Anda di halaman 1dari 28

PENGARUH ETIKA AUDITOR, SKEPTISISME PROFESIONAL DAN

KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT


(Studi Empiris pada Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Barat )

ARTIKEL

Oleh:

RIFKA ALFIATI
2012/1202575

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
Pengaruh Etika Auditor, Skeptisme Profesional dan Kompetensi Auditor terhadap
Kualitas Hasil Audit
(Studi Empiris pada Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Barat)

Rifka Alfiati
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : rifka.alfy@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh etika auditor terhadap kualitas hasil audit,
(2) pengaruh skeptisme profesional terhadap kualitas hasil audit, (3) pengaruh kompetensi auditor
terhadap kualitas hasil audit.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Popusi didalam penelitian ini adalah auditor pada
kantor inspektorat provinsi sumatera barat. Teknik pengambilan sampelnya dengan menggunakan metode
tottal sampling. Sumber data dalam peneleitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan
SPSS versi 16.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) etika auditor tidak berpengaruh signifikan positif
terhadap kualitas hasil audit (2) skeptisme profesional berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas
hasil audit, dan (3) kompetensi auditor tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas hasil auidt.
Saran dalam penelitian ini adalah : kepada peneliti berikutnya dapat memperkuat hasil temuan
ini dengan melakukan perbaikan dalam metode survei. Dalam proses pengumpulan data ada
baiknya peneliti memberikan pengantar dan cara pengisian kuesioner dengan lebih baik. Hal ini
untuk menghindari responden menjawab tanpa mengerti petunjuk pengisian kuesioner.

Kata Kunci : kualitas hasil audit,etika auditor,skeptisme profesional dan kompetensi auditor

ABSTRACT
This research aims to determine: (1) the effect of the the ethics auditor toward the quality of audit
result, (2) the effect of the professional skepticism toward the quality of audit result,(3) the effect of the
competency toward the quality of audit result.
Type of this research is causative. The population of the reseach were auditors in inspectorate
office west sumatera province. The technique of sample collection is total sampling method. The sources
of the data of this research is the primary data. The technique of the the data collection is questionnaires.
The data were analyzed using multiple regression analysis using SPSS version 16.
The results of the reseach showed that: (1) Ethics auditor not a positively and significantly effect
on the quality of audit result, (2) the professional skeptic positively and significantly effect on the quality
of audit result,and (3) the competency auditor not a positively and significantly effect on the quality of
audit result.
Suggestions of this are: to the next researchers should be strengthen the findingsby repair in survey
method. In process collecting data it’s better for researhers to give directive and the better way to fill the
questionnaires. This case to avoid answer’s respondence without understand the instruction of filling the
questionnaire.

Key word : The quality of audit results, the ethics auditor, the professional skepticism and competency
auditor.
PENDAHULUAN obyektivitas, integritas dan lain
sebagainya. Porsi besar dari kode etik
A. Latar Belakang adalah mengidentifikasi tindakan yang
dapat mengganggu independensi auditor
Semakin meningkatnya tuntutan
(Messier, dkk 2014). Apabila etika yang
masyarakat atas penyelenggaraan
dimiliki oleh seorang auditor baik, maka
pemerintahan yang bersih, adil, transparan,
akan meningkatkan kualitas hasil audit,
dan akuntabel harus disikapi dengan serius
dan sebaliknya jika auditor memiliki etika
dan sistematis. Segenap jajaran
yang buruk maka juga akan berdampak
penyelenggara negara, baik dalam tataran
buruk terhadap kualitas hasil audit.
eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus
Sedangkan Standar Profesi Akuntan
memiliki komitmen bersama untuk
Publik (SPAP, 2011), menyatakan
menegakkan good governance dan clean
skeptisme profesional auditor sebagai
government. Terdapat 3 aspek utama yang
suatu sikap yang mencakup pikiran yang
mendukung terciptanya pemerintahan yang
selalu mempertanyakan dan melakukan
baik yaitu pengawasan, pengendalian dan
evaluasi secara kritis terhadap bukti audit
pemeriksaan (audit).
yang dapat mempengaruhi kualitas hasil
Pengertian kualitas audit menurut De
audit. Di dalam standar umum (SPKN)
Angelo (1981) dalam Winda dkk (2014),
keempat juga dijelaskan bahwa “Dalam
yaitu sebagai besarnya probabilitas dimana
pelaksanaan pemeriksaan serta
seorang auditor menemukan dan
penyusunan laporan hasil pemeriksaan,
melaporkan tentang adanya suatu
pemeriksa wajib menggunakan kemahiran
pelanggaran dalam sistem akuntansi
profesionalnya secara cermat
kliennya. Probabilitas penemuan suatu
danseksama”. Skeptisme profesional
pelanggaran tergantung pada kemampuan
seorang auditor dibutuhkan untuk
teknikal auditor atau kompetensi dan
mengambil keputusan-keputusan tentang
probabilitas dari pelaporan kesalahan itu
seberapa banyak serta tipe bukti audit
tergantung pada independensi auditor
seperti apa yang harus dikumpulkan
tersebut.
(Arens, 2008).
Menurut Peraturan Menteri Negara
Dalam standar audit APIP disebutkan
Pendayagunaan Aparatur Negara nomor
bahwa audit harus dilaksanakan oleh orang
PER/05/M.PAN/03/2008, pengukuran
yang memiliki keahlian dan pelatihan
kualitas audit atas laporan keuangan,
teknis cukup sebagai auditor. Dalam
khususnya yang dilakukan oleh inspektorat
standar umum kedua dalam SKPN
sebagai auditor internal pemerintah, wajib
menyebutkan bahwa “Semua yang
menggunakan Standar Pemeriksaan
berkaitan dengan persyaratan
Keuangan Negara (SPKN) dan begitupula
kemampuan/keahlian pemeriksa,
BPK wajib menggunakan SPKN yang
independensi organisasi pemeriksa dan
tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa
pemeriksa secara individual, pelaksanaan
Keuangan Republik Indonesia Nomor 01
kemahiran profesional secara cermat dan
Tahun 2007 (BPK, 2007; BPKP, 2008).
seksama dalam pelaksanaan dan pelaporan
Etika dapat didefinisikan secara luas
hasil pemeriksaan, serta pengendalian
sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral
mutu hasil pemeriksaan”. Arens (2008)
atau nilai-nilai. Masing-masing kita
mengemukakan bahwa pernyataan standar
memiliki seperagkat nilai, meskipun kita
umum pertama menyatakan bahwa audit
mungkin belum meyakininya secara nyata
harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih
(Elder, dkk 2011). Menurut Halim
yang memiliki keahlian teknis yang
(2008:29) salah satu faktor yang
memadai sebagai auditor. Apabila auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit adalah
memiliki sikap kompeten maka hasil audit
ketaatan auditor terhadap kode etik, yang
yang di hasilkan akan lebih baik.
terefleksikan oleh sikap independensi,

4
Faktor-faktor yang mempengaruhi terdapat beberapa hambatan dan kendala
kualitas audit di atas secara teori dalam pencapaian target keuangan,
memberikan pengaruh positif terhadap diantaranya terdapat pengadaan tanah
kualitas hasil audit. Hal ini juga didukung untuk sekolah berbakat yaitu pada bidang
oleh beberapa penelitian sebelumnya. olah raga yang memiliki anggaran sebesar
Seperti penelitian mengenai kualitas hasil Rp 2.000.000.000 namun hanya memiliki
audit yang dilakukan oleh Kurnia, dkk tingkat pencapaian sebesar 1,49% yang
(2014) yang meneliti pengaruh disebabkan karena tidak tercapainya
kompetensi, independensi, tekanan waktu, kesepakatan harga akibat permintaan
dan etika auditor terhadap kualitas audit, pemilik tanah melebihi dari harga wajar
dimana semua variabel yang diteliti yang ditetapkan oleh jasa penilai.
memiliki pengaruh yang signifikan. Perencanaan dan Pengawasan
Priyansari (2015) juga meneliti kualitas pembangunan shelter evakuasi tsunami
audit dengan judul pengaruh kompetensi, dengan anggaran sebesar 1.968.700.000
independensi dan etika auditor terhadap dengan target pencapaian sebesar 59,86%
kualitas audit yang diteliti pada BPKP yang disebebkan oleh Paket pembangunan
provinsi Jawa Tengah memiliki hasil yang dan paket pengawasan shelter gagal lelang
signifikan. Sukriah, dkk (2009) juga sebanyak 2 kali dimana rekanan yang
meneliti pengaruh kompetensi terhadap mendaftar kurang dari yang
kualitas hasil audit dan menemukan hasil dipersyaratkan, sedangkan yang terealisasi
yang berpengaruh signifikan terhdap hanya paket perencanaan konstruksi.
kualitas hasil audit. Pembangunan shelter evakuasi tsunami
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam wilayah I dengan tingkat realisasi sebesar
Negri Nomor 64 Tahun 2007 bahwa 1,64% dan pembangunan shelter evakuasi
Inspektorat provinsi dan inspektorat tsunami wilayah II dengan tingkat rea;isasi
kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas sebesar 4.30% yangmana hambatannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 disebabkan karena gagal tender. Dan satu
menyelenggarakan fungsi yaitu: pertama, lagi hambatan yang dihapai adalah relokasi
perencanaan program pengawasan; kedua, Panti Sosial Andam Dewi dengan
perumusan kebijakan dan fasilitasi anggaran sebesar Rp 2.499.730.000 namun
pengawasan; ketiga, pemeriksaan, hanya memiliki tingkat pencapaian sebesar
pengusutan, pengujian dan penilaian tugas 1,91% yang disebabka oleh status lahan
pengawasan. yang belum tuntas dimana penyerahan dari
Sebagaimana juga yang telah pemerintah daerah Kabupaten Solok ke
dijelaskan di dalam PP No.60 tahun 2008 Provinsi Sumbar belum jelas serta
bahwa inspektorat provinsi adalah aparat pernyataan pemerintah provinsi berupa
pengawasan pemerintah yang bertanggung persetujuan bahwa tanah yang diserahkan
jawab langsung kepada gubernur. tersebut memang akan diperuntukkan
Inspektorat Provinsi mempunyai tugas untuk relokasi Panti Sosial Andam Dewi
melakukan pengawasan terhadap belum ada.
pelaksanaan urusan pemerintahan di Dari data di atas dapat diketahui bahwa
daerah provinsi, pelaksanaan pembinaan fungsi dari inspektorat tidak berperan
penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dengan semestinya sehingga
Kabupaten/Kota dan pelaksanaan menyebabkan anggaran tidak terealisasi
pengawasan urusan pemerintahan di sesuai dengan yang diharapkan. Dapat kita
daerah Kabupaten/ Kota. lihat bahwa masih terdapat kelalaian
Berdasarkan Laporan Keuangan dilapangan yang menyebabkan anggaran
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tidak dapat diterapkan sesuai dengan
Tahun Anggaran 2014 yang telah diaudit perencanaan anggaran. Oleh karena itu,
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), penulis tertarik untuk meneliti kasus ini

5
dengan menggunakan variabel terikatnya daerah dalam memgambil keputusan,
adalah kualitas hasil audit yang diikuti karena inspektorat memiliki tanggung
oleh variabel bebasnya yakni: etika jawab terhadap kepala daerah.
auditor, skeptisme profesional dan Berdasarkan uraian diatas, maka
kompetensi. peneliti tertarik untuk melakukan
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang berjudul: “Pengaruh
penelitian sebelumnya yaitu penelitian Etika Auditor, Skeptisme Profesional
yang dilakukan oleh Rohman (2012), dan Kompetensi Auditor terhadap
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Hasil Audit Intern”.
kualitas audit aparat inspektorat
kota/kabupaten di Jawa Tengah. Hasil B. Rumusan Masalah
penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh Berdasarkan latar belakang masalah di
pengalaman dan independensi tidak atas, maka disusunlah rumusan masalah
mempunyai pengaruh yang signifikan, sebagai berikut:
sedangkan objektifitas, pengetahuan, 1. Sejauhmana pengaruh etika auditor
integritas etika dan skeptisme memiliki terhadap kualitas hasil audit?
pengaruh positif terhadap kualitas hasil 2. Sejauhmana pengaruh skeptisme
audit aparat inspektorat kota/kabupaten di profesional terhadap kualitas hasil
Jawa Tengah. Nofianti (2012), tentang audit?
pengaruh kopetensi, independensi, dan 3. Sejauhmana pengaruh kompetensi
skeptisme profesional terhadap kualitas auditor terhadap kualitas hasil audit?
hasil audit aparat inspektorat dalam
pengawasan keuangan daerah (studi C. Tujuan Penelitian
empiris pada auditor inspektorat kab/kota Berdasarkan perumusan masalah
di Sumatera Barat). Hasil penelitian ini diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk
menunjukan bahwa pengaruh kopetensi, menganalisis:
independensi, dan skeptisme professional 1. Pengaruh etika auditor terhadap
berpengaruh positif terhadap kualitas hasil kualitas hasil audit.
audit aparat inspektorat dalam pengawasan 2. Pengaruh skeptisme profesional
keuangan daerah. Perbedaan penelitian ini terhadap kualitas hasil audit.
dengan penelitian sebelumnya dilakukan di 3. Pengaruh kompetensi auditor terhadap
Inspektorat Kab/Kota di Jawa Tengah, kualitas hasil audit.
kemudian Inspektorat Kab/Kota di
Provinsi Sumatera Barat, hanya saja D. Manfaat Penelitian
peneltian ini menambahkan satu variable Manfaat dari penelitian ini adalah:
independen yaitu kompetensi yang tidak 1. Bagi Penulis
diteliti dalam penelitian sebelumnya. Menambah wawasan baru bagi
Penelitian ini fokus pada 3 variable penulis tentang pengaruh etika auditor,
independen yang memiliki pengaruh skeptisme profesional dan kompetensi
terhadap kualitas hasil audit yaitu etika, auditor kerja terhadap kualitas hasil audit.
skeptisme profesional dan kompetensi 2. Bagi inspektorat
auditor. Dimana penelitian ini dilakukan Memberikan referensi serta
pada Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera pengetahuan tentang pengaruh etika
Barat. auditor, skeptisme profesional dan
Penelitian ini penting dilakukan karena kompetensi auditor terhadap kualitas hasil
adanya etika auditor, skeptisme audit.
profesional dan kompetensi yang dimiliki 3. Bagi masyarakat
oleh auditor terhadap kualitas hasil adit. Penelitian ini diharapkan
Hal seperti ini akan berpengaruh terhadap bermanfaat untuk mengetahui perilaku
pengambilan keputusan oleh pejabat manajemen dalam menyajikan laporan

6
keuangannya sehingga dapat dijadikan Terdapat sepuluh standar auditing
dasar dalam pengambilan keputusan untuk yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
berinvestasi. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI,
4. Bagi Perguruan Tinggi 2011) yang terdiri dari tiga kelompok
Penelitian ini dapat dijadikan besar (Agoes, 2014).
sebagai tambahan referensi bagi pihak 1) Standar Umum
perguruan tinggi yang akan berguna bagi a) Audit harus dilakukan oleh seorang
penelitian selanjutnya oleh mahasiswa atau lebih yang memiliki keahlian
maupun referensi lain bagi pihak yang dan pelatihan tekni yang cukup
memerlukan. sebagai auditor.
b) Dalam semua hal yang
KAJIAN TEORI, KERANGKA berhubungan degan perikatan,
KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS independensi dalam sikap mental
A. Kajian Teori harus dipertahankan oleh auditor.
1. Kualitas Hasil Audit c) Dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya, auditor
Pada dasarnya tidak ada penjelasan wajib menggunakan kemahiran
yang mendefinisikan kualitas hasil audit profesionalnya dengan cermat dan
secara relevan karena definisi yang tidak seksama.
pasti dapat menyebabkan ketidaktepatan 2) Standar Pekerjaan Lapangan
pemahaman secara umum mengenai a) Pekerjaan harus direncanakan
faktor-faktor dalam penyusunan kualitas sebaik-baiknyadan jika digunakan
audit dan sering terjadi konflik peran asisten harus disupervisi dengan
antara berbagaipengguna laporan audit. semestinya.
Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap b) Pemahaman memadai atas
sebagai ukuran relatif kebaikan suatu pengendalian intern harus diperoleh
produk atau jasa yang terdiri atas kualitas untuk merencanakan audit dan
desain dan kualitas kesesuaian. menentukan sifat, saat dan lingkup
BPKP (2008) menyatakan bahawa pengujian yang dilakukan.
kualitas audit adalah ukuran mutu c) Bukti audit kompeten yang cukup
pekerjaan audit yang harus dicapai oleh harus diperoleh melalui inspeksi,
auditor dalam melakukan pemeriksaan pengamatan, permintaan
dengan mematuhi standar audit yang telah keterangan dan konfirmasi sebagai
ditetapkan dan mentaati kode etik yang dasar memadai untuk menyatakan
mengatur perilaku sesuai dengan tuntutan pendapat atas laporan keuangan
profesi organisasi dan pengawasan. yang diaudit.
Menurut Arens (2008) yang termasuk ke 3) Standar Pelaporan
dalam prinsip-prinsip etika professional a) Laporan audit harus menyatakan
auditor adalah tanggung jawab, apakah laporan kauangan telah
kepentingan masyarakat, integritas, disusun sesuai dengan standar
objektivitas, independensi, keseksamaan akuntansi yang berlaku umum di
anggota serta ruang lingkup dan sifat jasa. Indonesia.
Menurut Rai (2008) kualitas audit b) Laporan auditor harus
dipengaruhi oleh elemen-elemen yang ada menunjukkan atau menyatakan,
pada standar audit dan etika professional jika ada, ketidakkonsistenan
auditor agar audit yang dilakukan penerapan standar akuntansi dalam
berkualitas maka auditor harus mematuhi penyusunan laporan keuangan
dan memaksimalkan apa yang diwajibkan periode berjalan dibandingkan
dalam standar audit dan etika profesinya. dengan penerapan standar

7
akuntansi tersebut dalam periode error dalam laporan keuangan. Untuk
sebelumnya. mengurangi agar tidak terjadi
c) Pengungkapan informatif dalam kesalahan dalam laporan keuangan
laporan keuangan harus dipandang maka diperlukan orang yang tepat.
memadai, kecuali di pandang lain Sejumlah ahli menghubungkan
dalam laporan auditor. kualitas tinggi dengan kantor akuntan
d) Laporan auditor harus memumat publik yang memiliki pengendalian
suatu pernyataan pendapat yang kuat selama proses audit
mengenai laporan keuangan secara berlangsung. Kantor Akuntan Publik
keseluruhan atau suatu asersi dengan sistem pengendalian kualitas
bahwa pernyataan demikian tidak yang ketat dan proses metodologi
dapat deberikan. Jika terdapat yang sistematik memiliki sedikit
secara keseluruhan tidak dapat kemungkinan untuk memiliki salah
diberikan, maka alasannya harus saji material yang tidak terdeteksi.
dinyatakan. Dalam hal nama 3) Faktor related to reporting
auditor dikaitkan dengan laporan Kemampuan untuk menyajikan
keuangan, maka laporan auditor salah saji material secara tepat
harus memuat petunjuk yang jelas tergantung pada independensi auditor.
mengenai sifat pekerjaan audit Jika auditor jatuh dalam tekanan
yang dilakasanakan, jika ada, dan personal, emosi, dan keuangan, maka
tingkat tanggungjawab yang auditor akan kehilangan
dipikul oleh auditor. independensinya, dan hal ini akan
menyebabkan kesempatan yang besar
Dalam kualitas audit terdapat beberapa terjadinya kualitas audit yang buruk.
dimensi yang harus diketahui supaya tidak
salah saji material. De Angelo (1981) Beberapa unsur kualitas laporan hasil
dalam (Maya,2008) mendefinisikan audit, sesuai dengan kode etik yang berlaku
kualitas audit dalam antara lain, auditor dalam Standar Pemeriksaan Keuangan
harus mampu mendeteksi salah saji Negara (SKPN), diantaranya:
material tersebut dan harus dilaporkan. 1) Tepat waktu
Ada beberapa dimensi kualitas audit Audit laporan keuangan harus
menurut peneliti akuntansi: terencana dengan baik sehingga akan
1) Faktor related to detection menghasilkan manfaat yang maksimal
Pendeteksian terhadap salah saji bila disajikan pada waktu
yang material yang dipengaruhi oleh kegunaannya diperlukan.
sistem pengendalian kualitas dan 2) Lengkap
sumber daya manajemen dikantor Laporan hasil audit haruslah
akuntan public. memuat semua unsur yang memadai
2) Audit firm faktor untuk memenuhi keinginan pengguna
Para peneliti telah meminta bantuan laporan dan memenuhi persyaratan isi
kepada para ahli yang laporan audit.
mengidentifikasi karakteristik pada 3) Akurat
kantor akuntan publik (firm level). Dalam penyusunan laporan hasil audit
Kantor akuntan publik yang mampu harus menyajikan informasi dari bukti
menyediakan jumlah sumber daya yang benar dan temuan yang tepat,
yang cukup untuk memperkerjakan perlunya keakuratan didasarkan akan
dan melatih orang yang terbaik dan kebutuhan untuk memberikan
kemudian memberi mereka keyakinan pada pengguna laporan
metodologi audit yang dibangun audit bahwa apa yang dilaporkan
dengan baik akan mampu mendeteksi

