Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Identitas Nasional

Pengertian Identitas Nasional Dan Unsur Identitas Nasional - Identitas Nasional merupakan suatu jati
diri yang khas yang dimiliki oleh suatu bangsa yang tidak dimiliki oleh bangsa yang lain. Dalam garis
besar tidak hanya mengacu pada individu saja, namun tetapi berlaku juga pada suatu organisasi /
kelompok (negara).

Identitas itu berasal dari kata Identitu, yang artinya tanda-tanda, ciri-ciri, jati diri yang ada pada
seseorang atau kelompok yang membedakannya dengan orang dan kelompok yang lain. Sedangkan
kata “nasional” adalah suatu identitas yang melekat pada kelompok atau organisasi yang lebih besar
yang berkaitan oleh kesamaan-kesamaan fisik, baik itu fisik seperti budaya, agama serta bahasa
ataupun nonfisik seperti contohnya cita-cita, keinginan serta tujuan.

Pengertian Identitas Nasional


Dari hal diatas tersebutlah kelompok ini yang kemudian disebut sebagai identitas bangsa atau identitas
nasional yang pada akhirnya akan melahirkan suatu tindakan kelompok yang diwujudkan
didalam bentuk organisasi / pergerakan-pergerakan yang diberi atribut atau kelengkapan nasional.

Pengertian Identitas Nasional merupakan suatu kumpulan nilai budaya yang tumbuh serta berkembang
di dalam macam-macam aspek kehidupan dari ratusan suku yang ada dan dihimpun dalam satu
kesatuan seperti Indonesia yang kebudayaan nasional itu dengan acuan pancasila & Bhineka Tunggal
Ika yang merupakan dasar dan arah pengembangannya.

Hakikat Identitas Nasional di dalam kehidupan berbangsa & bernegara pancasila merupakan yang
aktualisasinya yang tercerminkan dalam penataan kehidupan kita yang dalam arti yang luas, misalnya
pada aturan perundang-undangan ataupun moral yang dengan secara normatif diterapkan di dalam
bermasyarakat atau berinteraksi , baik itu di dalam tataran nasional ataupun internasional .

Dengan hal tersebut nilai-nilai budaya yang tercermin pada identitas nasional itu bukanlah barang
jadidalam kebekuan normatif dan juga domatis, melainkan ialah sesuatu yang terbuka dan yang
cenderung terus-menerus bersemi disebebakan karena adanya hasrat menuju untuk kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat. Konsekuensi & implikasinya ialah identitas nasional adalah sesuatu yang
terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru supaya tetap relevan serta fungsional di dalam
kondisi aktual yang berkembang di dalam bermasyarakat.

Unsur Unsur Identitas Nasional


Unsur- unsur identitas nasional Indonesia ini merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan tersebut merupakan gabungan dari unsur unsur pembentuk identitas nasional yang
meliputi , ialah :

 Suku Bangsa adalah salah satu dari unsur dalam pembentuk identitas nasional. Suku
tersebut merupakan Golongan sosial yang khusus yang memiliki sifat askriptif (ada sejak
lahir), yang mana sama halnya dengan golongan umur & jenis kelamin. Indonesia
khususnya, Memiliki banyak sekali suku bangsa / kelompok etnis dengan ± 300 dialek
bahasa.
 Agama.
Bangsa Indonesia dikenal dengan masyarakat yang agamis (didasarkan pada nilai
agama). Agama-agama yang tumbuh serta berkembang di Indonesia adalah agama islam,
katholik, kristen, hindu, budha serta kong hu cu.
 Kebudayaan.
Pengetahuan manusia ialah sebagai makhluk sosial yang isinya ialah perangkat-
perangkat atauapun model-model pengetahuan yang dengan secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukung untuk menerjemahkan atau menafsirkan serta memahami
lingkungan yang dihadapi dan juga digunakan ialah sebagai rujukan maupun pedoman
untuk dapat bertindak (dalam bentuk kelakukan serta benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.
 Bahasa.
Bahasa adalah sebagai sistem perlambang yang dengan secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia serta digunakan sebagai sarana untuk dapat
berinteraksi antarmanusia.
Di Indonesia terdapat banyak sekali bahasa namun Bahasa Indonesia merupakan bahasa
pemersatu bangsa , Untuk lebih lanjut anda dapat membaca Pengertian Bahasa
Dari 4 unsur identitas nasional di atas, dapat kita dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian antara
lain :
 Identitas Fundamental, pancasila ialah sebagai falsafat bangsa, dasar negara serta ideologi
negara.
 Identitas Instrumental, adalah isi UUD 1945 serta tata perundang-undangannya. Dalam
Identitas instrumental ini, bahasa yang digunakan ialah bahasa Indonesia, bendera negara
Indonesia adalah merah putih, lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika., lagu kebangsaan Indonesia yakni Indonesia Raya.
 Identitas Alamiah, meliputi negara kepulauan serta pluralisme didalam suku, budaya,
bahasa serta agama dan juga kepercayaan.

Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang berjudul Hukum
dan Penegakan Hukum(2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan secara
sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan,
penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada.
Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi kepentingan manusia.
Dengan kata lain hukum memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam
kepentingannya, dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain.

Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
unsur-unsur sebagai berikut :

 Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.


 Jaminan kepastian hukum.
 Berkaitan dengan hak-hak warganegara.
 Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Pada hakikatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh karena itu, terdapat
banyak macam perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat
beberapa diantaranya yang cukup populer antara lain :

1. Perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap konsumen ini


telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak dan kewajiban antara
produsen dan konsumen.
2. Perlindungan hukum yang diberikan kepada Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI).
Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan
industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah dituangkan dalam
sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang
Merek, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain
sebagainya.
3. Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka
yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundangundangan.

Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia, apabila
ditegakkan. Dengan kata lain perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum
dilaksanakan. Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum sebagai
pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum. Dengan kata
lain, penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai
macam bidang kehidupan.
Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya perlindungan hukum. Kepentingan setiap orang akan
terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak
hukum. Misalnya, perlindungan hukum konsumen akan terwujud, apabila undang-undang perlindungan
konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan terlindungi apabila ketentuan
mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat
akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di lingkungan tersebut dilaksanakan.

Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena dapat mewujudkan hal-hal berikut
ini:

a. Tegaknya supremasi hukum


Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam mengatur pergaulan
manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua tindakan warga negara maupun
pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku. Tegaknya supremasi hukum tidak akan
terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat
penegak hukum.

b. Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap warga negara dapat
menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari keadilan tersebut. Hal itu dapat
terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.

c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan di masyarakat


Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang. Perdamaian akan terwjud
apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila
aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.

Keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah semata-mata menyangkut ditegakkannya
hukum yang berlaku, akan tetapi menurut Soerjono Soekanto (dalam bukunya yang berjudul Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002) sangat tergantung pula dari beberapa faktor, antara lain:
1. Hukumnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara, dan undang-undang dibuat haruslah menurut ketentuan yang
mengatur kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana diatur dalam Konstitusi negara,
serta undang-undang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat di mana
undang-undang tersebut diberlakukan.
2. Penegak hukum, yakni pihakpihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya
masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan tugas
tersebut dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan
masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota masyarakat.
3. Masyarakat, yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan. Maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku,
serta menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting dan perlunya hukum bagi
kehidupan masyarakat.
4. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas`tersebut
mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang
memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang memadai
merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.
5. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia
di dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum
yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang dianggap
baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.
A. Pengertian Demokrasi Pancasila

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, tidak mengherankan jika penerapan berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara mengacu pada pancasila. Termasukpenerapan demokrasi juga
mengacu pada Pancasila. Banyak ahli telah mendefinisikan demokrasi pancasila menurut pendapat
mereka masing-masing. Berikut pangertian demokasi Pancasila:
Pangertian demokasi Pancasila menurut Profesor Dardji Darmo Diharjo adalah paham demokrasi yang
bersumber dari kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam
ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945.

Pangertian demokasi Pancasila berdasarkan GBHN Tahun 1978 dan Tahun 1983:pembangunan politik
diarahkan untuk lebih memantapkan perwujudan demokrasi Pancasila. Dalam rangka memantapkan
stabiltias politik dinamis serta pelaksanaan mekanisme Pancasila, maka diperlukan pemantapan
kehidupan kosntitusional kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.

Pangertian demokasi Pancasila menurut Prof. Notonegoro adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang ber-Ketuhanan YME, yang berkemanusiaan
yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

Pangertian demokasi Pancasila berdasarkan Ensiklopedia Indonesia adalah Pancasila meliputi bidang-
bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah nasional yang
berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

Secara umum pengertian dari demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang pelaksanaannya
mengutamakan asas musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama (seluruh rakyat). Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang ideologinya terdapat dalam Pancasila, oleh karena itu setiap sila yang
terdapat dalam Pancasila harus diaplikasikan dalam kehidupan setiap rakyatnya sehari-hari untuk
menunjang kemajuan negara kita.

B. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Demokrasi Pancasila yang diterapkan di Indonesia tentu memiliki karakteristik khusus yang
membedakan dengan demokrasi yang diterapkan di negara lain. Berikut karakteristik atau ciri-ciri
demokrasi Pancasila:
Ciri khas demokrasi pancasila:

1.Demokrasi pancasila bersifat kekeluargaan dan gotong royong yang bernafas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2.Demokrasi pancasila harus menghargaihak hak asasi manusia serta menjamin hak hak minoritas.
3.Pengambilan keputusan dalam demokrasi pancasila sedapat mungkin jdidasarkan atas musyawarah
untuk mufakat.
4.Demokrasi pancasila harus bersendi atas hukum.

Sedangkan secara umum ciri demokrasi Pancasila adalah:

1. Kedaulatan beada di tangan rakyat.


2. Selalu berdasarkan kekeluargaan dan gotong-royong.

3. Cara pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.

4. Tidak kenal adanya partai pemerintahan dan partai oposisi.

5. Diakui adanya keselarasan antara hak dan kewajiban.

6. Menghargai hak asasi manusia.

7. Ketidaksetujuan terhadap kebijaksanaan pemerintah dinyatakan dan disalurkan melalui wakil-wakil


rakyat. Tidak menghendaki adanya demonstrasi dan pemogokan karena merugikan semua pihak.

8. Tidak menganut sistem monopartai.

9. Pemilu dilaksanakan secara luber.

10. Tidak kenal adanya diktator mayoritas dan tirani minoritas.

11. Mendahulukan kepentingan rakyat atau kepentingan umum.

Dalam demokrasi Pancasila terdapat 2 asas yang membentuk, yakni :

a. Asas kerakyatan, yaitu asas atas kesadaran kecintaan terhadap rakyat, manunggal dengan nasib
dan cita-cita rakyat, serta memiliki jiwa kerakyatan atau dalam arti menghayati kesadaran senasib
dan secita-cita bersama rakyat.

b. Asas musyawarah untuk mufakat, yaitu asas yang memperhatikan dan menghargai aspirasi seluruh
rakyat yang jumlahnya banyak dan melalui forum permusyawaratan dalam rangka pembahasan untuk
menyatukan berbagai pendapat yang keluar serta mencapai mufakat yang dijalani dengan rasa kasih
sayang dan pengorbanan agar mendapat kebahgiaan bersama-sama
Berdasarkan ciri-ciri serta asas demokrasi Pancasila di atas, penerapan demokrasi di negara Indonesia
yang membedakan dengan negara lain yaitu adanya dasar yang kuat berupa Pancasila yang brasaskan
Ketuhanan, menjunjung tinggi hak-hak kemanusiaan dan kepentingan rakyat.

C. Aspek-Aspek Demokrasi Pancasila

Menurut Prof. S . Pamuji, demokrasi pancasila mengandung enam aspek sebagai berikut :

Aspek formal, yang mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-wakilnya dalam badan-badan
perwakilan dan pemerintahan serta bagaimana mengatur permusyawaratan wakil- wakil rakyat
secara bebas, terbuka, jujur untuk mencapai konsesus.

Aspek material, untuk mengemumakan gambaran manusia dan mengakui terwujudnya masyarakat
manusia Indonesia sesuai dengan gambaran, hakat dan martabat tersebut.

Aspek normatif, yang mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang membimbing dan menjadi
kriteria pencapaian tujuan.

Aspek optatif, yang mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak dicapai.

Aspek organosasi, untuk mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksanaan Demokrasi Pancasila
dimana wadah tersebut harus cocok dengan tujuan yang hendak dicapai.

Aspek kejiwaan, yang menjadi semangat para penyelenggara negara dan semangat para pemimpin
pemerintahan.

Bila dibandingkan sesungguhnya antara demokrasi universal dan demokrasi pancasila yang
berdasarkan UUD 1945, demokrasi Indonesia yang sering disebut dengan istilah teodemokrasi, yakni
demokrasi dalam konteks kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain, demokrasi universal
adalah demokrasi yang bernuansa sekuler, sedangkan demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang
berke-Tuhan-an Yang Maha Esa. (Udin Saripudin Winataputra, 2002)
Demikian penjelasan tentang pengertian dan ciri-ciri demokrasi Pancasila. Silakan Anda kunjungi
artikel lainnya mengenai sistem pemerintahan di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai