Tujuan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Keterbatasan
1. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah
dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai
likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat
pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
2. Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan
ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi
semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas
dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan
pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga
pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa.
4. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian,
peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta,
kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling
rendah.
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap
pemakai
PELAPORAN KEUANGAN
Pengertian
Sedangkan Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan
informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber
daya perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek erusahaan yang
merupakan baian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.
Jenis-Jenis
Dalam financial report tidak terdapat jenis-jenis, karena financial reporting bersifat fleksibel.
Namun dalam financial reporting biasanya berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Profil Perusahaan
2. Ikhtisar Saham
3. Pembahasan hasil kinerja keuangan
4. Laporan keuangan konsolidasi
5. Data perusahaan
TABEL PERBEDAAN
Informasi
Akuntansi
Menurut (Benston, Carmichael et al. 2007) FASB mendefisinisikan kerangka
konseptual merupakan suatu sistem yang kohern tentang tujuan dan konsep dasar yang saling
berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan standar standar yang konsisten dan
memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan
keuangan.
Menurut Belkaoui (1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi yang
tersetruktur, yang mana dapat digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa
tingkat:
1. Tingkat Teori Tertinggi
2. Tingkat Selanjutnya
Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan tentang oengukuran dan
pengakuan dari elemen elemen yang ada laporan keuangan.
Dalam pengambilan keputusan, para pengguna perlu menilai prospek arus kas netto di masa
mendatang dan menilai penatagunaan yang dilakukan oleh manajemen (management
stewardship) atas sumber daya ekonomik yang dimiliki entitas untuk menghitung nilai imbal
balik yang akan didapat.
2. Representasi Tepat
Informasi keuangan harus dapat merepresentasikan secara tepat apa yang akan
direpresentasikan. Informasi keuangan dapat dikatakan memiliki representasi tepat
dengan sempurna harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu lengkap, netral dan bebas
dari kesalahan.
a. Informasi keuangan yang lengkap mencakup keseluruhan informasi yang
diperlukan pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan,
termasuk seluruh deskripsi dan penjelasan yang diperlukan. Sebagai contoh,
penggambaran lengkap kelompok asset minimal mencakup deskripsi sifat asset
dalam kelompok tersebut, penggambaran numerik atas seluruh asset kelompok
tersebut dan deskripsi tentang apa yang direpresentasikan dalam penggambaran
numerik tersebut (sebagai contoh, biaya historis atau nilai wajar).
b. Informasi keuangan yang netral adalah tanpa bias dalam penyajiannya. Netral
dapat diartikan bahwa informasi keuangan tidak diarahkan, dibobotkan,
ditekankan, dibatalkan penekanannya atau dengan kata lain dimanipulasi untuk
tujuan tertentu. Netral didukung oleh penerapan prudensi (prudence). Prudensi
adalah penerapan kehati-hatian ketika membuat penilaian dalam kondisi
ketidakpastian. Penerapan prudensi berarti bahwa asset dan penghasilan tidak
lebih disajikan serta liabilitas dan beban tidak kurang disajikan.
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan yang relevan
dan memberikan representasi yang tepat adalah keterbandingan, keterverifikasian,
ketepatwaktuan, dan keterpahaman.
Laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan menggambarkan asset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui entitas dalam ringkasan terstruktur yang
dirancang untuk membuat informasi keuangan terbandingkan dan terpahami.
Kriteria Pengakuan
Hanya item yang memenuhi definisi asset, liabilitas atau ekuitas yang diakui dalam laporan
keuangan. Demikian pula, hanya item yang memenuhi definisi penghasilan atau beban yang
diakui dalam laporan kinerja keuangan.
Pengakuan atas suatu item (atau perubahan dalam jumlah tercatatnya) memerlukan
pengakuan atau penghentian pengakuan atas satu atau beberapa item lain (atau perubahan
dalam jumlah tercatat satu atau lebih item lain).
Sebagai contoh :
a. Pengakuan penghasilan terjadi pada saat yang sama dengan
i. Pengakuan awal suatu asset atau peningkatan jumlah tercatat asset
ii. Penghentian pengakuan liabilitas atau penurunan jumlah tercatat liabilitas
b. Pengakuan beban terjadi pada saat yang sama dengan
i. Pengakuan awal atas liabilitas atau peningkatan jumlah tercatat liabilitas
ii. Pengehntian pengakuan suatu asset atau penurunan jumlah tercatat asset
Misal: penjualan barang secara kas mengakibatkan pengakuan penghasilan (dari pengakuan
suatu asset-kas) dan beban (dari penghentian asset lain-barang yang dijual).
Pengakuan penghasilan dan beban terkait secara simultan disebut dengan penandingan biaya
dengan penghasilan (Matching Concept).
B. PENGUKURAN
Unsur yang diakui dalam laporan keuangan kemudian dikuantifikasi dalam satuan moneter.
Prinsip Dasar Pengukuran
a. Biaya Historis
Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang asset, liabilitas,
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperolehnya dari harga
transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya. Sebagai contoh: biaya historis
asset ketika asset diperoleh atau dibuat adalah nilai dari biaya yang terjadi untuk
memperoleh atau membuat asset, yang terdiri dari biaya transaksi dan imbalan yang
dibayarkan untuk memperoleh atau membuat asset. Biaya historis liabilitas ketika
liabilitas terjadi atau diambil alih adalah nilai dari imbalan yang diterima untuk
menanggung atau mengambil alih liabilitas dikurangi biaya transaksi.
b. Nilai Kini
Pengukuran nilai kini memberikan informasi moneter tentang asset, liabilitas,
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang dimutakhirkan untuk
mencerminkan kondisi pada tanggal pengukuran.
Dasar peengukuran nilai kini mencakup:
(1) Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual asset atau dibayarkan
untuk mengalihkan liabilitas dalam transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. Nilai wajar mencerminkan perspektif pelaku pasar. Nilai
wajar dapat ditentukan secara langsung denga mengobservasi harha di pasar aktif
atau secara tidak langsung dengan mengestimasi arus kas di masa depan dan nilai
waktu uang dengan mempertimbangkan berbagai risko yang ada.
(2) Nilai pakai untuk asset dan nilai pemenuhan untuk liabilitas
Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan diperoleh
dari penggunaan asset dan dari pelepasan akhirnya. Nilai pemenuhan adalah nilai
sekarang dari kas atau sumber daya ekonomik lainnya yang diperkirakan akan
wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitasnya, termasuk juga
jumlah yang diperkirakan akan wajib untuk dialihkan ke pihak lain untuk
memungkinkannya pemenuhan liabilitas tersebut.
(3) Biaya kini
Biaya kini mencerminkan biaya di mana asset yang setara dapat diperoleh atau
dibuat pada tanggal pengukuran atau pertimbangan yang akan diterima untuk
menanggung atau mengambil alih kewajiban. Biaya kini mencerminkan informasi
tentang biaya atas penggunaan asset atau tentang penghasilan dari pemebuhan
liabilitas. Untuk melaporkan biaya kini dari penggunaan (atau penghasilan kini
dari pemenuhan), perlu untuk membagi perubahan dalam jumlah tercatat pada
periode pelaporan ke dalam biaya kini dari penggunaan (atau penghasilan dari
pemenuhan), dan dampak dari perubahan harga baik keuntungan dari pemilikan
(holding gain) atau kerugian dari kepemilikian (holding loss).
Biaya kini dari asset adalah biaya atas asset yang setara pada tanggal pengukuran,
terdiri dari imbalan yang akan dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah
biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut. Biaya kini dari liabilitas
adalah imbalan yang akan diterima untuk liabilitas yang setara pada tanggal
pengukuran dikurangan biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal
pengukuran.
Faktor yang mempengaruhi dasar pengukuran
Informasi yang diberikan oleh suatu dasar pengukuran harus bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan. Untuk mencapai hal ini, informasi hasil pengukuran harus relevan dan
merepresentasikan karakteristik yang akan dipresentasikan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu dasar pengukuran untuk asset dan
liabilitas yang diakui.
a. Relevansi
(1) Karakteristik asset atau liabilitas
Relevansi informasi yang diberikan oleh dasar pengukuran sebagian
bergantung pada karakteristik asset atau liabilitas, khususnya ada variablitias
kas dan sensitivitas terhadap faktor pasar atau risiko lainya.
Misal biaya perolehan diamortisasi tidak dapat memberikan informasi yang
relevan tentang asset keuangan atau liabilitas keuangan yang derivatif.
Selanjutnya, jika biaya historis digunakan untuk transaksi derivatif, maka
perubahan nilai dilaporkan bukan ketika milai tersebut berubah, tetapi ketika
peristiwa seperti pelepasan atau pemenuhan terjadi, bukan dilaporkan selama
periode kepemilikan asset atau liabilitas, hal ini mengakibatkan tidak tepatnya
waktu tentang laporan perubahan bila serta penghasilan dan beban tidak
memiliki nilai prediktif dan nilai konfirmatori karena tidak menggambarkan
dampak penuh terhadap risiko selama priode pelaporan.
Kontribusi untuk arus kas masa depan
c. Kendala Biaya
Dalam memilih suatu dasar pengukuran penting utnuk mempertimbangkan apakah
manfaat dari informasi yang diberikan seimbang dengan biaya untuk menyediakan
dan menggunakan informasi.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang asset,
liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan
keuangan dalam menilai prospek arus kas mas depan entitas pelapor dan menilai
penatagunaan oleh manajemen atas sumber daya ekonomik entitas.
