Indo-
nesia Woodball Association.
Maksum, Ali. (2012). Metodologi penelitian
dalam olahraga. Surabaya: Unesa Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidik-
University Press. an: pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Mardapi, D. (2012). Pengukuran penilaian &
evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Sukadiyanto. (2004). Keterampilan ground-
Medika. strokes petenis pemula, studi eksperi-
men pada sisiwa SD di Kabupaten
Miller, David K. (2002). Measurement by the Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
physical educator. New York City: Disertasi, tidak diterbitkan. Jakarta:
McGraw-Hill Companies. Universitas Negeri Jakarta.
Nurhasan. (2001). Tes dan pengukuran dalam
pendidikan jasmani: prinsip-prinsip

Copyright © 2015, Jurnal Keolahragaan, Print ISSN: 2339-0662, Online ISSN: 2461-0259

Anda mungkin juga menyukai