7.1 Tujuan
1. Mengetahui adanya cacat atau retak pada suatu material
2. Memahami teknis inspeksi dengan menggunakan metode penetrant
3. Mengetahui jenis dan lokasi cacat pada material
85
Kelompok 6 BAB VII PEMERIKSAAN DYE PENETRANT
bertujuanmenemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam hal ini adalah
retakyang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan bantuan lensa
pembesarataupun boroskop.[1]
5. Ultrasonik Inspection
Ultrasonik inspection adalah sebuah device yang mampu mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik dan juga sebaliknya yaitu mengubah energi
listrikmenjadi energi mekanik.[2]
Pengujian ultrasonik dapat dilakukan untuk hampir semua
bahan,menggunakan metode gelombang suara dengan frekuensi tinggi yang tidak
dapatdidengar manusia. Menggunakan metode pulse echo technique, sebuah
transduser mentransmisikan suara frekuensi tinggi melalui bahan, suara pantulan
kemudianditangkap dari diskonuitas. Gelombang suara yang dirambatkan pada
spesimen ujidan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan diamati dan
diinterpretasikan.Gelombang ultrasonik yang digunakan memiliki frekuensi 0.5–
20 MHz.Gelombang suara yang terpengaruh jika ada void, retak atau delaminasi
padamaterial. [1]
7. Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material
denganmenggunakn sinar X dan sinar gamma. Prinsip, sinar X dipancarkan
menmbusmaterial yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan
diserapsehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudian direkam pada
filmyang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam pada
filmtentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film inilah yang akan
memperlihatkanbagian material yang cacat. [1]
Penyemprotan penetrant
Dwell 10 menit
Penyemprotan developer
analisa
kesimpulan
7.4.1 Bahan
Baja ST-37 ASTM E 165 – 02
Data Keterangan
Jenis NDT Dye Penetrant
TIPE VISIBLE
Cacat retak
Non destructive test adalah metoda penetrant test dapat mendeteksi cacat.
Pada spesimen uji kelompok 6 di amati banyak sekali retakan yang ada pada
permukaan dikarenakan keterbatasan waktu yang menyebabkan penetrant tidak
menyerap sempurna .
Dalam metode penetrant test ini persiapan alat dan bahan harus lengkap.
Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga harus perlu di perhatikan karena
jika suatu benda kerja terdapat pengotor maka hal ini mempengaruhi hasil uji
penetrant.
Untuk pada saat penyemprotan harus ada jarak sekitar 30 cm, ketika
membersihkan penetrant dengan thinner tidak boleh di semprotkan karena dapat
menghilangkan penetrant yang ada di dalam cacat tetapi dengan cara di lap.
Pembersih di lakukan secara searah agar penetrant yang ada di dalam
cacat tidak akan terbawa. Pada penyemprotan developer menyemprotkan
kepermukaan spesimen harus merata agar semua cacat yang ada dipermukaan
dapat di ketahui.
Parameter keberhasilan dari pengujian non destructive test ini adalah
kebersihan permukaan benda uji dari berbagai kotoran, serta penyemprotan yang
berjarak 30 cm yang bertujuan agar pada penyemprotan sesuai takaran yang
dibutuhkan dikarenakan apabila jarak penyemprotan pada benda uji terlalu dekat
maka cairan penetrant terlalu banyak di permukaan specimen, kemudian apabila
terlalu jauh jarak penyemprotan lebih dari 30 cm maka larutan penetrant tidak
sepenuh nya berada pada permukaan sehingga cairan penetrant tidak sepenuhnya
masuk kedalam celah celah cacat dikarenakan kadar cairan yang terlalu sedikit,
kemudian suhu juga berpengaruh dalam hal pengujian dye penetrant ini
dikarenakan apabila pada saat pengujian suhu nya panas maka cairan penetrant
yang disemprot kemungkinan besar akan menguap karena viskositas dari cairan
dye penetrant sangat rendah, dan apabila menunggu cairan masuk ke dalam lebih
dari dwel time penguapan pada Cairan bias terjadi,
Fenomena yang terjadi pada pengujian ini adalah fenomena proses
kapilaritas yang dimana terjadi perbedaan massa jenis antara dye penetrant
6.7 Kesimpulan