Anda di halaman 1dari 6

Author F, Author S. (2012). Title of Manuscript. International Journal of Social Science and Business. Vol.u (v) pp. x-y.

Analisis Economic value added (EVA) dan Market Value


added (MVA) sebagai alat pengukur kinerja keuangan (studi
kasus Perusahaan distributor produk PT.Unilever, Tbk)

Rina Silvia1, Novriani Monika Wangka2


1,2
Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Halmahera

Abstrak Keywords:
Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja keuangan pada distributor produk PT. EVA, MVA, Kinerja
Unilever, Tbk Cabang Halmahera Utara yaitu PT. Agung Maluku cabang Halmahera Keuangan
Utara dengan menggunakan metode Economic value added (EVA) merupakan inovasi
penting karena selain tidak hanya merumuskan konsep keuangan modern tetap
iimplikasi yang up to date dari konsep ini telah membantu para manajer untuk lebih
memahami tujuan keuangan dan membantu agar tujuan tersebut tercapai dengan
mempermudah akses bagi manajer untuk memahami aspek keuangan yang terkadang
rumit untuk dipahami bagi pengambilan keputusan dan metode Market Value Added
(MVA) membantu manajer untuk fokus pada kegiatan yang berharga dan untuk
mengevaluasi kinerja berdasarkan maksimalisasi evaluasi kinerja perusahaan.
Observasi dilakukan pada distributor produk PT. Unilever, Tbk Cabang Halmahera
Utara (PT Agung Maluku) selama tahun 2018-2019 dengan mengamati laporan
keuangan catur wulan 1,2 dan 3. Analisis statistic deskriptif digunakan untuk
menemukan nilai EVA dan MVA.

