METODOLOGI PENELITIAN
3.3 Reagensia
1. Isopropil alkohol atau etanol 95%. Alkohol tersebut harus memberikan titik
akhir titrasi yang tajam dengan adanya indikator fenolptalein (PP) dan harus
dinetralkan dengan alkali (NaOH atau KOH) hingga menimbulkan warna merah
jambu yang tetap sebelum digunakan
2. Indikator Fenolptalein (PP), ACS grade
3. Natrium Hidroksida, ACS grade
4. Kalium Hidrogen Ptalat, ACS Grade
5. Asam Oksalat, ACS Grade
3.4 Larutan
1. Larutan indikator Fenolptalein (PP) 1 %. Larutkan 10 gram kristal PP dalam
1 liter alkohol 95%
2. Larutan NaOH 0,1 N. Larutkan 4,25 – 4,30 gram kristal NaOH dalam labu
ukur 1 liter dengan air suling hingga tanda garis. Diamkan satu malam,
keesokan harinya disaring, kemudian distandarisasi dengan tepat, ataau dapat
juga dibuat dengan cara menyiapkan alakali (1:1) dengan menambahakna air
suling pada NAOH kristal/pellet, diaduk hingga NaOH larut. Dibiarkan 1
hari hingga semua karbonat mengendap. Kemudian dipipet 5,4 ml ke dalam
labu ukur 1 liter, diencerkan hingga garis tanda, dan distandarisasi dengan
tepat.
3.5 Standarisasi Larutan NaOH
1. Timbang dengan teliti ± 0,5 gram kalium Hidrogen Ptalat (BM = 204,2) yang
telah dipanaskan pada suhu 1100 C selama 4 jam, dan dimasukkan ke dalam
labu erlenmeyer 250 ml. Dibuat tiga kali ulangan
2. Kristal KH-Ptalat ini dilarutkan ke dalam 25 ml air suling dan dipanaskan
perlahan-lahan sampai semuanya terlarut
3. Tambahkan 2-3 tetes indikator PP dan dititrasi dengan larutan NaOH yang
akan distandarisasi sampai munculnya warna merah jambu
4. Perhitungan normalits (N) NaOH dari hasil rata-rata tiga kali ulangan :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟) 𝐾𝐻. 𝑃𝑡𝑎𝑙𝑎𝑡
Larutan NaOH (N) =
0,2042 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎(𝑔𝑟) 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
Larutan NaOH (N) =
0,2042 𝑥 𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻
3.6 Perhitungan
1. Persentase asam lemak bebas (FFA) dalam berbagai jenis minyak dan lemak
dihitung sebagai asam oleat, meskipun demikuan, untuk minyak kelapa dan
minyak inti sawit (PKO) sering dinyatakan sebagai asam laurat dan CPO
sebagai asam palmitat