Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN ALAT LEMBING PORTABLE

Ridha Sabda Utami, Andika Triansyah, Mimi Haetami


Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak
Email : ridhasabdautami0907@gmail.com

Abstract
This study aims to develop a media or a portable javelin tool that can be assembled so that it is
practical in the process of training for the javelin throwers and in the learning process at
schools and also to determine the feasibility of portable javelin tool based on the validity
aspects and its practicality. This portable javelin is made by using mixture of basic materials
from several composites namely fiberglass fiber, polyester resin and catalyst. This study is a
developmental research. This study uses the ADDIE developmental model (Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation). Data collection techniques in this study used
field trials and questionnaire methods. The result of this research and development is a portable
javelin tool. The result of the analysis of the feasibility level of the portable javelin tool are : (1)
The validity test of 2 validators, namely media experts shows a score of 85,42 % and
practitioner shows a score of 87,5 %. Therefore the portable javelin tool is include in the
category of “Very Valid”. (2) The test of acceptability and practicality through the user
responses, namely sport students, shows an average score of 91,16 %. Therefore from that it
can be concluded that the portable javelin tool is feasible to use and practical in its use.

Keywords : Development, Javelin, Portable

PENDAHULUAN olahraga tersebut bahkan bisa membawa


Olahraga merupakan suatu bentuk nama baik keluarga, sekolah, bahkan bangsa
pendidikan bagi individu yang dan negara. Dari semua aktivitas
mengutamakan kapasitas fisik manusia. keolahragaan, olahraga prestasi adalah salah
Husdarta (2014 : 133) mengatakan makna satu jenis olahraga yang bisa dijadikan alat
olahraga berubah sepanjang waktu namun untuk hal tersebut. Maka dari itu olahraga
esensi pengertiannya tetap berkaitan dengan prestasi harus ditingkatkan semaksimal
tiga unsur pokok yaitu bermain, latihan fisik mungkin dengan cara pembinaan pada setiap
dan kompetisi. Peran olahraga sangat penting cabang olahraga yang di arahkan kepada
dalam usaha pembinaan manusia seutuhnya peningkatan prestasi yang nantinya bisa
karena gerak manusia adalah dasar dari mengharumkan nama bangsa.
mengenal dunia sekelilingnya dan dirinya Adang Suherman (dalam Afif
sendiri. Perkembangan olahraga pada saat ini Muhammad Khoirudin, 2015) mengatakan,
sudah semakin berkembang pesat. olahraga prestasi adalah olahraga yang
Masyarakat sudah semakin menyadari membina dan mengembangkan olahragawan
pentingnya aktivitas keolahragaan, baik secara terencana, berjenjang, dan
olahraga pendidikan, olahraga prestasi, berkelanjutan melalui kompetisi untuk
olahraga masyarakat maupun olahraga mencapai prestasi dengan dukungan ilmu
kesehatan sesuai dengan tujuan masing- pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
masing setiap individu. Sehingga Olahraga prestasi terdiri dari banyak cabang
kemampuan setiap individu dapat tercapai olahraga satu diantaranya adalah cabang
dengan maksimal. olahraga atletik. Cabang olahraga atletik
Melakukan kegiatan olahraga di merupakan satu diantara cabang olahraga
samping untuk meningkatkan kekuatan fisik yang semakin besar perkembangannya,
dan mental juga merupakan usaha untuk atletik sudah melangkah ke arah olahraga
membawa nama baik bagi yang melakukan yang profesional. Atletik berasal dari kata
1
athlon yang berarti berlomba atau bertanding, lembing para ahli berpendapat sama yaitu
atletik merupakan cabang olahraga yang ukuran untuk putra (260-270 cm) dan untuk
bersifat perlombaan atau pertandingan. Kini putri (220-230 cm).
cabang olahraga ini telah menunjukan Berdasarkan observasi dibeberapa
perubahan yang membanggakan dikalangan sekolah dengan mewawancarai 10 guru
pencintanya. Sudah sejak dahulu hingga penjasorkes disekolah yang berbeda-beda
sekarang cabang olahraga atletik yaitu SMA Negeri 1 Pontianak, SMA Islam
diperlombakan, termasuk dalam dunia Bawari Pontianak, SMAN 1 Teluk Keramat,
pendidikan yaitu tingkat sekolah dasar SMAN 4 Teluk Keramat, SMPN 3 Sijang,
sampai menengah atas. Ajang perlombaan SMPN 3 Negeri Pontianak bahwa rata-rata
atletik tingkat sekolah rutin dilakukan setiap lembing yang terdapat di sekolah tersebut
tahunnya melalui ajang bergengsi yaitu adalah lembing yang ada belum memenuhi
O2SN (olimpiade olahraga sains nasional) syarat dari segi bentuk dan ukuran serta
dan POPDA (pekan olahraga pelajar daerah) jumlahnya juga sedikit, lapangan yang ada
bahkan tingkat nasional yaitu POPNAS lapangan semen. Bahkan dibeberapa sekolah
(pekan olahraga pelajar nasional). Sehingga tidak mempunyai lembing sama sekali dan
cabang olahraga atletik dijadikan program lapangan untuk olahraga saja tidak ada
ekstrakurikuler di sekolah-sekolah sebagai disekolah tersebut hanya menggunakan
wadah untuk pembinaan bakat siswa menuju halaman sekolah yang sempit untuk aktivitas
prestasi. pembelajaran olahraga. Untuk prestasi dalam
Lempar lembing merupakan satu cabang atletik nomor lembing dibeberapa
diantara nomor yang dipertandingkan dalam sekolah tersebut tidak mengirimkan atlet
kejuaraan atletik, baik tingkat nasional pada nomor lempar lembing dikarenakan
maupun internasional. Pertandingan atletik fasilitas untuk latihan yang kurang
juga tidak bisa lepas dari beberapa faktor mendukung, sedangkan untuk SMA Islam
yang harus diperhatikan yaitu sarana dan Bawari Pontianak pada ajang O2SN selalu
prasarana. Dalam cabang atletik nomor ikut berpartisipasi walaupun sarana dan
lempar khususnya lempar lembing sarana dan prasarana kurang mendukung, guru disekolah
prasarana yang digunakan dalam tersebut membawa para siswa ke Stadion
pertandingan tersebut juga hal yang sangat olahraga Pontianak untuk latihan, dan
penting. Sidik Dikdik Zafar (2010:89) prestasi yang mereka dapat masih kurang
mengatakan setiap nomor lempar memiliki maksimal.
kekhususan pembatasan yang meliputi Ari Susana dan Sapto Wibowo
karakter peralatan yang digunakan, ruang dan (2014:76) mengemukakan selain alat atau
teknik yang ditentukan oleh peraturan yang sarana latihan, prasarana berupa tempat
berpengaruh kepada urutan gerak dan latihan yang berganti-ganti juga sangat
membuatnya memiliki ciri khas tersendiri penting bagi atlet untuk memberikan
serta tujuan dari nomor lempar adalah untuk kesempatan bagi atlet untuk menikmati
mengukur jarak tempuh maksimal dari alat. latihan dengan rasa senang dan gembira serta
Maka dari itu alat yang digunakan dalam mengurangi kejenuhan dalam berlatih. Maka
nomor lempar lembing sangat penting. dari itu sarana dan prasarana latihan harus
Lempar lembing menggunakan alat yang saling mendukung. Peneliti juga melakukan
dinamakan lembing. Lembing yang wawancara pada pelatih lempar lembing
digunakan untuk atlet putra dan putri Kalimantan Barat yaitu Yuliana Dika
biasanya terbuat dari aluminium dan fiber mengenai lembing yang ada sekarang, dari
yang dibentuk sedemikian rupa dengan ujung hasil wawancara tersebut terdapat masalah
diberi pemberat berupa logam tajam serta yaitu dari segi bentuk lembing yang tajam
ukurannya berbeda, perbedaannya terletak dan panjang sehingga menyulitkan para
pada panjang, berat dan ukuran panjang pelatih atlet maupun guru untuk membawa
lilitan lembing. Khomsin (2008:99) lembing tersebut kemana-mana terutama jika
mengatakan “berat lembing untuk putra pelatih ingin berpindah tempat latihan jadi
adalah 800 gram sedangkan untuk putri 600 latihan hanya monoton pada satu tempat yang
gram”. Sedangkan untuk ukuran panjang menyebabkan atlet merasa bosan karena tidak

2
adanya suasana yang baru dalam latihan. Dari portable) untuk latihan lempar lembing
hasil observasi maka terdapat masalah yaitu menggunakan lembing yang bisa dibongkar
dibeberapa sekolah lembing yang tersedia pasang tetapi tetap standar sehingga
kurang mendukung untuk proses latihan. memudahkan dalam proses latihan. (2)
Karena dibeberapa sekolah tersebut hanya Langkah-langkah dan pengembangan alat
beberapa lembing yang ukurannya standar (lembing portable) untuk latihan lempar
bahkan ada sekolah yang sama sekali tidak lembing. (3) Pengembangan alat (lembing
mempunyai lembing hal ini berpengaruh portable) untuk latihan lempar lembing yang
pada hasil prestasi siswa yang mana lembing perlu dilakukan agar tujuan dari latihan dapat
yang seharusnya dipakai untuk proses latihan tercapai dan prestasi yang diraih juga bisa
adalah lembing yang sebenarnya hal ini maksimal. Di dalam proses latihan perlu
merujuk pada tujuan latihan yaitu hasil adanya alat pendukung latihan. Maka dari itu
lemparan lembing, berbeda dengan proses pengembangan alat (lembing portable)
pembelajaran yang hanya memfokuskan pada sebagai alat latihan lempar lembing perlu
tehnik melempar lembing. dibuat dan dikembangkan sebagai alat
Prasarana yang ada juga kurang pendukung latihan dalam peningkatan
mendukung seperti lapangan yang biasanya prestasi atlet atletik khususnya nomor lempar
menggunakan semen sehingga tidak dapat lembing. Jadi peneliti merasa bahwa
melakukan latihan lembing diarea sekolah. penelitian ini penting dilakukan.
Hal ini mengharuskan peserta didik mencari
tempat latihan yang layak dan aman. Dan METODE PENELITIAN
juga pSenyimpanan lembing juga tidak Pengembangan alat lembing portable ini
efisien karena banyak memakan ruang menggunakan metode penelitian dan
penyimpanan dengan ukuran yang panjang pengembangan (reseach and development)
tersebut. Selain itu anggaran dana untuk .Penelitian dan pengembangan merupakan
pengadaan sarana prasarana dengan metode penelitian dengan tujuan untuk
kebutuhan sarana lempar lembing terutama menghasilkan produk tertentu, dan menguji
lembing tidak mencukupi dikarenakan harga kelayakan produk tersebut. Sugiyono (2015:
lembing standar yang tergolong tinggi 407) mengemukakan penelitian dan
sehingga prestasi yang diraih belum pengembangan memiliki tujuan untuk
maksimal dikarenakan minimnya sarana menghasilkan produk baru melalui proses
penunjang latihan. pengembangan. Jadi secara umum, penelitian
Melihat permasalahan di atas maka dan pengembangan merupakan penelitian
peneliti tertarik untuk melakukan yang bertujuan untuk menghasilkan produk
pengembangan alat lembing dengan baru dan menguji keefektifan produk
teknologi tepat guna yaitu lembing portable tersebut.
atau lembing bongkar pasang tetapi tetap Prosedur penelitian ini mengadaptasi
mengedepankan ukuran yang standar model pengembangan ADDIE yang
sehingga nantinya lembing tersebut lebih dikembangkan oleh Robert Maribe Brach.
mudah dan praktis dalam membawanya Model pengembangan ADDIE yaitu model
karena lembing tersebut dibuat dalam bentuk pengembangan yang terdiri dari Analysis
potongan-potongan lembing dan bisa (analisis), Design (desain), Development
meminimalisir bahaya dalam proses (pengembangan), Implementation
membawa lembing tersebut. Serta (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).
penyimpanan lembing juga bisa lebih efisien Model pengembangan ADDIE dalam
karena tidak banyak memerlukan ruang yang penelitian ini dijabarkan sebagai
terlalu besar. berikut:Tahap Analisis (Analysis) pada
Secara umum tujuan pengembangan penelitian ini yakni (1) analisis kebutuhan
adalah untuk mengembangkan alat (lembing pada lembing portable. (2) Tahap Desain
portable) untuk proses latihan maupun (Design).
pembelajaran lempar lembing. Secara khusus Musthofa (2017: 139-140) mengatakan
tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tahapan desain terdiri dari dua tahapan yaitu:
mengenai : (1) Pengembangan alat (lembing Pertama melakukan design spesifikasi
lembing, tujuan dari tahap ini adalah untuk
3
membuat spesifikasi yang detail mengenai selanjutnya melakukan perakitan lembing
desain produk dan material untuk membuat menjadi lembing yang utuh selanjutnya pada
lembing. Spesifikasi disusun secara tahapan pengembangan juga dilakukan
mendetail agar tidak ada lagi keputusan yang testing the product atau uji coba awal produk
baru, akan tetapi menggunakan apa yang dengan cara memvalidasi produk kepada 2
sudah ditetapkan dalam tahapan ini. validator yaitu ahli media dan praktisi dengan
Tahapan-tahapan pendesainnya yaitu cara uji coba lapangan tahap awal produk
merancang sketsa lembing yang akan dibuat yang dilakukan oleh atlet lempar lembing dan
dan menyusun alur pembuatan lembing yang dilihat langsung oleh validator yaitu praktisi
berupa flowchart yaitu diagram alur yang lembing setelah itu melakukan revisi produk
digunakan sebagai navigasi untuk pembuatan berdasarkan hasil uji coba awal produk di
lembing portable. Selain melakukan desain lapangan serta saran dan koreksi dari
spesifikasi lembing pada tahap desain juga validator. (4) Tahap Implementasi
dilakukan material collecting (pengumpulan (Implementation), pada tahapan ini lembing
bahan) yang berupa materi yang berkaitan di implementasikan dengan skala sampel
dengan spesifikasi ukuran lembing yang lebih besar yaitu uji coba dilakukan
berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh pada mahasiswa ilmu keolahragaan
PASI, dan pengumpulan bahan material Universitas Tanjungpura.
untuk membuat lembing portable yaitu, pipa Arikunto, s mengatakan (2010:183)
besi, yang digunakan sebagai mal yang telah yang mana teknik pengambilan sampel
disesuaikan ukurannya dengan lembing yang dilakukan secara purposive sampling
akan dibuat. Serat fiber(mal), serat ini dikarenakan alasan keterbatasan waktu,
berupaanyaman seperti kain yang terdiri dari tenaga, dan dana serta jumlah produk yang
beberapa model anyaman yang besar dan dihasilkan nanti hanya satu sehingga tidak
jarang-jarang dan serat ini berfungsi sebagai dapat mengambil sampel yang besar dan
pelapis campuran atau adonan dasar jauh. (5) Tahap Evaluasi (Evaluation), pada
fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tahap ini dilakukan penilaian yang meliputi
tersebut bersenyawa dan mengeras, serat kevalidan alat yang berdasarkan penilaian
berfungsi sebagai pengikatnya, sehingga dari 2 orang validator dan hasil
fiberglass menjadi kuat. Resin, bahan ini keberterimaan terhadap lembing yang
berwujud cairan kental seperti lem, berkelir diperoleh dari hasil implementasi. Dari hasil
hitam atau bening. Berfungsi untuk tersebut akan menjadi acuan dalam
mengencerkan semua bahan yang akan penyelesaian produk akhir.
dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe Data dan sumber data pada peneltian
dari keruh, berwarna hingga bening dengan ini terdiri dari dua jenis data yaitu data
berbagai kelebihan nya seperti kekerasan, kualitatif yang diperoleh dari lembar validasi
lentur dan kekuatan. Katalis, cairan pengeras ahli media dan praktisi pada uji coba tahap
resin yang berbentuk cairan jernih dengan awal selain data kualitatif, data kuantitatif
bau menyengat yang fungsinya sebagai juga digunakan yang meliputi kevalidan alat,
katalisator agar resin lebih cepat mengeras. keberterimaan alat dan respon pengguna atau
Plat aluminium, bahan ini digunakan untuk responden terhadap alat (lembing portable).
membuat mata lembing. Mirror glaze, Teknik pengumpulan data pada
lapisan ini biasa disebut lapiran pelepas yang penelitian ini menggunakan teknik
berfungsi untuk mencegah laminasi serat komunikasi tidak langsung, dengan lembar
fiber lengket dengan cetakan. (3) Tahap penilaian alat dan alat pengumpul data.
Pengembangan (Development) . Instrumen pengumpulan data pada penelitian
Pada tahap pengembangan mengadaptasi ini Arikunto (2013:199) mengatakan
dari Musthofa (2017:139-140) terdiri dari dua instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
tahapan yaitu assembly ( penyusunan) yang yang digunakan oleh peneliti dalam
terdiri dari mempersiapkan konsep desain mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
dan material yang disusun serta melakukan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
proses pembuatan lembing portable yaitu lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
membuat lembing menjadi beberapa bagian, mudah untuk diolah. Insrumen dalam

4
penelitian ini adalah lembar validasi dan Dalam penelitian ini data kuantitatif
angket respon dari responden. yang berupa angket respon , lembar validasi,
Analisis data adalah proses mencari dan data kualitatif yang berupa saran dan
dan menyusun secara sistematis data yang kritik dari ahli.
diperoleh dari wawancara, catatan, lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
mengorganisasikan data ke dalam kategori, Hasil
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan Hasil dari penelitian ini yaitu berupa
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih prototipe lembing portable yang bisa di
mana yang penting yang akan dipelajari dan bongkar pasang. Lembing portable yang
membuat kesimpulan sehingga mudah dibuat telah dilakukan uji coba dan divalidasi
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain oleh ahli media dan praktisi serta telah
(Sugiyono, 2015:335). dilakukan implementasi kepada responden
sehingga layak digunakan dilapangan.

Gambar 1. Prototipe lembing portable yang dihasilkan

Lembing portable yang dihasilkan telah 1. Validasi dari ahli media


divalidasi oleh dua ahli yaitu ahli media Adapun hasil validasi ahli media
dan praktisi olahraga yaitu pelatih atletik disajikan dalam tabel berikut.
nomor lempar lembing dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Validasi Ahli Media

No Aspek/kriteria Skor Nilai Kategori


(%)
1 Bentuk Media 9 75 Cukup
Valid
2 Kualitas Media 25 89,3 Sangat
Valid
3 Fungsi Media 7 87,5 Sangat
Valid
Total 41 85,42 Sangat
Valid

Berdasarkan data hasil validasi oleh ahli sudah tepat unuk latihan lempar lembing dan
media diperoleh total skor 41 dengan saran pegangan atau grip disesuaikan dengan
persentase 85,42 % yang termasuk dalam berat depan-belakang.
kriteria “Sangat Valid” sehingga alat lembing
portable layak digunakan dalam penelitian. 2. Validasi Praktisi Lempar Lembing
Selain penilaian ahli media juga Hasil validasi Praktisi Lempar
menambahkan komentar dan saran yaitu Lembing disajikan dalam tabel berikut
Komentar dari ahli media yaitu modifikasi
5
Tabel 2. Hasil Validasi Praktisi Lempar Lembing

Nilai
No Aspek/kriteria Skor Kategori
(%)
1 Bentuk Media 10 83,33 Sangat Valid
2 Kualitas Media 18 90 Sangat Valid
3 Fungsi Media 7 87,5 Sangat Valid
Total 35 87,5 Sangat Valid

Berdasarkan data hasil validasi oleh responden yang dilihat dalam penelitian ini
praktisi lempar lembing diperoleh total skor terdiri atas tujuh aspek yang dinilai meliputi
35 dengan persentase 87,5 % yang termasuk kenyamanan dalam penggunaan, ketertarikan
dalam kriteria “Sangat Valid” sehingga alat terhadap tampilan lembing, kepraktisan
lembing portable layak digunakan dalam dalam membawa lembing, kemudahan dalam
penelitian. Praktisi lempar lembing juga penggunaan, efisiensi dalam penyimpanan,
memberikan komentar dan harapan kedepan nilai ekonomis dari lembing dan membantu
untuk lembing yang dikembangkan yaitu alat proseslatihan.
yang dikembangkan sudah baik dan layak Respon ini diukur menggunakan
untuk digunakan sebagai alat latihan, harapan angket setelah responden menggunakan
kedepannya agar alat ini dibuat lebih kuat media yaitu lembing portable. Hasil analisis
lagi sehingga bisa digunakan altet angket respon dari responden yaitu
professional dalam pertandingan. Selain mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas
validasi lembing portable ini juga Tanjungpura terhadap lembing portable
diimplementasikan kepada responden untuk dapat dilihat pada lampiran C-10. Rata-rata
menguji keberterimaan dan respon dari hasil respon terhadap lembing portable dapat
responden atau pengguna. Respon dari dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Respon Pengguna atau Responden Terhadap Lembing Portable

No Aspek yang dinilai Skor Persentase Kategori


(%)
1 Kenyamanan dalam penggunaan 146 91,25 Sangat Tinggi
2 Ketertarikan terhadap tampilan lembing 142 88,75 Sangat Tinggi
3 Kepraktisan dalam membawa lembing 157 98,13 Sangat Tinggi
4 Kemudahan dalam penggunaan 151 94,37 Sangat Tinggi
5 Efisiensi penyimpanan 145 90,63 Sangat Tinggi
6 Nilai ekonomis dari lembing 137 85,63 Sangat Tinggi
7 Membantu proses latihan 143 89,38 Sangat Tinggi
Skor Rata-rata 1021 91,16 Sangat Tinggi

Pembahasan proposional serta pewarnaan jelas dan


Berdasarkan hasil penelitian dari validasi menarik. Penilaian dari ahli media untuk
ahli media dan praktisi yaitu : (1) Kevalidan aspek bentuk media ini dapat dilihat pada
media, adapun aspek-aspek yang dinilai tabel 1 yaitu persentase yang diperoleh
untuk kevalidan yaitu kelayakan materi dan adalah 75 % dengan keterangan “cukup
kelayakan media yang ditinjau dari bentuk valid”. Sehingga dapat dikatakan bentuk
alat, kualitas dan aspek fungsi. Penilaian dari media cukup baik dan sesuai dengan ukuran
ahli media terdiri dari pada aspek bentuk standar.
media terdiri dari 3 indikator yaitu bentuk Untuk kualitas media pada aspek ini
keseluruhan lembing yang dibuat sesuai terdiri dari 7 indikator penilaian yaitu
standar, susunan pada lembing rapi dan ketepatan pemilihan alat yang dikembangkan,
6
ketepatan pemilihan bahan dasar utama indikator yang pertama yaitu kenyamanan
lembing, fisik dan bentuk lembing kuat dan dalam penggunaan diperoleh informasi rata-
tidak mudah rusak, lembing dapat rata indikator kenyamanan dalam
digunakan dalam jangka waktu lama, penggunaan sebesar 91,25% yang berarti
lembing mudah dibongkar pasang, mahasiswa memberikan respon sangat kuat
penyimpanan lembing lebih efisien, dan terhadap lembing portable. Indikator yang
lembing bernilai ekonomis, praktis dan kedua yaitu ketertarikan terhadap tampilan
mudah dibawa. Hasil penilaian ahli media lembing portable , rata-rata indikator
pada kualitas media yaitu persentase yang ketertarikan terhadap tampilan lembing
diperoleh 89,3% dengan keterangan “sangat yaitu sebesar 88,75% yang berarti
valid” yang bearti kualitas media (lembing mahasiswa memberikan respon sangat kuat
portable) sangat baik. Kemudian pada terhadap lembing portable.
aspek fungsi media hasil penilaian ahli Indikator yang ketiga yaitu kepraktisan
media terhadap aspek fungsi media ini yaitu dalam membawa lembing portable, rata-
87,5% dengan keterangan “sangat valid”. rata indikator kepraktisan dalam membawa
Selain penilaian dari ahli media, lembing yaitu sebesar 98,13% yang berarti
penilaian juga dilakukan dari praktisi yaitu mahasiswa memberikan respon sangat kuat
dari tiga aspek yang sama tapi indikator terhadap lembing portable. Indikator yang
pada aspek kualitas sedikit ada perbedaan. keempat yaitu kemudahan dalam
Penilaian dari praktisi yaitu bentuk media penggunaan, rata-rata indikator kemudahan
diperoleh hasil penilaian pada aspek ini dalam penggunaan lembing portable ini
yaitu persentasenya 83,33% dengan sebesar 94,37% yang berarti mahasiswa
keterangan “sangat valid”. Kualitas media memberikan respon sangat kuat terhadap
dengan hasil yang diperoleh untuk penilaian lembing portable. Indikator yang kelima
kualitas media ini yaitu 90% dengan yaitu efisiensi penyimpanan, rata-rata
keterangan “sangat valid”. Dan fungsi indikator efisiensi penyimpanan lembing
media diperoleh hasil penilaian pada aspek portable ini sebesar 90,63% yang berarti
ini yaitu 87,5% dengan keterangan “sangat mahasiswa memberikan respon sangat kuat
valid”. terhadap lembing portable.
Alat lembing portable yang Indikator yang keenam yaitu nilai
dikembangkan telah melewati tahap ekonomis dari lembing, rata-rata indikator
validasi oleh validator dan dinyatakan valid nilai ekonomis lembing portable ini sebesar
untuk diimplementasikan kepada 85,63% yang berarti mahasiswa
mahasiswa. Implementasi dilakukan kepada memberikan respon sangat kuat terhadap
mahasiswa Pendidikan Jasmani kelas lembing portable. Indikator yang ketujuh
regular dan APK tahun angkatan 2018. yaitu nilai membantu proses latihan, rata-
implementasi ini dilakukan untuk melihat rata indikator ketujuh ini sebesar 89,38%
respon mahasiswa setelah menggunakan yang berarti mahasiswa memberikan respon
alat lembing portable di lapangan. sangat kuat terhadap lembing portable.
Instrumen yang digunakan yakni angket
respon mahasiswa. Terdapat tujuh indikator SIMPULAN DAN SARAN
penilaian yang terdapat di dalam angket Simpulan
respon mahasiswa dan dapat dilihat juga Berdasarkan hasil penelitian dan
pada tabel 3 yakni, kenyamanan dalam pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai
penggunaan, ketertarikan terhadap tampilan berikut: (1) Alat lembing portable
lembing, kepraktisan dalam membawa dinyatakan valid dan layak digunakan
lembing, kemudahan dalam penggunaan, dengan rata-rata hasil validasi oleh ahli
efisiensi penyimpanan, nilai ekonomis dari media 85,42 % (Sangat Valid) dan praktisi
lembing, membantu proses latihan. Hasil lempar lembing 87,5 % (Sangat Valid). (2)
dari implementasi terhadap responden yaitu Responden memberikan respon positif

7
terhadap lembing portable dengan DAFTAR RUJUKAN
persentase skor pada aspek yang nilai yaitu Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
kenyamanan dalam penggunaan sebesar Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
91,25%, ketertarikan terhadap tampilan Rineka Cipta.
lembing sebesar 88,75%, kepraktisan dalam Husdarta. (2014). Sejarah dan Filsafat
membawa lembing sebesar 98,13%, Olahraga. Bandung : ALFABETA.
kemudahan dalam penggunaan sebesar Khoiruddin, Muhammad A (2015).
94,37%, efisiensi penyimpanan sebesar Pengembangan Alat Ukur Tinggi
90,63%, nilai ekonomis dari lembing Badan Dan Berat Badan Digital
sebesar 85,63%, membantu proses latihan yang Terintegrasi. Skripsi. UNY.
sebesar 89,38%. Secara keseluruhan Khomsin. (2008). Atletik 2 (Dasar-dasar
responden memberikan respon positif pembelajaran atletik, lompat jangkit,
terhadap lembing portable dengan rata-rata lari gawang, lempar lembing, lompat
persentase skor sebesar 91,16% dengan tinggi, lempar cakram, lari estafet,
kategori sangat positif. jalan cepat dan peraturan
perlombaan). Semarang: UNNES
Saran PRES.
Berdasarkan kesimpulan yang telah Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
dipaparkan diatas, banyak nilai positif yang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
diperoleh dari pengembangan alat lembing Bandung : Alfabeta.
portable ini, terutama untuk peneliti sendiri. Susana, Ari & Sapto Wibowo. (2014).
Namun penelitian ini tentu masih sangat Penggunaan Media Peltihan Bola
banyak kekurangan maka dari itu saran dan Modifikasi Terhadap Hasil Prestasi
kritikan yang sangat diperlukan agar produk Sepak Sila Pada Ekstrakurikuler
ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Sepak Takraw. Jurnal Olahraga
Terdapat beberapa saran dari hasil Pendidikan, 1 (1). FKIP Universitas
penelitian yang telah dilakukan, yakni: (1) Negeri Surabaya
Perlu adanya penelitian lebih lanjut Zafar, S.D (2010). Mengajar dan Melatih
mengenai implementasi penggunaan Atletik. Bandung:PT Remaja
lembing portable ini untuk mngetahui Rosdakarya Offset
kebermanfaatan alat yang dikembangkan.
(2) Bagi pembaca yang tertarik dengan
penelitian pengembangan alat lembing
portable ini dapat menambahkan metode
latihan maupun pembelajaran yang sesuai
agar alat penunjang latihan (lembing
portable ) ini dapat dimaksimalkan.

Anda mungkin juga menyukai