Anda di halaman 1dari 10

BAB VII

PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

7.1 Tujuan
1. Mengetahui adanya cacat atau retak pada suatu material
2. Memahami teknis inspeksi dengan menggunakan metode penetrant
3. Mengetahui jenis dan lokasi cacat pada material

7.2 Teori Dasar


Metode Non Distructive Testing (NDT) adalah aktifitas test atau inspeksi
terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat, retak, atau diskontinuitas
lain tanpa merusak benda yang kita test atau inspeksi. Pada dasarnya, test ini
dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih aman dan
belum melewati damage tolerance[1]
Pada pengujian NDT terdapat beberapa metode, diantaranya adalah
magnetic particle inspection, liquid penetrant inspection, eddy current, visual
test,ultrasonic inspection, leak test, proof test, acaustic emission, dan radiographic
inspection[1]

1. Magnetic Particle Inspection


Metode pengujian ini didasarkan atas prinsip bahwa garis–garis gaya
medanmagnet (magnetic flux) pada suatu objek atau material yang dimagnetisasi
akanterdistorsi secara lokal karena adanya diskontinuitas pada material
tersebut.Akibat dari penyimpangan ini, sebagian dari medan magnet daerah
yangmengalami diskontinuitas akan meninggalkan daerah ini dan akan kembali
padadaerah yang tidak mengalami diskontinuitas, sehingga akan terjadi
kerusakanaliran garis – garis gaya. [1]

85
Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Gambar 7.1 magnetik particle test


Sumber : (Fathoni, 2013)
Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan
bawahpermukaan (subsurface) suatu komponen dalam bahan ferromagnetik
dapatdiketahui. Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material
ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi. [1]

2. Liquid Penetrant Inspection


Metode liquid penetrant test merupakan metode NDT yang paling sederhana.
Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka
padakomponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik
fiber.Melalui metode ini cacat pada material akan terlihat jelas. Caranya adalah
denganmemberikan cairan berwarna terang (penetrant) pada permukaan yang
diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskositas yang
rendahagar dapat masuk pada cacat di permukaan material. Selanjutnya penetrant
yang tersisa di permukaan material akan disingkirkan. Cacat akan nampak jelas
jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Sesuai
inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.[1]
Uji menggunakan penetrant ini cocok digunakan untuk pengujian
keretakan dan porositas. Diskontinuitas harus benar – benar dibersihkan dan harus
terbuka pada permukaannya.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 86


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Gambar 7.2 liquid penetrant inspection


3. Eddy Current
Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya arus
listrikdialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet di dalamnya.
Jikamedan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka
akanterbangkit arus eddy. Arus eddy kemudian menginduksi adanya medan
magnet.
Medan magnet pada benda akan menginduksi medan magnet pada kumparan
danmengubah impedansi bila ada cacat. Keterbatasan dari metode ini yaitu
hanyadapat diterapkan pada permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode
ini jugaditerapkan hanya pada bahan logam saja.[1]

Gambar 7.3 eddy current


4. Visual Test
Metode ini merupakan pemeriksaan material yang dilakukan tanpa alat
bantu.Metode ini paling sering diambil dalam pengujian NDT. Metode ini

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 87


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

bertujuanmenemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini adalah
retakyang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan lensa
pembesarataupun boroskop.[1]

5. Ultrasonik Inspection
Ultrasonik inspection adalah sebuah device yang mampu mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik dan juga sebaliknya yaitu mengubah energi
listrikmenjadi energi mekanik.[2]
Pengujian ultrasonik dapat dilakukan untuk hampir semua
bahan,menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang tidak
dapatdidengar manusia. Menggunakan metode pulse echo technique, sebuah
transduser mentransmisikan suara frekuensi tinggi melalui bahan, suara pantulan
kemudianditangkap dari diskonuitas. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen ujidan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
diinterpretasikan.Gelombang ultrasonik yang digunakan memiliki frekuensi 0.5–
20 MHz.Gelombang suara yang terpengaruh jika ada void, retak atau delaminasi
padamaterial. [1]

Gambar 7.4 ultrasonik inspection


6. Accaustic Emission
Accaustic emission (AE) adalah salah satu teknik Non Destructive Testing
(NDT) yang digunakan khusus untuk mendeteksi adanya emisi akustik yang

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 88


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

berasal dari aktivitas keretakan/ deformasi pada material. Dengan prinsip


yangsama teknik ini telah digunakan untuk mempelajari aktifitas kebocoran
padabejana bertekan, yaitu dengan memonitor aktifitas AE yang berasal dari
lubangbocoran terhadap perubahan tekanan. Tekanan di dalam bejana dan signal
AEyang berasal dari lubang bocoran direkam secara on-line dengan sistem AE-
MISTRAS yang kemudian dianalisa untuk mendapatkan korelasi diantara
keduaparameter tersebut[2]

7. Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material
denganmenggunakn sinar X dan sinar gamma. Prinsip, sinar X dipancarkan
menmbusmaterial yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan
diserapsehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada
filmyang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada
filmtentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film inilah yang akan
memperlihatkanbagian material yang cacat. [1]

Pengujian dengan menggunakan NDT ini banyak macam – macam


metodenya.Dalam setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing –
masing. Darisetiap kelebihan dan kekurangan setiap metode, bisa disimpulkan
kelebihan dankekurangan dalam penggunaan NDT.

Menurut Yudo & Jokosisworo, 2007. Keuntungan terbesar jika


kitamenggunakan NDT ( Non Distructive Test ) adalah tidak memerlukan waktu
yanglama dan juga biaya yang relatif tidak terlalu besar. Dan keuntungan yang
lainsebagai berikut:
1.Tidak memerlukan peralatan yang terlalu banyak.
2. Bisa mengetahui cacat pada permukaan benda berpori dan juga kita bisa
mengetahui letak kecacatan yang ada pada material.
3. Peka terhadap kecacatan yang kecil.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 89


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Selain memiliki berbagai kelebihan, metode NDT juga masih


memilikikekurangan. Menurut Yudo & Jokosisworo, 2007. Kekurangan yang
palingterlihat dari penggunaan NDT ini adalah :
1. Pengujian hanya terbatas pada spesimen yang diuji.
2. Membutuhkan tingkat kebersihan yang tinggi.
3. Hanya terbatas menguji pada permukaan yang kasar atau berpori.

7.3 Tata Cara Praktikum

7.3.1 Skema Proses

Persiapan alat dan bahan

Pembersihan permukaan spesimen

Penyemprotan penetrant

Dwell 10 menit

Penyemprotan developer

analisa

kesimpulan

Gambar 7.5 Skema proses

7.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Alat dan bahan disiapkan
2. Spesimen dibersihkan dengan menggunakan tinner
3. Spesimen disemprot oleh penetrant dengan jarak 30 cm
4. Penetrant dibiarkan hingga meresap sampai 10 menit

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 90


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

5. Setelah 10 menit specimen dibersihkan dengan searah lalu


semprotkan developer
6. Dianalisa
7. Disimpulkan

7.4 Alat dan Bahan


7.4.1 Alat
1. Penetrant : Secukupnya
2. Developer : Secukupnya
3. Thinner : Secukupnya
4. kain pembersih : 1 buah

7.4.1 Bahan
Baja ST-37 ASTM E 165 – 02

7.5 Pengumpulan Data dan Pengolahan Data


7.5.1 Pengumpulan Data
Tabel 7.1 data pengujian pemeriksaan dye penetrant

Data Keterangan
Jenis NDT Dye Penetrant

Standar Pengujian ASTM E 165 – 02

TIPE VISIBLE

Teknik Pengaplikasian Spray / Semprot

Preparasi Permukaan Cariran Pembersih ( Thinner )

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 91


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

Dwell Time 10 menit

Foto Interpretasi Cacat

Cacat retak

7.5.2 Pengolahan Data

Gambar 7.6 Kondisi cacat specimen

1. Warna kuning cacat retak berukuran 2 mm


2. Warna hijau cacat inklusi terak berukuran 0,05 mm
3. Warna merah cacat lapisan berukuran 5 mm

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 92


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

6.6 Analisa Dan Pembahasan

Non destructive test adalah metoda penetrant test dapat mendeteksi cacat.
Pada spesimen uji kelompok 6 di amati banyak sekali retakan yang ada pada
permukaan dikarenakan keterbatasan waktu yang menyebabkan penetrant tidak
menyerap sempurna .
Dalam metode penetrant test ini persiapan alat dan bahan harus lengkap.
Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga harus perlu di perhatikan karena
jika suatu benda kerja terdapat pengotor maka hal ini mempengaruhi hasil uji
penetrant.
Untuk pada saat penyemprotan harus ada jarak sekitar 30 cm, ketika
membersihkan penetrant dengan thinner tidak boleh di semprotkan karena dapat
menghilangkan penetrant yang ada di dalam cacat tetapi dengan cara di lap.
Pembersih di lakukan secara searah agar penetrant yang ada di dalam
cacat tidak akan terbawa. Pada penyemprotan developer menyemprotkan
kepermukaan spesimen harus merata agar semua cacat yang ada dipermukaan
dapat di ketahui.
Parameter keberhasilan dari pengujian non destructive test ini adalah
kebersihan permukaan benda uji dari berbagai kotoran, serta penyemprotan yang
berjarak 30 cm yang bertujuan agar pada penyemprotan sesuai takaran yang
dibutuhkan dikarenakan apabila jarak penyemprotan pada benda uji terlalu dekat
maka cairan penetrant terlalu banyak di permukaan specimen, kemudian apabila
terlalu jauh jarak penyemprotan lebih dari 30 cm maka larutan penetrant tidak
sepenuh nya berada pada permukaan sehingga cairan penetrant tidak sepenuhnya
masuk kedalam celah celah cacat dikarenakan kadar cairan yang terlalu sedikit,
kemudian suhu juga berpengaruh dalam hal pengujian dye penetrant ini
dikarenakan apabila pada saat pengujian suhu nya panas maka cairan penetrant
yang disemprot kemungkinan besar akan menguap karena viskositas dari cairan
dye penetrant sangat rendah, dan apabila menunggu cairan masuk ke dalam lebih
dari dwel time penguapan pada Cairan bias terjadi,
Fenomena yang terjadi pada pengujian ini adalah fenomena proses
kapilaritas yang dimana terjadi perbedaan massa jenis antara dye penetrant

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 93


Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT

dengan developer yang mengakibatkan cairan penetrant naik ke atas permukaan


benda uji sehingga dapat terdeteksi cacat yang terjadi pada benda uji.
Material yang diuji masih tergolong material yang non reject dikarenakan
cacat yang terdapat pada material tersebut masih minim dan cacat nya tidak serius,
serta masih sukar terjadinya inisiasi crack yang lain, adapun jenis cacat yang
sangat berbahaya pada material adalah jenis cacat Hidrogen Induce Cracking
(HIC) yang dimana jenis cacat ini merupakan adanya gas hydrogen dalam
material uji tersebut yang akan menimbulkan inisiasi crack yang tentunya akan
berpengaruh terhadap ketahan material tersebut, namun pada pengujian dye
penetrant test cacat jenis itu masih belum bisa dideteksi oleh pengujian penetrant
test sehingga masih memungkinkan adanya HIC pada material tersebut, akan
tetapi berdasarkan keadaan permukaan pada material uji tersebut masih tergolong
aman dan tidak perlu adanya reject.

6.7 Kesimpulan

1. Developer berfungsi mengetahui cacat yang ada di permukaan.


2. Penetrant berfungsi untuk menutupi kecacatan pada suatu material.
3. Jenis dan lokasi cacat dapat dilihat dari cairan penetrant yang keluar ke
atas permukaan dikarenakan pemberian developer.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2019/2020 94

Anda mungkin juga menyukai