Anda di halaman 1dari 20

FRAMEWORK PELAPORAN DAN LAPORAN KEUANGAN

PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN DAN PELAPORAN KEUANGAN


Apasih perbedaan pelaporan keuangan (financial report) dan laporan keuangan (financial
statement)?
FINANCIAL STATEMENT
Pengertian
Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang
bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau
aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan, terutama untuk perusahaan publik (terdaftar
di Bursa Efek), setelah di-audit maka akan menjadi konsumsi masyarakat luas dan tidak
hanya pihak internal saja. Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam
penyampaian informasi.

Tujuan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan
ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan
dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Keterbatasan
1. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah
dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai
likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat
pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan.
2. Angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
3. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan
ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi
semata-mata hanya didasarkan atas “cost” (yang bersifat histories) dan bukan atas
dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan
pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga
pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa.
4. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian,
peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta,
kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling
rendah.
5. Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap
pemakai

PELAPORAN KEUANGAN
Pengertian
Sedangkan Pelaporan keuangan adalah laporan keuangan yang ditambah dengan
informasi-informasi lain yang berhubungan, baik langsung maupun tidak langsung dengan
informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi keuangan, seperti informasi tentang sumber
daya perusahaan, earnings, current cost, informasi tentang prospek erusahaan yang
merupakan baian integral dengan tujuan untuk memenuhi tingkat pengungkapan yang cukup.

Jenis-Jenis
Dalam financial report tidak terdapat jenis-jenis, karena financial reporting bersifat fleksibel.
Namun dalam financial reporting biasanya berisi hal-hal sebagai berikut:
1. Profil Perusahaan
2. Ikhtisar Saham
3. Pembahasan hasil kinerja keuangan
4. Laporan keuangan konsolidasi
5. Data perusahaan

TABEL PERBEDAAN

Financial Report(Pelaporan Financial Statement(Laporan


Keuangan) Keuangan)
Pengertian Laporan keuangan yang ditambah Catatan informasi
dengan segala aspek yang berkaitan keuangan yang disajikan dan
baik secara langsung maupun tidak disiapkan oleh manajemen dari
langsung dengan penyediaan dan suatu perusahaan kepada phak
penyampaian informasi keuangan. internal dan eksternal pada suatu
periode akuntansi yang apat
digunakan untuk
menggambarkan knerja
perusahaan tersebut.
Aturan yang diikuti Financial Report(Pelaporan Financial Statement(Laporan
Keuangan) tidak berdasarkan Keuangan) diatur oleh badan
regulasi atau aturan yang ditetapkan standar di masing-masing Negara
melainkan merupakan kebijakan dari sesuai dengan regulasi keuangan
manajemen perusahaan. yang ada.
Di Indonesia sendiri harus
mengikuti PSAK.
Sifat data Financial Statement lebih bersifat Data yang dihasilkan Proses
data yang kuantitatif. Financial Reporting ini
cenderung kualitatif.
Cara pandang Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Dan dapat dikatakan juga Financial Statement (Laporan Keuangan)
adalah output dan akuntansi sedangkan Financial Report (Pelaporan
Keuangan) adalah suatu output sampingan yang mendukung laporan
keuangan. Sehingga,dalam membuat pelaporan keuangan harus membuat
laporan keuangan terlebih dahulu.
PEREKAYASAAN AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL
Menurut Suwardjono, pelaporan keuangan merupakan hasil perekayasaan akuntansi,
di mana perekayasaan akuntansi merupakan hasil proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun struktur dan mekanisme pelaporan keuangan. Perekayasaan akuntansi memiliki
peran penting dalam memberikan pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan teori,
konsep, asumsi, prinsip, maupun ideologi secara teoritis dan praktis untuk dapat mencapai
tujuan ekonomis dengan mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun
budaya. Dalam proses perekayasaan akuntansi, untuk menghasilkan konsep maupun sebuah
teori, jawaban atas pertanyaan di dalamnya dibutuhkan kerangka konseptual.

Kerangka konseptual merupakan bagian dari proses perekayasaan akuntansi, dimana


gambaran keduanya dapat dilihat dari model di bawah ini:

Sumber: Suwardjono (2006)

Informasi
Akuntansi
Menurut (Benston, Carmichael et al. 2007) FASB mendefisinisikan kerangka
konseptual merupakan suatu sistem yang kohern tentang tujuan dan konsep dasar yang saling
berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan standar standar yang konsisten dan
memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan
keuangan.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan


(KKPK) merupakan pengaturan yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal.

Menurut Belkaoui (1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi yang
tersetruktur, yang mana dapat digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa
tingkat:
1. Tingkat Teori Tertinggi

Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.

2. Tingkat Selanjutnya

Kerangka konseptual mengidentifikasikan dan mendefinisikan karakteristik kualitatif


dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.

3. Tingkat Operasional yang Lebih Rendah

Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan tentang oengukuran dan
pengakuan dari elemen elemen yang ada laporan keuangan.

KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan
(KKPK) merupakan pengaturan yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal.
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan di Indonesia mengadopsi the Conseptual
Framework for Financial Reporting dalam IFRS (International Financial Reporting
Standard) yang diterbitkan oleh IASB (International Accounting Standard Board).
Dalam IFRS, kerangka konseptual dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pada tingkat
pertama, tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang diharapkan dari
akuntansi keuangan. Umumnya, sebuah standar akuntansi dikembangkan berdasarkan
kerangka kerja konseptualnya, sehingga dapat menghasilkan laporan akuntansi yang
bermanfaat bagi penggunanya. Pada tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative
Characteristic) yang menyediakan unsure-unsur informasi akuntansi sehingga dapat berguna
dan unsur-unsur (Elements) laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan lainnya). Dan
pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan pengakuan (measurement and
recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan standar akuntansi. Konsep-konsep
tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala dalam pelaporan keuangan.

Ilustrasi kerangka konseptual versi IFRS adalah sebagai berikut:


LEVEL PERTAMA. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan Pelaporan Keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang


berguna bagi para pengguna, yaitu investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman,
dan kreditor lainnya dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penyediaan
sumber dana bagi entitas.

Keputusan tersebut mengenai :


a. pembelian, penjualan atau pemilikan instrument ekuitas dan instrument utang;
b. penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya;
c. menggunakan hak untuk memilih atau memengaruhi tindakan manajemen.

Dalam pengambilan keputusan, para pengguna perlu menilai prospek arus kas netto di masa
mendatang dan menilai penatagunaan yang dilakukan oleh manajemen (management
stewardship) atas sumber daya ekonomik yang dimiliki entitas untuk menghitung nilai imbal
balik yang akan didapat.

Informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan meliputi informasi tentang :


a. sumber daya ekonomik entitas, klaim terhadap entitas dan perubahan sumber daya
dan klaim.
 Informasi mengenai sifat dan jumlah sumber daya ekonomik entitas dan klaim
dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
keuangan entitas pelapor, untuk menilai likuiditas dan solvabilitas entitas
pelapor, kebutuhan untuk mendapatkan tambahan pendanaan dan sejauh mana
entitas akan berhasil dalam memperoleh pendanaan tersebut, untuk
memprediksi bagaimana arus kas masa depan akan terdistribusi kepada
pemilik klaim terhadap entitas pelapor, dan untuk menilai penatagunaan oleh
manajemen atas sumber dayaekonomik entitas.
 Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor dihasilkan dari
kinerja keuangan entitas pelapor. Informasi mengenai kinerja keuangan entitas
pelapor membantu pengguna untuk memahami imbal hasil yang telah
dihasilkan entitas dari sumber daya ekonomiknya. Informasi tentang kinerja
keuangan entitas pelapor di masa lalu dan bagaimana manajemennya
melaksanakan tanggung jawab penatagunaannya berguna dalam memprediksi
imbal hasil masa depan entitas atas sumber daya ekonomiknya.
 Kinerja keuangan yang terefleksi oleh akuntansi akrual memberikan dasar
yang lebih baik dalam menilai kinerja masa lalu dan masa depan entitas
dibandingkan dengan informasi sematar mengenai penerimaan dan
pembayaran kas selama periode tersebut.
b. efektivitas dan efisiensi manajemen entitas dan dewan pengarah (governing board)
dalam melaksanakan tanggung jawab penggunaan sumber daya ekonomik entitas.
Informasi tentang seberapa efisien dan efektif manajemen entitas pelapor telah
melaksanakan tanggung jawabnya untuk menggunakan sumber daya ekonomik entitas
membantu pengguna untuk menilai penatagunaan oleh manajemen atas sumber daya
tersebut. Informasi tersebut juga berguna untuk memprediksi seberapa efisien dan
efektif manajemen akan menggunakan sumber daya ekonomik entitas di periode
mendatang. Oleh karena itu, inforamsi tersebut dapat berguna untuk menilai prospek
entitas atas arus kas masuk neto masa depan.

Keterbatasan laporan keuangan bertujuan umum


Laporan keuangan bertujuan umum tidak menyediakan seluruh informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Pengguna perlu mempertimbangkan informasi terkait dari sumber lainnya,
sebagai seperti kondisi dan ekspektasi ekonomik secara umum, peristiwa dan kondisi politik,
serta prospek masa depan industri atau entitas. Laporan keuangan bertujuan umum tidak
didesain untuk menunjukkan nilai entitas pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk
membantu investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam
mengestimasi nilai entitas pelapor.

LEVEL KEDUA. KARAKTERISTIK KUALITATIF PELAPORAN KEUANGAN


DAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
A. KARAKTERISTIK KUALITATIF PELAPORAN KEUANGAN
Agar informasi keuangan menjadi berguna, maka informasi tersebut harus relevan dan
merepresentasikan secara tepat apa yang akan direpresentasikan. Kegunaan informasi
keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut dapat dibandingkan (comparable),
terverifikasi (verifiable),tepat waktu (timely), dan terpaham (understandable).

Karakteristik Kualitatif Fundamental


Karakteristik kualitatif fundamental meliputi relevansi dan representasi yang tepat
1. Relevansi
Informasi akuntansi yang relevan adalah sesuai dengan kebutuhan pengguna dan
mampu membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan atau mengubah. Informasi
keuangan mampu mengubah atau membuat perbedaan dalam keputusan jika memiliki
nilai prediktif, nilai konfirmatori, atau kedua-duanya.
Nilai prediktif bermakna bahwa informasi keuangan dapat menjadi masukan/input
yang digunakan oleh penggunakan untuk memprediksi outcome di masa depan.
Sedangkan nilai konfirmatif terjadi jika informasi keuangan mengkonfirmasi atau
menyediakan umpan balik tentang evaluasi sebelumnya. Nilai prediktif dan
konfirmatori memiliki hubungan yang saling terkait. Sebagai contoh, informasi
pendapatan tahun berjalan, yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
pendapatan di tahun mendatang, juga dapat dibandingkan dengan prediksi pendapatan
tahun berjalan yang dibuat di tahun sebelumnya. Hasil perbandingan tersebut dapat
membantu pengguna mengoreksi dan mengevaluasi prediksi periode sebelumnya.
Selain nilai prediktif dan konfirmatori , materialitas merupakan aspek relevansi yang
spesifik, di mana penghilangan informasi salah saji terkait akun-akun tertenu
diperkirakan dapat memengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan
keuangan.

