Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN FINANCIAL VALUE ADDED

(FVA) SEBAGAI SALAH SATU ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN


PERUSAHAAN
(Studi pada PT. Panca Mitra Multiperdana Periode 2010-2014)

Ismi Wenda Hidayati


Topowijono
M.G. Wi Endang N.P
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
ismiwenda@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out company’s financial performance with EVA and FVA methods. This
descriptive research using a quantitative approach. Object of this research is an exportir company, PT. Panca
Mitra Multiperdana (PT. PMMP). Based on calculation of EVA, PT. PMMP’s performance was not good yet
for four years in a row. The results of EVA’s calculation from 2010 until 2014 continously are
Rp1.122.862.000, –Rp2.644.592.000, -Rp1.764.654.000, -Rp6.206.135.000, -Rp4.339.228.000. Negative
results indicated that company’s management was not created value added yet. On the other hand, FVA’s
calculation results are fluctuative. From 2010 until 2014 continously are Rp9.170.337.000, -Rp1.671.583.000,
Rp23.541.077.000, –Rp5.741.249.000, Rp24.970.531.000. Positive results indicated that there was a value
added for company because company’s net income and depreciation can covered ED. Negative results
indicated that company’s net income was not be able to cover ED and there was a lack of fixed assets
contribution to create company’s profit.

Key Words: Economic Value Added, Financial Value Added, Company’s Financial Performance

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan metode
EVA dan FVA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Obyek penelitian
ini adalah perusahaan eksportir, PT. Panca Mitra Multiperdana (PT. PMMP). Kinerja PT. PMMP menurut
perhitungan EVA belum menunjukkan kinerja yang baik selama 4 tahun berturut-turut. Nilai EVA positif di
tahun 2010 sebesar Rp1.122.862.000. Nilai EVA negatif dari tahun 2011 sampai tahun 2014 berturut-turut
yakni sebesar –Rp2.644.592.000, -Rp1.764.654.000, -Rp6.206.135.000, -Rp4.339.228.000 menunjukkan
bahwa perusahaan belum berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan. Sementara itu, nilai
FVA cenderung fluktuatif. Pada tahun 2010 nilai FVA sebesar Rp9.170.337.000, kemudian menurun di tahun
2011 menjadi sebesar –Rp1.671.583.000. Di tahun 2012 nilai FVA meningkat menjadi sebesar
Rp23.541.077.000 dan menurun di tahun berikutnya sebesar –Rp5.741.249.000. Pada tahun 2014 nilai FVA
meningkat menjadi senilai Rp24.970.531.000. Nilai FVA positif menunjukkan bahwa terdapat nilai tambah
karena keuntungan bersih perusahaan dan penyusutan mampu menutupi ED. Nilai yang negatif menunjukkan
keuntungan bersih belum mampu menutupi ED dan kurangnya kontribusi aset tetap terhadap penciptaan
keuntungan perusahaan.

Kata Kunci: Economic Value Added, Financial Value Added, Kinerja Keuangan Perusahaan.

A. PENDAHULUAN Perdagangan saat ini telah berkembang menjadi


Banyak cara yang dapat dilakukan oleh perdagangan internasional atau ekspor impor.
manusia untuk mendapatkan barang yang Tingginya aktivitas ekspor impor dapat
dibutuhkan, salah satunya dengan perdagangan. meningkatkan perekonomian suatu negara.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pihak yang dapat meningkatkan aktivitas ekspor didukung dengan baiknya kinerja keuangan
impor salah satunya adalah perusahaan eksportir. perusahaan eksportir. Pengukuran kinerja
Agar dapat berkontribusi maksimal dalam keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
meningkatkan aktivitas ekspor, maka harus
beberapa metode, salah satu diantaranya adalah Penelitian “Analisis Economic Value Added
dengan metode berbasis value added seperti (EVA) dan Financial Value Added (FVA) sebagai
Economic Value Added (EVA) dan Financial Value Salat Satu alat Ukur Kinerja Keuangan
Added (FVA). Perusahaan (Studi pada PT. Panca Mitra
EVA adalah metode pengukuran kinerja Multiperdana Periode 2010-2014)”.
keuangan perusahaan dengan memperhitungkan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
biaya rata-rata modal tertimbang sebagai alat ukur kinerja keuangan PT. PMMP dari tahun 2010-2014
ada tidaknya nilai tambah yang dihasilkan oleh secara operasional diukur dengan menggunakan
perusahaan (Grant, 2003:2). FVA digunakan metode EVA dan metode FVA.
sebagai metode pelengkap untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dengan mempertimbangkan B. KAJIAN PUSTAKA
kontribusi aset tetap dalam menghasilkan 1. Economic Value Added (EVA)
keuntungan bersih bagi perusahaan. (Iramani dan a. Evolusi Teori EVA
Febrian, 2005:7). EVA dulunya dikenal dengan laba ekonomi.
Laut Indonesia yang sangat luas memiliki Definisi laba ekonomi dibuat pada tahun 1890 oleh
potensi yang besar dalam hasil perikanan. Akan ahli ekonomi asal Inggris, Alfred Marshall yang
tetapi sektor perikanan didominasi oleh Perusahaan dikutip oleh Grant (2003:3) mengenai arti
Modal Asing (PMA). Perusahaan eksportir sektor sebenarnya dari keuntungan pemilik bisnis adalah
perikanan yang bukan PMA diharapkan mampu “What remains of his profits after deducting interest
berkembang dan berkontribusi lebih banyak bagi on his capital at the current rate may be called his
perekonomian Indonesia. earnings of undertaking or management”.
PT. Panca Mitra Multiperdana (PT. PMMP) Keuntungan pemilik bisnis menurut Alfred
yang berkantor pusat di Surabaya dan memiliki Marshall adalah apa yang tersisa dari laba setelah
pabrik utama di Situbondo merupakan perusahaan dikurangi dengan bunga modal pada tingkat
agrobisnis yang bergerak di bidang pembekuan dan tertentu. EVA mengalami perluasan makna pada
pengolahan udang. Perusahaan berdiri pada tanggal abad ke 20. Perluasan makna terjadi pada konteks
16 September 1998 namun sempat tidak beroperasi penilaian perusahaan dan kemudia EVA
dan mengalami kerugian pada tahun 2002-2004 dikembangkan secara komersil pada tahun 1982
sehingga dijual pada pihak asing sampai akhir tahun oleh Joel Stern dan G. Bennett Stewart (Grant,
2013. PT. PMMP memiliki kapasitas raw material 2003:2-3).
di tahun 2014 sebesar 350-400 ton per bulan. b. Definisi EVA
Negara tujuan ekspor produk hasil olahan PT. Terdapat dua cara dalam mendefinisikan EVA
PMMP antara lain Australia, Jepang, China, yaitu secara akuntansi dan keuangan. Dari sudut
Amerika Selatan dan negara-negara di Benua Eropa. pandang akuntansi EVA adalah selisih antara Net
PT. PMMP sebagai perusahaan eksportir Operating After Taxes (NOPAT) dan Weight
produk perikanan memiliki nilai penjualan sangat Average Cost of Capital (WACC). Dari sudut
besar setiap tahunnya. Hal tersebut selain dapat pandang keuangan EVA definisi EVA dihubungkan
dilihat dari laporan keuangan perusahaan juga dapat dengan Market Value Added (MVA) (Grant,
diketahui dari tingginya aktivitas ekspor yang 2003:4-5).
dilakukan perusahaan tiap harinya. Peneliti EVA merupakan bentuk pengukuran kinerja
berkeinginan untuk mengetahui besarnya nilai keuangan dengan mengkombinasikan konsep
penjualan perusahaan apakah diimbangi juga umum pendapatan bersih dengan prinsip-prinsip
dengan kinerja keuangan yang baik pula. dalam keuangan modern, dimana secara khusus
Penggunaan analisis dengan metode EVA dan menyatakan bahwa seluruh modal menghasilkan
FVA digunakan agar penilaian kinerja keuangan biaya dan pendapatan yang melebihi biaya modal
perusahaan semakin mendetail. Belum banyaknya (cost of capital) akan menciptakan nilai bagi
penggunaan kombinasi kedua metode value added perusahaan (Derks dan Patel dalam Puspitawati,
tersebut sebagai alai ukur kinerja keuangan 2010:4).
perusahaan eksportir hasil sektor unggulan
Indonesia, menjadi alasan peneliti memilih judul

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Perhitungan EVA 80). Keputusan investasi yang tepat akan
EVA = NOPAT-Financing Cost membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibanding
= NOPAT-Cost of Capital hasil yang diperoleh, sehingga akan menghasilkan
A = NOPAT-(WACCxTR) nilai tambah. (Peterson dan Peterson, 1996:1).
(SAN(Sandiás, Lopez dan Gonzales, 2002:2) 2. Financial Value Added (FVA)
Keterangan: FVA merupakan metode baru dalam mengukur
NOPAT = Net Operating Profit After Taxes kinerja keuangan dan nilai tambah perusahaan yang
WACC = Weight Average Cost of Capital dicetuskan oleh Sandiás, Lopez dan Gonzales dalam
TR = Total Resources jurnalnya yang berjudul Financial Value Added
d. Elemen Perhitungan EVA pada tahun 2002. FVA merupakan pengukuran
1) NOPAT kinerja keuangan perusahaan yang mengukur nilai
NOPAT merupakan hasil pengurangan laba tambah finansial perusahaan dengan
operasi dengan pajak. Laba operasi merupakan mempertimbangkan kontribusi aset tetap dalam
pengurangan dari penjualan dengan biaya menghasilkan laba bersih perusahaan. (Sandiás,
penjualan, administrasi dan umum. Lopez dan Gonzales, 2002:8)
2) WACC a. Perhitungan FVA
WACC merupakan biaya tertimbang dari FVA = NOPAT – (ED – D)
berbagai sumber modal sesuai dengan Keterangan:
komposisi masing-masing jenis modal. FVA = Financial Value Added
Perhitungan WACC digunakan untuk NOPAT = Net Operating After Taxes
mengevaluasi tingkat pengembalian suatu ED = Equivalent Depreciation
proyek. WACC adalah penjumlahan dari hasil D = Depresiasi
perkalian besarnya porsi masing-masing jenis (Sandiás, Lopez & Gonzales, 2002:9)
modal dengan biaya modalnya. (Nuzula, b. Elemen Perhitungan FVA
2010:1). 1) NOPAT
3) TR NOPAT merupakan hasil pengurangan laba
TR adalah seluruh sumber daya keuangan operasi dengan pajak. Laba operasi merupakan
perusahaan tidak termasuk kewajiban jangka pengurangan dari penjualan dengan biaya
pendek, pasiva tanpa bunga (Young dan penjualan, administrasi dan umum.
O’Byrne, 2001:39). 2) ED
e. Interpretasi Nilai EVA ED merupakan biaya-biaya yang sederajat
Menurut Widayanto (1994:223) nilai positif dengan biaya penyusutan yang dibebankan
menunjukkan adanya nilai tambah setelah kepada perusahaan berdasarkan penerimaan
membayarkan semua kewajiban (dalam nilai buku). output untuk investasi (Sandiás, Lopez dan
Semakin besar EVA maka perusahaan berhasil Gonzales, 2002:8)
menciptakan nilai dan menandakan kinerja 3) Depresiasi
keuangan yang baik. Nilai 0 atau disebut dengan Depresiasi merupakan penyusutan aktiva tetap
posisi impas menunjukkan menunjukkan belum atau penurunan nilai aktiva tetap.
terdapat nilai tambah karena laba telah habis c. Interpretasi Nilai FVA
digunakan untuk membayarkan kewajiban. Nilai Hasil pengukuran FVA menurut Bakar
negatif menunjukkan bahwa perusahaan belum (2010:22) jika positif maka menunjukkan bahwa
mampu membayarkan kewajiban sehingga terdapat nilai finansial lebih ketika keuntungan
menyebabkan para penyandang dana belum bersih perusahaan dan penyusutan mampu
mendapatkan pengembalian yang setimpal dan menutupi ED. Nilai FVA 0 atau posisi impas
mengindikasikan kinerja keuangan yang buruk. menunjukkan bahwa belum ada penambahan atau
EVA dapat digunakan sebagai indikator pengurangan nilai finansial karena keuntungan
penciptaan kekayaan jika NOPAT lebih dari cukup bersih perusahaan habis untuk membayar ED. Nilai
untuk menutupi beban-beban. Nilai EVA yang negatif menunjukkan bahwa keuntungan bersih
negatif mengindikasikan perusahaan berada dalam perusahaan belum mampu menutupi ED.
situasi yang tidak baik dan menyebabkan 3. Kinerja Keuangan
keuntungan perusahaan habis digunakan untuk Kinerja adalah prestasi yang berhasil dicapai
membayarkan beban-beban. Nilai EVA tidak akan oleh perusahaan. Kinerja keuangan adalah baik atau
negatif jika manajemen perusahaan mampu buruknya kemampuan perusahaan dalam mengelola
memaksimalkan kekayaan dengan menetapkan dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya
keputusan investasi yang tepat (Grant, 2003: 22, 27, untuk mencapai tujuan perusahaan. Terdapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
berbagai cara dalam mengukur kinerja keuangan. d) Menghitung Ke
Hasil pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan Laba Bersih setelah Pajak
untuk melakukan perbaikan datau peningkatan ROE=
Total Ekuitas
kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat (Purwanti dan Prawironegoro, 2013:285)
bersaing dengan perusahaan lain. 3) Menghitung Total Resources
TR = Utang Jangka Panjang+Kewajiban
C. METODE PENELITIAN Jangka Panjang+Total Ekuitas
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif (Young dan O’Byrne, 2001:39).
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian berlokasi 4) Menghitung Nilai EVA
di PT. PMMP dengan jenis data kuantitatif dan EVA = NOPAT – (WACC x TR)
sumber data primer. Data dikumpulkan dengan (Sandiás, Lopezz dan Gonzales, 2001:2)
menggunakan teknik wawancara dan studi b. Financial Value Added (FVA)
dokumentasi. 1) Menghitung NOPAT
1. Teknik Analisis Data NOPAT = EBIT (1-t)
a. Economic Value Added (EVA) Keterangan:
1) Menghitung Net Operating Profit After Taxes NOPAT = Net Operating Profit After Taxes
(NOPAT) EBIT = Earning Before Interest and Tax
NOPAT = EBIT (1-t) t = Tarif pajak
Keterangan: (Sartono, 2001:103)
NOPAT = Net Operating Profit After Taxes 2) Menghitung ED
EBIT = Earning Before Interest and Tax ED = (Q – VC)(1-t) – FC (1-t) + (D x t)
t = Tarif Pajak Keterangan :
(Sartono, 2001:103) ED = Equivalent Depreciation
2) Menghitung Weight Average Cost of Capital Q = Penjualan (Rupiah)
(WACC) VC = Variable Cost
Rumus perhitungan WACC disesuaikan t = Tarif Pajak
dengan jenis modal yang dimiliki perusahaan. FC = Fixed Cost
Berdasarkan laporan keuangan, jenis modal D = Depresiasi
yang dimiliki PT. PMMP hanya utang dan (Sandiás, Lopez dan Gonzales, 2002:8)
ekuitas, sehingga perhitungan WACCnya 3) Depresiasi
sebagai berikut. Nilai depresiasi atau penyusutan aktiva tetap
WACC = Wd.Kd(1-t)+We.Ke didapatkan dari laporan keuangan perusahaan.
Keterangan: 4) Menghitung Nilai FVA
WACC = Weight Average Cost of Capital FVA = NOPAT – (ED-D)
Wd = Bobot utang dari total aktiva Keterangan:
Kd = Biaya utang FVA = Financial Value Added
t = Tarif pajak NOPAT = Net Operating After Taxes
We = Bobot ekuitas dari total aktiva ED = Equivalent Depreciation
Ke = Biaya ekuitas D = Depresiasi
a) Menghitung Wd (Sandiás, Lopez & Gonzales, 2002 : 9)
Total Utang Jangka Panjang
Wd= D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Total Aktiva
1. Perhitungan EVA
(Mamik, Topowijono, dan Endang, 2011:5) Perhitungan EVA dilakukan dengan
b) Menghitung Kd menggunakan data laporan keuangan PT. PMMP
(1) Kd sebelum pajak tahun 2010 sampai tahun 2014 dan dijelaskan dalam
Beban Bunga Tabel 1.
Kd= x 100%
Kewajiban Jangka Panjang Di tahun 2010, nilai EVA PT. PMMP positif,
