ID Pentingnya Laporan Nilai Tambah Dalam Pelaporan Keuangan Financial Value Added F PDF
ID Pentingnya Laporan Nilai Tambah Dalam Pelaporan Keuangan Financial Value Added F PDF
1
ISSN: 1412-3851
ABSTRACT
(pencapaian laba maksimum) yang berguna yang tidak kena pajak. Akan tetapi dengan
hanya bagi kepentingan pemegang saham diberlakukannya ketentuan pajak tersebut
(pemilik perusahaan) dan kreditur saja, meningkatkan kesadaran dunia bisnis mengenai
sedangkan beberapa kelompok orang yang makna nilai tambah.
berkepentingan dengan perusahaan seperti para Kedua, adalah dengan diterbitkannya
pegawai (direksi dan karyawan serta pemerintah) sebuah “discussion paper” yang diberi judul
kurang memperoleh manfaatnya. Oleh karena itu “The Corporate Report” oleh The Accounting
perlu disusun laporan tambahan, yaitu laporan Standards Steering Committee (sekarang The
nilai tambah (Value Added Statement). Accounting Standards Committee, ASC) pada
Pengukuran kinerja keuangan dengan 1975, yang menyatakan ASC berpendirian
menggunakan laporan nilai tambah dapat bahwa meskipun informasi yang disediakan oleh
dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan laporan keuangan konvensional berguna bagi
dalam pengelolaan modalnya, rencana para pemegang saham dan kreditur, akan tetapi
pembiayaan, wahana komunikasi dengan kurang berguna bagi pemakai lainnya
pemegang saham serta dapat digunakan sebagai (Pizzey,1985 dalam Kusmanadji, 1989). Setelah
dasar dalam menentukan insentif bagi karyawan menginventarisasi keterbatasan laporan
(Tunggal, 2001). keuangan perusahaan dan pengguna laporan
serta kebutuhannya, ASC mengusulkan perlunya
LATAR BELAKANG DAN ditambahkan beberapa laporan lagi dalam
PERKEMBANGAN laporan tahunan perusahaan, diantaranya adalah
Konsep nilai tambah bukanlah sebuah laporan nilai tambah.
konsep yang baru, akan tetapi satu hal yang perlu Meskipun masih merupakan suatu
diketahui adalah bahwa konsep nilai tambah discussion paper, ternyata The Corporate Report
pada mulanya bukan berasal dari khasanah telah mendorong beberapa perusahaan (terutama
disiplin akuntansi. Konsep ini pertama kali perusahaan besar) untuk secara sukarela
diperkenalkan oleh para pakar ekonom pada memasukkan Laporan nilai tambah ke dalam
akhir abad ke-18 sebagai alat untuk mengukur laporan tahunan perusahaan.
keluaran (output) netto perusahaan. Dalam tahun Laporan nilai tambah menunjukkan
1950-an, konsep nilai tambah dikembangkan pendapatan suatu perusahaan sebagai kesatuan
lebih lanjut oleh para pakar statistik dan pakar usaha dan bagaimana nilai tambah ini
manajemen, para insinyur, serta para pakar didistribusikan kepada kelompok-kelompok
personalia dan produksi untuk dimanfaatkan di yang menyumbangkan terciptanya nilai tambah
bidang-bidang lain sesuai dengan kepakaran tersebut. Laporan nilai tambah memandang
masing-masing (Renshall, et all, 1979 dalam bahwa kegiatan suatu perusahaan tidak lain
Kusmanadji, 1989). adalah usaha kolektif dari beberapa kelompok
Pada abad ke-18, konsep nilai tambah orang, yaitu pemegang saham, kreditur, pegawai
mulai digunakan di “US Treasury” dan perusahaan dan pemerintah. sudah tidak asing
selanjutnya secara berkala para akuntan lagi bagi sebagian besar orang, namun demikian
mendiskusikan apakah konsep itu perlu dalam hubungannya dengan laporan keuangan.
dimasukkan ke dalam pelaporan keuangan (Cox,
Morley, 1979 dalam Kusmanadji, 1989). FINANCIAL VALUE ADDED (FVA)
Laporan nilai tambah perkali kalinya dibuat dan Financial Economic Value Added atau
mengalami perkembangan pesat di Inggris. Hal dapat disingkat Financial Value Added (FVA)
ini disebabkan oleh dua hal, pertama yaitu merupakan metode baru dalam mengukur kinerja
diberlakukannya pajak pertambahan nilai (Value dan nilai tambah perusahaan. Metode ini
Added Tax) pada April 1973 di Inggris, mempertimbangkan kontribusi dari fixed assets
meskipun administrasi pajak tidak mensyaratkan dalam menghasilkan laba bersih perusahaan.
laporan tersebut dan laporan nilai tambah dirasa Secara matematis pengukuran FVA dinyatakan
sulit untuk verifikasi pajak mengingat rumitnya sebagai berikut (Rodriguez, 2002) dalam Iramani
ketentuan mengenai barang-barang dan jasa-jasa dan Febrian (2005):
Vol. 7, No. 1, 2008 Fokus Ekonomi 9
FC x (1 – t) + ED – t x D
Q=
Adapun interpretasi dari hasil pengukuran FVA m x (1 – t)
Gambar 1
Hubungan Antara FVA, Value Driver dan Type of Decision
1 1
FVA = gme - + x TR
n,k n
1 1
FVA = [(PXq – VCxQ – FC) X (1-T)] + tx x TR
n,k n
MEASURE
Working Capital
Sales growth & Fixed Capital
Cost Of Capital
DECISION
OPERATING FINANCING INVESTMENT
penyusutan maupun metode dalam menilai Salah satu keunggulan EVA sebagai
persediaan (Fransiska dan Iramani, 2004 dalam penilai kinerja perusahaan adalah dapat
Iramani dan Febrian, 2005). Metode penyusutan digunakan sebagai penciptaan nilai (value
saldo menurun akan menghasilkan laba bersih creation). Keunggulan EVA yang lain adalah:
lebih besar pada akhir umur ekonomis aktiva, (1) EVA memfokuskan penilaian pada nilai
sedangkan metode garis lurus untuk penyusutan tambah dengan memperhitungkan dan
aktiva akan mengakibatkan biaya penyusutan sebagai konsekuensi investasi.
yang relatif stabil sepanjang umur aktiva (2) Konsep EVA adalah alat perusahaan dalam
tersebut. Dalam kondisi dimana harga barang mengukur harapan yang dilihat dari segi
cenderung naik, penggunaan LIFO dalam ekonomis, yaitu dengan memperhatikan
menilai persediaan akan menyebabkan beban harapan para penyandang dana secara adil
pokok penjualan menjadi rendah, sehingga pajak dimana derajat keadilan dinyatakan dengan
dan laba perusahaan juga akan berpengaruh ukuran tertimbang dari struktur modal yang
akibat penggunaan metode ini. ada dan berpedoman pada nilai pasar dan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat bukan pada nilai buku.
dijelaskan bahwa penggunaan metode yang (3) Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara
berbeda baik metode penyusutan maupun mandiri tanpa memerlukan data pembanding
metode dalam menilai persediaan antara satu seperti standar industri atau data perusahan
perusahaan dengan perusahaan yang lain akan lain sebagai konsep penilaian.
menghasilkan keuntungan yang berbeda pula. (4) Konsep EVA dapat digunakan sebagai dasar
Sehingga sulit membandingkan kinerja suatu penilaian pemberian bonus pada karyawan
perusahaan dengan menggunakan Financial terutama pada devisi yang memberikan EVA
Ratio manakala perusahaan yang lebih, sehingga dapat dikatakan bahwa
diperbandingkan menggunakan metode yang EVA menjalankan stakeholders satisfaction
berbeda. Akibatnya pengukuran kinerja dengan concept.
rasio-rasio berdasarkan laporan keuangan tidak (5) Pengaplikasian EVA yang mudah
menghasilkan nilai pengukuran yang akurat. menunjukkan bahwa konsep tersebut
Accounting profit tidak mencerminkan dengan merupakan ukuran praktis, mudah
baik economic profit dari suatu perusahaan. dihitung dan mudah digunakan sehingga
merupakan salah satu bahan pertimbangan
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN EVA dalam mempercepat pengambilan keputusan
Metode EVA pertama kali dikembangkan bisnis.
oleh Stewart dan Stern seorang analis keuangan
dari perusahaan Stern Stewart & Co pada tahun Selain berbagai keunggulan konsep EVA
1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal juga memiliki kelemahan-kelemahan. Menurut
dengan metode NITAMI (Nilai Tambah Mirza (1997) dalam Iramani dan Febrian (2005),
Ekonomi). EVA/ NITAMI adalah metode kelemahan-kelemahan tersebut antara lain:
manajemen keuangan untuk mengukur laba (1) EVA hanya mengukur hasil akhir (result).
ekonomi dalam suatu perusahaan yang Konsep ini tidak mengukur aktivitas-
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat aktivitas penentu.
tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi (2) EVA terlalu bertumpu pada keyakinan
semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal, bahwa investor sangat mengandalkan
2001). pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
EVA merupakan tujuan perusahaan mengambil keputusan untuk menjual atau
untuk meningkatkan nilai atau value added dari membeli saham tertentu padahal faktor-
modal yang telah ditanamkan pemegang saham faktor lain terkadang lebih dominan.
dalam operasi perusahaan. Oleh karena itu EVA
merupakan selisih laba operasi setelah pajak (Net MANFAAT EVA
Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan Terdapat beberapa manfaat yang dapat
biaya modal (Cost of Capital). diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA
Vol. 7, No. 1, 2008 Fokus Ekonomi 13
sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah sehingga investasi-investasi yang berlangsung
perusahaan.menurut Utama ( 1997:10 ), manfaat pada tahun 1 akan berlangsung selama n tahun,
EVA adalah : sedangkan yang dimulai pada tahun 2 akan
(1) EVA dapat digunakan sebagai penilaian berumur n-2 tahun, dan seterusnya. Equivalent
kinerja keuangan perusahaan karena Depreciation individual merupakan jumlah dari
penilaian kinerja tersebut difokuskan masing-masing nilai investasi awal yang
pada penciptaan nilai ( value creation ) terdiskonto oleh jumlah tahun dan tingkat
(2) EVA akanmenyebabkan perusahaan diskonto terkait masing-masing investasi.
lebih memperhatiakan struktur modal
(3) EVA membuat menajemen berpikir dan DAFTAR PUSTAKA
bertindak seperti halnya pemegang
saham yang memilih investasi yang Emery, Douglas R.’ And John D. Finnerty
memaximumkan tingkat pengembalian (1997), Corporate Financial Management,
dan meminimumkan tingkat biaya modal International Edition, New Jersey: Prentice
sehingga nilai perusahaan dapat Hall.
dimaximalkan dan
(4) EVA dapat digunakan untuk Iramani, Rr. dan Erie Febrian (2005), Financial
mengidentifikasikan kegiatan atau Value Added: Suatu Paradigma Dalam
proyek yang memberikan pengembalian Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah
lebih tinggi daripada biaya-biaya modal. Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 7, No. 1.
KESIMPULAN Juniarti dan Rini Limanjaya (2005), Mana Yang
Lebih Memiliki Value Relevant: Net
Kinerja FVA jelas lebih baik dibanding Income atau Cash Flows (Studi terhadap
EVA, terutama dalam hal sinkronisasi hasil Siklus Hiduo Organisasi), Jurnal Akuntansi
pengukurannya dengan hasil NPV. Kelemahan dan Keuangan, Vol.7 No. 1.
FVA dalam mengantisipasi terjadinya rekrutmen
investasi baru di tengah horison masa investasi Keown, Arthur J., David F. Scott. John O.
yang sudah ditetapkan sebenarnya dapat Martin and Jay William Paty (1996), Basic
ditanggulangi dengan merancang ulang definisi Financial Managemen, Eight Edition, USA,
konsep Equivalent Depreciation menjadi Prentice Hall Inc.
akumulasi Equivalent Depreciation dari berbagai Tunggal, Amin Widjaja (2001), Memahami
investasi yang dijalankan, kemudian setiap Konsep Value Added dan Value Based
elemen investasi tersebut masing-masing Management, Harvindo.
dihubungkan horison masa investasi secara
individual. Misalnya, sebuah perusahaan dengan Utama,Sidharta ( April 1997),”Economic value
berbagai investasi dalam kurun waktu tahun 1 Added : Pengukuran dan Penciptaan Nilai
hingga n, dimana diasumsikan setiap investasi Perusahaan”,Manajemen dan Usahawan
dimulai sedemikian rupa di awal setiap periode Indonesia..