Anda di halaman 1dari 3

F.

Pernikahan Beda Agama

Pernikahan beda agama ialah pernikahan antara wanita muslimah dengan laki-laki
nonmuslim dan sebaliknya laki-laki muslim dengan wanita nonmuslim. Dalam istilah
fiqh disebut dengan orang kafir. Orang yang tidak beragama Islam dalam pandangan
Islam dikelompokkan kepada kafir bukan kitabi atau musyrik atau pagan dan kafir kitabi
yang disebut juga dengan ahli kitab.

1. Wanita musyrik

Wanita musyrik yaitu wanita yang percaya kepada banyak tuhan atau tidak percaya
kepada Allah SWT atau yang menyembah selain Allah SWT, kelompok orang-orang ini
diharamkan melangsungkan pernikahan dengan seorang muslim. Begitupun sebaliknya,
seorang laki-laki musyrik diharamkan menikahi seorang wanita muslimah kecuali bila
orang tersebut telah masuk Islam. Ketentuan ini berdasarkan firman Allah SWT dalam
surat al-Baqarah ayat 221 :

‫ت لحتنىى يموؤرمنن َّ لوللللمةرْ مموؤرمنلةرْ لخويرْر رمون مموشررلكةة لوللوو‬ ‫لولل تلونركمحوا اولمموشررلكاَ ر‬
‫ك لوللوو‬ ‫ألوعلجبلوتمكوم ْ لولل تمونركمحوا اولمموشررركيلن لحتنىى يموؤرممنوا َّ لولللعوبرْد مموؤرمرْن لخويرْر رمون مموشرر ة‬
‫ام يلودمعو إرللى اوللجننرة لواوللموغفرلررة برإ روذنرره ِ لويمبلييمن‬
‫ك يلودمعولن إرللى النناَرر ِ لو ن‬ ‫ألوعلجبلمكوم ْ مأو ىللئر ل‬
‫س لللعلنهموم يلتللذنكمرولن‬‫آلياَترره رللنناَ ر‬
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita-wanita hamba yang beriman lebih baik dari wanita musyrik merdeka,
walaupun dia menakjubkanmu. Dan janganlah kamu menikahkan anak perempuanmu kepada
laki-laki musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya perempuan hamba yang beriman
lebih baik daripada perempuan merdeka yang musyrik, walaupun dia menawan hatimu.
Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya.
Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya
mereka mengambil pelajaran.

2. Wanita Ahli Kitab

Wanita ahli kitab yaitu wanita Nasrani dan wanita Yahudi. Adapun menikahi wanita
ahli kitab bagi laki-laki muslim sebenarnya diperbolehkan. Ketentuan ini berdasarkan
petunjuk yang jelas terdapat dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 5 yang berbunyi:

ِ ‫طلعاَمممكوم رحلِل للهموم‬‫ب رحلِل للمكوم لو ل‬ ‫طلعاَمم النرذيلن مأومتوا اولركلتاَ ل‬ ‫اوليلوولم أمرحنل للمكمم الطنييلباَ م‬
‫ت ِ لو ل‬
‫ب رمون قلوبلرمكوم إرلذا آتلويتممموهمنن‬ ‫ت رملن النرذيلن مأومتوا اولركلتاَ ل‬ ‫ت لواولمموح ل‬
‫صلناَ م‬ ‫ت رملن اولمموؤرملناَ ر‬ ‫لواولمموح ل‬
‫صلناَ م‬
‫صرنيلن لغويلر مملساَفررحيلن لولل ممتنرخرذيِ ألوخلداةن ْ لولمون يلوكفمور رباَ و رليلماَرن فلقلود لحبرطل‬ ‫أممجولرهمنن مموح ر‬
‫لعلملمهم لوهملو رفيِ اولرخلررة رملن اوللخاَرسرريلن‬
Pada hari ini dihalalkan kepadamu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang
yang diberi Al Kitab itu halal untukmu, dan makanan kamu halal untuk mereka. Dan
dihalalkan (mangawini) perempuan yang menjaga kehormatan diantara perempuan yang
beriman dan perempuan yang menjaga kehormatan di antara perempuan-perempuan ahli
kitab sebelum kamu, bila kamu telah memberikan mahar mereka dengan maksud
menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik.
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka
hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi.

Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama dalam hal agama apa saja yang
termasuk ahli kitab dan apakah golongan Nasrani dan Yahudi pada zaman ini masih
termasuk kelompok ahli kitab yang diperbolehkan untuk dinikahi laki-laki muslim.
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ahli kitab dalam ayat tersebut
adalah orang Yahudi dan Nasrani, selain dari dua agama ini tidak termasuk ahli kitab. (al-
Nawawiy: al-Majmu’, 17: 400)
Selanjutnya, jumhur ulama termasuk Syafi’iyah mengelompokkan ahli kitab itu
kepada ahli kitab dari bani Israil dan bukan bani Israil. Ahli kitab yang bukan bani Israil
dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. yang masuk agama Yahudi atau Nasrani sebelum sebelum kedua agama itu
mengalami perubahan,
2. masuknya ke dalam agama Yahudi atau Nasrani setelah mengalami perubahan namun
tidak terlibat dengan perubahan itu,
3. masuk ke dalam agama Yahudi atau Nasrani setelah mengalami perubahan dan setelah
mengalami perubahan dan setelah turunnya agama Islam, dan
4. yang tidak diketahui kapan mereka memasuki agama Yahudi atau Nasrani.

Yang diakui sebagai ahli kitab dari empat kelompok di atas adalah kelompok satu dan
dua. Di kalangan ulama sahabat Nabi juga terdapat perbedan pendapat dalam hal
memperbolehkan menikahi ahli kitab. Diantara sahabat yang tidak memperbolehkan
menikahi ahli kitab adalah Ibnu Umar. Ibnu Umar beralasan mereka menjadi ahli kitab
setelah turunnya agama Islam dan setelah agama mereka mengalami perubahan.

Selain agama Yahudi dan Nasrani yang terdapat perbedaan pendapat dalam
menempatkannya sebagai ahli kitab, terdapat perbedaan pendapat pula terhadap agama
lain. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa agama Majusi tidak termasuk ahli kitab,
namun mereka memasukkan agama yang mengikuti kitab Zabur Nabi Daud dan yang
berpegang kepada mushaf Ibrahim dan Syis sebagai ahli kitab. (Ibnu al-Humam: 230).
Sedangkan ulama Zhahiriyah dan ulama lain, memasukkan agama Majusi ke dalam ahli
kitab karena kepada mereka dikenakan kewajiban jizyah sebagaimana berlaku terhadap
Yahudi dan Nasrani. (Ibnu Hazmin: 445).

Mayoritas ulama fiqh mengatakan bahwa perempuan Yahudi dan Kristen (sekarang
Katholik atau Protestan dengan segala sektenya) tidak termasuk lagi sebagai pengertian
ahli kitab yang boleh dinikahi. Mereka dikelompokkan ke dalam pengertian musyrik yang
terdapat dalam ayat tersebut diatas.
Adapun pernikahan antara wanita muslimah dengan laki-laki ahli kitab disepakati
oleh ulama diharamkan dalam Islam karena tidak ada petunjuk yang memperbolehkan.
Hal ini disebutkan dalam firman Allah dalam surat al-Mumtahanah ayat 10 yang
berbunyi:

‫ام ألوعللمم بررإيلماَنررهنن ِ فلإ رون‬ ‫ت لفاَومتلرحمنوهمنن ِ ن‬


‫ت مملهاَرجلرا ة‬ ‫لياَ أليَيلهاَ النرذيلن آلممنوا إرلذا لجاَلءمكمم اولمموؤرملناَ م‬
‫ت فللل تلوررجمعوهمنن إرللى اولمكنفاَرر ِ لل همنن رحلِل للهموم لولل هموم يلرحيَلولن للهمنن ِ لوآمتوهموم‬ ‫لعلرومتممموهمنن مموؤرملناَ ة‬
‫صرم‬‫لماَ ألونفلمقوا َّ لولل مجلناَلح لعللويمكوم ألون تلونركمحوهمنن إرلذا آتلويتممموهمنن أممجولرهمنن َّ لولل تمومرسمكوا بررع ل‬
‫ام لعرليرْم لحركيرْم‬ ‫اوللكلوافررر لواوسأ لملوا لماَ ألونفلوقتموم لووليلوسأ لملوا لماَ ألونفلمقوا َّ ىلذلرمكوم محوكمم ن‬
‫ار ِ يلوحمكمم بلوينلمكوم َّ لو ن‬
Wahai orang-orang yang berima! Apabila perempuan-perempuan Mukmin datang berhijrah
kepadamu, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang
keimanan mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kembalikan mereka kepada
(suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan
orang-orang kafir itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami) mereka,
mahar yang telah mereka berikan. Dan tidak ada dosa bagimu menikahi mereka apabila
kamu bayarkan kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali
(pernikahan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta kembali
mahar yang telah kamu berikan; dan (jika suaminya tetap kafir) biarkan mereka meminta
kembali mahar yang telah mereka bayarkan (kepada mantanistrinya yang telah beriman).
Demikianlah hukum Allah yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai