Anda di halaman 1dari 23

1

PAPER GINEKOLOGI

TUMOR GINEKOLOGI

Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)

SMF Obstetri & Ginekologi di Rumah Sakit Haji Medan

Pembimbing :

dr. Taufik Mahdi, Sp.OG

Disusun Oleh :

Dian Febiola
17360168

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2018
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,

penulis dapat menyelesaikan referat ini dengan judul “Tumor Ginekologi”.

Referat ini disusun sebagai salah satu tugas kepaniteraan klinik Bagian Obstetri

dan Ginekologi RS Haji Mina Medan.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Taufik

Mahdi, Sp.OG selaku dokter pembimbing di RS Haji Mina Medan atas

bimbingannya yang didapat selama kepaniteraan klinik ini.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, dan masih

banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh sebab itu diharapkan bantuan dari

dokter pembimbing untuk memberikan saran dan masukan yang berguna.

Lepas dari segala kekurangan yang ada, penulis berharap semoga referat ini

membawa manfaat bagi kita semua.

Medan, April 2018

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

2.1 Definisi .................................................................................................................. 3

2.2 Faktor Resiko ........................................................................................................ 4

2.3 Manifestasi Klinis Kanker Ginekologi ................................................................. 4

2.4 Tumor Jinak Alat Genitalia .................................................................................. 5

2.5 Tumor Ganas Alat Genitalia ............................................................................... 10

2.6 Penyebaran Tumor Ganas ................................................................................... 15

2.7 Diagnosis ............................................................................................................ 16

2.8 Penanganan Tumor Ganas .................................................................................. 16

BAB III KESIMPULAN ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 20


4

BAB I

PENDAHULUAN

Tumor (dalam bahasa Latin artinya pembengkakan) menunjuk masa


jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau
“jinak” (tidak bersifat kanker).Hanya tumor ganas yang mampu menyerang
jaringan lainnya ataupun bermetastasis.
Tumor merupakan sekelompok sel-sel abnormal yang terbentuk hasil
proses pembelahan sel yang berlebihan dan tidak terkoordinasi. Dalam bahasa
medisnya, tumor dikenal sebagai neoplasia. Neo berarti baru, plasia berarti
pertumbuhan/pembelahan, jadi neoplasia mengacu pada pertumbuhan sel-sel
disekitarnya yang normal.
Dari pengertian tumor di atas, tumor dibagi menjadi 2 golongan besar
yaitu tumor jinak (benign) dan tumor ganas (malignant) atau yang popular disebut
kanker. Terdapat perbedaan sifat yang nyata diantara dua jenis tumor ini dan
memang membedakannya merupakan tuntutan wajib bagi praktisi medis.
Perbedaan utama diantara keduanya adalah bahwa tumor ganas lebih berbahaya
dan fatal sesuai dengan kata “ganas” itu sendiri. Tumor ganas biasanya
merupakan kelanjutan dari tumor jinak yang tidak ditangani secara tepat.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18–
80tahun) dengan rata-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering
pada kelompok umur 30–40 tahun.
Faktor pemicu munculnya tumor banyak sekali, antara lain pencemaran
lingkungan hidup, termasuk udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan
atau pabrik. Asap kendaraan misalnya, mengandung dioksin yang dapat
memperlemah daya tahan tubuh, termasuk daya tahan seluruh selnya. Selain itu
ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal ini adalah zat
hormone atau mirip-hormon abnormal yang terkandung didalamnya, khususnya
steroid seks (misalnya estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam
5

makanan tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga
menaikkan produksi hormon testosterone.
Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesterone, serta
sedikit testosteron. Bilamana kadar testosteron meningkat akibat adanya
ketidakseimbangan asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber
hormon yang tidak normal bagi hormon estrogen asing.
Kepala Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
Profesor Soeharti Gondhowiardjo mengatakan, jumlah penderita kanker di
Indonesia kian meningkat. Dari data Kementrian Kesehatan (KemenKes) tahun
2012 menyebutkan, prevalensi kanker mencapai 4,3 banding 1000 orang. Padahal
data sebelumnya menyebutkan prevalensi 1 banding 1000 orang. Salah satu tumor
ganas yang menjadi penyebab kematian tersering pada wanita adalah carcinoma
serviks (kanker leher rahim).
Carcinoma serviks merupakan kanker yang paling banyak ditemukan pada
wanita di Indonesia (diantara jenis kanker lainnya). Frekuensi relatif di Indonesia
adalah 27 % berdasarkan data patologik atau 16% berdasarkan data rumah sakit.
Insiden puncak pada usia 40–50 tahun. Kanker ini banyak menyebabkan kematian
karena terlambat dideteksi dan diobati.
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI
Tumor adalah terbentuknya neoplasma yang disebabkan oleh pertumbuhan
atau regenerasi sel tubuh yang tidak wajar. Tumor adalah sekumpulan sel yang
membelah diri dengan sangat cepat sehingga tumbuh dan jumlahnya menjadi
semakin banyak dan tidak terkendali. Untuk beberapa jenis tumor tertentu,
kumpulan sel yang tumbuh dengan sangat cepat ini terlihat sebagai benjolan jika
sudah mencapai tahap yang cukup lanjut. Namun demikian, tidak semua kanker
harus terlihat sebagai benjolan apalagi pada stadium awal. Dalam keadaan normal,
pembelahan sel selalu terkendali. Di dalam tubuh kita terdapat sistem yang
mengatur kapan sel membelah dan seberapa cepat sel-sel tersebut harus
memperbanyak diri. Jika sistem pengaturan ini terganggu maka sel-sel yang
secara rutin mengalami kematian serta untuk menambah jumlah sel tubuh pada
masa pertumbuhan. Sel akan mati jika sudah mencapai masa tertentu.

Gambar Anatomi Reproduksi Wanita


Kanker ginekologi adalah sekelompok penyakit yang berkembang di
organ reproduksi wanita, seperti vulva, vagina, leher rahim, rahim, ovarium,
7

dan tuba fallopi, yang semuanya terletak di dalam panggul. Kanker ginekologi
dinamai setelah organ di mana sel-sel kanker itu terbentuk.

2.2 FAKTOR RESIKO


1. Faktor Genetik
2. Faktor Karsinogen, di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, virus, hormon,
dan iritasi kronis
3. Faktor Perilaku/Gaya Hidup, diantaranya yaitu merokok, pola makan yang
tidak sehat, konsumsi alkohol, dan kurang aktivitas fisik.

2.3 MANIFESTASI KLINIS KANKER GINEKOLOGI


Banyak dari bentuk kanker ginekologi yang tidak menunjukkan tanda
atau gejala awal. Beberapa gejalanya adalah:
 Keputihan abnormal
 Pendarahan di luar periode bulanan atau setelah menopause
 Sakit punggung atau sakit perut yang mencurigakan
 Kembung abnormal di daerah perut bagian bawah
 Perubahan yang signifikan dalam kebiasaan mandi
 Nyeri atau perdarahan selama hubungan seksual
 Nyeri atau tekanan di daerah panggul yang tak bisa dijelaskan
 Benjolan di daerah panggul
 Perubahan kulit vulva, termasuk perubahan warna dan pertumbuhan
bisul, kutil, atau ruam

2.4 TUMOR JINAK PADA ALAT GENETALIA


A. Tumor Jinak Vulva
Tumor jinak di daerah vulva yang banyak dijumpai adalah kista kelenjar
bartholini dan fibrorma vulva.
8

A.1 Kista kelenjar Bartholini


Kista kelenjar bartholini merupakan bentuk radang menahun kelejar
bartholini. Abses kelenjar bartholni diserap isinya, sehingga tinggal kantung yang
mengandung cairan yang disebut kista bartholini. Pengobatan kista bartholini
adalah dengan mengangkat seluruh kista dan marsviaalisasi. Operasi memerlukan
keahlian sehingga perlu dilakukan dirumah sakit.

A.2 Firbroma Vulva


Merupakan tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat vulva, bertangkai
dan berlokalisasi seringkali di bibir besar. Diameternya dapat beberapa
sentimeter, sampai mempunyai berat beberapa kilogram. Pengobatan fibroma
vulva adalah dengan jalan memotong tangkainya serta menjahit kembali
sehingga tidak terjadi perdarahan.

B. Tumor Jinak Rahim


Tumor jinak rahim yang akan dibicarakan adalah mioma uteri, adenomiosis,
dan endometriosis.
B.1. Mioma uteri
Merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga
dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot
rahimnya dominan. Kejadiaan mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua
mioma uteri memberikan keluhan dan memerlukan tindaka operasi. Sebagian
penderita mioma uteri tidak memberikan keluhan apapun dan ditemukan secara
kebetulan saat pemeriksaan. Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa
reproduksi, karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri
tidak dijumpai sebelum datang haid dan akan mengalami pengecilan setelah mati
haid.
Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari mioma uteri masih
tetap besar atau bertambah besar, kemungkinan degenerasi ganas menjadi
sarskoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum menarche, hal itu
9

pasti bukan mioma uteri tetapi kista ovarium dan kemungkinan besar menjadi
ganas.
Gejala klinik uteri:
1. Perdarahan tidak normal:
- Hipermenora perdarahan banyak saat menstruasi,
- Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi
- Gangguan kontraksi otot rahim
2. Penekanan rahim yang membesar
Penekanan rahim karena pembesaran mio uteri dapat terjadi :
- Terasa berat di abdomen bagian bawah
- Sukar miksi atau defekasi
- Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses
saling mempengaruhi:
- Kehamilan dapat mengalami keguguran
- Persalinan prematuritas
- Gangguan saat proses persalinan
- Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan inferlitas
- Kala ketiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan

B.2. Adenomiosis uteri


Adenomiosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang
merupakan lapisan bagian dalam rahim, ada dan tumbuh di dalam dinding otot
rahim.
Gejala Klinis adenomiosis:
1. Menoragia : perdarahan banyak saat menstruasi
2. Dismenorea sekunder : rasa sakit saat menstruasi
3. Dispareunia : rasa sakit saat hubungan seksual.
10

B.3. Endomiotriosis
Gejala klinis Endomiotriosis, terjadi karena pengaruh hormonal estrogen
dan progesterone sehingga terjadi siklus menstruasi. Rasa nyeri terjadi karena
vaskularisasi yang meningkat dan deskuamasi struma dan sel jaringan
endometrium.
Gejala klinis endometriosis dalam bentuk :
1. Dismenorea : nyeri abdomen sesuai dengan waktu menstruasi.
2. Dispareunia : nyeri saat berhubungan seksual
3. Nyeri saat defekasi :pada endometriosis dinding restosigmoid
4. Perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea atau hipermenorea
5. Infertilitas : gangguan saluran tuba fallopii sehingga tidak berfungsi
sebagai saluran ovum spermatozoa dan tempat konsepsi dan gangguan
mobilitas tuba saat penangkapan ovum karena perlekatan.

C. Tumor jinak Ovarium


Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor
jinak maupun tumor ganas, pembagian tumor ovarium secara praktis adalah
sebagai berikut :
C.1. Tumor jinak kistik
- kistoma ovarii simpleks
- kistoma ovarii serosum
- kistoma ovarii musinosum
- kistoma dermoid

C.2. Tumor jinak padat


- fibroma ovarii
- tumor Brener
- tumor sisa adrenal
11

Gambaran klinik tumor Ovarium:


1. Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya,
terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi.
2. Tumor jinak ovarium yang diameternya kecil sering ditemukan secara
kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti.

Gejala akibat tumor ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut :


1. Gejala akibat pertumbuhan
- Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah
- Mengganggu miksi atau defekasi
- Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada
tungkai bawah.
2. Gejala akibat perubahan hormonal
Ovarium merupakan sumber hormone utama wanita, sehingga bila
menjadi tumor menimbulkan gangguan terhadap patrun mentruasi.
Tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea, sedang tumor
arhenoblastoma menimbulkan amenorea.
3. Gejala klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor
a. Perdarahan intra-tumor
Perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan
memerlukan tindakan yang cepat.
b. Perputaran tangkai
Tumor bertangkai sering terjadi perputaran tungkai, secara perlahan
sehingga banyak menimbulkan rasa nyeri abdomen. Perputaran tangkai
mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segera
memerlukan tindakan medis.
c. Terjadi infeksi pada tumor
Karena suatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga meninmbulkan
gejala infeksi, yaitu badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktivitas sehari-hari
d. Robekan dinding kista
12

Pada torsi tangkai kista ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi
kista tumpah ke dalam ruangan abdomen
e. Degenerasi ganas kista ovarium
Keganasan kista ovarium: Kista pada usia sebelum menarche dan kista
pada usia diatas 45 tahun.
4. Sindrom meigs
Sindroma yang ditemukan oleh meigs menyebutkan terdapat fibroma
ovarii, asites, dan hidrotoraks. Dengan tindakan operasi fibroma ovarii,
maka sindrom akan menghilang dengan sendirinya.

Diagnosis Kista ovarium


Pembesaran pada abdomen bagian bawah merupakan salah satu keluhan
yang mendorong wanita untuk melakukan pemerikasaan. Tumor ovarium dapat
dibedakan saat melakukan pemeriksaan dalam. Menghadapi tumor jinak ovarium
perlu dilakukan pemeriksaan tentang konsistensi, besar permukaanya dan
sebagainya.
Di samping itu perlu dilakukan diagnosis banding
1. Kehamilan.
- Terlambat bulan
- Gejala hamil muda
- Terasa gerakan janin atau balotemen
- Hasil pemeriksaan laboratorium mandukung kehamilan

2. Subserosa mioma uteri bertangkai


- Sulit dibedakan dengan tumor padat ovarium
- Dengan alat canggih ultrasonografi, diagnosis banding antara kista
ovarium, kehamilan atau subserosa mioma uteri dapat dibedakan dengan
jelas.
13

2.5 TUMOR GANAS PADA ALAT GENETALIA


A. Penyakit Trofoblas
Penyakit trofoblas merupakan sekelompok penyakit yang berasal dari
jaringan trofoblas karena penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada
kehamilan. Bagaimana terjadinya penyakit trofoblas belum diketahui dengan
pasti.
Pembagian penyakit trofoblas di Indonesia:
A.1 Penyakit trofoblas jinak

- Mola hidatidosa

- Mola hidatidosa parsial

A.2 Penyakit trofoblas ganas

- Korio karsinoma vilosum

- Korio karsinoma non vilosum

- Korio karsinoma klinis

Kejadian penyakit trofoblas: Acosta Sison menggambarkan bahwa


penyebab terjadinya penyakit trofoblas bersumber dari kekurangan protein,
dengan kejadian meningkat pada Negara berkembang termasuk Indonesia.
Kejadian mola hidatidosa di Indonesia bekisar antara 1 : 50 sampai 1 : 145
persalinan. Sedangkan korio karsinoma antara 1 : 300 sampai 1: 1.035 kehamilan.
Perlu diperhatikan bahwa kejadian penyakit trofoblas makin meningkat pada
keadaan social ekonomi rendah, paritas makin tinggi, umur hamil di bawah 20 th
atau di atas 35 th. Dengan demikian upaya untuk menurunkan kejadian penyakit
trofoblas tidak dapat hanya memberikan pengobatan klinis, tetapi harus diikuti
dengan perbaikan social ekonomi masyarakat, serta menerima program KB.

1. Mola hidatidosa
Mola hidatidosa merupakan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan yang tidak di sertai janin dan seluruh vili korealis mengalami
14

perubahan hidrpoik. Karena mengalami perubahan hidropik disertai pengeluaran


hormone gonadotropin, mola hidatidosa dapat menimbulkan gejala klinis
bervariasi. Di samping itu infiltrasi sel trofoblas dapat merusak pembuluh darah
yang menimbulkan perdarahan, menyebabkan kedatangan untuk memeriksakan
diri.
Gejala klinis mola hidatidosa
- mual
- muntah
- pusing

Diagnosis mola hidatidosa


Kedatangan penderita dengan perdarahan banyak, keadaan umum buruk, dan
disertai pengeluaran gelembung mola ( hamil anggur ) maka diagnosis mola
hidatidosa dengan mudah di tegakkan. Kecurigaan mola hidatidosa dapat
didasarkan atas gejala klinis, yaitu dengan pemeriksaan terdapat keterlambatan
datang bulan, terjadi perdarahan, rahim lebih besar dari umur kehamila, disertai
dengan gejala hamil yang berlebihan.
Dugaan penyakit mola hidatidosa dapat dipastikan dengan melakukan
pemeriksaan kadar hormone korionik gonadotropin dalam darah maupun dalam
urin. Penigkatan kadarnya sekitar hari ke 100 sangat besar kemungkina mola
hidatidosa.
Dengan menggunakan alat canggih ultrasonografi, atau foto abdomen, mola
hidatidosa pada kehamilan yang masih kecil sudah dapat ditegakkan.

Pengobatan mola hidatidosa


Yang lebih di utamakan adalah menegakkan diagnosis mola hidatidosa
sebelum gelembung mola dikeluarkan, sehingga perdarahan yang timbul pada
waktu mengeluarkan mola dapat dikendalikan.
Langkah pengobatan mola hidatidosa terdiri atas 4 tahapan :
1 . Perbaikan keadaan umum
15

Pengeluaran gelembung mola yang disertai perdarahan memerlukan


transfuse, sehingga penderita tidak jatuh dalam keadaan syok dan dapat menjadi
penyebab kematian. Di samping itu setiap evakuasi jaringan mola dapat diikuti
perdarahan sehingga persiapan darah, menjadi program vital terapi hidatidosa.
Pada waktu mengeluarkan mola dengan kueretage didahului pemsangan infuse
dan uteronika, sehingga pengecilan rahim dapat mengurangi perdarhan.
2 . Pengeluaran jaringan mola hidatidosa
Menghadapi kasus mola hidatidosa terdapat beberapa pertimbangan
berkaitan dengan umur penderita dan paritas. Pada mola hidatidosa dengan umur
muda dan jumlah anak sedikit maka rahim perlu diselamatkan dengan melakukan
tindakan :
a. Evakuasi jaringan mola hidatidosa, dilakukan dengan kuretage atau
dengan vakum kuretage, yaitu alat penghisap listrik yang kuat
sehingga dapat menghisap jaringan mola dengan cepat.
b. Histerektomi, dengan petimbangan umur relative di atas 35 th paritas
diatas 3 maka pada penderita mola hidatidosa dilakukan tindakan
radikal histerektomi.
3. Pengobatan profolikasis dengan sitotika (kemo terapi)
Untuk menghindari terjadinya degenerasi ganas, penderita mola
hidatidosa diberikan profilaksis dengan kemo terapi Methoraxate (MTX) atau
Actinomycin D. pengobatan ini perlu perawatan dan pengawasan di rumah sakit.
4 . Pengawasan lanjutan
Degenerasi korio karsinoma memerlukan waktu sehingga kesembuhan
penakit mola hidatidosa memerlukan pengawasan. Di samping itu rekuren mola
hidatidosa mempercepat kejadian korio karsinoma sehingga setelah penanganan
mola perlu meunda kehamilan paling sedikit 1 thn. Metude KB yang dianjurkan
adalah pil KB, pantang berkala, kondom atau alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR).
16

Pemeriksaan yang dilakukan pada pengawasan post mola hidatidosa adalah :


a. Melakukan pemeriksaan dalam dengan pedoman “Trias Acosta Sison :
HBSL, “ yaitu :
History : - Post mola hidatidosa
- Post abortus
- Post partum
Bleeding : terjadi perdarahan berelanjutan
Softness : perlunakan rahim
Enlagement : pembesaran Rahim
Dengan evaluasi Berdasarkan Trias Acosta Sison kemungkinan degenerasi
ganas secara klinis dapat ditegakkan.
b. Pemeriksaan hormon
Sebelum dapat ditetapkan dengan pemeriksaan canggih, mola ditetapkan
dengan melakukan pemeriksaan Galli Mainini.
c. Pemeriksaan foto toraks
Pemeriksaan ini dilakukan karena kemungkina metastase ke paru dengan
gejala batuk-batuk disertai dahak berdarah, dapat terjadi timbunan cairan dalam
pleural.
d. Mencari metastase
Degenerasi ganas mola bila dijumpai metastase bintik kebiruan pada
vagina yang merupakan tanda khas korio karsinoma.

Prognosa Mola Hidatidosa.


Penyebab kematian akibat mola hidatidosa adalah karena perdarahan,
payah jantung bersamaan dengan tirotoksikosis, infeksi sampai sepsis, pre-
eklampsia dan degenearasi ganas.

B. Keganasan Pada Vulva


Pembangunan berhasil meningkatkan kesehatan, sehingga dapat
mencapai usia lanjut dengan kemungkinan untuk mendapat keganasan semakin
besar, terutama bagi golongan social ekonomi rendah. Daerah vulva yang sering
17

terkena karsinoma adalah bibir besar dan klitoris.Pada kasus sudah lanjut terdapat
metastase tumor ganas berbentuk ulkus dengan pinggir agak padat, tumbuh
eksofisik seperti bunga kol dan kerusakan jaringan nekrosis dan berbau.

C. Keganasan Pada Vagina


Keganasan vagina mempunyai gejala klinik yang bervariasi , yaitu tanpa
gejala hanya ditemukan secara kebetulan : mengeluarkan cairan encer, dapat
bercampur darah, terjadi perdarahan setelah hubungan seksual dan keganasan
stadium lanjut berbau khas jaringan nekrosis. Keganasan vagina bisa dalam
bentuk perlukan dengan tepi padat dan menonjol, ulkus mudah berdarah, bentuk
bunga kol dan tampak cairan yang bercampur darah.

D. Keganasan Mulut Rahim


Keganasan mulut rahim merupakan keganasan wanita yang paling banyak.
Perkembangan keganasan mulut rahim berjalan sangat lambat, tetapi ironisnya,
sebagian besar kedatangan penderita sudah dalam stadium lanjut, sehingga
pengobatnnya tidak memuaskan. Umur keganasan mulut rahim antara umur 30
sampai 60 bahkan cenderung makin muda.

Beberapa faktor predissposisi keganasan mulut rahim :


1. Kawin pada usia muda, banyak dijumpai di daerah pedesaan.
2. Multipartner, kawin usia muda cenderung bercerai dan selanjutnya
kawin kembali.
3. Infeksi mulut rahim : virus herspes tipe 2, perlukaan mulut rahim
menahun, infeksi trikomonas
4. Keadaan social ekonomi yang rendah, memudahkan terjadinya infeksi.
18

E. Keganasan Korpus Uteri


Keganasan korpus uteri pada usia lanjut, setelah melewati mati haid.
Kejadiannya makin meningkat sejalan dengan banyaknya wanita yang mencapai
usia lanjut.
Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium
atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak
dapat dipastikan dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai
tumor ganas serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid.
Dianggap sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis
adenokarsinoma atau adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-
akhir ini meningkat karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain
yang memberi predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita
DM, hipertensi essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang
memproduksi ekstrogen (tumor sel granula).

2.6 Penyebaran Tumor Ganas


Penyebaran Adenokarsinoma endometrium biasanya lambat, kecuali pada G3
tumor dengan diferensiasi sel-sel yang tidak baik cenderung menyebar
kepermukaan cavum uterus dan endoserviks. Jika telah sampai ke endoserviks,
penyebaran selanjutnya seperti pada karsinoma serviks uterus. Jika miometrium
telah ditembus, penyebaran selanjutnya akan cepat dan umumnya melalui
pembuluh getah bening sel tumor akan sampai kepada kelenjar regional, terutama
kelenjar iliak luar dan kelenjar iliak dalam/ hipogastrika lewat kelenjar
ligamentum rotundum akan sampai dikelenjar limfa inguinal dan femoral.
Penyebaran retrograd dapat ditemukan dibagian distal vagina. Penyebaran
hematogen berjarak jauh tidak umum miometrium merupakan barier solid yang
dapat menahan kelanjutan proses untuk waktu yang cukup lama.

2.7 Diagnosis
Setiap wanita dalam masa menopause yang mengalami pendarahan abnormal
dari rahim, harus dicurigai akan adanya karisnoma endometrium. Cara yang
19

dibenarkan adalah mendapatkan bukti histologi ada atau tidak adanya keganasan
dengan mengerjakan kuretase seluruh rongga rahim. Hasil lerokan seluruhnya
dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk dimintakan konfirmasi setelah
dikonservasi oleh mereka yang benar-benar ahli.

2.8 Penanganan Tumor Ganas


Untuk penanganan kanker endometrium dalam garis besar adalah sebagai
berikut : TAH ( total Abbominal Hysterectomy) + BSO (bilateral salpingo
Oopborectomy). Tindakan ini merupakan pilihan utama untuk kasus tingkat klinis
T-1. Kombinasi pembedahan dengan radioterapi sebelum/sesudah pembedahan
dilakukan pada tingkat klinik T1, T2, dan kasus T3 yang dinilai masih operabel.
Penyinaran sebelum operasi akan mengurangi resiko terjadinya rekurest lokal dan
metastasis. Jenis penyinaran, apakah akan diberi aplikasi radium intrakaviter atau
penyinaran luar dengana cobalt-60, ditentukan oleh ginekolog dan radioterapis
berdasarkan tingkat klinik penyakitnya, hasil pemeriksaan histologik dan besarnya
uterus. Operasi dilakukan 2-6 minggu sesudah penyinaran yang diberikan. Jika
yang dipilih aplikasi radium intrakaviter dan ternyata pada pemeriksaan histologik
spesimen operasi sel tumor telah mengadakan infiltrasi melebihi 1/3 tebal
miometrium maka penyinaran eksternal harus ditambahkan. Pada tingkat klinis
T3 yang dinilai in-operabel, hanya dilakukan penyinaran dan pengobatan
hormonal dengan pemberian preparat progestatif dosis tinggi, sedangkan pada T4
untuk tujuan palitatif hanya diberikan terapi hormonal dengan progrestatif dosis
tinggi. Untuk ini dapat dipakai Medroxy progesterom Accetat (MPA)/provera
tablet 2-4 tablet @ 100 mg/hari. Sekarang banyak digunakan Megesterol acetat
(Megace) dengan dosis 160-320 mg(4-8) tablet @ 40 mg/hari. Juga Tamozxifen
dapat digunakan dengan dosis 1-2 film coated tablets (filcotabs) tiap pagi dan
sore. Pengobatan hormonal dapat menahan penyebaran sel ganas yang jauh
sampai 1-4 tahun dalam kontrol lanjutan (follow up kontrol ).
Oleh sebab itu pemberian pengobatan hormonal dengan progestatif dosis
tinggi, harus diteruskan selama pengobatan masih memberi respon. Sebelum
pembedahan (TAH+BSO) pada tingkat klinis apapun, bila sitologik cairan
20

peritoneal positif mengandung sel ganas, megace harus diberikan 160 mg/hari (4
ddtab I @ 40 mg) selama minimal 1 tahun. Ada korelasi positif antara respon
pengobatan dengan +/_nya reseptor progesteron ,pada yang reseptor progesteron
nya positif, respon pengobatan dapat mencapai 77%.
21

BAB III

KESIMPULAN

Tumor Pada Alat Genitalia diantaranya terjadi pada vulva, vagina, uterus,
faloppi sekitar ovarium, dll. Tumor diangkat bila mengganggu aktifitas.
Tumor jinak di daerah vulva yang banyak dijumpai adalah kista kelenjar
bartholini dan fibrorma vulva. Macam Tumor jinak rahim adalah mioma uteri,
adenomiosis, dan endometriosis. Ovarium mempunyai kemungkinan
untuk berkembang menjadi tumor jinak maupun tumor ganas, pembagian tumor
ovarium secara praktis adalah sebagai berikut : 1. Tumor jinak kistik: kistoma
ovarii simpleks,kistoma ovarii serosum, kistoma ovarii musinosum, kistoma
dermoid. 2. Tumor jinak padat: fibroma ovarii, tumor Brener, tumor sisa adrenal
Tumor Jinak Kelainan fibrokistik ini disebut juga mastitis kronik kistik,
hiperplasia kistik, mastopatia kistik, displasia payudara, dan bbanyak nama lainya.
Istilah yang bermacam-macam ini menunjukkan proses epitalia jinak yang terjadi
amat beragam denagn gambaran histopatologik maupun klinis yang bermacam-
macam pula. Kelompok penyakit ini sering mengganggu ketentraman penderita
karena kecemasan akan keluhan nyerinya. Yang penting harus dipastikan bahwa
kelainanan tersebut bukan tumor ganas Bila ada keraguan, terutama bila pada
massa tersebut teraba yang pada bagian konsistennya berbeda, perlu dilakukan
biopsi. Nyeri yang hebat dan berulang atau penderita yan khawatir dapat menjadi
indikasi eksisi untuk meyakinkan penderita. Beberapa bentuk kelainan fibrokistik
mengandung risiko untuk menjadi karsinoma payudara, tetapi umumnya tidak
demikian.
Tumor ganas korpus uterus dianggap primer jika berasal dari endometrium
atau miometrium. Jika terdapat proses di endometrium dan endoserviks dan tidak
dapat dipastikan dari mana asalnya maka tumor ganas tersebut dianggap sebagai
tumor ganas serviks uterus bila hasil histologi menunjukkan jenis epidermoid.
Dianggap sebagai tumor ganas endometrium bila histologi berjenis
adenokarsinoma atau adenokantoma. Frekuensi tumor ganas endometrium akhir-
22

akhir ini meningkat karena usia wanita meningkat, disamping faktor-faktor lain
yang memberi predisposisi hingga mempuyai resiko tinggi, seperti ; penderita
DM, hipertensi essensial / menahun,wanita dengan tumor ovarium yang
memproduksi ekstrogen (tumor sel granula ). 90 % tumor ganas
endometrium/korpus uterus adalah adenokarsinoma. Sisanya ialah karsinoma
epidermoid, adenoakantoma, sarkoma, dan karsino-sarkoma.
23

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Arijal. Tumor Jinak dan Ganas pada Reproduksi. Diunduh dari
www.Scribd.com Februari 2018.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Paulsen, F and Waschke, J. 2012. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2 Ed 23.
Jakarta: EGC, hal 197.
Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. Stop Kanker.
Kementerian Kesehatan RI.
Rahardjo,S. Myoma Uteri di Rumah Sakit Dr. Soetomo 1972-1974. Skripsi.
Surabaya: Bagian Obstetri dan Ginekologi.

Anda mungkin juga menyukai