Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3
kali dalam 24 jam. Dalam referensi lain disebutkan bahwa definisi
diare untuk bayi dan anak-anak adalah pengeluaran tinja >10 g/kg/24
jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal pada bayi sebesar
5-10 g/kg/24 jam. (1)
Saat ini diare masih merupakan salah satu penyebab utama
kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia.
Semua kelompok usia bisa terkena diare. Di negara berkembang,
anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun dan hal ini
yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua
penyebab kematian.(2)
Sedangkan diare akut pada orang dewasa merupakan penyakit
yang sering dijumpai dan secara umum dapat diobati sendiri. Namun,
komplikasi akibat dehidrasi atau toksin dapat menyebabkan
morbiditas dan mortalitas, meskipun penyebab dan penanganannya
telah diketahui dengan baik, serta prosedur diagnostiknya juga makin
baik. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) ada 2
milyar kasus diare pada orang dewasa di seluruh dunia setiap tahun..
Hasil survei Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit
diare menjadi penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga
pada bayi, dan nomor lima pada semua umur.(3)
Diare memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional.
Oleh karena itu, peranan perawat sebagai pemberi pelayanan
kesehatan sangatlah diperlukan, karena keperawatan adalah suatu
bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio, psiko, sosial, dan spiritual

1
yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat yang sehat
maupun sakit mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Terdapat banyak penyebab diare . Pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh
virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga
dapat menyebabkan diare , termasuk sindroma malabsorpsi.
Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak
tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan
kematian akibat diare perlu tatalaksana yang cepat dan tepat.(4)
Secara umum penanganan diare ditujukan untuk mencegah atau
menanggulangi dehidrasi serta gangguan kesetimbangan asam basa,
kemungkinan terjadinya toleransi, mengobati kausa diare yang
spesifik, mencegah untuk menanggulangi gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penulisan ini adalah “ Bagaimanakah patofisiologi dan
penatalaksanaan diare ?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi patofisiologi dan penatalaksanaan pada
diare.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian diare
b. Untuk mengetahui peran orang tua dan perawat dalam
penatalaksanaan diare pada anak dan balita
c. Untuk mengetahui kesesuaian penatalaksanaan diare pada
anak dan balita

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diare
1. Definisi Diare
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan
konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi
paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.(5) Sementara untuk bayi dan
anak-anak, diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10
g/kg/24 jam, sedangkan rata-rata pengeluaran tinja normal bayi
sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.
2. Etiologi
Etiologi diare dibagi atas empat penyebab:
a. Bakteri : Shigella, Salmonella, E. Coli, Gol. Vibrio, Bacillus
cereus, Clostridium perfringens, Stafilokokus aureus,
Campylobacter aeromonas.(5)
b. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Coronavirus,
Astrovirus.(6)
c. Parasit : Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Balantidium coli, Trichuris trichiura, Cryptosporidium parvum,
Strongyloides stercoralis (6)
d. Non infeksi : malabsorpsi, keracunan makanan, alergi,
gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan, dll.
3. Manifestasi Klinis
a. Diare Akut : Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset ,
Onset yang tak terduga dari buang air besar yang encer, rasa
tidak enak, nyeri perut , Nyeri disertai kram, serta demam
b. Diare Kronik : Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang
lebih panjang, penurunan berat badan dan nafsu makan ,
demam indikasi terjadi infeksi , dehidrasi tanda-tandanya
hipotensi takikardi, denyut lemah.

3
Patofisiologi Diare

4
4. Penatalaksanaan Diare
a. Adapun prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS
DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh
Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO.
Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi
memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan
atau menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi
akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun
program LINTAS DIARE yaitu:
1) Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah
2) Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
3) Teruskan pemberian ASI dan Makanan
4) Antibiotik Selektif
5) Nasihat kepada orang tua atau pun pengasuh
b. Pendekatan pasien dewasa dengan diare akut.(2)

5
B. Tinjauan Lapangan
Semua kelompok usia bisa terkena diare. Namun, di negara
berkembang anak-anak menderita diare lebih dari 12 kali per tahun
dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari
semua penyebab kematian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Ni Ketut Elsi Evayanti (Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian diare pada balita yang berobat Ke badan rumah sakit umum
tabanan 2017) menyatakan Hal yang menyebabkan balita mudah
terserang penyakit diare adalah perilaku hidup masyarakat yang
kurang baik dan sanitasi lingkungan yang buruk. (4)
Selain itu, Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kejadian
diare pada anak di Indonesia salah satunya adalah faktor peran
orang tua dalam penanganan diare yang kurang tepat. Peran orang
tua dalam menurunkan kejadian diare selama perawatan sangatlah
penting, karena suatu pemahaman dan penanganan yang benar
tentang penyakit diare sangat diperlukan untuk para orang tua dalam
menurunkan tingkat keparahan pada anak.
Untuk penatalaksanaan diare tersebut masih tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, salah satu factor yang
berperan adalah pengetahuan orang tua itu sendiri tentang cara
menangani balita yang mengalami diare, sehingga diperlukan
kesesuaian panatalaksanaan diare pada balita yang ditinjau dari
dosis. lama pemberian, dan kesesuaian pemberian dari Oralit, Zinc
dan Antibiotik.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Meningkatnya Kejadian Diare


Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang termasuk di Indonesia. Diare masih merupakan
penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding
pneumonia 24%, untuk golongan 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.
Hal yang menyebabkan balita mudah terserang penyakit diare
adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan sanitasi
lingkungan yang buruk. Diare dapat berakibat fatal apabila tidak
ditangani secara serius karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari
air dan daging, sehingga bila terjadi diare sangat mudah terkena
dehidrasi.
Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung
dapat menjadi faktor pendorong terjadinya diare, terdiri dari faktor
agent, penjamu, lingkungan dan perilaku.(7) Faktor yang
menyebabkan meningkatnya bayi terkena diare, diantaranya tidak
memberikan Air Susu Ibu selama 2 tahun, kurang gizi, penyakit
campak, dan imunodefisiensi. Faktor lingkungan yang paling dominan
yaitu sarana penyediaan air bersih dan pembuangan tinja. (8) kedua
faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia.
Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare
serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula,
maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi.(9)
Perawat sebagai pemberi asuhan yang komprehensif, dapat
menerapkan perannya sebagai educator dengan cara memberikan
penyuluhan kesehatan kepada ibu dan masyarakat bagaimana cara
menghindari factor-faktor yang dapat memicu terjadinya diare bahkan
meningkatkan angka kejadian diare tersebut.

7
B. Peran Orang tua dan Perawat dalam Penatalaksanaan Diare
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kejadian
diare pada anak di Indonesia salah satunya adalah faktor peran
orang tua dalam penanganan diare yang kurang tepat. Berbagai cara
telah diupayakan untuk menurunkun angka kejadian diare yaitu
berupa penyuluhan dimana perawat memberikan promosi kesehatan
yang tujuannya dapat meningkatkan pengetahuan serta perilaku dari
orang tua itu sendiri, kegiatan posyandu dan kebijakan pemerintah
dalam upaya penanggulanan diare.
Namun, kenyataannya peran orang tua dalam penanganan diare
pada anak belum menunjukan hasil yang signifikan, karena
berdasarkan hasil survei morbiditas dan perilaku masyarakat dalam
penatalaksanaan diare belum menunjukan perbaikan dan perubahan.
Adapun sebagai pemberi layanan yang komprehensif perawat
dapat memberikan penyuluhan bagaimana cara mengenali gejala
dehidrasi pada anak yang diare, memberikan rehidrasi oral,
pencegahan diare, memberikan minuman dan makanan tambahan,
dan pemberian zinc dapat dilakukan secara mandiri oleh keluarga
atau orang terdekat anak.(10) Bentuk partisipasi tersebut adalah
orang tua terlibat dalam perawatan dan selalu memberi support
emosional kepada anak.(11)
Hal ini disebabkan karena keberhasilan penanganan diare pada
anak dapat dicapai dengan melibatkan dan memberdayakan
keluarga, serta perilaku dan pengetahuan ibu tentang kesehatan
berpengaruh terhadap angka kematian anak umur 1- 12 bulan.
Sehingga, peran orang tua tersebut merupakan terapi
penatalaksanaan diare yang difokuskan pada perawatan diare saat
dirumah, baik sebelum pasien dibawa ke pelayanan kesehatan (pra)
dan setelah pasien diare pulang dari pelayanan kesehatan
(pasca).(11)

8
C. Kesesuaian Penatalaksaan Diare pada Anak dan Balita
Diare memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional.
Secara umum penanganan diare ditujukan untuk mencegah atau
menanggulangi dehidrasi serta gangguan kesetimbangan asam basa,
kemungkinan terjadinya toleransi, mengobati kausa diare yang
spesifik, mencegah untuk menanggulangi gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta
Untuk penatalaksanaan diare tersebut masih tidak sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan, baik di tatanan pelayanan
kesehatan maupun dari orang tua bayi. Walaupun pengendalian
penyakit diare sudah menjadi program pemerintah dan modul
penatalaksanaan pun selalu terbit setiap tahunnya, ternyata masih
ditemukan ketidaksesuaian penatalaksanaan diare pada balita.(12)
salah satu factor yang berperan adalah pengetahuan orang tua
itu sendiri tentang cara menangani balita yang mengalami diare,
sehingga diperlukan kesesuaian panatalaksanaan diare pada balita
yang ditinjau dari dosis. lama pemberian, dan kesesuaian pemberian
dari Oralit, Zinc dan Antibiotik.(12)
Adapun program yang digunakan sebagai pedoman dalam
penatalaksanaan diare yaitu dikenal dengan sebutan LINTAS DIARE
yaitu: rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah, zinc
diberikan selama 10 hari berturut-turut, teruskan pemberian ASI dan
Makanan, antibiotik Selektif, sera memberikan Nasihat ataupun
penyuluhan kesehatan mengenai penatalaksanaan diare baik
kepada orang tua atau pun pengasuh.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3
kali dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan anak-anak, diare
didefinisikan sebagai pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan
rata-rata pengeluaran tinja normal bayi sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam.
Terdapat banyak penyebab diare . Pada sebagian besar kasus
penyebabnya adalah infeksi akut intestinum yang disebabkan oleh
virus, bakteri atau parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga
dapat menyebabkan diare , termasuk sindroma malabsorpsi.
Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kejadian
diare pada anak di Indonesia salah satunya adalah faktor peran
orang tua dalam penanganan diare yang kurang tepat. Karena
penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak
tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan
kematian akibat diare perlu tatalaksana yang cepat dan tepat

B. Saran
Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peranan
caring dan educator kepada individu, masyarakat keluarga maka
perawat dapat membuat Manajemen tata cara penatalksanaan diare
di tatanan rumah tangga yang diharapkan efektive berpengaruh
terhadap pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan diare
anak. Serta pemberdayaan orang tua atau keluarga dapat dijadikan
tindakan dalam intervensi keperawatan yang dapat mendukung
tumbuh kembang dan kesehatan anak secara optimal khususnya
berkaitan dengan tindakan penatalaksanaan pada anak dan balita
yang mengalami diare.

10

Anda mungkin juga menyukai