Anda di halaman 1dari 18

PENERAPAN MASSAGE EFFLUERAGE DENGAN VCO (VIRGIN COCONUT OIL)

DI RUANG UNIT STROKE RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

Disusun oleh:
1. Yeni Yulistanti
2. Ainun Kurniati
3. Ade Sucipto
4. Sri Rahayu
5. Nur Assarah Anisaputri
6. Nismawardah
7. Muji Lestari
8. Nur Hayati

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien
yangmengalami gangguan neurologis, penyakit kronis, penurunan status mental,pasien
yang dirawat di ruang Intensive (ICU), onkologi, dan pasien dengan ortopedik. Dekubitus
merupakan lesi atau kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal yang
disebabkan oleh tekanan eksternal yang terjadi secara terus-menerus pada daerah yang
ada penonjolan tulang sehingga merusak jaringan yang ada dibawahnya dan tidak
sembuh dengan urutan dan waktu yang biasa.(1)
Dekubitus merupakan masalah yang sering terjadi di Rumah Sakit diAmerika
Serikat yaitu berkisar 3 – 11 % pada unit perawatan akut dan 24 %pada unit perawatan
jangka panjang. Fasilitas perawatan akutdi Amerika Serikat memperkirakan 2,5 juta
dekubitus ditangani setiaptahunnya. Insiden dekubitus sekitar 12-66% pada pasienbedah,
17-27% pada pasien bedah jantung dan 20-32% pada pasien yang usia. Hasil penelitian
dibeberapa rumah sakit pemerintah di Indonesia kejadian decubitus pada pasien tirah
baring 15.8% sampai 38.18%. Hasil penelitian gambaran resiko terjadinya decubitus
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien minimal care sebesar 88.24% atau hampir
tidak memiliki resiko untuk terjadinya decubitus, partial care sebesar 45.95% atau hampir
setengahnya yang berisiko terjadinya decubitus dan total care sebesar 44.12 % atau
hampir setengahnya yang memiliki resiko tinggi terjadinya decubitus. (2) Menentukan
status decubitus pada pasien dapat menggunakan skala braden scale, Braden. Skala
Braden terdiri dari 6 item yang mewakili faktor risiko untukpengembangan ulkus
tekanan, yaitu persepsisensori, kelembapan, aktivitas, mobilitas,nutrisi, dan gesekan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu adanya inovasi keperawatan yang dapat
digunakan untuk mengurangi angka kejadian decubitus pada pasien tirah baring lama.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menganalisis aplikasi massage effleurage dengan virgin coconut Oil (VCO) pada
pasien stroke dengan tirah baring lama di Unit Stroke RSUD Tidar Kota Magelang.

1
2. Tujuan Khusus
a. Mendiskripsikan standar operasional prosedur massage effleurage dengan virgin
coconut Oil (VCO) pada pasien stroke dengan tirah baring lama
b. Menerapkan massage effleurage dengan virgin coconut oil (VCO) pada pasien
stroke dengan tirah baring lama
c. Menganalisis hasil penerapan berdasarkan evidence based practice
d. Mengevaluasi hasil penerapan massage effleurage dengan virgin coconut Oil
(VCO) pada pasien stroke dengan tirah baring lama

C. Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan/Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi di bidang
ilmukeperawatan khususnya keperawatan mengenai massage effleurage dengan virgin
coconut oil (VCO) dalam menurunkan tingkat kejadian decubitus pada pasien tirah
baring lama.
2. Bagi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkanintervensi dan
penatalaksanaan pada pasien tirah baring dalammenurunkan tingkat kejadian
decubitus.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Dekubitus
Dekubitus adalah kerusakan kulit disebabkan penekanan terus menerus sehingga
mengakibatkan gangguan sirkulasi.Dekubitus perlu penanganan segera dari tenaga
kesehatan dikarenakan berpotensial menyebabkan beberapa komplikasi seperti abses,
osteomielitis, bakteremia dan fistula.Dekubitus suatu luka akibat posisi penderita tidak
berubah dalam jangka waktu lebih dari 6 jam.Sehingga menyebabkan penyumbatan
aliran darah akibat tertekan terus menerus.Selain itu, dekubitus bisa disebabkan oleh
paparan keringat, darah, urin, dan feses.Tindakan utama yang dapat dilakukan oleh
perawat yaitu dengan tindakan mandiri atau nonfarmakologi salah satunya adalah alih
baring 2-3 jam sekali. Kondisi tersebut biasanya memerlukan perawatan yang tepat agar
tidak terjadi perluasan decubitus.(3)
Berdasarkan uraian data di atas disimpulkan bahwa dekubitus merupakan masalah
pada integritas kulit.Kerusakan integritas kulit memerlukan penanganan dan perhatian
khusus oleh tenaga kesehatan. Masalah keperawatan tersebut dapat dicegah dengan
penatalaksanaan perawat memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh mulai dari
pengkajian masalah, menentukan diagnosa keperawatan, membuat intervensi,
implementasi dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada asuhan
keperawatan pada pasien stroke.(4) Hal penting yang perlu diketahui dalam asuhan
keperawatan pada kerusakan integritas kulit pada pasien stroke adalah penanganan non
farmakologi dan farmakologi seperti tirah baring 2 jam sekali, memberikan lotion, baby
oil atau minyak pada daerah yang tertekan, memakai pakaian yang longgar, menghindari
kerutan pada tempat tidur, massase kulit yang dapat mereduksi penekanan jaringan yang
efektif untuk mencegah dekubitus dan menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering.(5, 6) Menentukan pasien yang berisiko mengalami decubitus dapat menggunakan
Braden Scale.

3
Skala Braden

Meramalkan Resiko Luka Tekan (Pressure Ulser)

Faktor Resiko SKALA


Persepsi Sensori : 1. Keterbatasan 2. Sangat terbatas, 3. Sedikit terbatas, 4. Tidak terjadi
Kemampuan untuk total, yaitu tidak yaitu hanya yaitu dalam gangguan, yaitu
merespon tekanan adanya respon berespon hanya keadaan klien dalam berespon
berarti yang pada nyeri akibat pada stimulus nyeri. berespon pada pada perintah
berhubungan dengan kesadaran yang Tidak dapat perintah verbal, verbal dengan
ketidaknyamanan. menurun ataupun mengkomunikasika tetapi tidak selalu baik. Tidak ada
karena pemberian n ketidaknyamanan dapat penurunan
obat-obat sedasi kecuali dengan mengkomunikasika sensorik yang
atau keterbatasan merintih dan n ketidaknyaman akan membatasi
kemampuan /gelisah atau atau harus dibantu kemampuan
untuk merasakan mempunyai membalikkan untuk merasakan
nyeri pada gangguan sensorik tubuh. Atau atau
sebagian besar yang membatasi mempunyai mengungkapkan
permukaan tubuh. kemampuan untuk gangguan sensorik nyeri atau
merasakan nyeri yang membatasi ketidaknyamanan
atau kemampuan .
ketidaknyamanan merasakan nyeri
pada separuh atau
permukaan tubuh ketidaknyamanan
pada 1 atau 2
ekstermitas
Kelembaban : 1. Kelembapan 2. Kulit sangat 3. Kulit kadang 4. Kulit jarang
Tingkat kulit yang kulit yang lembab, yaitu saat lembab, yaitu pada lembab, yaitu
terpapar kelembapan konstan : yaitu kelembapan sering waktu tertentu saja pada saat
saat kulit selalu terjadi tetappi tidak terjadi kelembapan. keadaan kulit
lembab karena selalu lembab, Dalam keadaan ini, biasanya selalu
perspirasi, uri e Idealnya alat tenun idealnya alat tenun kering, alat tenun
dsb. Kelembapan dalam keadaan ini diganti dengan 1 hanya perlu
diketahui saat harus diganti setiap kali pertambahan diganti sesuai
4
klien bergerak, pergantian jaga. ekstra (2 x sehari). jadwal (1 x
membalik tubuh sehari).
atau dengan
dibantu perawat.
Aktivitas: Tingkat 1. Tirah baring, 2. Klien yang dapat 3. Klien yang dapat 4. Klien yang
aktifitas fisik yaitu yang bergerak berjalan sendiri sering berjalan
beraktifitas (berjalan) dengan pada siang hari tapi ke luar kamar
terbatas di atas keerbatasan yang hanya dalam jarak sedikitnya 2 kali
tempat tidur saja. tinggi atau tidak pendek/dekat, sehari dan di
mampu berjalan. dengan atau tanpa dalam kamar
Tidak dapat bantuan. Sebagian sedikitnya 1 kali
menopang berat besar waktu tiap 2 jam selama
badannya sendiri dihabiskan di atas terjaga.
dan/ harus dibantu tempat tidur atau
berpindah ke atas kursi.
kursi atau kursi
roda.
Mobilitas: 1. Imobilisasi total, 2. Keadaan sangat 3. Mobilitas agak 4. Tidak memiliki
Kemampuan yaitu tidak dapat terbatas yaitu klien terbatas, yaitu keterbatasan
mengubah dan melakukan dengan kadang- klien yang dapat dalam hal
meengontrol posisi perbrubahan kadang melakukan dengan sering mobilisasi, yaitu
tubuh. posisi tubuh atau perubahan kecil melakukan keadaan klien
ekstermitas tanpa pada posisi tubuh perubahan kecil dapat melakukan
bantuan dan ekstermintas pada posisi tubuh perubahan posisi
walaupun hanya tapi tidak mampu dan ekstermitas yang bermakna
sedikit. melakukan secara mandiri dan sering tanpa
perubahan yang bantuan.
sering dan berarti
secara mandiri.
Nutrisi : Pola asupan 1. Keadaan asupan 2. Keadaan mungkin 3. Keadaaan cukup 4. Baik asupan
nutrisi yang lazim gizi yang sangat kurang nutrisi, asuspan nutrisi nutrisinya, yaitu
buruk yaitu klien yaitu klien dengan yaitu klien dengan klien dengan
dengan keadaan jarang makan keadaan makan keadaan makan

5
tidak pernah makanan lengkap makanan >1/2 porsi makanan yang
makan makanan dan umumnya makanan yang diberikan, Tidak
yang lengkap makan kira-kira diberikan. Makan pernah menolak
lebih dari 1/3 hanya ½ porsi protein daging makan. Biasa
porsi makanan makan yang sebanyak 4 kali makan 4 kali atau
yang diberikan. diberikan, Asupan sehari. Kadang- lebih dengan
Tiap hari asupan protein, daging dan kadang menolak protein
protein susu hanya 3 kali makan, tapi biasa (daging/susu)/
(daging/susu) 2 sehari. Kadang- mau makan Kadang-kadang
kali atau kurang. kadang mau makan suplemen yang makan di antara
Kurang minum. makanan suplemen. diberikan. Atau jam makan.
Tidak makan Atau menerima diberikan melalui Tidak
suplemen kurang dari jumlah sonde (NGT) atau memerlukan
makanan cair. optimum makanan regimen nutrisi suplemen.
Atau puasa cair dari sonde parenteral yang
dan/atau minum (NGT). mungkin dapat
air bening atau memenuhi sebagian
mendapat infus besar kebutuhan
>5 hari nutrisi.
Friksi dan gesekan 1. Masalah yaitu 2. Maasalah yang 3. Tidak memiliki
klien yang berpotensi, yaitu masalah, yaitu
memerlukan klien yang bergerak klien yang bergerak
bantuan sedang dengan lemah dan di atas tempat tidur
sampai membutuhkan maupun kursi
maksimum untuk bantuan minimum. dengan mandiri dan
bergerak. Tidak Selamam bergerak mempunyai otot
mampu kulit mungkin akan yang cukup kuat
mengangkat menyentuh alas untuk mengangkat
tanpa terjatuh. tidur, kursi, alat sesuatu sambil
Sringkali terjatuh pengikat atau alat bergerak. Mampu
ke atas tempat lain. Sebagian besar mempertahankan
tidur atau kursi, mampu posisi yang baik di
sring mempertahankan atas tempat tidur

6
membutuhkan posisi yang relatif atau kursi.
maksimum untuk baik diatas kursi
posisi kembali atau tempat tidur
kejang, tapi kadang-kadang
kontraktur atau jatuh ke bawah.
agitasi
menyebabkan
friksi terus
menerus.
TOTAL SKORE :

7
B. Massage Effluerage
1. Pengertian
Massage Effluerage merupakan metode yang digunakan untuk melancarkan
sirkulasi darah dan membantu menjaga vaskularitas kulit. (7) Massage Effluerage
merupakan teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu mempercepat proses
pemulihan nyeri punggung dengan menggunakan sentuhan tangan pada punggung
klien secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek relaksasi(8).Dalam hal
terapi pemijatan atau massage dibutuhkan lotion sebagai pelumas dan pelembab kulit.
(9)
Pelembab adalah bahan yang dioleskan di kulit terdiri atas bahan yang bersifat
oklusif, humektan, emolien, dan protein dengan tujuan untuk menambah dan atau
mempertahankan kandungan air dalam lapisan korneum, sehingga kulit akan terasa
halus dan lembut. Karena efeknya inilah maka pelembab merupakan salah satu
produk perawatan kulit yang paling banyak dipakai di masyarakat untuk mengatasi
kulit kering.Pelembab yang ideal adalah pelembab yang mampu melembutkan kulit
dan melindunginya dari kerusakan. Umumnya kosmetika pelembab terdiri dari
berbagai minyak nabati, hewan maupun sintesis yang dapat membentuk lemak
permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan
mengurangi penguapan air dan sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi
kegunaan dari minyak kulit semula.(10)

2. Tujuan(9)
- Melancarkan sirkulasi darah
- Menurunkan respon nyeri punggung
- Menurunkan ketegangan otot

3. Indikasi(11)
- Klien dengan keluhan kekakuan dan ketegangan otot di punggung
- Klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri punggung pada ibu hamil inpartu
- Klien dengan imobilisasi karena tirah baring yang lama

8
4. Kontraindikasi(11)
- Nyeri pada daerah yang akan dimassage
- Luka pada daerah yang akan di massage
- Gangguan atau penyakit kulit
- Jangan melakukan pemijatan langsung pada daerah tumor
- Jangan melakukan masase pada daerah yang mangalami ekimosis atau lebam.
- Hindari melakukan masase pada daerah yang mengalami inflamasi
- Hindari melakukan masase pada daerah yang mengalami tromboplebitis
- Hati-hati saat melakukan masase pada daerah yang mengalami gangguan sensasi
seperti penurunan sensasi maupun hiperanastesia

5. Standar Operasional Prosedur pelaksanaan Massage Effluerage(9)


a. Beri tahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai.
b. Periksa tanda vital klien sebelum memulai remedial massage efflourage pada
punggung.
c. Posisikan pasien dengan posisi Miring ke kiri / ke kanan
d. Tuangkan Minyak pada telapak tangan kemudian gosokan kedua tangan hingga
hangat.
e. Letakkan kedua tangan pada punggung pasien, mulai dengan gerakan mengusap
dan bergerak dari bagian bahu menuju sacrum
f. Buat gerakan melingkar kecil dengan menggunakan ibu jari menuruni area tulang
belakang, gerakkan secara perlahan berikan penekanan arahkan penekanan
kebawah sehingga tidak mendorong pasien kedepan.
g. Usap bagian punggung dari arah kepala ke tulang ekor, untuk mencegah
terjadinya lordosis lumbal.
h. Bersihkan sisa minyak atau lotion pada punggung klien dengan handuk/tisu
i. Rapikan klien ke posisi semula.
j. Beritahu bahwa tindakan telah selesai
k. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
l. Cuci tangan

9
C. Virgin Coconut Oil
Virgin coconut oil adalah produk olahan kelapa yang aman dikonsumsi oleh
masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mutu VCO ditentukan dari
kandungan asam lemak rantai medium atau medium chain fatty acid (MCFA) dan asam
laurat (C12:0). Kandungan MCFA dan kadar asam laurat dipengaruhi oleh varietas
kelapa, tinggi tempat tumbuh, teknologi proses VCO.(12)
VCO mengandung asam laurat yang tinggi (sampai 51%), sebuah lemak jenuh
dengan rantai karbon sedang (jumlah karbonnya 12) yang biasa disebut Medium Chain
Fatty Acid (MCFA). Di dalam tubuh manusia asam laurat akan diubah menjadi
monolaurin, sebuah senyawa monogliserida yang bersifat antivirus, antibakteri, dan
antiprotozoa. MCFA mudah diserap ke dalam sel kemudian ke dalam mitokondria,
sehingga metabolisme meningkat.Adanya peningkatan metabolisme maka sel-sel bekerja
lebih efisien membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak lebih cepat.VCO
juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat, karena VCO memiliki kandungan vitamin
E dan polifenol. Tinggi rendahnya kandungan Vitamin E dan polifenol dalam VCO
sangat ditentukan oleh kualitas bahan bakunya (kelapa) dan proses produksi yang
digunakan. Secara umum, proses produksi yang menerapkan penggunaan panas dapat
menurunkan kadar Vitamin E dan polifenol sekitar 25%. Bahkan dapat hilang sama sekali
dengan pemanasan yang berlebihan.(13)

10
BAB III
PENERAPAN MASSAGE EFFLEURAGE

A. Tahap Persiapan
Penerapan evidence based practice tidak serta merta dapat diterapkan langsung di
ruang perawatan terutama di Unit Stroke. Sebagai salah satu contoh adalah penerapan
Massage Effleurage pada pasien yang dirawat di Unit Stroke, memerlukan berbagai
pendekatan dalam pelaksanaannya. Beberapa hal yang dilakukan dalam penerapan
evidence based practice adalah:
1. Melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan Massage Effluerage pada
kasus stroke
Berdasarkan pengamatan selama tiga hari, perawat ruang Unit strokemencegah luka
decubitus dengan alih baring setelah melewati 7 hari perawatan untuk pasien Stroke
hemoragik dan 5 hari perawatan untuk pasien stroke non hemoragik. Massage
Effluerage belum dilaksanakan di ruang Unit stroke RSU tidar Magelang.
2. Melakukan pengamatan dan kajian tentang SOP Massage Efflueragedengan VCO di
ruang Unit Stroke
Selama pengamatan belum ditemukan adanya SOP khusus tentang Massage
Effluerage pada pasien di ruang Unit Stroke.
3. Melakukan wawancara dengan kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana di
ruang Unit Stroke tentang pelaksanaan Massage Effluerage dengan VCO.
Kepala ruangan menyatakan bahwa belum melaksanakan Massage Effluerage dan
belum ada SOP nya, kepala ruang mempersilahkan melakukan massage Eflluerage
dengan melihat terlebih dahulu hari perawatan.
4. Memberikan informasi kepada kepala ruangan dan perawat pelaksana tentang
Massage Effluerage meliputi pengertian, tujuan, tahapan dan langkah-langkah dalam
melakukan tindakan Massage Effluerage
5. Menyusun SOP Massge Effluerage untuk pasien Unit Stroke dan menyerahkannya
kepada kepala ruangan

11
B. Tahap Pelaksanaan
1. Skiring Pasien
Sebelum melakukan Massage Effluerage dengan VCO dilakukan skrining
menggunakan braden scale pada setiap pasien :
N Inisial Umur Diagnosa Medis Skore Keterangan
O
1 Ny.S 83Th SNH 11 Resiko Tinggi
2 Tn.J 53Th SNH 11 Resiko Tinggi
3 Ny.I 48Th SH 14 Resiko Sedang
4 Ny.L 65Th CKS 14 Resiko Sedang
5 Ny.S 79Th SH 11 Resiko Tinggi

2. Melakukan observasi tanda-tanda decubitus sesuai dengan kriteria inklusi.


3. Melakukan Massage Effluerage dengan VCO dalam waktu10 menit selama 5 hari.
4. Mengevaluasi intervensi yang telah dilakukan.
Lima pasien yang telah dilakukan skrining menggunakan skore resiko decubitus
(Braden Scale) menunjukkan hasil bahwa ke lima pasien tersebut mengalami resiko
decubitus. Berdasarkan hasil skrining lima pasien tersebut diberikan intervensi massage
effleurage dengan menggunakan minyak Virgin Coconut Oil (VCO). Pada lima pasien
yang diberikan intervensi didapatkan hasil skrining 3 pasien dengan nilai 11 dan 2 pasien
dengan nilai 14, nilai ini menunjukkan bahwa pasien mengalami resiko tinggi decubitus
dan resiko sedang. Dari ke lima psien tersebut 2 pasien yang akan diberikan intervensi
mengalami kemerahan pada punggung akibat tekanan yang lama, sedangkan pada 3
pasien belum mengalami tanda-tanda kemerahan.
Setelah diberikan Massage Effluerage dengan VCO selama 5 hari perawatan pada
pagi hari selama 10 menit menunjukan hasil kemerahan pada salah satu pasien yang
masuk kategori beresiko tinggi di hari ke 2 warna kemerahan sepanjang 2 cm pada
punggung berubah menjadi kehitaman dan kering (dibuktikan dengan gambar). Di hari
terakhir yaitu hari ke 5 menunjukkan hasil kering dan mengecil sepanjang 1 cm
(dibuktikan dengan gambar). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Massage
Effluerage dengan VCO dapat direkomendasikan untuk mencegah terjadinya luka

12
decubitus. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Irawan (2014)
dengan hasil penelitian Terapi massage dengan VCO efektif dalam meminimalisir
terjadinya infeksi dan dapat menurunkan derajat luka decubitus.Penelitian Na’mat (2016)
dengan hasil Setelah dilakukan tindakan massage menggunakan VCO diagnosa resiko
gangguan integritas kulit teratasi, tidak ada luka decubitus yang muncul setelah dilakukan
massage dengan VCO.Penelitian yang dilakukan oleh Dhikhil C D, K.M dkk (2014)
Studi ini membuktikan bahwa perawatan minyak kelapa mengurangi risiko tekanan ulkus
di antara pasien dengan tirah baring yang lama. Studi ini mendukung bahwa minyak
kelapa dapat digunakan untuk mencegah luka tekan pada pasien yang terbaring di tempat
tidur.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa massage effleurage berfungsi untuk
melancarkan sirkulasi darah dan vaskularisasi kulit. Sirkulasi darah yang lancar dalam
tubuh dapat membantu proses untuk menghasilkan kelenjar minyak yang akan lebih
efektif memproduksi keringat, sehingga akan membuang zat yang tidak berguna. Lapisan
epidermis yang paling luar akan larut sehingga kondisi kulit lebih baik. Sedangkan
penggunaan Virgin Coconut Oil selain untuk melebabkan kulit VCO juga dapat menjadi
antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa.karena menggandung asam laurat dan monolaurin,
VCO juga mengandung MCFA yang mudah diserap ke dalam sel kemudian ke dalam
mitokondria, sehingga metabolisme meningkat. Adanya peningkatan metabolisme maka
sel-sel bekerja lebih efisien membentuk sel-sel baru serta mengganti sel-sel yang rusak
lebih cepat.VCO juga berfungsi sebagai antioksidan yang kuat, karena VCO memiliki
kandungan vitamin E dan polifenol.

13
Hasil Observasi Pelaksanaan Evidance Based Practice “ Massage Effluerage Dengan Virgin Coconut Oil (Vco)” Terhadap
Resiko Dekubitus Pada Pasien Stroke Di Ruang Dahlia I

HASIL KASUS 1 KASUS 2


OBSERVASI Nama Umur Status hemodinamik Skala Kondisi Nama Umu Status hemodinamik Skala Kondisi Luka
braden luka r braden
TD HR RR SP TD HR RR SP
O2 O2
Hari 1 Tn. J 53 200/9 132 30 98 11 Masih Ny.S 83 199 112 25 98 11 Masih tampak
tahun 0 % tampak tahu /10 % Kemerahan pada
Kemerahan n 0 punggung
pada
punggung
Hari 2 190/1 130 29 99 11 Masih 188 100 24 99 11 Masih tampak
00 % tampak /90 % Kemerahan pada
Kemerahan punggung
pada
punggung
Hari 3 190/8 110 33 98 11 mm 180 112 25 99 11
0 % /90 %

Luka Luka tampak


tampak kemerahan
kemerahan

14
Hari 4 192/9 112 30 99 11 192 117 30 98 11
0 % /90 %

Luka
tampak Kemerahan
mengering sedikit berkurang
Hari 5 181/1 100 30 98 11 170 102 30 99 11
00 % /90 %

Tidak Luka tampak


tampak mengering
kemerahan

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Massage Effluerange merupakan teknik pijatan yang dilakukan untuk membantu
melancarkan sirkulasi darah dengan menggunakan sentuhan tangan pada punggung
klien secara perlahan dan lembut untuk menimbulkan efek relaksasi. Dalam
melakukan massage perlu menggunakan pelumas berupa minyak atau lotion, minyak
yang digunakan dalam inovasi keperawatan adalah minyak Virgin Coconut
oil(VCO). Pasien yang diberikan inovasi massage effluerange selama 5 hari dalam
waktu 10 menit mengalami perubahan yang membaik dari kemerahan hingga
menghitam dan kering.
B. Saran
Sesuai hasil beberapa penelitian yang ditemukan dan inovasi yang diterapkan maka
massage effluerange dengan Virgin Coconut Oil(VCO) dapat mengatasi masalah
resiko integritas kulit akibat tirah baring/ luka tekan, jadi inovasi ini dapat diterapkan
sebagai tindakan keperawatan mandiri perawat khususnya pada pasien yang
mengalami tirah baring lama atau beresiko terjadi luka tekan pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Mutia L, Pamungkas KA, Anggraini D. Profil Penderita Ulkus Dekubitus yang Menjalani
Tirah Baring di Ruang Rawat Inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari
2011-desember 2013. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
2015;2(2):1-11.
2. Okatiranti RES, Dini Tsuawabeh. Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan Pasiendi Ruang Perawatan Neurologi. 2013.
3. Dhikhil C D KMLaLEV. Effect of coconut oil usage in risk of pressure ulcers among
bedridden patients of selected hospitals in North India. iP-Planet, Vol 1 (2), 71-78, 2014.
2014.

16
4. Narsih W. Pemberian Massage Dengan Virgin Coconut Oil (VCO) terhadap pencegahan
luka tekan pada asuhan keperawatan Ny.SP dengan Stroke Hemoragik Di Ruang ICU
Beed 1 RSUD Karanganyar. 2015.
5. Siti Fatonah. Ade Kartika Hrp RD. Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (Vco)
Secara Topikal Untuk Mengatasi Luka Tekan (Dekubitus) Grade I Dan Ii. Jurnal
Kesehatan, Volume IV, Nomor 1, April 2013, hlm 264-270. 2013.
6. Bashir YA. Pemberian Minyak Zaitun Untuk Mencegah Dekubitus Pada Asuhan
Keperawatan Ny.S Dengan Stroke Non Hemoragik Di Ruang Anggrek 2 Di RSUD.
Dr.Moewardi Surakarta. 2015.
7. Setiyowati E. Pemberian vco (virgin coconut oil) pada tn. M dengan diagnosis medis cva
infark dengan masalah keperawatan risiko kerusakan integritas kulitDi ruang icu central
rumkital dr. Ramelan surabaya. Medical and Health Science Journal, Vol 1, No 2, August
2017. 2017.
8. Mareta Fitri Andani SPK, S, Eko Ch.Purnomo. Efektifitas alih baring dengan masase
punggung terhadap resiko dekubitus pada pasien tirah baringdi rsud ambarawa. Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK),. 2014.
9. SURAINI I. AnalisisPraktekklinik Keperawatanpada Pasien Stroke Non Hemoragik
Dengan Tindakan Inovatif Massage Menggunakan Virgin Coconut Oil (Vco) Untuk
Pencegahan Lukatekan (Dekubitus) Di Unit Stroke Rsud Abdulwahab Sjahranie
Samarinda Tahun 2017. 2017.
10. Zhang Q SZ, Yue J. Massage therapy for preventing pressure ulcers (Protocol). 2013.
11. SARI NMI. Penerapan Teknik Massage Menggunakan Vco (Virgin Coconut Oil) Untuk
Mencegah Terjadinya Dekubitus Pada Penderita Stroke. 2017.
12. Aakansha Gupta* AM, Anoop singh, M.K.Gupta, Mahaveer Pr. Khinchi, Natasha Sharma,
Agrawal aD. Coconut Oil: The Healthiest Oil On Earth. 2010.
13. Fatonah S. Efektifitas penggunaan virgin coconut oil (vco) secara topikal untuk mengatasi
luka tekan (dekubitus) grade i dan ii. Jurnal kesehatan, volume iv, nomor 1, april 2013,
hlm 264-270. 2013.

17

Anda mungkin juga menyukai