Pendahuluan
Setiap perusahaan memiliki tujuan masing – masing yang ingin dicapai. Namun, tujuan utama
dari suatu perusahaan adalah mendapatkan keuntungan dan memberi manfaat bagi pemegang saham.
Tujuan ini juga menjamin sumber daya perusahaan yang langka dialokasikan secara efisien dan
memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan tersebut. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari
kegiatan operasional perusahaan maupun kegiatan insidental perusahaan. Untuk memenuhi target
perusahaan, perusahaan juga mengharapkan bantuan dana dari pihak eksternal untuk mendukung
kegiatan perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksud adalah kreditur dan investor, pihak eksternal
tersebut mengharapkan pula feed back dari perusahaan.
Pada umumnya analisis laporan keuangan yang dilakukan perusahaan untuk mengukur kinerja
keuangannya adalah dengan menggunakan metode konvensional yaitu analisis rasio keuangan. Dalam
praktiknya walaupun analisis rasio keuangan yang digunakan memiliki fungsi dan kegunaan yang
cukup banyak bagi perusahaan dalam mengambil keputusan, bukan berarti rasio keuangan yang dibuat
sudah menjamin 100% kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya (Kasmir, 2010). Penggunaan
analisis rasio keuangan memiliki kelemahan utama yaitu tidak memperhatikan risiko yang dihadapi
perusahaan dengan mengabaikan adanya biaya modal. Untuk mengatasi kelemahan dari analisis rasio
keuangan, maka dikembangkan konsep pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai tambah (Value
added) yaitu economic value added (EVA) dan Market Value added 2 (MVA).
Menurut Winarto (2005) kedua metode nilai tambah ini dapat dijadikan acuan yang lebih baik
bagi pemilik modal untuk mempertimbangkan apakah perusahaan tersebut akan memberikan
keuntungan atau kerugian terhadap modal yang diinvestasikan karena halitulah yang memberi dampak
pada pihak eksternal untuk menanamkan modalnya pada perusahaan dalam bentuk investasi. Tujuan
investor menanamkan dananya kepada perusahaan adalah untuk mendapatkan pengembalian atau
return, yang berupa dividen maupun dalam bentuk capital gain. Bagi investor pembayaran deviden
yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian resiko
perusahaan juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang membayar deviden
tidak stabil, Apabila dividen yang diberikan perusahaan tinggi, maka dianggap perusahaan tersebut
memiliki kinerja keuangan yang baik.
Fama dan French dalam Hasnawati (2005), menyatakan bahwa keputusan perusahaan dalam
mengelola keuangan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan yang
dilakukan dengan hati – hati dan tetap, karena keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi
keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak terhadap nilai perusahaan. Keputusan keuangan
yang harus dipertimbangkan dengan baik adalah keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan deviden. Dalam perspektif manajerial, inti dari fungsi pendanaan adalah bagaimana
perusahaan menentukan sumber dana yang optimal untuk mendanai berbagai alternatif investasi,
sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Sedangkan
kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai seberapa besar laba yang diperoleh
perusahaan akan didistribusikan kepada pemegang saham. Karena komposisi kepemilikan saham
memiliki dampak yang penting pada sistem kendali perusahaan, Adhi A.W. (2002)[5].
PT. Agung Maluku merupakan perusahaan distributor produk dari PT. Unilever, Tbk yang
mendistribusikan produk-produk kebutuhan konsumen, dan merupakan anak cabang dari PT Agung
Ternate yang bergerak di bidang penjualan produksi PT Unilever, Tbk seperti; Sunslik, Lifebuoy, Dove
untuk perawatan rambut, produk perawatan wajah seperti; Pond’s, Citra danVaseline. Produk perwatan
tubuh dan gigi, seperti; Lux, Lifebouy, Pepsodent serta parfum dan deodorant seperti Axe dan Rexona.
Unilever juga unggul untuk brand-brand home care product-nya seperti Rinso, Molto dan Sunslight.
Keseluruhan home and care product ini merupakan total penjualan terbanyak dari PT. Agung Maluku,
Halmahera Utara.
PT Agung Maluku telah melakukan penjualan saham kepada masyarakat (investor), Hal ini
bertujuan untuk menambah modal kerja perusahaan, perluasan usaha dan diversifikasi produk untuk
menarik investor, perusahaan harus mampu menunjukan kinerja keuangan yang baik. Metode yang
telah digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan.
Perhitungan rasio keuangan mempunyai kelemahan tidak dapat mengukur kinerja perusahaan dari sisi
nilai perusahaan. Konsep EVA dan MVA dapat melengkapi analisis rasio keuangan karena dapat
mengukur kinerja secara tepat dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham, dengan konsep
ini dapat diketahui berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan sehubungan dengan modal usaha
perusahaan, dari latar belakang tersebut peneliti mengambil judul Analisis Economic value added (EVA)
dan Market Value added (MVA) sebagai alat pengukur kinerja keuangan (studi kasus Perusahaan
distributor produk PT.Unilever, Tbk (PT. Agung Maluku Cabang Halmahera Utara).

Metode
Penelitian ini adalah penelitian dengan data yang diperoleh pengkuantitatifan data keuangan
yang selanjutnya dianalisis secara statistic dengan menggunakan rumus penilaian kinerja keuangan
EVA dan MVA.,adapun tempat penelitian ini pada PT Agung Maluku, Cabang Halmahera Utara yang
merupakan perusahaan distributor dari produk-produk PT.Unilever, Tbk
Sumber data yang digunakan adalah melakukan Observasi pada PT. Agung Maluku Cabang
Halmahera Utara selama tahun 2018-2019 dengan mengamati laporan keuangan caturwulan 1,2 dan 3.
Serta dengan analisis analisis statistic deskriptif digunakan untuk menemukan nilai EVA dan MVA .
Analisis EVA
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut.
EVA = NOPAT – (WACC x modal yang diinvestasikan)
NOPAT = Net Operating Profit After Tex (laba operasi setelah pajak)
WACC = Weightet Average Cost of Capital (modal rata-rata tertimbang)
EVA yang positif (EVA>0) menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik
modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan melebihi tingkat biaya modal.
Sebaliknya EVA yang negatif (EVA<0) menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat
pengembalian lebih rendah dari pada biaya modalnya. EVA memberikan tolok ukur yang baik tentang
apakah perusahaan telah memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Oleh karena itu, jika
manajer memfokuskan pada EVA, maka hal ini membantu memastikan bahwa mereka beroperasi
dengan cara yang konsisten untuk memaksimalkan nilai pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA
dapat ditentukan untuk devisi dan perusahaan secara keseluruhan, sehingga EVA memberikan dasar
yang berguna dalam menentukan kompensasi manajemen pada semua tingkatan. Sehingga pada saat ini
banyak perusahaan mengunakan EVA sebagai dasar utama untuk menentukan kompensasi manajemen.

Analisis MVA
Nilai tambah pasar MVA dari sebuah perusahaan merupakan hasil dari selisih nilai pasar
perusahaan dikurangi oleh komponen biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk modal
investasinya.Nilai pasar perusahaan ditandai dengan perolehan besarnya nilai perusahaan yang

2 Title of Manuscripts Title of Manuscripts Title of Manuscripts


dihargai pada pasar saham, yang merupakan pengali antara harga saham dan jumlah saham yang
tersedia.
MVA merupakan kenaikan nilai pasar suatu perusahaan yang dilakukan dengan
memaksimumkan selisih antara market value of equity dengan jumlah yang ditanamkan investor
kedalam perusahaan agar kemakmuran pemegang saham/Investor maksimum. MVA mencerminkan
seberapa besar nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi dan memperbesar nilai kapital yang digunakan
oleh perusahaan.
Perhitungan MVA adalahsebagaiberikut (Brigham &Gapenski, 1999) [14]:
MVA = Market value of equity – Equity capital supplied by shareholders
MVA = Nilai pasar – Modal diinvestasikan
MVA = (Market value – Book value) x shares outstanding
Berdasarkan formula diatas, kekayaan atau kesejahteraan pemilik/ pemegang saham akan
bertambah jika MVA bertambah. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar terhadap keseluruhan
tuntutan terhadap aktiva perusahaan, yaitu berupa ekuitas, bunga minoritas dan hutang.
Nilai pasar perusahaan = nilai pasar saham biasa + bunga minoritas + hutang jangka pendek +
hutang jangka panjang + hutang jangka panjang lain.
Untuk menghitung nilai MVA, langkah yang harus ditempuh: Menghitung jumlah saham yang
beredar (the number of share outstanding)/investasi, menghitung harga pasar saham(shareprice),
Menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham(economic book value pershare), Menghitung MVA
Untuk menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham digunakan perhitungan sebagai berikut.

Nilai buku ekonomis per lembar saham


= (EAT / the number of share outstanding) / (EAT / Equity)
= (EAT / the number of share outstanding) X (Equity / EAT)
=EPS/ROE

EVA merupakan laba operasional bersih setelah pajak dikurangi biaya modal.Biaya modal telah
mencakup biaya bunga hutang dan biaya ekuitas (biaya modal sendiri).Jika laba ini lebih besar dari
biaya modal, maka terciptalah nilai tambah bagi perusahaan. Dalam jangka panjang, penciptaan nilai
tahunan ini akan tercermin dalam MVA. Market value added (MVA) merupakan perbedaan antara
modal yang ditanamkan di perusahaan sepanjang waktu (untuk keseluruhan investasi baik berupa
modal, pinjaman, laba ditahan dan sebagainya) terhadap keuntungan yang dapat diambil sekarang, yang
merupakan selisih antara nilai buku dan nilai pasar dari keseluruhan tuntutan modal, dengan penilaian
kinerja keuangan dengan EVA dan MVA investor dapat menilai atau mengambil keputusan untuk
berinvestasi pada PT. Agung Maluku sehingga semakin banyak investor yang menanamkan modalnya
pada PT Agung Maluku maka secara tidak langsung perekonomian pada masyarakat Halmahera Utara
semakin maju.

Pembahasan dan Hasil


Hasil Penelitian ini mempermudah akses bagi manajer untuk memahami aspek keuangan yang
terkadang rumit untuk dipahami bagi pengambilan keputusan dan Penilaian kinerja keuangan MVA
membantu manajer untuk focus pada kegiatan yang berharga dan untuk mengevaluasi kinerja
berdasarkan maksimalisasi evaluasi kinerja perusahaan. Observasi dilakukan dengan mengamati
laporan keuangan catur wulan 1,2 dan 3 pada tahun 2018-2019. Pengambilan data dilakukan pada
bulan April sampai September 2020. Analisis statistic deskriptif digunakan untuk menemukan nilai EVA
dan MVA.

Perhitungan penilaian kinerja keuangan menggunakan EVA


Dierks dan petel (1997) menjabarkan EVA Sebagai bentuk pengukuran kinerja keuangan dengan
mengkombinasikan antara konsep umum pendapatan bersih dengan prinsip-prinsip yangada pada
keuangan modern dimana secara khusus menyatakan bahwa seluruh modal menghasilkan biaya dan
pendapatan yang melebihi biaya modal (cost of capital) akan menciptakan nilai bagi para pemegang
saham.
Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – (WACC x modal yang diinvestasikan)
NOPAT = Net Operating Profit After Tex (labaoperasisetelahpajak)
WACC = Weightet Average Cost of Capital (modal rata-rata tertimbang)
Perhitungan kinerja keuangan dengan Metode EVA PT Unilever Tbk cabang Tobelo dihitung dalam lima
tahapan yaitu:

Author F, Author S. (2012).


International Journal of Social Science and Business. Vol.u (v) pp. x-y.
3
Menghitung laba operasional bersih sesudah pajak/NOPAT Yaitu:
NOPAT=LABA (RUGI)USAHA-PAJAK
NOPAT=(LABA(RUGI) USAHA SETELAH BUNGA-PAJAK)
NOPAT= 278.875.366-27.887.537

Memperkirakan jumlah modal yang terpakai (capital employed) yaitu


(TOTAL HUTANG+EKUITAS)-HUTANG JANGKA PENDEK

Memperkirakan rata-rata tertimbang biaya modal (Weighted average cost of capital) yaitu
WACC=[(Dxrd)(1-tax)+(Exre)]
Dimana :
Tingkat modal (D) HUTANG/TOTAL HUTANG DAN EQUITAS x100%
Rd (cost of debt)=beban bunga/total hutang jangka panjangx 100%
E (tingkat modal/ekuitas= totalekuitas/total hutang dan ekuitasx100%
Re (cost of equity)=laba bersih setelah pajak/totalequitasx 100%
Tax (tingkat pajak)= beban pajak/laba bersih sebelum pajakx100%

Menghitung Beban modal (capital charge) yaitu


WACC X INVESTED CAPITAL

Menghitung EVA (Economic Value Added) yaitu


NOPAT-CAPITAL CHARGE
TABEL 1.Ringkasan laporan laba rugi perusahaan distributor PT.Unilever,Tbk ( PT .Agung Maluku (dalam
ribuan rupiah)
Komponen 2018 2019
Penjualan 639.057.125 729.307.197
Beban Pokok penjualan 274.985.626 354.321.571
Laba Kotor 364.071.499 374.985.626
Beban Usaha 54.209.981 39.789.000
Penghasilan (beban) lain-lain 0 0
Laba sebelum pajak 309.861.518 335.196.626
Laba bersih 278.875.366 301.676.963

Sumber: laporan keuangan PT.Agung Maluku

Laba PT Agung Maluku ditahun 2019 lebih besar dari pada 2018, terutama disebabkan adanya
kenaikan penjualan. PT. Agung Maluku memperoleh laba sebesar Rp. 54.209.981 di tahun 2018 dan
tahun 2019 sebesar Rp.39.789.000. Laba bersih terhadap jumlah asset tahun mencapai 12% dan tahun
2019 mencapai 9%. Laba bersih terhadap ekuitas tahun 2018 mencapai 15% dan tahun 2019 sebesar
11%.

Tabel 2. Ringkasan Neraca (dalam ribuan rupiah)


Komponen 2018 2019
Aset lancar 990.100.000 880.409.000
Aset Tidak lancar 1.304.000.000 1.244.000.000
Jumlah asset 2.294.100.000 2.124.409.000
Kewajiban lancar 320.000.000 205.000.000
Kewajiban tidak lancar 110.000.000 98.000.000
Jumlah kewajiban 430.000.000 303.000.000
Jumlah ekuitas bersih 1.864.100.000 1.821.000.000
Jumlah kewajiban dan ekuitas 2.294.100.000 2.124.000.000
Sumber: laporan keuangan PT Agung Maluku

EVA merupakan metode pengukuran kinerja dengan menghitung nilai ekonomis yang
sebenarnya yang berhasil didapatkan perusahaan. Dengan menghitung EVA,perusahaan dapat melihat
kenyataan yang sebenarnya mengenai peningkatan dan penurunan laba, sehingga dapat diketahui oleh
investor posisi perusahaan apakah mengalami peningkatan ataupun sebaliknya.

4 Title of Manuscripts Title of Manuscripts Title of Manuscripts


Nilai EVA pada tahun 2018 sebesar Rp 51.816.0.096 dan mengalami kenaikan pada tahun 2019
yaitu Rp. 208.177.949 adapun ringkasan perhitungan EVA dapat dilihat dalam tabel. 3

Tabel 3. Ringkasan perhitungan EVA PT AGUNG MALUKU Periode 2018-2019 (dalam ribuan rupiah)
Periode Laba Bersih Biaya Bunga NOPAT WACC EVA
2018 278.875.366 27.887.537 250.987.829 199.171.732 51.816.096
2019 301.676.963 30.167.696 271.509.267 -63.331,318 208.177.949
Selisih 22.801.597 2.280.159 20.521.438 135.840.414 156.361.852
8% 8% 8% 68% 33%
Sumber: Data diolah laporan keuangan PT Agung Maluku

Hasil perhitungan NOPAT pada tahun 2019 mengalami kenaikan dibanding tahun 2018 sebesar
8% ,hal ini juga diimbangi dengan kenaikan laba bersih pada tahun 2019, biaya bunga juga mengalami
kenaikan sebesar 8%.
Jumlah asset pada tahun 2019 mengalami penurunan,hal tersebut dikarenakan untuk membiaya
hutang perusahaan sehingga biaya hutang perusahaan mengalami penurunan .Rp.430.000.000 menjadi
Rp.303.000.000, sehinggantotal kewajiban dan ekuitas juga mengalami penurunan dari Rp. 2.294.1000
menjadi Rp.2.124.000.000. Nilai rata-rata WACC pada tahun 2019 lebih besar dari tahun 2018,
penurunan biaya hutang masih belum berdampak pada naiknya biaya modal perusahaan meskipun nilai
EVA mengalami kenaikan pada tahun 2019.

EVA Sebagai pengukur kinerja keuangan


Nilai EVA menujukkan nilai positif pada tahun 2019, dimana terjadi peningkatan sebesar
Rp.156.361.852, halinimenunjukan bahwa terjadi proses nilai tambah perusahaan, dengan kata lain
perusahaan mampu membiayai kewajibannya kepada investor. Kenaikan EVA disebabkan antara lain
tingkat Penjualan Volume penjualan barang – barang Unilever mengalami kenaikan pada tahun 2019
yaitu sebesar Rp.729.307.197dibanding tahun 2018 sebesar Rp. 639.057.125 dengan walaupun beban
pokok penjualan meningkat tapi perusahaan tetap bisa mempertahankan kenaikan penjualan sebesar
15%, sehingga menambah nilai NOPAT dan EVA.

Market Value Added (MVA)


MVA Merupakan kinerja pasar dari suatu perusahaan, metode ini dapat menggambarkan
seberapa besar kemampuan perusahaan atas modal yang dimiliki investor.
Untuk menghitung nilai MVA, langkah yang harus ditempuh: Menghitung jumlah saham yang
beredar (the number of share outstanding)/investasi, menghitung harga pasar saham(shareprice),
menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham(economic book value pershare), menghitung MVA
Untuk menghitung nilai buku ekonomis per lembar saham digunakan perhitungan sebagai berikut.

Nilai buku ekonomis per lembar saham


= (EAT / the number of share outstanding) / (EAT / Equity)
= (EAT / the number of share outstanding) X (Equity / EAT)
=EPS/ROE

Tabe.4 Ringkasan perhitungan nilai MVA PT. Agung Maluku selaku distributor dari PT Unilever, Tbk
periode 2018-2019 (dalam ribuan rupiah)

Periode Nilai Saham Jumlah Nilai pasar Ekuitas MVA


investor Ekuitas
/saham yang
beredar
2018 498.800 5 2.494.000.000 1.864.100.000 629.900.000
2019 520.000 5 2.600.000.000 1.821.000.000 779.000.000
Selisih 21.200 106.000.000 43.100.000 149.100.000
4,2% 4,2% 2,3% 24%
Sumber: Data diolah laporan keuangan PT Agung Maluku

Nilai MVA Tahun 2018 bernilai positif,hal ini bearti perusahaan mendapat kepercayaan dari
investor atas modal kerja yang diberikan, pada tahun 2019 nilai MVA meningkat walaupun tidak
signifikan bearti perusahaan menunjukan nilai positif dimata para investor walaupun kenaikan tidak
signifikan,nilai saham juga mengalami kenaikan walaupun relative kecil sebesar 4,2%, dengan melihat
Author F, Author S. (2012).
International Journal of Social Science and Business. Vol.u (v) pp. x-y.
5
kondisi perusahaan yang beroperasi diwilayah Maluku dari tahun 2017 nilai ekuitas meningkat ditahun
2019 sebesar Rp.2.600,000.000 dibanding tahun 2018 yaitu Rp. 2.494.000.000, peningkatan nilai saham
mengidentifikasikan terjadi peningkatan aktivitas dalam perusahaan.
MVA Sebagai pengukur kinerja keuangan bahwa meningkatnya EVA Dari tahun ketahun bearti
perusahaan telah meningkatkan MVA dan sebaliknya, apabila perusahaan memiliki EVA yang
negative ,maka nilai MVA kemungkinan juga negatif, EVA merupakan kunci untuk perusahaan dalam
memaksimalkan MVA.

Simpulan
Berdasarkan analisis kinerja keuangan menggunakan metode EVA dan MVA PT.Agung Maluku,
menghasilkan nilai positif yang artinya perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomi kepada
para investornya, walaupun dikategorikan perusahaan yang baru merintis di wilayah Maluku utara.
Keberhasilan dari pengukuran kinerja nilai tambah,juga harus didukung dengan pemahaman yang luas,
kemampuan komunikasi dari pimpinan, manajer serta karyawannya, hal ini juga sangat mempengaruhi
sistem pengukuran kinerja sejalan dengan cara investor menilai perusahaan, disinilah manajemen nilai
tambah ekonomis sangat berperan, EVA dan MVA juga merupakan pengukuran kinerja keuangan yang
diadaptasikan terhadap kompensasi manajemen

Daftar Pustaka

Adhi, A.W (2002). Pengaruh struktur kepemilikan manajerial dan public,ukuran perusahaan, sales, total
hutang,total asset terhadap nilai perusahaan yang telah go public dan tercatat di bursa efek
Jakarta. Tesis Universitas Diponegoro
Baridwan, Zaky dan Ary Legowo.2002. Asosiasi antara Economic Value Added(EVA), Market Value
Added (MVA) dan Rasio profitabilitas terhadap harga saham. Tema.Vol III. September.
Brigham, E.F., Gapenski, L.C., &Daves, P.R., (1999) Intermediate Financial Management, Sixth Edition,
The Dryden Press International Edition, New York.
Brigham, E.F., dan Houston Joel F (2001) Manajemen Keuangan Edisi 8 Jakarta. Erlangga.
Fama, Eugene F. and K. R. French. (2002). Testing Trade-Off and Pecking Order Predictions about
Dividends and Debt, The Review of Financial Studies 15, 1-33.
Hanafi, Mamdun.2008.Manajemen Keuangan Edisi 1. Yogyakarta:BPFE
Hasnawati. S. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek
Jakarta.JAAI 9 (2):117-126.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sartono, Agus.2012.Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi.Yogyakarta:BPFE
Stewart III, G. Bennet, The Quest for Value International Edtion, New York, 1991
Warsono. 2003 manajemen keuangan jilid 1.bayumedia publishing malang
Winarto, Jasinta. 2005. Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Market
Value Added. Jurnal Manajemen 4 (2): 1 9
Young, S.D., dan O’Byrne Stephen F. 2001. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Edisi
Pertama.Jakarta: Salemba Empat.
Young, SD, danO’Byrne Stephen F. 2011. EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai. Edisi Pertama. Jakarta:
Salemba empat.

6 Title of Manuscripts Title of Manuscripts Title of Manuscripts

Anda mungkin juga menyukai