(2) Kd setelah pajak (Kd*) yaitu sebesar Rp1.122.862.000 dikarenakan nilai
Kd* = Kd (1-t) COC (Cost of Capital) lebih kecil dibandingkan
(Mamik, Topowijono, dan Endang, 2011:4) nilai NOPATnya sehingga masih terdapat laba
c) Menghitung We tersisa setelah perusahaan membayarkan
Total Ekuitas kewajibannya. Kemudian nilai EVA PT. PMMP
We =
Total Aktiva mengalami penurunan menjadi sebesar –
(Mamik, Topowijono, dan Endang, 2011:5)
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rp2.644.592.000 di tahun 2011 karena NOPAT Nilai FVA PT. PMMP menunjukkan nilai yang
belum mampu menutupi biaya modal perusahaan. berfluktuasi dari positif sampai negatif selama 5
Pada tahun 2012 nilai EVA PT. PMMP sebesar tahun berturut-turut. Di tahun 2010, nilai FVA
–Rp1.764.654.000, dan terus mengalami penurunan perusahaan bernilai positif sebesar
berturut-turut di tahun 2013 dan 2014. Pada tahun Rp9.170.337.000 mengalami penurunan sebesar
2013 nilai EVA PT. PMMP menurun drastis 118,7% di tahun 2011 menjadi sebesar –
menjadi sebesar –Rp6.206.135..000. Hal ini Rp1.671.583.000. Pada tahun 2012, nilai FVA
disebabkan oleh meningkatnya COC dari perusahaan meningkat sangat signifikan menjadi
Rp5.304.514.000 menjadi Rp14.881.484.000. sebesar Rp23.541.077.000, akan tetapi di tahun
Tabel 1 Perhitungan EVA PT. PMMP tahun 2010- berikutnya mengalami penurunan mencapai
2014 (dalam ribuan rupiah) 124,38% menjadi sebesar Rp-5.741.249.000. Pada
Ket. 2010 2011 2012 2013 2014 tahun 2014 nilai FVA meningkat hingga 534,83%
NOP
menjadi sebesar Rp24.970.531.000.
3.539.85 8.675.34 11.456.7 Pada saat nilai ED-D positif menunjukkan
AT
5.344.074 5.161.084 9 9 70
WA bahwa kontribusi aset tetap terhadap penciptaan
CC 5,27% 5,87% 6,84% 8,69% 9,32% keuntungan kecil, sehingga nilai ED lebih kecil
dibandingkan D dan menghasilkan nilai FVA yang
TR 80.155.15 132.869.1 77.502.4 171.207. 169.516.
1 42 82 883 215
negatif. Sebaliknya pada saat nilai ED-D negatif,
menunjukkan bahwa kontribusi aset tetap terhadap
COC 5.304.51 14.881.4 15.795.9 penciptaan keuntungan perusahaan besar, sehingga
4.221.212 7.805.676 4 84 98 nilai ED lebih besar dibandingkan D dan
EVA (2.644.592 (1.764.65 (6.206.1 (4.339.22 menghasilkan nilai FVA yang positif.
1.122.862 ) 4) 35) 8) 3. Analisis dan Interpretasi
Gro - Nilai EVA perusahaan yang positif di tahun
wth -335% -33,27% -251,9% 300,81%
2010 sebesar Rp1.122.862.000 menunjukkan
Sumber: Laporan Keuangan PT. PMMP (data
diolah)
bahwa perusahaan berhasil menciptakan nilai
Nilai EVA PT. PMMP di tahun 2014 sebesar – tambah ekonomis bagi perusahaan. Sebaliknya nilai
Rp4.339.228.000 disebabkan oleh meningkatnya EVA yang negatif dari tahun 2011 sampai tahun
COC. Nilai EVA yang negatif menunjukkan bahwa 2014 berturut-turut yakni sebesar –
belum ada nilai tambah dan perusahaan belum Rp2.644.592.000, -Rp1.764.654.000, -
mampu membayarkan kewajibannya kepada Rp6.206.135.000, -Rp4.339.228.000 menyiratkan
penyandang dana. bahwa perusahaan belum berhasil menciptakan nilai
2. Perhitungan FVA tambah ekonomis bagi perusahaan, atau dengan kata
Perhitungan FVA dilakukan dengan lain belum ada laba tersisa setelah perusahaan
menggunakan data laporan keuangan PT. PMMP membayarkan semua kewajiban kepada
tahun 2010-2014 dengan hasil perhitungan penyandang dana (kreditur).
dijelaskan dalam Tabel 2. Nilai EVA yang kecil menunjukkan bahwa
Tabel 2 Perhitungan FVA PT. PMMP tahun 2010- perusahaan belum berhasil menciptakan nilai
2014 (dalam ribuan rupiah) tambah bagi pemilik modal sehingga dari tahun
2011 sampai tahun 2014 dikatakan bahwa
Ket. 2010 2011 2012 2013 2014
NOP 5.344.0 5.161. 3.539. 8.675. 11.456
manajemen perusahaan belum berhasil
AT 74 084 859 147 .770 memaksimalkan nilai perusahaan, sehingga
(12.625 (3.716. (33.78 (2.651. (33.99 menyebabkan nilai NOPAT perusahaan belum
ED .915) 779) 6.245) 503) 5.911) cukup untuk menutupi beban-beban.
(8.799. (10.54 (13.78 (17.06 (20.48 Nilai negatif pada perhitungan EVA
D 652) 9.445) 5.027) 7.899) 2.150) merupakan kebalikan dari penciptaan nilai yaitu
(3.826. 6.832. (23.23 14.386 (13.51
ED-D 263) 667 6.800) .396 3.761) mengindikasikan berkurangnya nilai perusahaan.
Berkurangnya nilai perusahaan merupakan dampak
Nilai 9.170.3 (1.671. 23.541 (5.741. 24.970 dari keputusan-keputusan manajemen yang belum
FVA 37 583) .077 249) .531 tepat sasaran dalam hal investasi sumber daya
- - keuangan, sehingga menyebabkan biaya yang
118,2 150,83 124,38 534,93
Growth
dikeluarkan untuk investasi sumber daya keuangan
% % % %
Sumber: Laporan Keuangan PT. PMMP (data lebih banyak dibandingkan keuntungan yang
diolah) dihasilkan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan Pada tahun 2010 di mana nilai EVA dan FVA
perusahaan buruk karena aktivitas-aktivitas sama-sama positif menunjukkan bahwa terdapat
perusahaan yang dilakukan berdasarkan keputusan nilai tambah yang tersisa setelah perusahaan
manajemen belum berdampak positif bagi membayarkan kewajibannya dan aset tetap
perusahaan, belum menambah nilai perusahaan, berkontribusi maksimal bagi penciptaan
namun malah mengurangi atau menghancurkan keuntungan perusahaan. Di pada tahun 2012 dan
nilai perusahaan. Kinerja yang kurang baik juga 2014 yaitu tahun-tahun dimana nilai EVA negatif
ditunjukkan dengan kurang baiknya kemampuan dan nilai FVA positif menunjukkan bahwa aset tetap
manajemen perusahaan dalam mengelola dan berfungsi maksimal dan mampu menghasilkan
mengendalikan sumber daya keuangannya sehingga keuntungan bagi perusahaan, dan keuntungan yang
belum dapat menghasilkan nilai EVA yang positif. dihasilkan tersebut mampu menutupi ED. Namun
EVA negatif (EVA<0) terjadi ketika biaya meskipun aset tetap berkontribusi terhadap
utang lebih besar daripada biaya ekuitas. Tingginya penciptaan keuntungan akan tetapi keuntungan
biaya utang dibanding biaya ekuitas tersebut tersebut masih belum mampu menutupi biaya modal
mengindikasikan adanya wealth waste. EVA yang perusahaan. Hal tersebut dikarenakan struktur
bernilai negatif merupakan peringatan bahwa modal perusahaan yang lebih banyak memiliki
keuangan perusahaan dalam bahaya karena NOPAT utang dibandingkan ekuitas. Pada tahun-tahun
lebih kecil daripada biaya-biaya yang dikeluarkan lainnya yaitu tahun 2012 dan 2013 dimana pada
sehingga nilai perusahaan menjadi turun (Grant, kedua tahun tersebut nilai EVA dan FVA negatif
2003: 22). mengindikasikan bahwa keuntungan perusahaan
Nilai EVA yang negatif tidak akan terjadi jika belum mampu digunakan untuk menutupi biaya
manajemen dapat memaksimalkan kekayaan modal dan ED dan sedikitnya kontribusi aset tetap
dengan menetapkan keputusan investasi yang tepat dalam penciptaan keuntungan.
(Grant, 2003: 80). Perusahaan yang terus menerus
memiliki nilai EVA yang negatif pada akhirnya POSITIF NEGATIF
akan menghancurkan nilai shareholder (Grant, Terdapat nilai
Adanya pengurangan
2003 : 91). tambah setelah
nilai setelah
perusahaan
EVA

Sementara itu, nilai FVA menunjukkan nilai perusahaan


yang fluktuatif. Pada tahun 2010 nilai FVA sebesar membayarkan
membayarkan
Rp9.170.337.000, kemudian menurun di tahun 2011 kewajibannya
kewajibannya kepada
menjadi sebesar –Rp1.671.583.000. Di tahun 2012 kepada penyandang
penyandang dana
nilai FVA kembali meningkat menjadi sebesar dana
Rp23.541.077.000 dan menurun kembali di tahun Terdapat nilai
Belum terdapat nilai
berikutnya sebesar –Rp5.741.249.000. Pada tahun tambah setelah
tambah, keuntungan
2014 nilai FVA meningkat menjadi senilai keuntungan bersih
bersih belum mampu
dan penyusutan
FVA

Rp24.970.531.000. menutupi ED, dan


Nilai FVA positif (FVA>0) menunjukkan mampu menutupi
aset tetap belum
bahwa perusahaan telah berhasil memberikan nilai ED dan berarti aset
berkontribusi
tambah finansial, atau dapat dikatakan terdapat nilai tetap berkontribusi
terhadap penciptaan
tambah lebih saat keuntungan bersih perusahaan terhadap penciptaan
keuntungan
dan penyusutan mampu menutupi ED. Nilai positif keuntungan
Gambar 1 Interpretasi Nilai EVA dan FVA
menunjukkan bahwa menurut perhitungan FVA,
Sumber: Penulis, 2015
kinerja keuangan perusahaan dari sisi kemampuan
finansial secara internal cukup baik. E. KESIMPULAN DAN SARAN
Nilai FVA positif juga menunjukkan bahwa 1. Kesimpulan
aset tetap yang dimiliki perusahaan memberikan Tahun 2010 dimana nilai EVA dan FVA sama-
kontribusi bagi penciptaan keuntungan perusahaan. sama positif menunjukkan adanya nilai tambah.
Hal ini berarti bahwa aset tetap yang dimiliki Keuntungan bersih perusahaan mampu menutupi
perusahaan mampu berfungsi maksimal dan biaya modal dan ED serta besarnya kontribusi aset
meningkatkan keuntungan perusahaan. Nilai yang tetap bagi penciptaan keuntungan perusahaan.
negatif menunjukkan bahwa belum terdapat nilai Berdasarkan hasil perhitungan EVA dan FVA,
tambah finansial bagi perusahaan, dimana kinerja keuangan PT. PMMP di tahun 2010 dapat
keuntungan bersih belum mampu menutupi ED dan dikatakan baik, karena nilai EVA dan FVA positif.
kurangnya kontribusi aset tetap terhadap penciptaan
keuntungan perusahaan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 6
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Tahun 2012 dan 2014 yaitu tahun-tahun di Mardiani, M., Topowijono, & Wi Endang, M. G.
mana nilai EVA negatif dan nilai FVA positif, (2011). Penilaian Kinerja Keuangan
menunjukkan bahwa aset tetap mampu Perusahaan menggunakan Analisis Rasio
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan, dan Keuangan dan Konsep Economic Value Added
keuntungan yang dihasilkan tersebut mampu (EVA). 1-9.
menutupi ED akan tetapi keuntungan tersebut masih