8
memiliki kredibilitas yang dapat independensi, obyektivitas, integritas dan
dipertanggungjawabkan. lain sebagainya.
4) Obyektif Kode Etik Profesi Akuntan menjadi
Kredibilitas suatu laporan standar umum perilaku yang ideal dan
ditentukan oleh penyajian bukti yang menjadi peraturan khusus tentang perilaku
tidak memihak, sehingga laporan hasil yang harus dilakukan. Aturan perilaku dan
audit dapat diyakinkan oleh fakta yang interpretasi memberikan bimbingan atas
disajikan. kepentingan keuangan yang diizinkan dan
5) Meyakinkan lainnya untuk membantu akuntan publik
Laporan audit harus dapat mempertahankan independensi. Peraturan
menjawab tujuan pemeriksaan, kode etik lainnya juga dirancang untuk
menyajikan temuan, simpulan dan mempertahankan kepercayaan publik atas
rekomendasi yang logis. Info yang profesi itu. Tanggung jawab etis dari
disajikan harus dapat meyakinkan akuntan publik dilakukan oleh anggota-
pengguna akan validitas temuan anggota akuntan publik dan oleh dewan
tersebut dan dapat membantu untuk akuntansi negara bagian untuk akuntan
melakukan perbaikan sesuai dengan publik berlisensi.
rekomendasi.
6) Jelas Dalam Kode Etik IAPI (2011), ada 5
Auditor harus menyajikan audit prinsip yang harus dipatuhi akuntan
secara jelas agar mudah dibaca dan publik, yaitu:
dipahami. Penggunaan bahasa yang 1) Prinsip Integritas
mudah dimengerti sesuai maksud yang Integritas adalah suatu elemen
akan disampaikan dalam laporan audit. karakter yang mendasari timbulnya
Apabila terdapat istilah teknis yang pengakuan profesional. Integritas
belum diketahui secara umum maka merupakan kualitas yang melandasi
hal ini harus dijaleskan dengan jelas. kepercayaan publik dan merupakan
7) Ringkas patokan bagi anggota dalam menguji
Laporan audit tidak lebih panjang keputusan yang diambilnya. Integritas
dari yang diperlukan untuk mengharuskan seorang anggota untuk
menyampaikan info kepada para bersikap jujur dan berterusterang
penggunanya. Artinya laporan audit tanpa harus mengorbankan rahasia
sebagaimana mestinya, tidak penerima jasa. Pelayanan dan
ditambahkan dan tidak dikurangi. kepercayaan publik tidak boleh
dikalahkan oleh keuntungan pribadi.
Integritas juga dapat menerima
2. Etika Auditor kesalahan yang tidak disengaja dan
peredaan yang jujur, tetapi tidak
Etika dapat didefinisikan secara luas menerima kecurangan atau peiadaan
sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral prinsip.
atau nilai-nilai (Elder, dkk 2011). Secara 2) Prinsip Objektifitas.
umum, etika didefinisikan sebagai nilai- Setiap Praktisi tidak boleh
nilai tingkah laku atau aturan-aturan membiarkan subjektivitas, benturan
tingkah laku yang diterima dan digunakan kepentingan, atau pengaruh yang tidak
oleh suatu golongan tertentu individu layak (undue influence) dari pihak-
(Sukamto, 1991 dalam Sari, 2011). pihak lain mempengaruhi
Menurut Halim (2008) salah satu faktor pertimbangan profesional atau
yang berpengaruh terhadap kualitas audit pertimbangan bisnisnya. Objektifitas
adalah ketaatan auditor terhadap kode etik, menharuskan anggota bersikap adil,
yang terefleksikan oleh sikap tidak memihak, jujur secara

9
intelektual, tidak berprasangka atau lain yang lebih kompeten. Setiap
bias, serta bebas dari benturan anggota bertanggungjawab untuk
kepentingan atau dibawah pengaruh menentukan kompetensi masing-
pihak lain. Anggota bekerja dalam masing atau menilai apakah
berbagai kapasitas yang berbeda dan pendidikan, pedoman dan
harus menunjukkan objektifitas pertimbangan yang diperlukan
mereka dalam berbagai situasi. memadai untuk bertanggungjawab
Anggota dalam praktek publik yang harus dipenuhinya.
memberikan jasa atestasi, perpajakan, 4) Prinsip Kerahasiaan
serta konsultasi manajemen. Anggota Setiap Praktisi wajib menjaga
yang lain menyiapkan laporan kerahasiaan informasi yang diperolah
keuangan sebagai seorang bawahan, sebagai hasil dari hubungan
melakukan jasa audit internal dan profesional dan hubungan bisnisnya,
bekerja dalam kapasitas keuangan dan serta tidak boleh mengungkapkan
manajemennya di industri, pendidikan informasi tersebut kepada pihak ketiga
dan pemerintah. tanpa persetujuan dari klien atau
3) Prinsip Kompetensi serta Sikap pemberi kerja, kecuali jika terdapat
Kecermatan dan Kehati-hatian kewajiban untuk mengungkapkan
Profesional (professional competence sesuai dengan ketentuan hukum atau
and due care) peraturan lainnya yang berlaku.
Setiap Praktisi wajib memeliara Informasi rahasia yang diperoleh dari
pengetahuan dan keahlian hubungan profesional dan hubungan
profesionalnya pada suatu tingkatan bisnis tidak boleh digunakan Praktisi
yang dipersyaratkan secara untuk keuntungan pribadinya atau
berkesinambungan, sehingga klien pihak ketiga.
atau pemberi kerja dapat menerima 5) Prinsip Perilaku Profesional
jasa profesional yang diberikan secara Seorang Praktisi wajib mematuhi
kompeten berdasarkan perkembangan hukum dan peraturan yang berlaku
terkini dalam praktik, perundang- dan harus mengindari semua tindakan
undangan, dan metode pelaksanaan yang dapat mendiskreditkan profesi.
pekerjaan. Setiap Praktisi harus Kepercayaan masyarakat akan
bertindak secara profesional dan profesionalisme seorang akuntan
sesuai dengan standar profesi dan publik sangat tergantung dari kualitas
kode etik profesi yang berlaku dalam jasa yang mereka berikan kepada
memberikan jasa profesionalnya. masyarakat tersebut. Oleh sebab itu
Kompetensi diperoleh melalui seorang akuntan profesional harus
pendidikan dan pengalaman. Anggota mentaati peraturan kode etiknya dalam
seharusnya tidak menggambarkan setiap perilakunya karena hal tersebut
dirinya memiliki keahlian atau dapat berpengaruh pada kualitas jasa
pengalaman yang tidak mereka miliki. yang mereka berikan (Arens 2008).
Kompetensi menunjukkan terdapat
pencapaian dan pemeliharaan suatu
tingkat pemahaman dan pengetahuan 3. Skeptisme Profesional
yang memungkinkan seorang anggota
Standar umum ketiga (SA seksi 230
untuk memberikan jasa dengan
dalam SPAP 2012) menyebutkan bahwa
kemudahan dan kecerdikan. Dalam
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
hal penugasan profesional melebihi
laporannya, auditor wajib menggunakan
kompetensi anggota atau perusahaan,
kemahiran profesionalnya secara cermat
anggota wajib melakukan konsultasi
dan seksama (due professional care).
atau menyerahkan klien kepada pihak
Penggunaan kemahiran profesional dengan

10
cermat dan seksama menuntut auditor agar kualitas audit dapat tercapai. Auditor
untuk melaksanakan skeptisme yang memiliki keahlian teknis melalui
profesional. pelatihan praktik dan ahli dalam bidang
American Institude of Certified Public audit akan memberikan kontribusi yang
(AICPA) memberi definisi skeptisme baik untuk kualitas audit yang baik. Sikap
profesional adalah:“Profesional skepticism mental auditor yang bebas pengaruh, tidak
in auditing implies an attitude that berpihak pada siapapun dan jujur sangat
includes a questioning mind and a critical diperlukan untuk mempertahankan
assessment of audit evidence without being kebebasannya memberikan pendapat yang
absessively suspicious or skeptical. The mana kualitas audit yang dihasilkannya
auditors are expected to exercise semakin baik.
profesional skepticism in conducting the Beberapa petunjuk ringkas
audit, and in gathering evidence sufficient mengenai kewaspadaan profesional dalam
to support or rufute management’s menghadapi kemungkinan kecurangan
assertion”(AU 316 AICPA). menurut Theodorus (2013):
Sedangkan pengertian skeptisme 1) Sadari, manajemen selalu bisa
profesional auditor menurut Agoes membuat kecurangan
(2012:71) menyatakan bahwa “Skeptisme a) Manajemen berada dalam posisi
Profesional merupakan sikap yang penuh meniadakan (override)
dengan pertanyaan di dalam benaknya pengendalian intern yang baik.
serta sikap penilaian kritis atas setiap bukti b) Anggota tim audit harus
audit yang diperoleh“. Skeptisme mengesampingkan
profesional diartikan sebagai sikap yang keyakinan/kepercayaan mereka
tidak mudah percaya akan bukti audit yang bahwa manajemen jujur dan
disajikan manajemen, sikap yang selalu punya integritas, sekalipun
mempertanyakan dan evaluasi bukti audit pengalaman dalam audit yang lalu
secara kritis. Skeptisme profesional sangat menunjukan mereka jujur dan
penting untuk dimiliki oleh auditor guna punya integritas.
mendapatkan informasi yang kuat, yang 2) Sikap berfikir yang senantiasa
akan dijadikan dasar bukti audit yang mempertanyakan
relevan yang dapat mendukung pemberian Buat penilaian kritis (critical
opini atas kewajaran laporan keuangan. assesment) tentang sah atau validnya
Auditor harus bertanggungjawab secara bukti audit yang diperoleh.
professional dalam tugasnya untuk 3) Waspada
bersikap tekun dan hati-hati. Sebagai a) Apakah bukti audit bertentangan
seorang auditor professional harus dengan atau mempertanyakan
menghindarkan terjadinya kecerobohan keandalan?
serta sikap asal percaya, tetapi auditor b) Dokumen dan tanggapan terhadap
tidak diharapkan untuk membuat suatu pertanyaan auditor?
pertimbangan yang sempurna dalam setip c) Semua informasi lain yang
kesempatan (Arens, 2011). diperoleh dari manajemen?
Skeptisme Profesional merupakan 4) Terapkan kehati-hatian jangan:
keharusan dalam setiap penugasan auditor. a) Abaikan/sepelekan situasi
Audit harus memberikan keyakinan yang aneh/luar biasa
memadai bahwa bukti audit telah b) Menggeneralisasi kesimpulan
mencukupi dan sesuai untuk mendukung mengenai mengamatan audit.
temuan dan kesimpulan auditor. c) Gunakan asumsi keliru dalam
Keyakinan yang memadai atas bukti-bukti menentukan sifat, waktu
yang ditemukan akan sangat membantu pelakanaan dan luasnya prosedur
auditor dalam melaksanakan proses audit

11
audit dan dalam mengevaluasi ketidakpercayaan, karakteristik ketiga
hasil atau temuannya. ini didasari karena keinginan untuk
d) Terima bukti audit yang kurang menambah pengetahuan.
persuasif, dengan harapan atau 4) Kemampuan pemahaman
kepercayaan manajemen jujur dan interpersonal(interpersonal
punya integritas. understanding)
e) Terima representasi dari Memberikan pemahaman bahwa
manajemen sebagai orang yang skeptis akan mempelajari
substitusi/pengganti dari bukti dan memahami individu lain yang
audit yang cukup dan tepat yang memiliki pandangan dan persepsi
seharusnya dieroleh. yang berbeda mengenai suatu hal.
5) Percaya diri (self confidence)
Meskipun Standar Profesional Sikap ini diperlukan oleh auditor
Akuntan Publik (SPAP, 2011) telah untuk dapat menilai bukti-bukti audit.
mendefinisikan skeptisme profesional, Selain itu, percaya diri dilakukan oleh
namun tidak ada pedoman praktis auditor untuk dapat berhadapan
mengenai skeptisme dalam penerapannya. dengan berinteraksi dengan orang lain
Setelah meneliti berbagai bidang profesi atau klien, termasuk juga beradu
dan akademis yang berkaitan dengan argumentasi dan mengambil tindakan
skeptisme professional, Hurt (2003) dalam audit yang diperlukan berdasarkan
Nofianti (2012) mengembangkan sebuah keraguan atau pertanyaan yang timbul
model skeptisme professional dan dalam dirinya.
memetakan karakteristik yang dimiliki 6) Determinasi diri (self determination)
seseorang yang memiliki skeptisme Determinasi diri ini diperlukan
profesional. Karakteristik tersebut terdiri oleh auditor untuk mendukung
dari: pengambilan keputusan, yakni
1) Pola pikir yang selalu bertanya-tanya meemukan tingkat kecukupan bukti-
(questioning mind) bukti audit yang sudah diperolehnya.
Berkaitan dengan orang-orang
yang menyediakan bukti atau sumber Ada beberapa faktor yang
diperolehnya bukti-bukti audit yakni mempenaruhi sikap skeptisme profesional
interpersonal understanding. menurut Kee dan Knox’s dalam Subhan
2) Penundaan pengambilan keputusan (2011) diantaranya:
(suspension of judgment) 1) Faktor kecondongan etika
Seorang auditor harus Faktor-faktor kecondongan etika
mencerminkan sikap yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan
tergesa-gesa dalam melakukan suatu terhadap skeptisme profesional
hal. Orang yang skeptis tetap akan auditor. Faktor kecondongan etika
mengambil suatu keputusan, namun memiliki pengaruh perkembangan
tidak segera karena mereke kesadaran etis atau moral memainkan
membutuhkan informasi-informasi peranan kunci dalam semua area
pendukung lainnya untuk mengambil profesi akuntan, termasuk dalam
keputusan tersebut. melatih sikap skeptisme akuntan.
3) Mencari pengetahuan (search for 2) Faktor situasi
knowledge) Faktor situasi berpengaruh secara
Orang yang memiliki sikap skeptis positif terhadap skeptisme profesional
menunjukkan bahwa ada sikap auditor. Faktor situasi audit memiliki
keingintahuan akan suatu hal. Berbeda resiko tinggi mempengaruhi auditor
dengan sikap bertanya-tanya, yang untuk meningkatkan sikap skeptisme
didasarikeraguan atau profesionalnya.

12
3) Pengalaman dalam mempertahankan pemeriksa yang
Pengalaman yang dimaksudkan memiliki kompetensi yang memadai.
adalah pengalaman yang dimiliki oleh Adapun kompetensi menurut De
auditor dalam melakukan pemeriksaan Angelo (1981) dalam Kusharyanti (2002)
laporan keuangan baik dari segi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang
lamanya waktu, maupun banyaknya yakni sudut pandang auditor individual,
penugasan yang pernah dilakukan. audit tim dan Kantor Akuntan Publik
(KAP). Masing-masing sudut pandang
4. Kompetensi akan dibahas lebih mendetail berikut ini:
1) Kompetensi Auditor Individual
Standar umum pertama menyebutkan Ada banyak faktor yang
bahwa audit harus dilaksanakan oleh mempengaruhi kemampuan auditor,
seorang atau lebih yang memiliki keahlian antara lain pengetahuan dan
dan pelatihan teknis yang cukup sebagai pengalaman. Untuk melakukan tugas
auditor, sedangkan standar umum ketiga pengauditan, auditor memerlukan
menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan pengetahuan pengauditan dan
audit dan penyusunan laporannya, auditor pengetahuan mengenai bidang
wajib menggunakan kemahiran pengauditan, akuntansi dan industri
profesionalnya dengan cermat dan klien. Selain itu juga pengalaman
seksama (SPAP, 2011). Lee dan Stone dalam melakukan audit.
(1995) dalam Efendy (2010) 2) Kompetensi Tim Audit
mendefinisikan kompetensi sebagai Standar pekerjaan lapangan yang
keahlian yang cukup yang secara eksplisit kedua menyatakan bahwa jika
dapat digunakan untuk melakukan audit pekerjaan menggunakan asisten maka
secara objektif. Kompetensi adalah harus disupervisi dengan semestinya.
kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor Dalam suatu penugasan, satu tim audit
untuk melaksanakan audit dengan benar. biasanya terdiri dari auditor yunior,
Konstruk ini diukur dengan menggunakan auditor senior, manajer dan partner.
5 item kuesioner yang telah disusun Tim audit ini dipandang sebagai faktor
berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh yang lebih menentukan kualitas audit
BPKP dalam Sukriah, dkk (2009). (Wooten, 2003 dalam Elfarini 2007).
Pernyataan standar umum pertama Selain itu, adanya perhatian dari
dalam SPKN adalah: “Pemeriksa partner dan manajer pada penugasan
secarakolektif harus memiliki kecakapan ditemukan memiliki kaitan dengan
profesional yang memadai untuk kualitas audit.
melaksanakan tugas pemeriksaan”. 3) Kompetensi dari Sudut Pandang KAP
Dengan pernyataan standar pemeriksaan Besaran KAP menurut Deis &
ini semua organisasi pemeriksa Giroux (1992) dalam Sari (2011)
bertanggung jawab untuk memastikan diukur dari jumlah klien dan
bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan presentase dari audit fee dalam usaha
oleh para pemeriksa yang secara kolektif mempertahankan kliennya untuk tidak
memiliki pengetahuan, keahlian, dan berpindah pada KAP yang lain. KAP
pengalaman yang dibutuhkan untuk yang besar sudah mempunya jaringan
melaksanakan tugas tersebut. klien yang luas dan banyak sehingga
Oleh karena itu, organisasi pemeriksa mereka tidak tergantung atau tidak
harus memiliki prosedur rekrutmen, takut kehilangan klien (De Angelo,
pengangkatan, pengembangan 1981 dalam Elfarini 2007). Selain itu
berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa KAP yang besar biasanya mempunyai
untuk membantu organisasi pemeriksa sumber daya yang lebih banyak dan
lebih baik untuk melatih auditor

13
mereka, membiayai auditor ke 3) Keahlian dalam menyampaikan hasil
berbagai pendidikan profesi pemeriksaan
berkelanjutan, dan melakukan Segala temuan, informasi dan data
pengujian audit daripada KAP kecil. yang diperoleh dalam melaksanakan
pemeriksaan harus disampaikan
Menurut Martanto (dalam Elfarini, seluruhnya kepada kepala
2007) menyatakan bahwa komponen pemerintahan dan pihak yang
kompetensi untuk auditor terdiri atas: diperiksa. Untuk dapat menyampaikan
1) Komponen pengetahuan, hasil audit kepada kedua pihak
merukapakan komponen yang sangat tersebut diperlukan keahlian dan
penting dalam suatu kompetens. kemahiran berbahasa secara baik,
Komponen ini meliputi pengetahuan benar efisien, teliti dan cermat melalui
terhadap fakta-fakta dan prosedur- laporan hasil pemeriksaan.
prosedur yang telah ditetapkan.
2) Memiliki kompetensi lain seperti Menurut prinsip etika profesi Ikatan
kemampuan berkomunikasi, Akuntan Indonesia (IAI) dalam ahmadi
kreativitas, kerja sama dengan orang (2010), kompetensi diperoleh melalui
lain atau organisasi. pendidikan dan pelatihan. Kompetensi
profesional dapat dibagi menjadi dua fase
Terdapat 3 jenis keahlian atau terpisah:
kompetensi yang harus dimiliki oleh 1) Pencapaian kompetensi profesional
seorang auditor menurut Salaim dan Pencapaian kompetensi profesional
Situmorang (Ahmadi, 2010) yaitu: pada awalnya memerlukan standar
1) Keahlian yang menyangkut objek pendidikan yang tinggi, diikuti oleh
pemeriksaan pendidikan khusus, pelatihan atau uji
Mengamati objek dan profesional dalam subjek-subjek yang
membandingkan dengan standar yang relevan dan pengalaman kerja.
berlaku, kemudian menarik 2) Peralihan kompetensi profesional
kesimpulan dari hasil perbandingan a) Kompetensi harus dipelihara dan
tersebut merupakan inti dari pekerjaan dijaga melalui komitmen untuk
pemeriksaan. Untuk itu auditor harus belajar dan meningkatkan
meningkatkan keahlian atau profesional secara
kemampuan teknis yang diperlukan berkesinambungan selama
untuk melaksanakan tugasnya. kehidupan profesional anggota.
2) Keahlian yang menyangkut teknik b) Pemeliharaan kompetensi
atau cara melakukan pemeriksaan profesional memerlukan
Seorang auditor harus memiliki kesadaran untuk terus mengikuti
kemampuan teknik atau cara perkembangan profesi akuntan.
melakukan pemeriksaan yang c) Anggota harus menerapkan suatu
memungkinkan seorang auditor program yang dirancang untuk
memperoleh informasi yang maksimal memastikan terdapatnya mutu
tentang objek yang diperiksa dalam atas pelaksanaan jasa profsional
waktu yang terbatas. Untuk dapat yang konsisten dengan standaa
menarik kesimpulan dan menyajikan nasional dan internasional.
laporan keuangan yang baik tentang d) Kompetensi menunjukkan
kenyataan yang sebenarnya yang terdapatnya pencapaian dan
menyangkut objek yang diperiksa pemeliharaan suatu tingkat
seorang auditor harus memperoleh pemehaman dan pengetahuan
data yang cukup. yang memungkinkan seseorang

14
untuk memberikan jasa dan tersebut diperlukan keahlian dan
kecerdikan. kemahiran berbahasa yang baik,
e) Anggota harus tekun dalam benar, efisien, teliti dan cermat
memenuhi tanggungjawabnya melalui hasil pemeriksaan.
kepada penerima jasa dengan
segara berhati-hati, sempurna dan B. Penelitian Terdahulu
mematuhi standar teknis dan etika Adapun penelitian-penelitian terdahulu
yang berlaku. yang berkaitan dengan variabel-variabel
f) Kehati-hatian profesional yang dibahas dalam penelitian ini antara
mengharuskan anggota untuk lain: Effendy (2010), yang meneliti tentang
merencanakan dan mengawasi pengaruh kompetensi, independensi, dan
secara seksama setiap kegiatan motivasiterhadap kualitas audit aparat
profesional yang menjadi inspektoratdalam pengawasan keuangan
tanggungjawabnya. daerah (studi empiris pada Pemerintah
Kota Gorontalo). Hasil dari penelitian ini
Menurut Elfarini (2007) menyatakan bahwa kompetensi,
menunjukkan bahwa indikator kompetensi independensi, dan motivasi berpengaruh
untuk auditor terdiri atas: positif terhadap kualitas hasil audit (studi
1) Komponen pengetahuan, merupakan empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo).
komponen yang penting dalam suatu Nofianti (2012), meneliti tentang
kompetensi. Komponen ini meliputi pengaruh kopetensi, independensi, dan
pengetahuan terhadap fakta-fakta dan skeptisme profesional terhadap kualitas
prosedur-prosedur. hasil audit aparat inspektorat dalam
2) Memiliki kompetensi lain seperti pengawasan keuangan daerah (studi
kemampuan berkomunikasi, empiris pada auditor inspektorat kab/kota
kreatifitas, kerja sama dengan orang di Sumatera Barat). Hasil penelitian ini
lain. menunjukan bahwa pengaruh kompetensi,
3) Keahlian yang menyangkut objek independensi, dan skeptisme professional
pemeriksaan Mengamati objek dan berpengaruh positif terhadap kualitas hasil
membandingkan dengan standar yang audit aparat inspektorat dalam pengawasan
berlaku, kemudian menarik keuangan daerah. Mufidah (2013),
kesimpulan dari hasil perbandingan meneliti tentang analisis pengaruh
tersebut merupakan inti pekerjaan independensi, obyektifitas, integritas,
pemeriksaan. kompetensi, pengalaman kerja dan
4) Keahlian yang menyangkut teknik skeptisisme profesional terhadapkualitas
atau cara melakukan pemeriksaan hasil pemeriksaan di lingkungan
yang memungkinkan seorang auditor inspektorat provinsi Jambi. Hasil
memperoleh informasi yang maksimal penelitian ini menunjukkan bahwa
(kualitas dan kuantitas) tentang objek independensi, objektivitas, integritas,
yang diperiksa dalam waktu yang kompetensi, pengalaman kerja dan
terbatas. skeptisisme profesional secara bersama-
5) Keahlian dalam menyampaiakan hasil sama (simultan) berpengaruh terhadap
pemeriksaan kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris
Segala temuan, informasi dan data pada inspektorat provinsi Jambi).
yang diperoleh dalam melaksanakan Queena dan Rohman (2014), meneliti
pemeriksaan harus disampaikan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
seluruhnya kepada kepala kualitas audit aparat inspektorat
pemerintahan dan pihak yang kota/kabupaten di Jawa Tengah. Hasil
diperiksa. Untuk dapat menyampaikan penelitian ini menunjukkan bahwa
hasil audit kepada kedua pihak independensi auditor tidak mempunyai

15
pengaruh yang signifikan terhadap kualitas auditor dalam melaksanakan audit
audit, obyektifitas auditor berpengaruh laporan keuangan.
positif terhadap kualitas audit,
pengetahuan mempunyai pengaruh yang b. Pengaruh Skeptisme Auditor
signifikan terhadap kualitas audit, Terhadap Kualitas Hasil Audit
pengalaman kerja auditor tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan Skeptisme profesioanal
terhadap kualitas audit, integritas berarti auditor membuat penaksiran
berpengaruh positif terhadap kualitas yang kritis (critical assessment),
audit, etika seorang auditor berpengaruh dengan pikiran yang selalu
positif terhadap kualitas audit, dan mempertanyakan (questioning
skeptisisme profesional auditor mind) terhadap validitas dari bukti
berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang diperoleh, waspada
audit. terhadap bukti audit yang bersifat
kontradiksi atau menimbulkan
pertanyaan sehubungan dengan
C. Kerangka Konseptual reliabilitas dari dokumen, dan
memberikan tanggapan terhadap
Penelitian ini bertujuan untuk pertanyaan-pertanyaan dan
mengetahui pengaruh etika auditor, informasi lain yang diperoleh dari
skeptisme profesional, etika, dan manajemen dan pihak yang terkait
kompetensi terhadap kualitas hasil audit di (IFAC, 2004, ISA 200). Selain itu,
Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera dengan sikap skeptisme
Barat. professional auditor ini, auditor
diharapkan dapat melaksanakan
a. Pengaruh Etika Auditor
tugasnya sesuai standar yang telah
Terhadap Kualitas Hasil Audit
ditetapkan, menjunjung tinggi
Etika mengacu pada sistem atau
kaidah dan norma agar kualitas
kode perilaku yang didasarkan pada
audit dan citra profesi auditor tetap
kewajiban moral dan kewajiban yang
terjaga.
menunjukkan bagaimana kita
Sekptisme profesional
seharusnya bersikap. Kode etik
auditor merupakan sikap auditor
auditor merupakan aturan perilaku
yang mencakup pikiran yang selalu
auditor sesuai dengan tuntutan profesi
mempertanyakan dan melakukan
dan organisasi serta standar audit yang
evaluasi secara kritis terhadap bukti
merupakan ukuran mutu minimal yang
audit. Sebagaimana telah
harus dicapai oleh auditor dalam
dipaparkan sebelumnya bahwa
menjalankan tugas auditnya.
penggunaan kemahiran profesional
Etika memiliki pengaruh terhadap
dengan cermat dan seksama
kualitas hasil audit, jika etika yang
menuntut auditor untuk
dimiliki oleh seorang auditornya baik
melaksanakan skeptisisme
maka hasil audit laporan keuangan
profesional. Dapat diartikan bahwa
yang dihasilkan juga akan baik dan
skeptisisme profesional menjadi
sebaliknya, jika etika yang dimiliki
salah satu faktor dalam
oleh auditor kurang baik maka
menentukan kemahiran profesional
kualitas hasil audit laporan keuangan
seorang auditor. Jika seorang
juga tidak akan membaik.
auditor memiliki sikap skeptisme,
Sepertihalnya kepatuhan terhadap
maka kecurangan-kecurangan yang
peraturan yang telah ditapkan oleh
terjadi dapat terungkap dan dapat
pemerintah yang harus dipatuhi oleh
meminimalkan kesalahan-

16
kesalahan di dalam laporan seorang auditor baik maka akan
keuangan, sehingga akan menghasilkan laporan hasil audit
meningkatkan kualitas dari laporan yang lebih baik. Dan sebaliknya,
audit tersebut. jika kompetensi yang dimiliki oleh
auditor buruk maka akan
c. Pengaruh Kompetensi Terhadap menurunkan nialai dari kualitas
Kualitas Hasil Audit hasil audit tersebut.
Kompetensi merupakan
kemampuan pengetahuan dan D. Hipotesis
pengalaman auditor yang cukup H1: etika auditor berpengaruh
dalam melakukan audit laporan signifikan positif terhadap kualitas
keuangan secara objektif, cermat hasil audit.
dan seksama. Dalam berbagai H2: skeptisme profesional
standar yang berlaku, kompetensi berpengaruh signifikan positif
harus dimiliki oleh setiap auditor terhadap kualitas hasil audit.
yang melakukan kegiatan audit H3: kompetensi berpengaruh
karena dengan kompetensi dapat signifikan positif terhadap kualitas
mempengaruhi kualitas hasil audit. hasil audit.
Standar umum pertama SKPN
menyebutkan bahwa pemeriksaan
secara kolektif harus memiliki METODE PENELITIAN
kecekapan profesional yang
memadai untuk melaksanakan
A. Jenis Penelitian
tugas pemeriksaan. Dengan
Penelitian ini merupakan
pernyataan standar pemeriksaan ini
penelitian kausatif. Penelitian kausatif
semua organisasi pemeriksa
merupakan tipe penelitian dengan
bertanggung jawab untuk
karakteristik masalah berupa sebab
memastikan bahwa setiap
akibat antara dua variable atau lebih
pemeriksaan dilakukan oleh para
yakni melihat pengaruh etika auditor,
pemeriksa yang secara kolektif
skeptisme profesional, dan kompetensi
memiliki pengetahuan, keahlian
terhadap kualitas hasil audit intern.
dan pengalaman yang dibutuhkan
untuk melaksanakan tugas tersebut.
B. Populasi, Sampel, dan Responden
Apabila auditor yang
1. Populasi
kompeten dan kompetensi
Menurut Arikunto (2006),
professionalnya diakui sangat baik
populasi adalah keseluruhan subjek
maka kualitas hasil audit yang
penelitian. Populasi dalam
dihasilkan berkualitas, begitu
penelitian ini adalah semua auditor
sebaliknya apabila kompetensi
yang bekerja pada Kantor
auditor kurang diakui diindikasikan
Inspektorat Provinsi Sumatera
pelaksanaan audit di entitas
Barat. Alasan penulis memilih
tersebut juga akan menghasilkan
auditor pada Kantor Inspektorat
kualitas audit yang tidak
sebagai populasi adalah karena
berkualitas.
Inspektorat berperan penting dalam
Dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan kualitas Laporan
kompetensi yang dimiliki oleh
Keuangan Pemerintah Daerah
seorang auditor memiliki pengaruh
(LKPD) sehingga dapat
yang signifikan terhadap kualitas
meningkatkan kualitas hasil audit.
hasil laporan keuangan. Jika
kompetensi yang dimiliki oleh

17
2. Sampel 1. Variabel Terikat (Y)
Menurut Arikunto (2006), Variable terikat (dependent
sampel adalah bagian dari populasi variable) adalah tipe variabel yang
(sebagian atau wakil dari populasi dijelaskan atau dipengaruhi
yang diteliti). Sampel penelitian variabel independen atau bebas.
ini adalah seluruh auditor yang Dalam penelitian ini variabel
bekerja pada Kantor Inspektorat terikatnya adalah kualitas hasil
Provinsi Sumatera Barat sebanyak audit.
40 orang. Karena populasi kurang 2. Variabel Bebas (X)
dari 100, maka digunakan total Variabel bebas adalah
sampling. Responden adalah independen adalah tipe variabel
auditor Inspektorat Provinsi yang mempengaruhi variabel lain.
Perwakilan Sumatera Barat. Dalam penelitian ini yang menjadi
Populasi dalam penelitian ini bebas (independent variable)
langsung dijadikan sampel. adalah etika auditor (X1),
C. Jenis dan Sumber Data skeptisme profesional (X2), dan
1. Jenis Data kompetensi (X3).
Jenis data adalah data
subjek yaitu data yang berupa F. Instrumen Penelitian
opini, sikap, pengalaman, dan Instrumen yang digunakan dalam
karakteristik dari seseorang atau penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
sekelompok orang yang menjadi terdiri dari sejumlah pernyataan tertutup
subjek penelitian atau subjek. yang menggunakan skala Likert dengan
2. Sumber Data lima alternatif jawaban.
Sumber data dalam
penelitian ini merupakan data TEMUAN DAN PEMBAHASAN
primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari sampel yang telah A. Gambaran Umum Objek Penelitian
ditentukan untuk diteliti atau Populasi dalam penelitian ini
melalui sumber asli atau tanpa adalah seluruh auditor yang bekerja
melalui perantara, dengan pada Kantor Inspektorat Provinsi
menggunakan metode survey Sumatera Barat sebanyak 40 orang.
dengan menggunakan kuesioner. Alasan penulis memilih auditor
Inspektorat sebagai populasi adalah
D. Metode pengumpulan Data karena Inspektorat mempunyai
Untuk memperoleh data primer kedudukan yang sangat penting dan
dari penelitian ini, dilakukan penelitian merupakan lembaga negara tersendiri.
lapangan dengan menggunakan Dari 40 responden, jumlah responden
kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang mengembalikan kuesioner adalah
terstruktur yang diajukan pada 32 responden dan kuesioner yang dapat
responden. Langkah yang diambil diolah karena mengisi data lengkap
untuk mengantisipasi rendahnya adalah 32 responden. Dengan demikian
tingkat respon (respon rate) adalah kuesioner yang dapat diolah adalah 32
dengan cara melalui telepon guna kuesioner. Gambaran penyebaran dan
memastikan bahwa kuesioner yang di pengembalian kuesioner dapat dilihat
antar telah diisi oleh responden, setelah pada Tabel 3 (Lampiran).
itu dikumpulkan kembali dengan
menjemputnya langsung. B. Demografi Responden
Dari hasil penelitian ini dapat
E. Variabel Penelitian diketahui karakteristik responden pada

18
Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Provinsi Sumatera Barat memiliki
Barat yang dijadikan sampel pengalaman kerja diatas 10 tahun. Jadi
penelitian. Berdasarkan data yang diisi dapat dikatakan bahwa auditor yang
oleh responden yang terdapat dalam bekerja di Kantor Inspektorat Provinsi
kuesioner penelitian, dapat diketahui Sumatera Barat memiliki pengalaman
karakteristik responden yang mengisi kerja yang cukup lama di bidang audit.
kuesioner penelitian. Adapun
karakteristik responden yang mengisi 5. Karakteristik Berdasarkan Banyak
kuesioner penelitian adalah sebagai Penugasan Audit yang Pernah
berikut: Ditangani
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Proporsi auditor yang menjadi
Proporsi auditor yang responden berdasarkan banyak
menjadi responden berdasarkan penugasan audit yang pernah
jenis kelamin dapat diketahui ditangani dapat diketahui bahwa
bahwa yang menjawab kuesioner sebagian besar auditor yang bekerja di
terdiri dari laki-laki yaitu sebanyak Kantor Inspektorat Privinsi Sumatera
13 responden (40,63%) dan Barat telah menangani penugasan
perempuan sebanyak 19 responden audit rata-rata lebih dari 20 kali. Jadi,
(59,37%). dapat dikatakan bahwa auditor yang
2. Karakteristik Responden bekerja di Kantor Inspektorat Provinsi
Berdasarkan Umur Sumatera Barat telah memiliki
Proporsi auditor yang menjadi keahlian yang memadai di bidang
responden berdasarkan umur diketahui audit.
bahwa yang menjawab kuesioner lebih
banyak berumur 35-50 tahun yaitu C. Statistik Deskriptif
sebanyak 16 responden (50,00%),
berumur < 35 tahun sebanyak 5 Sebelum dilakukan pengujian data
responden (15,63%) dan < 50 tahun secara statistik dengan lebih lanjut, terlebih
sebanyak 11 responden (34,37%). dahulu dilakukan pendeskripsian terhadap
variabel penelitian. Hal ini dimaksudkan
3. Karakteristik Berdasarkan Jenjang
agar dapat memberikan gambaran tentang
Pendidikan Formal
masing-masing variabel yang akan diteliti.
Proporsi auditor yang menjadi
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
responden berdasarkan jenjang
bebas adalah etika auditor, skeptisme
pendidikan formal dapat diketahui
profesional dan kompetensi auditor,
bahwa sebagian besar responden
variabel terikatnya adalah Kualitas Audit.
berpendidikan SMA yakni sebanyak 3
responden (9,37%), D3 yakni sebanyak
D. Deskripsi Variabel Penelitian
0 responden (0%), berpendidikan S1
Berikut ini merupakan deskripsi
sebanyak 22 responden (68,75%), dan
dari hasil penelitian tentang pengaruh
berpendidikan S2 sebanyak 7
Independensi, objektivitas dan
responden (21,88%).
integritas auditor terhadap Kualitas
4. Karakteristik Berdasarkan Lama Audit BPKP Perwakilan Sumatera
Pengalaman Kerja Dibidang Audit Barat. Variabel-variabel tersebut dapat
Proporsi auditor yang menjadi dikategorikan dalam:
responden berdasarkan lama 1. Variabel Kualitas Hasil Audit
pengalaman kerja dibidang audit dapat Berdasarkan Tabel 10
diketahui bahwa sebagian besar auditor (Lampiran) distribusi frekuensi
yang bekerja di Kantor Inspektorat kualitas audit, dapat dilihat tingkat

19
capaian responden tertinggi yaitu pada total capaian responden untuk variabel
item pertanyaan No 1 dan 3 dengan skeptisme profesional cukup baik.
tingkat capaian responden 91,88% 4. Variabel Kompetensi
memperoleh penilaian baik yang Dari tebel 13 distribusi frekuensi
berarti dalam penyajian laporan variabel kompetensi dapat dilihat
keuangan harus tepat waktu dan bahwa variable kompetensi
disajikan dengan bukti yang tepat. memiliki tingkat capaian responden
Sedangkan untuk tingkat capaian paling tinggi pada nomor 10 yaitu
terendah terdapat pada item No 7 sebesar 90,00% dengan kategori
dengan tingkat capaian responden baik. Hal ini membuktikan bahwa
67,50% memperoleh penilaian baik, dalam melakukan pekerjaan,
hal ini berarti Pemeriksaan bebas dari auditor bekerja dengan penuh
kepentingan pribadi maupun pihak lain kecermatan dan mempunyai
untuk membatasi segala bentuk keterampilan dalam mengaudit
kegiatan pemeriksaan. Sedangkan laporan keuangan, sedangkan
tingkat capaian rata-rata adalah sebesar tingkat capaian terendah yaitu item
91,98%. Dari 32 responden pada nomor 6 yaitu sebesar 75,63
auditor Inspektorat Provinsi Sumatera diategorikan baik. Oleh karena itu,
Barat yang diteliti, dengan demikian dapat dipahami bahwa total capaian
rerata tingkat capaian responden responden untuk variabel
kualitas audit dapat dikategorikan baik. kompetensi adalah baik.
2. Variabel Etika Auditor
Berdasarkan tabel 11 distribusi E. Uji Validitas dan Reliabilitas
frekuensi variabel etika (Lampiran) 1. Uji Validitas
dapat dilihat bahwa variabel etika Uji validitas menggunakan
auditor memiliki tingkat capaian rumus korelasi product moment dapat
tertinggi pada item nomor 1 yaitu dilihat pada corrected item-total
sebesar 94,38% dengan kategori sangat correlation dengan bantuan alat
baik. Hal ini menunjukkan bakwa analisis SPSS. Pengujian dengan
auditor harus memiliki kepribadian menggunakan uji dua sisi dengan taraf
yang dilandasi oleh unsur jujur, berani, signifikansi 0,05 memiliki kriteria
bijaksana dan bertanggungjawab, pengujian sebagai berikut
sedangkan tingkat capaian terendah (Priyatno:2014):
yaitu item nomor 6 yaitu sebesar a. Jika r hitung ≥ r tabel maka item
83,13% dengan kategori sangat baik. pernyataan dinyatakan valid, yaitu
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa item pernyataan berkorelasi
total capaian responden untuk variabel signifikan terhadap skor total.
etika auditor baik. b. Jika r hitung ≤ r tabel maka item
pernyataan dinyatakan tidak valid,
3. Variabel Skeptisme Profesional yaitu item pernyataan tidak
Dari tabel 12 distribusi berkorelasi signifikan terhadap
frekuensi (Lampiran) dapat dilihat skor total.
bahwa variabel skeptisme profesional Dari print out SPSS versi 16
memiliki tingkat capaian tertinggi pada dapat dilihat dari Corrected item-total
item nomor 5 yaitu sebesar 88,13% Correlation. Jika r hitung kecil dari r tabel,
dengan kategori baik. Sedangkan maka nomor item tersebut tidak valid,
tingkat capaian terendah yaitu berada sebaliknya jika r hitung besar dari r tabel
pada item nomor 3 sebesar 65% maka item tersebut dinyatakan valid
dengan kategori cukup baik. Oleh dan dapat digunakan untuk analisis
karena itu dapat disimpulkan bahwa selanjutnya. Bagi item yang tidak

20
valid, maka item tersebut yang variabel pengganggu atau residual
memiliki nilai r hitung yang paling kecil memiliki distribusi normal. Data yang baik
dikeluarkan dari analisis, kemudian adalah yang mempunyai pola seperti
dilakukan analisis yang sama sampai distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
semua item dinyatakan valid. Pada uji dengan metode kolmogorov smirnov,
validitas dalam penelitian ini r tabel dari dengan melihat nilai signifikan pada 0,05.
N=32 adalah 0.361007. Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05
Dari Tabel 14 (Lampiran) dapat maka data berdistribusi normal.
dilihat nilai terkecil dari Corrected Dari tabel 16 (Lampiran) terlihat
Item- Total Correlation untuk masing- bahwa hasil uji normalitas menyatakan
masing instrumen kualitas hasil audit nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,464
diketahui nilai Corrected Item- Total dengan signifikan 0,982. Berdasarkan hasil
Correlation terkecil 0,366, untuk tersebut dapat dinyatakan data yang
instrumen etika auditor diketahui nilai digunakan dalam penelitian ini telah
Corrected Item- Total Correlation berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan
terkecil 0,377, untuk instrumen untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai
skeptisme profesional diketahui nilai signifikan dari uji normalitas > 0,05.
Corrected Item- Total Correlation
terkecil 0,391, untuk kompetensi 2. Uji Multikolinearitas
auditor diketahui nilai Corrected Item-
Total Correlation terkecil 0,408. Uji multikolonieritas dilakukan untuk
menguji apakah pada sebuah model regresi
2. Uji Reliabilitas ditemukan adanya korelasi antar variabel
Uji reliabilitas digunakan untuk independent. Model regresi yang baik
mengetahui konsistensi alat ukur, adalah model dengan semua variabel
apakah alat pengukur yang digunakan independent tidak berhubungan erat satu
dapat diandalkan dan tetap konsisten sama lain karena jika terdapat hubungan
jika pengukuran tersebut diulang. Alat linear antara variabel independent yang
ukur yang digunakan adalah tinggi, standart error koefisien regresi
cronbach’s alpha. Metode cronbach’s akan semakin besar dan mengakibatkan
alpha sangat cocok digunakan pada confidence interval untuk dugaan
skor berbentuk skala. parameter semakin lebar.
Keandalan konsistensi antar Dengan demikian terbuka
item atau koefisien keandalan kemungkinan terjadi kekeliruan menerima
Cronbach’s Alpha yang terdapat pada hipotesis yang salah dan menolak hipotesis
tabel 15 (Lampiran) yaitu untuk yang benar. Dalam mengetahui ada atau
instrumen Kualitas Audit 0,717, untuk tidaknya multikolonieritas, dapat dilihat
instrumen etika auditor 0,796, untuk dari nilai tolerance dan lawannya variance
instrumen skeptisme profesional inflation factor (VIF) sebagai berikut
0,716, dan untuk instrumen (Ghozali, 2013): Jika nilai tolerance >
kompetensi auditor 0,881. Data ini 0.10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan
menunjukan nilai yang berada pada bahwa tidak terdapat multikolonieritas
kisaran diatas 0,6. Dengan demikian pada penelitian tersebut. Jika nilai
semua instrumen penelitian dapat tolerance < 0.10 dan VIP > 10, maka dapat
dikatakan reliabel. diartikan bahwa terjadi gangguan
multikolonieritas pada penelitian tersebut.
F. Uji Asumsi klasik Kedua dari ukuran ini menunjukan dari
1. Uji Normalitas setiap variabel independent manakah yang
Uji normalitas bertujuan untuk dijelaskan oleh variabel independent
menguji apakah dalam model regresi lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

21
variabel independent yang terpilih yang Berdasarkan Tabel 19 (Lampiran) dapat
tidak dijelaskan oleh variabel independent dianalisis model estimasi sebagai berikut:
lainnya. Y = 22,726+ -0,178(X1) + 0,586(X2) +
Hasil perhitungan Etika auditor, 0,018(X3)
skeptisme professional dan kompetensi
auditor pada tabel 17 (Lampiran) X1 = Etika auditor
menunjukkan nilai tolerance > 0,10 dan X2 = Skeptisme profesional
nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat X3 = Kompetensi auditor
disimpulkan bahwa variabel independen Y = Kualitas Audit
yang digunakan dalam model regresi
penelitian ini adalah terbebas dari Dari persamaan di atas dapat di lihat
multikolinearitas atau dapat dipercaya dan bahwa nilai konstanta sebesar 22,276,
objektif. mengindikasikan jika variabel independen
3. Uji Heterokedastisitas yaitu etika auditor, skeptisme profesional,
Uji heterokedastisitas digunakan untuk dan kompetensi auditor adalah nol maka
melihat apakah dalam sebuah model nilai dari kualitas audit adalah sebesar
regresi terjadi ketidaksamaan varians dan konstanta yaitu 22,276. Nilai koefisien β
residual atas pengamatan ke pengamatan dari variabel X1 bernilai negatif yaitu -
yang lain. Untuk mendeteksi adanya 0,178. Koefisien etika auditor sebesar -
heterokedastisitas dapat menggunakan uji 0,178 mengindikasikan bahwa setiap
Gletser. Dalam uji ini, apabila hasilnya sig peningkatan etika auditor satu satuan maka
> 0,05 atau 5% maka tidak terdapat gejala kualitas audit akan meningkat sebesar -
heterokedastisitas, model yang baik adalah 0,178 satuan. Nilai koefisien β dari
tidak terjadi heterokedastisitas. variabel X2 bernilai positif yaitu 0,586.
Berdasarkan tabel 18 (Lampiran) dapat Koefisien skeptisme profesional sebesar
dilihat bahwa hasil perhitungan masing- 0,586 mengindikasikan bahwa setiap
masing variabel menunjukkan bahwa level peningkatan skeptisme profesional satu
sig > α 0,05, yaitu 0.618 untuk etika satuan maka kualitas audit akan meningkat
auditor, 0.149 untuk skeptisme sebesar 0,586 satuan. Nilai koefisien β dari
professional dan 0.832 untuk kompetensi variabel X3 bernilai positif yaitu 0,018.
auditor. Jadi dapat disimpulkan penelitian Koefisien kompetensi auditor sebesar
ini bebas dari gejala heterokedastisitas dan 0,018 mengindikasikan bahwa setiap
layak untuk diteliti. peningkatan kompetensi auditor satu
satuan maka kualitas audit akan meningkat
G. Hasil Penelitian sebesar 0,018 satuan.
1. Model Data
a. Model b. Uji Model
Untuk mengetahui pengaruh 1) Uji F
variabel yang dihipotesiskan dalam Uji F dilakukan untuk menguji apakah
penelitian ini dilakukan melalui analisis secara serentak variabel independen
regresi berganda. Model regresi yang mampu menjelaskan variabel dependen
digunakan terdiri dari 3 variabel bebas secara baik atau untuk menguji apakah
yaitu etika auditor (X1), skeptisme model yang digunakan telah fix atau tidak.
profesional (X2) dan kompetensi auditor Dari hasil analisis data yang diperoleh
(X3) dan satu variabel terikat yaitu tentang etika auditor, skeptisme
Kualitas Audit (Y). analisis regresi profesional dan kompetensi auditor
berganda dilakukan dengan terhadap kualitas audit dapat dilakukan
membandingkan thitung dengan ttabel dan pengujian terhadap hipotesis yang
nilai sig dengan α yang diajukan yaitu 95% diajukan. Untuk menguji hipotesis ini,
atau α = 0,05. maka dilakukan uji F dengan

22
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel 0,05 adalah 2,048407. Nilai t hitu ng
pada level signifikansi 0,05. Hasil untuk variabel etika auditor (X1)
pengolahan statistik analisis regresi adalah 1,354 dan nilai sig 0,187.
menunjukkan nilai F = 3,470 dan Dengan demikian dapat dikatakan
signifikan pada level 0,029. Jadi Fhitung ˃ bahwa t hitung < t tabel1,354 >
Ftabel (3,470 ˃ 1,88207) dengan nilai (sig. 2,048407 dan nilai signifikansi
0,029 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa 0,187 > α 0,05. Nilai koefisien β
model regresi dapat digunakan untuk dari variabel X1 bernilai negatif
menguji pengaruh variabel independen yaitu -0,178. Hal ini menunjukkan
terhadap variabel dependen. Dari hasil bahwa penelitian ini dapat
analisis data yang diperoleh tentang etika membuktikan Independensi (X1)
auditor, skeptisme profesional dan berpengaruh negatif dan tidak
kompetensi auditor terhadap Kualitas signifikan terhadap Kualitas Audit,
Audit. sehingga hipotesis pertama pada
penelitian ini di tolak.
2) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted b. Pengujian Hipotesis 2
R Square) Pengujian hipotesis 2
Koefisien determinasi bertujuan dilakukan dengan membandingkan
untuk melihat atau mengukur seberapa nilai t hitung dan t tabel. Hipotesis
jauh kemampuan model dalam diterima jika t hitung > t tabel atau nilai
menerangkan variasi variabel sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α =
dependen. 0,05 adalah 2,048407. Nilai t hitung
Dari Tabel 21 (Lampiran), untuk variabel skeptisme
dapat dilihat nilai Adjusted R Square profesional (X2) adalah 2,791 dan
menunjukkan 0,193. Hal ini nilai sig 0,009. Dengan demikian
mengindikasikan bahwa kontribusi dapat dikatakan bahwa t hitung > t
variabel bebas yaitu etika auditor, tabel 2,791 > 2,048407 dan nilai
skeptisme profesional dan kompetensi signifikansi 0,009 < α 0,05. Nilai
auditor terhadap variabel terikat yaitu koefisien β dari variabel X2 bernilai
Kualitas Audit 19,3% sedangkan positif yaitu 0,586. Hal ini
80,7% ditentukan oleh faktor lain menunjukkan bahwa penelitian ini
diluar model. dapat membuktikan skeptisme
profesional (X2) berpengaruh
2. Uji Hipotesis positif dan signifikan terhadap
Uji t stastistik (t-Test) Kualitas Audit, sehingga hipotesis
bertujuan untuk mengetahui hubungan kedua pada penelitian ini diterima.
yang signifikan dari masing-masing c. Pengujian Hipotesis 3
variabel bebas terhadap variabel Pengujian hipotesis 3
terikatnya. Pengujian hipotesis secara dilakukan dengan membandingkan
parsial dilakukan dengan cara nilai t hitung dan t tabel. Hipotesis
membandingkan nilai thitung dengan diterima jika t hitung > t tabel atau nilai
nilai ttabel. Nilai ttabel dengan α = 0,05 sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α =
dan derajat bebas (db) = n-k-1 = 32-3-1 0,05 adalah 2,048407. Nilai t hitung
= 28 adalah 2,048407. untuk variabel kompetensi auditor
a. Pengujian Hipotesis 1 (X3) adalah 0,146 dan nilai sig
Pengujian hipotesis 1 0,885. Dengan demikian dapat
dilakukan dengan membandingkan dikatakan bahwa t hitung < t tabel
nilai t hitung dan t tabel. Hipotesis 0,146 < 2,048407 dan nilai
diterima jika t hitung > t tabel atau nilai signifikansi 0,885 > α 0,05. Nilai
sig < α 0,05. Nilai t tabel pada α = koefisien β dari variabel X3 bernilai

23
positif yaitu 0,018. Hal ini pengaruh kompetensi an independensi
menunjukkan bahwa penelitian ini auditor terhadap kualitas audit yang
dapat membuktikan integritas (X3) dimoderasi orientasi etika auditor
berpengaruh positif dan tidak dimana hasil penelitiannya
signifikan terhadap Kualitas Audit, menggambarkan bahwa kompetensi
sehingga hipotesis ketiga pada dan independensi auditor berpengaruh
penelitian ini ditolak. meningkatkan kualitas audit, idealisme
orientasi etika auditor tidak
H. Pembahasan menguatkan atau melemahkan
1. Pengaruh Etika Auditor Terhadap hubungan antara kompetensi dengan
Kualitas Hasil Audit kualitas audit.
Hasil penelitian menunjukan 2. Pengaruh Skeptisme Profesional
bahwa etika auditor tidak berpengaruh Auditor Terhadap Kualitas Audit.
signifikan positif terhadap kualitas Hasil penelitian menunjukan
hasil audit di Kantor Inspektorat bahwa skeptisme profesional auditor
Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan berpengaruh signifikan positif
penelitian yang dilakukan dapat terhadap Kualitas Audit. Ini berarti
dinyatakan bahwa variabel etika bahwa hubungan antara skeptisme
auditor tidak berpengaruh signifikan, profesional searah dengan Kualitas
dengan nilai signifikansi 0,187 > α Audit. Maka dapat diartikan bahwa,
00,05. Hal ini dapat disimpulkan, Semakin tinggi tingkat skeptisme
bahwa etika auditor yang tidak sesuai profesional auditor maka semakin baik
dengan nilai dan norma moral dalam kualitas hasil pemeriksaannya.
menjalankan tugas yang dipikulnya. Semakin auditor mampu menjaga
Jika auditor tidak mengakui sifat dasar skeptisme profesional selama proses
etika dalam keputusan, skema audit maka kualitas hasil audit akan
moralnya tidak akan mengarah pada semakin meningkat.
masalah etika. Hasil penelitian ini menyatakan
Hal ini tidak sejalan dengan bahwa secara parsial Skeptisisme
penelitian yang dilakukan oleh Arens profesional memberikan pengaruh
(2008) bahwa etika sebagai standar secara signifikan terhadap kualitas
perilaku yang ideal dan menjadi hasil pemeriksaan . Hal ini dapat
peraturan khusus tentang perilaku yang dilihat dari tingkat signifikansi yang
harus dilakukan. Pedoman perilaku positif dan dibawah 0,05 yaitu 0,009.
bagi auditor atau pengawas dalam Hasil ini mendukung pernyataan
menjalankan profesinya dimana bahwa semakin skeptis seorang
auditor wajib mematuhi prinsip-prinsip auditor maka semakin mengurangi
perilaku antara lain integritas dan tingkat kesalahan dalam melakukan
objektifitas. Etika auditor mengikat audit Bell et al, (2005) dalam Mufidah
semua anggota profesi perlu ditetapkan (2013). Hasil penelitian ini sejalan
bersama. Tanpa etika, maka setiap dengan penelitian yang dilakukan oleh
individu dalam satu komunitas akan Indira dan faisal (2010) dan penelitian
memiliki tingkah laku yang berbeda- yang dilakukan oleh Queena dan
beda yang dinilai baik menurut Rohman (2012) yang menyatakan
anggapannya dalam berinteraksi bahwa skeptisisme memberikan
dengan masyarakat lainnya. pengaruh positif dan signifikan
Penelitian ini konsisten dengan terhadap kualitas audit.
penelitian yang dilakukan oleh Kitta
(2009), penelitian pada Inspektorat
Provinsi Sulawesi Selatan mengenai

24
3. Pengaruh Kompetensi Auditor Namun penelitian ini tidak
Terhadap Kualitas Hasil Audit. mendukung hasil penelitian dari Law
Berdasarkan hasil penelitian (2012), Najib (2013), Alim dkk
yang dilakukan dapat dilihat bahwa (2007), Ayuningtyas (2012), Sukriah
keahlian tidak berpengaruh signifikan (2010), dan Lubis (2009) yang
terhadap kualitas audit di Kantor menununjukkan bahwa kompetensi
Inspektorat Provinsi Sumatera Barat. berpengaruh terhadap kualitas audit.
Ini berarti bahwa hubungan antara
integritas serarah dengan kualitas KESIMPULAN DAN SARAN
hasilaudit. Semakin baik integritas
seorang auditor akan semakin baik A. Kesimpulan
kualitas hasil audit. Hasil pengujian Kesimpulan yang dapat diambil
hipotesis menunjukkan bahwa dari “Pengaruh Etika Auditor,
hipotesis pertama ditolak karena nilai Skeptisme Profesional dan Kompetensi
Thitung variabel kompetensi sebesar Terhadap Kualitas Hasil Audit” adalah
1,46 dengan signifikansi 0,885 > 0,05. sebagai berikut:
Hasil ini menunjukkan bahwa 1. Etika auditor tidak memiliki
kompetensi tidak berpengaruh secara pengaruh signifikan terhadap
parsial terhadap kualitas audit di kualitas hasil audit.
Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera 2. Skeptisme profesional berpengaruh
Barat karena dilihat dari hasil tabulasi signifikan positif terhadap kualitas
data terdapat temuan bahwa ada hasil audit.
responden yang menjawab sangat 3. Kompetensi tidak memiliki
tidak setuju dan tidak setuju dari pengaruh yang signifikan terhadap
beberapa butir pertanyaan. Hal ini kualitas hasil audit.
menunjukkan bahwa sebagian kecil
ada auditor yang belum memahami B. Keterbatasan
dan melaksanakan jasa profesionalnya Meskipun peneliti telah
sesuai dengan Standar Akuntansi berusaha merancang dan
Pemerintah (SAP) dan Standar Audit mengembangkan penelitian sedemikian
Aparat Pengawasan Internal rupa, namun masih terdapat
Pemerintah (APIP), belum mengikuti keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
pelatihan/bimbingan teknis dibidang 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
auditing, akuntansi sektor publik, dan kualitas audit dalam penelitian ini
keuangan daerah, dan sebagian kecil hanya terdiri dari tiga variabel,
ada auditor yang belum mempunyai yaitu orientasi etika, independensi
sertifikasi jabatan fungsional auditor dan pengalaman kerja sedangkan
(JFA) dan belum mengikuti masih banyak faktor lain yang
pendidikan dan pelatihan professional mempengaruhi kualitas audit
berkelanjutan. auditor internal.
Meskipun sebagian besar 2. Adanya keterbatasan penelitian
tenaga auditor yang bernaung di dengan menggunakan kuesioner
Kantor Inspektorat memiliki masa yaitu terkadang jawaban yang
kerja lebih dari lima tahun dan diberikan oleh responden tidak
memiliki pendidikan minimal terakhir menunjukkan keadaan
yakni SLTA. Penelitian ini sesungguhnya.
mendukung hasil dari penelitian 3. Penelitian ini merupakan metode
Priyansari (2015) dan Kisnawati survey menggunakan kuesioner
(2012) bahwa kompetensi tidak tanpa dilengkapi dengan
berpengaruh terhadap kualitas audit. wawancara atau pertanyaan lisan.

25
Sebaiknya dalam mengumpulkan Arens, Alvin A. Elder, Randal J dan
data yang dilengkapi dengan Beasley, Marks S. 2008. Auditing dan Jasa
menggunakan pertanyaan lisan dan Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas.
tertulis. Jakarta: Erlangga.

C. Saran Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen


Berdasarkan pembahasan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
kesimpulan diatas, maka peneliti
menyarankan bahwa: Badan Pengawasan Keuangan dan
1. Penelitian berikutnya dapat Pembangunan (BPKP).2008.Kode Etik dan
memperkuat hasil temuan ini Standar Audit.Edisi kelima. Bogor.
dengan melakukan perbaikan Pusdiklatwas BPKP.
dalam metode survei. Dalam proses
pengumpulan data ada baiknya Duwi, Priyatno. 2014. Pengolah Data
peneliti memberikan pengantar dan Terpraktis dengan Program Spss 22.
cara pengisian kuesioner dengan Yogyakarta: Andi.
lebih baik. Hal ini untuk
menghindari responden menjawab Euneke, Elfarini. 2007. Pengaruh
tanpa mengerti petunjuk pengisian kompetensi dan independensi terhadap
kuesioner. kualitas audit (studi empiris pada KAP di
2. Penelitian ini masih terbatas pada Jawa Tengah). Semarang
etika auditor, skeptisme
profesional, dan kompetensi. Halim, Abdul. 2008. Auditing.
Untuk penelitian selanjutnya dapat Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
menambahkan variabel-variabel Manajemen YKPN.
lain yang dapat mempengaruhi
kualitas audit, seperti kecerdasan IAI. 2011. Standar Profesi Akuntan
intelektual, kecerdasan spiritual, Publik. Jakarta: Salemba Empat.
kecerdasan emosional, dll. Selain
itu penelitian selanjutnya juga lebih Imam, Ghozali.2007. Aplikasi Analisis
baik dilakukan dengan wawancara Multivariate dengan Program SPSS.
sehingga dapat menggali semua hal Semarang: Badan Penerbit Universitas
yang menjadi tujuan dalam Diponegoro
penelitian.
Kitta, Syfaruddin.2009.Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA Kompetensi dan Independensi Auditor
Ade, Ahmadi. 2010. “Pengaruh terhadap Kualitas Audit yang dimoderasi
Independensi, Integritas, dan Kompetensi Orientasi Etika Auditor: Studi pada
Auditor terhadap Kualitas Hasil Kerja Inspektorat Provinsi Sulawesi Selatan.
Auditor ( Studi Empiris Pada Auditor Tesis. Tidak untuk dipublikasikan.
BPKP perwakilan Provinsi Sumatera
Barat)”. Jurnal. Universitas Negeri Padang Lauw Tjun Tjun, Elyzabet I. M., dan Santy
Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi
Alim, M. Nizarul. Trisni Hapsari dan Lilik Dan Independensi Auditor Terhadap
Purwanti. 2007. Jurnal. Pengaruh Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi.
Kompetensi dan Independensi Terhadap Bandung: Universitas Kristen Maranatha.
Kualitas Audit dengan Etika Auditor
sebagai Variabel Moderasi. SNA X. Lubis, Haslinda.2009. Pengaruh Keahlian,
Makassar. Independensi, Kecakapan Profesional, dan
Kepatuhan pada Kode Etik Terhadap

26
Kualitas Auditor Pada Inspektorat Auditor Inspektorat kota/kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara, Tesis tidak Sumatera Barat)”. Jurnal. Universitas
dipublikasikan, Universitas Sumatera Negeri Padang.
Utara.
Sukriah, Ika Dkk. 2009. “Pengaruh
Messier, F.W., V.S. Glover, dan F.D. Pengalaman Kerja, Independensi,
Prawitt. 2014. Jasa Audit dan Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi
Assurance:Suatu Pendekatan Sistematis. terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”.
Buku 1. Edisi delapan. Jakarta: Salemba Jurnal. Simposium Nasional Akuntansi
empat. XII. Palembang.

Mutia Effendi, Syaiful Hifni dan Lili Subhan. 2011. Pengaruh kecermatan
Safrida. 2014. “Pengaruh Skeptisme profesi, obyektifitas indapendensi dan
Profesional, Keahlian, Independensi dan kepatuhan pada kode etik terhadap
Reduksi Kualitas Audit terhadap Kualitas pemeriksaan. Madura: Universitas
Audit (studi pada BPK RI Perwakilan Madura.
Provinsi Kalimantan Selatan)”. Jurnal
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sukrisno, Agoes. 2014. Auditing
Kanjuruhan Malang. Malang. (Pemeriksaan Akuntansi) oleh Kantor
Akuntan Publik. Jakarta: Fakultas
Najib, Ayu Dewi Riharna. 2013. Pengaruh Ekonomi Universitas Indonesia.
Keahlian, Independensi, dan Etika
terhadap Kualitas Audit: Studi pada Auditor Theodorus M. 2013. Berpikir kritis dalam
Pemerintah di BPKP Perwakilan Provinsi Sul- Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Sel. Skripsi yang tidak dipublikasikan
Universitas Hasanuddin. Winda Kurnia, Khomsiyah dan Sofie.
2014. “Pengaruh kompetensi,
Precilia Prima dan Abdul independensi, tekanan waktu, dan etika
Rohman.2012.Analisis Faktor-Faktor auditor terhadap kualitas audit”.Journal
yang Mempengaruhi Kualitas Audit Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Aparat Inspektorat Kota/Kabupaten di Trisakti.Jakarta.
Jawa Tengah.Jurnal Accounting
Diponegoro.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan


Aparatur Negara nomor
PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
Jakarta.

Pusdiklat BPKP. 2008. www.bpkp .go.id

Rai, Agung. 2008. Audit Kinerja Pada


Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat.

Riza, Nofianti. 2012. “Pengaruh


Kompetensi, Independensi, dan Skeptisme
Profesional terhadap Kualitas Hasil Audit
Aparat Inspektorat dalam Pengawasan
Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada

27
28

Anda mungkin juga menyukai