Yang mana tercantum dalam
a. Laporan posisi keuangan, mengakui asset, liabilitas dan ekuitas;
b. Laporan kinerja keuangan, mengakui penghasilan dan beban
c. Laporan lain dan catatan, yang menyajikan dan mengungkapkan tentang :
(1) Asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui termasuk informasi
tentang sifat dan risiko dari asset dan liabilitas yang diakui;
(2) Asset dan liabilitas yang belum diakui, termasuk informasi tentang sifat dan
risikonya;
(3) Arus kas;
(4) Kontribusi dari pemegang klain ekuitas dan distribusi kepada mereka;
(5) Metode, asumsi, dan penilaian yang digunakan dalam mengestimasi jumlag yang
disajikan, serta perubahan dalam metode, asumsi, dan penilaian tersebut.
Periode Pelaporan
Laporan Keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu (periode pelaporan) dan memberikan
informasi tentang :
a. Asset, liabilitas, dan ekuitas pada akhir periode pelaporan atau selama periode
pelaporan;
b. Penghasilan dan beban untuk periode pelaporan.
Untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam mengidentifikasi dan menilai perubahan
tren, laporan keuangan juga menyediakan informasi komparatif, setidaknya untuk satu
periode pelaporan sebelumnya.
Entitas Pelapor
Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan untuk menyusun laporan keuangan. Entitats
pelapor berupa entitas tunggal atau bagian dari entitas lain atau dapat terdiri dari lebih satu
entitas.
1. Jika entitas pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anak, laporan keuangan
entitas pelapor disebut dengan Laporan Keuangan Konsolidasian.
2. Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, maka laporan keuangan entitas
pelapor disebut dengan Laporan Keuangan Tidak Dikonsolidasikan.
3. Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak terkait hubungan
induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut dengan Laporan Keuangan
Gabungan.
KESIMPULAN
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan terdiri dari 3 level:
Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan yaitu untuk memberikan informasi keuangan
entitas pelapor kepada pengguna, yaitu investor saat ini dan potensial, pemberi pinjaman dan
kreditor lainnya dalam pengambilan keputusan terkait penyediaan dana.
Level Kedua : Karakteristik Kualitatif dan Unsur Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif fundamental meliputi relevansi dan representasi yang tepat.
Karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan yang relevan
dan memberikan representasi yang tepat adalah keterbandingan, keterverifikasian,
ketepatwaktuan, dan keterpahaman.
Level Ketiga : Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan yang meliputi asumsi dan prinsip
dasar serta kendala pelaporan keuangan
Asumsi dasar, meliput
Dasar akrual (accrual basic)
Dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kejadian
(bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Transaksi-transaksi tersebut
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan.
Konsep entitas (kesatuan usaha)
Yang dimaksud konsep kesatuan usaha adalah akuntansi harus berlaku untuk setiap unit
ekonomi secara terpisah. Dengan demikian kejadian keuangan yang menyangkut suatu
unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi lain maupun dengan
pemiliknya.
Kelangsungan usaha (going concern assumption)
Laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan
usahanya di masa depan dan tidak bermaksud mengurangi skala usahanya, atau bahkan
melikuidasi.
Unit moneter (monetary unit assumption)
Seluruh transaksi dan peristiwa ekonomi dapat dinyatakan dalam satu mata uang
tertentu.
Periode Akuntansi (accounting periode assumption)
Laporan keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala dibagi dalam periode
tertentu (periode akuntansi).
Prinsip dasar, meliputi
1. Pengukuran
a. Biaya perolehan umumnya dianggap sebagai penyajian jujur (representasi tepat)
dari jumlah yang dibayarkan untuk item tertentu.
b. Nilai wajar adalah jumlah di mana asset dipertukarkan, liabilitas diselesaikan, atau
instrument ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak yang memiliki
cukup pengetahuan dalam transaksi wajar.
c. IASB juga telah mengambil langkah tambahan yang memberikan perusahaan
pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar pengukuran asset keuangan
dan liabilitas keuangan
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui jika terdapat besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa
depan akan diperoleh dan dapat dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan dari
jumlah pendapatan yang dimungkinkan
3. Pengakuan Beban
Arus keluar atau penggunaan lain dari asset atau munculya liabilitas (atau gabungan
keduanya) selama periode sebagai akibat dari pengiriman atau produksi barang
dan/atau penyediaan jasa.
4. Pengungkapan Penuh
Memberikan informasi yang cukup penting untuk memengaruhi penilaian dan
keputusan pengguna yang diinformasikan, melalui laporan keuangan, catatan atas
laporan keuangan, dan informasi tambahan.
Kendala, meliputi
1. Biaya
Biaya penyediaan informasi harus dipertimbangkan terhadap manfaat yang dapat
diperoleh dari penggunaanya.
2. Materialitas
Informasi dianggap jika mengabaikan atau salah menyatakan yang bisa memengaruhi
atau mengubah penilaian pengguna.