belum mampu menutupi biaya modal. Pada tahun Nuzula, N.F. (Juni, 2010). Biaya Modal (Cost of
2012 dan 2013 dimana pada kedua tahun tersebut Capital). Diakses 10 April 2015, dari situs:
nilai EVA dan FVA negatif mengindikasikan bahwa http://nila.lecture.ub.ac.id.id/files/2010/06/Co
keuntungan perusahaan belum mampu digunakan st-of-Capital.pdf
untuk menutupi biaya modal dan ED.
Berdasarkan perhitungan EVA dan FVA hanya Purwanti, A., & Prawironegoro. (2008). Akuntansi
pada tahun 2010 saja perusahaan memiliki kinerja Manajemen (Kedua ed.). Jakarta: Mitra
keuangan yang baik. Di tahun-tahun berikutnya Wacana Media.
yaitu tahun 2011-2014 kinerja keuangan PT. PMMP
belum dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan Puspitawati, L. (2010). Economic Value Added :
hasil perhitungan EVA dan FVA yang negatif atau Konsep Baru untuk Mengukur Laba Ekonomi
tidak sama-sama positif. Suatu Perusahaan. Majalah UNIKOM Vol. 8
No. 1 , 3-9.
2. Saran
Sandiás, A. R., Lopez, S. F., & Gonzales, L. O.
Bagi manajemen perusahaan, untuk
(2002). Financial Value Added. Spanyol:
meningkatkan nilai EVA lebih memperhatikan
University of Santiago de Compostela.
biaya modal dan struktur permodalan. Hal tersebut
perlu dilakukan agar besarnya biaya utang tidak Sartono, A. (2001). Manajemen Keuangan Teori
melebihi besarnya NOPAT perusahaan. Sehingga dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF Yogyakarta.
laba bersih yang dihasilkan mampu menutupi biaya
utang dan akan memberikan nilai tambah ekonomis Widayanto. (1993). EVA/NITAMI: Suatu
bagi perusahaan. Selain itu akan lebih baik bagi Terobosan Baru dalam Pengukuran Kinerja
manajemen perusahaan untuk berinvestasi pada set Perusahaan. Usahawan .
tetap yang tepat agar aset tetap tersebut mampu
memberikan kontribusi bagi penciptaan keuntungan
perusahaan.
Bagi kreditur atau penyandang dana, sebelum
memberikan pinjaman akan lebih baik jika
menghitung EVA perusahaan terlebih dahulu,
sehingga kreditur atau penyandang dana dapat
memprediksi perusahaan mana yang mampu
memenuhi kewajibannya.

DAFTAR PUSTAKA
Bakar, A. (2010). Analisis Perbandingan Kinerja
Perusahaan Telekomunikasi dengan
Menggunakan EVA, REVA, FVA, dan MVA.
Jurnal Rekaraya Institut Teknologi Nasional ,
19-27.
Grant, J. L. (2003). Foundation of Economic Value
Added (2nd ed.). Hoboken, New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
Iramani, R., & Febrian, E. (2005). Financial Value
Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran
Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan , 1-10.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 25 No. 2 Agustus 2015| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai