Anda di halaman 1dari 2

Dia Berjalan Tanpa Melihatku

Saat itu aku sedang bersusah payah, berusaha menghentikannya sejenak tapi dia tetap berjalan di
depanku. Aku sedang bekerja siang malam, membuat diri ini siap pada setiap kemungkinan.
Sayangnya dia terus berjalan, tanpa peduli bagaimana keadaanku.

Aku tidak bisa berandai-andai padanya. Semua pengandaian itu menguap menyisakan kesia-siaan,
juga penyesalan.

Saat itu, aku sedang berdoa. Memohon kepada Tuhan, semoga diberikan yang terbaik disaat yang
tepat. Aku tahu dia memang tidak akan pernah peduli. Dia akan tetap berjalan tanpa memberikan
ruang sebentar, jeda untuk menatapku.

Dia terus berjalan tanpa melihatku. Membiarkanku hanyut dalam berbagai kekhawatiran dan
kecemasan, membiarkanku terpedaya oleh keadaan. Dan suatu hari, dia akan menjadi saksi dihadapan
Tuhan atas apa yang telah kulewati. Sepanjang bersamanya, sepanjang itu pula dia tidak peduli.

Bertumbuh
Posted on March 4, 2018

Dari bertumbuh ini kami berdoa semoga kita mampu untuk mengelola setiap keadaan.
Mampu untuk memahami, bersedia mendengarkan, bersedia untuk berjuang, juga
bersedia untuk lelah.

Sebab dalam masa-masa itu, segala sesuatu akan tampak abu-abu. Cita-cita kita akan
diuji dengan sedemikian rupa. Segala keresahan akan hadir dalam berbagai bentuk.

Satu dua diantara kita, ada yang menyerah menghadapi. Kamu jangan. Sebab, satu
hal yang perlu untuk kamu percaya bahwa kamu tidak pernah sendirian ketika
mengalaminya.

Kita semua melewati proses yang serupa, hanya berbeda bentuk. Hanya berbeda cara,
Dan kita hanya tidak saling tahu apa yang kita hadapi.

Memaknai
Posted on January 30, 2018

Pemaknaan kita pada sesuatu sering berbatas hanya karena ego atau kemauan. Ego
kita yang membuat kita enggan memulai, enggan untuk menyapa dan bertanya,
enggan untuk mencari tahu, padahal semuanya tersaji di depan mata. Juga kemauan
kita yang surut, semuanya serba mudah, tapi kita enggan beranjak.

Karena kita merasa diri ini lebih baik, seringkali lahir penilaian-penilaian kita kepada
orang lain. Padahal, kita belum mencermatinya, hanya sekilas melihat dan
mendengarnya. Karena kita merasa sudah cukup, kita enggan untuk belajar lagi dan
lagi. Semisal, begitu banyak kajian tersaji di masjid-masjid di kotamu, tapi kamu
memilih duduk di rumahmu.

Dan tentang pemaknaan. Barangkali, kita tidak kunjung berhasil mengenali hidup dan
jalan yang kita tempuh ini sebab dua hal itu, ego dan kemauan. Pemaknaan kita
menjadi buntu, berkutat pada hal-hal yang sama. Di satu sisi kita ingin tahu, disisi
yang lain kita malas beranjak. Kita kembali berkutat pada ujian yang serupa berulang-
ulang, karena kita merasa sudut pandang yang kita ambil adalah yang paling benar,
enggan mencoba melihat dari sisi yang lain. Kita berkutat pada pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya hanya ada di masa lalu, bukan sibuk membenahi hari
esok.

Dan kita kebingungan akan kemana hidup ini, rasanya seperti air mengalir. Tapi, kita
tidak tahu ke mana mengalirnya. Rasanya seperti angin yang berhembus, tapi kita
tidak tahu kemana arahnya.

Hidup menyimpan banyak jawaban yang hanya akan kita temukan dengan cara
menjalaninya, meredakan ego, dan mau untuk bersusah payah.

Saat aku menyuruh orang lain untuk bersyukur, mungkin kesyukurannya jauh
lebih banyak daripada yang kuucapkan. Saat aku menasihati orang lain
untuk bersabar, mungkin kesabarannya jauh lebih besar daripada yang
kumiliki. Aku hanya tidak tahu, tidak juga mencari tahu.

Saat aku merasa berhak untuk berkeluh kesah atas ujian-ujian yang
menimpa, mungkin harusnya aku lebih pantas untuk malu sebab ujianku
tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain.

Kini, hati dan pikiranku lebih terkendali. Lebih berhati-hati dalam berucap,
tidak lagi sibuk menilai, juga tidak lagi merasa berhak untuk memberi
nasihat tanpa diminta. Sebab, aku menyadari. Aku tidak ada apa-apanya
dibandingkan dengan masalah yang mereka hadapi, aku bahkan belum
pernah menjalani masalah serupa, bagaimana mungkin aku bisa
memberikan jawaban yang baik, nasihat yang tepat?

Kini, hati dan pikiranku lebih tenang. Kini, aku merasa lebih tepat untuk
menemani dan mendengarkan.

Anda mungkin juga menyukai