Kelas : 4D
Jika dianalisis, tujuan dari Bimbingan Kelompok itu sendiri cenderung membahas topik-
topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual dan menjadi perhatian peserta, sehingga
dari hal tersebut berkembangnya kemampuan bersosialisasi khususnya kemampuan komunikasi
baik itu dari pemimpin kelompok maupun anggota. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan
bahwa kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi seseorang terganggu oleh perasaan,
pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif. Melalui layanan BKp hal-hal yang
mengganggu perasaan dapat diungkapkan melalui berbagai cara. Pikiran yang buntu didinamikan
melalui berbagai masukan dan tanggapan baru. Persepsi dan wawasan yang menyimpang
diluruskan dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan penjelasan serta sikap yang
tidak objektif menjadi lebih efektif. Melalui dinamika berpikir, merasa, bersikap, bertindak dan
bertanggungjawab (BMB3) peserta layanan BKp berpersepsi dan berwawasan dengan lebih
terarah serta dinamis, kemampuan perilaku positif terstruktur dapat dikembangkan oleh tiap
orang dalam kelompok. Dalam layanan BKp para peserta menunjukan kemampuan
berkomunikasi, baik dalam pembahsan topik maupun dalam menanggapi. Dalam hal ini masing-
masing peserta diharapkan lebih memahami suatu informasi. Sementara untuk yang memberi
informasi itulah disebut pemimpin kelompok yang bertugas untuk mengarahkan anggota
kelompok dalam suasana interaksi yang bebas, terbuka, saling mendukung, mampu
menjembatani dan menyinergikan materi bahasan yang tumbuh dalam aktivitas kelompok,
mampu memberikan rasa nyaman serta mencapai tujuan bersama kelompok.
Keberhasilan dalam layanan bimbingan kelompok tidak hanya bertumpu pada pemimpin
kelompok, melainkan keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok juga menentukan proses
layanan. Tahapan kegiatan kelompok dalam rangka layanan bimbingan kelompok merupakan hal
yang penting terutama bagi calon konselor/pemimpin kelompok. Dengan mengetahui apa yang
sebenarnya terjadi dalam kelompok, pemimpin kelompok akan mampu menyelenggarakan
kegiatan kelompok dengan baik. tahapan itu terdiri dari tahap awal, pada tahap ini dilakukan
upaya untuk menumbuhkan minat bagi terbentuknya kelompok yang meliputi pemberian
penjelasan, tujuan dan manfaat, serta hasil yang dapat dirasakan setelah mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pembentukan, dalam tahap ini
dilakukan pengenalan dan saling mengungkapkan harapan-harapan yang ingin dicapai oleh
seluruh anggota kelompok, kemudian pemimpin kelompok harus mampu menumbuhkan sikap
kebersamaan dan perasaan sekelompok, pada saat kegiatan berlangsung pemimpin kelompok
harus mampu menggunakan teknik agar suasananya tidak monoton, bisa dilakukan dengan
teknik pertanyaan dan jawaban, teknik perasaan dan tanggapan serta teknik permainan
kelompok.
Dari interaksi itulah siswa mampu untuk meningkatkan komunikasi, karena tanpa
komunikasi, interaksi antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok ataupun organisasi tidak
akan terjadi. Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi
interpersonal. Komunikasi interpersonal dianggap komunikasi yang efektif dalam upaya
mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa
percakapan. Arus balik sifatnya langsung, sehingga komunikator mengetahui tanggapan
komunikan saat itu juga, baik itu respon yang diberikan positif atau negatif. Tujuan utama dari
komunikasi interpersonal adalah mengidentifikasi, menciptakan dan menjalin hubungan timbal
balik yang menguntungkan satu sama lain. Permasalahan dalam komunikasi dapat muncul bukan
karena perasaan yang dialami oleh seseorang, melainkan karena seseorang gagal
mengkomunikasikannya secara efektif dengan pihak lain. Terkait hal ini, peran guru BK dapat
difungsikan salah satunya dalam layanan BKp yang memungkinkan sejumlah peserta didik
secara bersama-sama memperoleh bahan dari pemimpin kelompok untuk memperoleh suatu
informasi serta untuk mempertimbangkan suatu hal dalam pengambilan keputusan.
Jadi, menurut saya layanan BKp ini memiliki banyak manfaat salah satunya untuk
mengembangkan kemampuan interaksi antar siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota
kelompok. Dalam layanan BKp juga dapat diterapkan teknik self-regulation yang bertujuan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dari hal ini adanya suatu proses untuk
mengontrol pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang terus menerus dalam upaya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dengan demikian motivasi belajar siswa akan meningkat.
Untuk itu layanan BKp dapat digunakan oleh praktisi konseling dalam mengembangkan
kepribadian siswa baik itu bidang kehidupan sosial, belajar maupun bidang yang lainnya.