Abstract
This study aims to develop a media or a portable javelin tool that can be assembled so that it is
practical in the process of training for the javelin throwers and in the learning process at
schools and also to determine the feasibility of portable javelin tool based on the validity
aspects and its practicality. This portable javelin is made by using mixture of basic materials
from several composites namely fiberglass fiber, polyester resin and catalyst. This study is a
developmental research. This study uses the ADDIE developmental model (Analysis, Design,
Development, Implementation and Evaluation). Data collection techniques in this study used
field trials and questionnaire methods. The result of this research and development is a portable
javelin tool. The result of the analysis of the feasibility level of the portable javelin tool are : (1)
The validity test of 2 validators, namely media experts shows a score of 85,42 % and
practitioner shows a score of 87,5 %. Therefore the portable javelin tool is include in the
category of “Very Valid”. (2) The test of acceptability and practicality through the user
responses, namely sport students, shows an average score of 91,16 %. Therefore from that it
can be concluded that the portable javelin tool is feasible to use and practical in its use.
2
adanya suasana yang baru dalam latihan. Dari portable) untuk latihan lempar lembing
hasil observasi maka terdapat masalah yaitu menggunakan lembing yang bisa dibongkar
dibeberapa sekolah lembing yang tersedia pasang tetapi tetap standar sehingga
kurang mendukung untuk proses latihan. memudahkan dalam proses latihan. (2)
Karena dibeberapa sekolah tersebut hanya Langkah-langkah dan pengembangan alat
beberapa lembing yang ukurannya standar (lembing portable) untuk latihan lempar
bahkan ada sekolah yang sama sekali tidak lembing. (3) Pengembangan alat (lembing
mempunyai lembing hal ini berpengaruh portable) untuk latihan lempar lembing yang
pada hasil prestasi siswa yang mana lembing perlu dilakukan agar tujuan dari latihan dapat
yang seharusnya dipakai untuk proses latihan tercapai dan prestasi yang diraih juga bisa
adalah lembing yang sebenarnya hal ini maksimal. Di dalam proses latihan perlu
merujuk pada tujuan latihan yaitu hasil adanya alat pendukung latihan. Maka dari itu
lemparan lembing, berbeda dengan proses pengembangan alat (lembing portable)
pembelajaran yang hanya memfokuskan pada sebagai alat latihan lempar lembing perlu
tehnik melempar lembing. dibuat dan dikembangkan sebagai alat
Prasarana yang ada juga kurang pendukung latihan dalam peningkatan
mendukung seperti lapangan yang biasanya prestasi atlet atletik khususnya nomor lempar
menggunakan semen sehingga tidak dapat lembing. Jadi peneliti merasa bahwa
melakukan latihan lembing diarea sekolah. penelitian ini penting dilakukan.
Hal ini mengharuskan peserta didik mencari
tempat latihan yang layak dan aman. Dan METODE PENELITIAN
juga pSenyimpanan lembing juga tidak Pengembangan alat lembing portable ini
efisien karena banyak memakan ruang menggunakan metode penelitian dan
penyimpanan dengan ukuran yang panjang pengembangan (reseach and development)
tersebut. Selain itu anggaran dana untuk .Penelitian dan pengembangan merupakan
pengadaan sarana prasarana dengan metode penelitian dengan tujuan untuk
kebutuhan sarana lempar lembing terutama menghasilkan produk tertentu, dan menguji
lembing tidak mencukupi dikarenakan harga kelayakan produk tersebut. Sugiyono (2015:
lembing standar yang tergolong tinggi 407) mengemukakan penelitian dan
sehingga prestasi yang diraih belum pengembangan memiliki tujuan untuk
maksimal dikarenakan minimnya sarana menghasilkan produk baru melalui proses
penunjang latihan. pengembangan. Jadi secara umum, penelitian
Melihat permasalahan di atas maka dan pengembangan merupakan penelitian
peneliti tertarik untuk melakukan yang bertujuan untuk menghasilkan produk
pengembangan alat lembing dengan baru dan menguji keefektifan produk
teknologi tepat guna yaitu lembing portable tersebut.
atau lembing bongkar pasang tetapi tetap Prosedur penelitian ini mengadaptasi
mengedepankan ukuran yang standar model pengembangan ADDIE yang
sehingga nantinya lembing tersebut lebih dikembangkan oleh Robert Maribe Brach.
mudah dan praktis dalam membawanya Model pengembangan ADDIE yaitu model
karena lembing tersebut dibuat dalam bentuk pengembangan yang terdiri dari Analysis
potongan-potongan lembing dan bisa (analisis), Design (desain), Development
meminimalisir bahaya dalam proses (pengembangan), Implementation
membawa lembing tersebut. Serta (implementasi) dan Evaluation (evaluasi).
penyimpanan lembing juga bisa lebih efisien Model pengembangan ADDIE dalam
karena tidak banyak memerlukan ruang yang penelitian ini dijabarkan sebagai
terlalu besar. berikut:Tahap Analisis (Analysis) pada
Secara umum tujuan pengembangan penelitian ini yakni (1) analisis kebutuhan
adalah untuk mengembangkan alat (lembing pada lembing portable. (2) Tahap Desain
portable) untuk proses latihan maupun (Design).
pembelajaran lempar lembing. Secara khusus Musthofa (2017: 139-140) mengatakan
tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tahapan desain terdiri dari dua tahapan yaitu:
mengenai : (1) Pengembangan alat (lembing Pertama melakukan design spesifikasi
lembing, tujuan dari tahap ini adalah untuk
3
membuat spesifikasi yang detail mengenai selanjutnya melakukan perakitan lembing
desain produk dan material untuk membuat menjadi lembing yang utuh selanjutnya pada
lembing. Spesifikasi disusun secara tahapan pengembangan juga dilakukan
mendetail agar tidak ada lagi keputusan yang testing the product atau uji coba awal produk
baru, akan tetapi menggunakan apa yang dengan cara memvalidasi produk kepada 2
sudah ditetapkan dalam tahapan ini. validator yaitu ahli media dan praktisi dengan
Tahapan-tahapan pendesainnya yaitu cara uji coba lapangan tahap awal produk
merancang sketsa lembing yang akan dibuat yang dilakukan oleh atlet lempar lembing dan
dan menyusun alur pembuatan lembing yang dilihat langsung oleh validator yaitu praktisi
berupa flowchart yaitu diagram alur yang lembing setelah itu melakukan revisi produk
digunakan sebagai navigasi untuk pembuatan berdasarkan hasil uji coba awal produk di
lembing portable. Selain melakukan desain lapangan serta saran dan koreksi dari
spesifikasi lembing pada tahap desain juga validator. (4) Tahap Implementasi
dilakukan material collecting (pengumpulan (Implementation), pada tahapan ini lembing
bahan) yang berupa materi yang berkaitan di implementasikan dengan skala sampel
dengan spesifikasi ukuran lembing yang lebih besar yaitu uji coba dilakukan
berdasarkan aturan yang telah ditetapkan oleh pada mahasiswa ilmu keolahragaan
PASI, dan pengumpulan bahan material Universitas Tanjungpura.
untuk membuat lembing portable yaitu, pipa Arikunto, s mengatakan (2010:183)
besi, yang digunakan sebagai mal yang telah yang mana teknik pengambilan sampel
disesuaikan ukurannya dengan lembing yang dilakukan secara purposive sampling
akan dibuat. Serat fiber(mal), serat ini dikarenakan alasan keterbatasan waktu,
berupaanyaman seperti kain yang terdiri dari tenaga, dan dana serta jumlah produk yang
beberapa model anyaman yang besar dan dihasilkan nanti hanya satu sehingga tidak
jarang-jarang dan serat ini berfungsi sebagai dapat mengambil sampel yang besar dan
pelapis campuran atau adonan dasar jauh. (5) Tahap Evaluasi (Evaluation), pada
fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia tahap ini dilakukan penilaian yang meliputi
tersebut bersenyawa dan mengeras, serat kevalidan alat yang berdasarkan penilaian
berfungsi sebagai pengikatnya, sehingga dari 2 orang validator dan hasil
fiberglass menjadi kuat. Resin, bahan ini keberterimaan terhadap lembing yang
berwujud cairan kental seperti lem, berkelir diperoleh dari hasil implementasi. Dari hasil
hitam atau bening. Berfungsi untuk tersebut akan menjadi acuan dalam
mengencerkan semua bahan yang akan penyelesaian produk akhir.
dicampur. Resin mempunyai beberapa tipe Data dan sumber data pada peneltian
dari keruh, berwarna hingga bening dengan ini terdiri dari dua jenis data yaitu data
berbagai kelebihan nya seperti kekerasan, kualitatif yang diperoleh dari lembar validasi
lentur dan kekuatan. Katalis, cairan pengeras ahli media dan praktisi pada uji coba tahap
resin yang berbentuk cairan jernih dengan awal selain data kualitatif, data kuantitatif
bau menyengat yang fungsinya sebagai juga digunakan yang meliputi kevalidan alat,
katalisator agar resin lebih cepat mengeras. keberterimaan alat dan respon pengguna atau
Plat aluminium, bahan ini digunakan untuk responden terhadap alat (lembing portable).
membuat mata lembing. Mirror glaze, Teknik pengumpulan data pada
lapisan ini biasa disebut lapiran pelepas yang penelitian ini menggunakan teknik
berfungsi untuk mencegah laminasi serat komunikasi tidak langsung, dengan lembar
fiber lengket dengan cetakan. (3) Tahap penilaian alat dan alat pengumpul data.
Pengembangan (Development) . Instrumen pengumpulan data pada penelitian
Pada tahap pengembangan mengadaptasi ini Arikunto (2013:199) mengatakan
dari Musthofa (2017:139-140) terdiri dari dua instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
tahapan yaitu assembly ( penyusunan) yang yang digunakan oleh peneliti dalam
terdiri dari mempersiapkan konsep desain mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
dan material yang disusun serta melakukan mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
proses pembuatan lembing portable yaitu lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
membuat lembing menjadi beberapa bagian, mudah untuk diolah. Insrumen dalam
4
penelitian ini adalah lembar validasi dan Dalam penelitian ini data kuantitatif
angket respon dari responden. yang berupa angket respon , lembar validasi,
Analisis data adalah proses mencari dan data kualitatif yang berupa saran dan
dan menyusun secara sistematis data yang kritik dari ahli.
diperoleh dari wawancara, catatan, lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
mengorganisasikan data ke dalam kategori, Hasil
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan Hasil dari penelitian ini yaitu berupa
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih prototipe lembing portable yang bisa di
mana yang penting yang akan dipelajari dan bongkar pasang. Lembing portable yang
membuat kesimpulan sehingga mudah dibuat telah dilakukan uji coba dan divalidasi
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain oleh ahli media dan praktisi serta telah
(Sugiyono, 2015:335). dilakukan implementasi kepada responden
sehingga layak digunakan dilapangan.
Berdasarkan data hasil validasi oleh ahli sudah tepat unuk latihan lempar lembing dan
media diperoleh total skor 41 dengan saran pegangan atau grip disesuaikan dengan
persentase 85,42 % yang termasuk dalam berat depan-belakang.
kriteria “Sangat Valid” sehingga alat lembing
portable layak digunakan dalam penelitian. 2. Validasi Praktisi Lempar Lembing
Selain penilaian ahli media juga Hasil validasi Praktisi Lempar
menambahkan komentar dan saran yaitu Lembing disajikan dalam tabel berikut
Komentar dari ahli media yaitu modifikasi
5
Tabel 2. Hasil Validasi Praktisi Lempar Lembing
Nilai
No Aspek/kriteria Skor Kategori
(%)
1 Bentuk Media 10 83,33 Sangat Valid
2 Kualitas Media 18 90 Sangat Valid
3 Fungsi Media 7 87,5 Sangat Valid
Total 35 87,5 Sangat Valid
Berdasarkan data hasil validasi oleh responden yang dilihat dalam penelitian ini
praktisi lempar lembing diperoleh total skor terdiri atas tujuh aspek yang dinilai meliputi
35 dengan persentase 87,5 % yang termasuk kenyamanan dalam penggunaan, ketertarikan
dalam kriteria “Sangat Valid” sehingga alat terhadap tampilan lembing, kepraktisan
lembing portable layak digunakan dalam dalam membawa lembing, kemudahan dalam
penelitian. Praktisi lempar lembing juga penggunaan, efisiensi dalam penyimpanan,
memberikan komentar dan harapan kedepan nilai ekonomis dari lembing dan membantu
untuk lembing yang dikembangkan yaitu alat proseslatihan.
yang dikembangkan sudah baik dan layak Respon ini diukur menggunakan
untuk digunakan sebagai alat latihan, harapan angket setelah responden menggunakan
kedepannya agar alat ini dibuat lebih kuat media yaitu lembing portable. Hasil analisis
lagi sehingga bisa digunakan altet angket respon dari responden yaitu
professional dalam pertandingan. Selain mahasiswa Pendidikan Jasmani Universitas
validasi lembing portable ini juga Tanjungpura terhadap lembing portable
diimplementasikan kepada responden untuk dapat dilihat pada lampiran C-10. Rata-rata
menguji keberterimaan dan respon dari hasil respon terhadap lembing portable dapat
responden atau pengguna. Respon dari dilihat pada tabel berikut.
7
terhadap lembing portable dengan DAFTAR RUJUKAN
persentase skor pada aspek yang nilai yaitu Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
kenyamanan dalam penggunaan sebesar Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:
91,25%, ketertarikan terhadap tampilan Rineka Cipta.
lembing sebesar 88,75%, kepraktisan dalam Husdarta. (2014). Sejarah dan Filsafat
membawa lembing sebesar 98,13%, Olahraga. Bandung : ALFABETA.
kemudahan dalam penggunaan sebesar Khoiruddin, Muhammad A (2015).
94,37%, efisiensi penyimpanan sebesar Pengembangan Alat Ukur Tinggi
90,63%, nilai ekonomis dari lembing Badan Dan Berat Badan Digital
sebesar 85,63%, membantu proses latihan yang Terintegrasi. Skripsi. UNY.
sebesar 89,38%. Secara keseluruhan Khomsin. (2008). Atletik 2 (Dasar-dasar
responden memberikan respon positif pembelajaran atletik, lompat jangkit,
terhadap lembing portable dengan rata-rata lari gawang, lempar lembing, lompat
persentase skor sebesar 91,16% dengan tinggi, lempar cakram, lari estafet,
kategori sangat positif. jalan cepat dan peraturan
perlombaan). Semarang: UNNES
Saran PRES.
Berdasarkan kesimpulan yang telah Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
dipaparkan diatas, banyak nilai positif yang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
diperoleh dari pengembangan alat lembing Bandung : Alfabeta.
portable ini, terutama untuk peneliti sendiri. Susana, Ari & Sapto Wibowo. (2014).
Namun penelitian ini tentu masih sangat Penggunaan Media Peltihan Bola
banyak kekurangan maka dari itu saran dan Modifikasi Terhadap Hasil Prestasi
kritikan yang sangat diperlukan agar produk Sepak Sila Pada Ekstrakurikuler
ini dapat dikembangkan lebih baik lagi. Sepak Takraw. Jurnal Olahraga
Terdapat beberapa saran dari hasil Pendidikan, 1 (1). FKIP Universitas
penelitian yang telah dilakukan, yakni: (1) Negeri Surabaya
Perlu adanya penelitian lebih lanjut Zafar, S.D (2010). Mengajar dan Melatih
mengenai implementasi penggunaan Atletik. Bandung:PT Remaja
lembing portable ini untuk mngetahui Rosdakarya Offset
kebermanfaatan alat yang dikembangkan.
(2) Bagi pembaca yang tertarik dengan
penelitian pengembangan alat lembing
portable ini dapat menambahkan metode
latihan maupun pembelajaran yang sesuai
agar alat penunjang latihan (lembing
portable ) ini dapat dimaksimalkan.