2. Representasi Tepat
Informasi keuangan harus dapat merepresentasikan secara tepat apa yang akan
direpresentasikan. Informasi keuangan dapat dikatakan memiliki representasi tepat
dengan sempurna harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu lengkap, netral dan bebas
dari kesalahan.
a. Informasi keuangan yang lengkap mencakup keseluruhan informasi yang
diperlukan pengguna agar dapat memahami fenomena yang digambarkan,
termasuk seluruh deskripsi dan penjelasan yang diperlukan. Sebagai contoh,
penggambaran lengkap kelompok asset minimal mencakup deskripsi sifat asset
dalam kelompok tersebut, penggambaran numerik atas seluruh asset kelompok
tersebut dan deskripsi tentang apa yang direpresentasikan dalam penggambaran
numerik tersebut (sebagai contoh, biaya historis atau nilai wajar).
b. Informasi keuangan yang netral adalah tanpa bias dalam penyajiannya. Netral
dapat diartikan bahwa informasi keuangan tidak diarahkan, dibobotkan,
ditekankan, dibatalkan penekanannya atau dengan kata lain dimanipulasi untuk
tujuan tertentu. Netral didukung oleh penerapan prudensi (prudence). Prudensi
adalah penerapan kehati-hatian ketika membuat penilaian dalam kondisi
ketidakpastian. Penerapan prudensi berarti bahwa asset dan penghasilan tidak
lebih disajikan serta liabilitas dan beban tidak kurang disajikan.
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan yang relevan
dan memberikan representasi yang tepat adalah keterbandingan, keterverifikasian,
ketepatwaktuan, dan keterpahaman.

B. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN


Unsur-unsur laporan keuangan

LEVEL KETIGA. PENGAKUAN, PENGUKURAN, DAN PENGUNGKAPAN


A. RECOGNATION DAN MEASUREMENT
Pengakuan adalah proses pencakupan untuk dicantumkan dalam laporan posisi keuangan atau
laporan kinerja atas suatu item yang memenuhi definisi dari salah satu unsur laporan
keuangan (asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan atau beban).
Pengakuan meliputi penggambaran item dalam salah satu laporan keuangan tersebut dalam
salah satu laporan tersebut - baik sendirian maupun secara agregasi dengan item lain – dalam
kata dengan jumlah moneter.

Laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan menggambarkan asset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui entitas dalam ringkasan terstruktur yang
dirancang untuk membuat informasi keuangan terbandingkan dan terpahami.

Kriteria Pengakuan
Hanya item yang memenuhi definisi asset, liabilitas atau ekuitas yang diakui dalam laporan
keuangan. Demikian pula, hanya item yang memenuhi definisi penghasilan atau beban yang
diakui dalam laporan kinerja keuangan.
Pengakuan atas suatu item (atau perubahan dalam jumlah tercatatnya) memerlukan
pengakuan atau penghentian pengakuan atas satu atau beberapa item lain (atau perubahan
dalam jumlah tercatat satu atau lebih item lain).
Sebagai contoh :
a. Pengakuan penghasilan terjadi pada saat yang sama dengan
i. Pengakuan awal suatu asset atau peningkatan jumlah tercatat asset
ii. Penghentian pengakuan liabilitas atau penurunan jumlah tercatat liabilitas
b. Pengakuan beban terjadi pada saat yang sama dengan
i. Pengakuan awal atas liabilitas atau peningkatan jumlah tercatat liabilitas
ii. Pengehntian pengakuan suatu asset atau penurunan jumlah tercatat asset
Misal: penjualan barang secara kas mengakibatkan pengakuan penghasilan (dari pengakuan
suatu asset-kas) dan beban (dari penghentian asset lain-barang yang dijual).
Pengakuan penghasilan dan beban terkait secara simultan disebut dengan penandingan biaya
dengan penghasilan (Matching Concept).

B. PENGUKURAN
Unsur yang diakui dalam laporan keuangan kemudian dikuantifikasi dalam satuan moneter.
Prinsip Dasar Pengukuran
a. Biaya Historis
Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang asset, liabilitas,
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperolehnya dari harga
transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya. Sebagai contoh: biaya historis
asset ketika asset diperoleh atau dibuat adalah nilai dari biaya yang terjadi untuk
memperoleh atau membuat asset, yang terdiri dari biaya transaksi dan imbalan yang
dibayarkan untuk memperoleh atau membuat asset. Biaya historis liabilitas ketika
liabilitas terjadi atau diambil alih adalah nilai dari imbalan yang diterima untuk
menanggung atau mengambil alih liabilitas dikurangi biaya transaksi.
b. Nilai Kini
Pengukuran nilai kini memberikan informasi moneter tentang asset, liabilitas,
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang dimutakhirkan untuk
mencerminkan kondisi pada tanggal pengukuran.
Dasar peengukuran nilai kini mencakup:
(1) Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual asset atau dibayarkan
untuk mengalihkan liabilitas dalam transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. Nilai wajar mencerminkan perspektif pelaku pasar. Nilai
wajar dapat ditentukan secara langsung denga mengobservasi harha di pasar aktif
atau secara tidak langsung dengan mengestimasi arus kas di masa depan dan nilai
waktu uang dengan mempertimbangkan berbagai risko yang ada.
(2) Nilai pakai untuk asset dan nilai pemenuhan untuk liabilitas
Nilai pakai adalah nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan diperoleh
dari penggunaan asset dan dari pelepasan akhirnya. Nilai pemenuhan adalah nilai
sekarang dari kas atau sumber daya ekonomik lainnya yang diperkirakan akan
wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitasnya, termasuk juga
jumlah yang diperkirakan akan wajib untuk dialihkan ke pihak lain untuk
memungkinkannya pemenuhan liabilitas tersebut.
(3) Biaya kini
Biaya kini mencerminkan biaya di mana asset yang setara dapat diperoleh atau
dibuat pada tanggal pengukuran atau pertimbangan yang akan diterima untuk
menanggung atau mengambil alih kewajiban. Biaya kini mencerminkan informasi
tentang biaya atas penggunaan asset atau tentang penghasilan dari pemebuhan
liabilitas. Untuk melaporkan biaya kini dari penggunaan (atau penghasilan kini
dari pemenuhan), perlu untuk membagi perubahan dalam jumlah tercatat pada
periode pelaporan ke dalam biaya kini dari penggunaan (atau penghasilan dari
pemenuhan), dan dampak dari perubahan harga baik keuntungan dari pemilikan
(holding gain) atau kerugian dari kepemilikian (holding loss).
Biaya kini dari asset adalah biaya atas asset yang setara pada tanggal pengukuran,
terdiri dari imbalan yang akan dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah
biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut. Biaya kini dari liabilitas
adalah imbalan yang akan diterima untuk liabilitas yang setara pada tanggal
pengukuran dikurangan biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal
pengukuran.
Faktor yang mempengaruhi dasar pengukuran

Informasi yang diberikan oleh suatu dasar pengukuran harus bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan. Untuk mencapai hal ini, informasi hasil pengukuran harus relevan dan
merepresentasikan karakteristik yang akan dipresentasikan.
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu dasar pengukuran untuk asset dan
liabilitas yang diakui.
a. Relevansi
(1) Karakteristik asset atau liabilitas
 Relevansi informasi yang diberikan oleh dasar pengukuran sebagian
bergantung pada karakteristik asset atau liabilitas, khususnya ada variablitias
kas dan sensitivitas terhadap faktor pasar atau risiko lainya.
Misal biaya perolehan diamortisasi tidak dapat memberikan informasi yang
relevan tentang asset keuangan atau liabilitas keuangan yang derivatif.
Selanjutnya, jika biaya historis digunakan untuk transaksi derivatif, maka
perubahan nilai dilaporkan bukan ketika milai tersebut berubah, tetapi ketika
peristiwa seperti pelepasan atau pemenuhan terjadi, bukan dilaporkan selama
periode kepemilikan asset atau liabilitas, hal ini mengakibatkan tidak tepatnya
waktu tentang laporan perubahan bila serta penghasilan dan beban tidak
memiliki nilai prediktif dan nilai konfirmatori karena tidak menggambarkan
dampak penuh terhadap risiko selama priode pelaporan.
 Kontribusi untuk arus kas masa depan

(2) Kontribusi arus kas masa depan


Beberapa sumber daya ekonomik menghasilkan arus kas baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk asset atau liabilitas yang menghasilkan arus kas
secara tidak langsung, seperti asset tetap, dasar pengukuran biaya historis atau biaya
kini cenderung memberikan informasi yang relevan tentang aktivitas tersebut.
Sedangkan asset atau liabilitas yang dapat menghasilkan arus kas langsung tanpa
gangguangan bisnis, menggunakan dasar pengukuran nilai kini yang
menggabungkan estimasi kini dari prospek arus kas di masa depan.

b. Representasi yang tepat


(1) Ketika asset dan liabilitas menggunakan dasar pengukuran yang berbeda, maka
dapat menghasilkan inkonsistensi pengukuran (Accounting Mismatch). Jika laporan
keuangan mengandung inkosistensi pengukuran, laporan keuangan tersebut
mungkin tidak merepresentasikan informasi keuangan secara tepat. Akibatnya,
dalam beberapa keadaan, menggunakan dasar pengukuran yang sama untuk asset
dan liabilitas terkait dapat memberikan informasi yang lebih berguna. Sebagaimana
kita ketahui bahwa karakteristik representasi tepat yang sempurna adalah bebas dari
kesalahan, namun bukan berarti bahwa ukuran harus benar-benar akurat dalam
segala hal.
(2) Ketika pengukuran tidak dapat ditentukan secara langsung dengan mengobservasi
harga di pasar aktif, pengukuran estimasi dapat digunakan, namun akan muncul
ketidakpastian dalam pengukuran. Tingkat ketidakpastian yang tinggi tidak serta
merta mencegah penggunaan dasar pengukuran yang memberikan informasi yang
relevan. Namun, jika ketidakpastian pengukuran tersebut sangat tinggi
menghasilkan informasi yang tidak representative, maka perlu dipertimbangkan
suatu dasar pengukuran yang berbeda yang juga relevan.

c. Kendala Biaya
Dalam memilih suatu dasar pengukuran penting utnuk mempertimbangkan apakah
manfaat dari informasi yang diberikan seimbang dengan biaya untuk menyediakan
dan menggunakan informasi.

C. PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


Penyajian dan pengungkapan sebagai alat komunikasi
Entitas pelapor mengkomunikasikan informasi tentang asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan
dan beban dengan menyajikan dan mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan.

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang asset,
liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan
keuangan dalam menilai prospek arus kas mas depan entitas pelapor dan menilai
penatagunaan oleh manajemen atas sumber daya ekonomik entitas.
Yang mana tercantum dalam
a. Laporan posisi keuangan, mengakui asset, liabilitas dan ekuitas;
b. Laporan kinerja keuangan, mengakui penghasilan dan beban
c. Laporan lain dan catatan, yang menyajikan dan mengungkapkan tentang :
(1) Asset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui termasuk informasi
tentang sifat dan risiko dari asset dan liabilitas yang diakui;
(2) Asset dan liabilitas yang belum diakui, termasuk informasi tentang sifat dan
risikonya;
(3) Arus kas;
(4) Kontribusi dari pemegang klain ekuitas dan distribusi kepada mereka;
(5) Metode, asumsi, dan penilaian yang digunakan dalam mengestimasi jumlag yang
disajikan, serta perubahan dalam metode, asumsi, dan penilaian tersebut.

Periode Pelaporan
Laporan Keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu (periode pelaporan) dan memberikan
informasi tentang :
a. Asset, liabilitas, dan ekuitas pada akhir periode pelaporan atau selama periode
pelaporan;
b. Penghasilan dan beban untuk periode pelaporan.
Untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam mengidentifikasi dan menilai perubahan
tren, laporan keuangan juga menyediakan informasi komparatif, setidaknya untuk satu
periode pelaporan sebelumnya.

Asumsi Kelangsungan Usaha


Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha entitas pelapor
dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Entitas pelapor tidak memiliki intense atau
keinginan untuk melakukan likuidasi atau menghentikan perdagangan.

Entitas Pelapor
Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan untuk menyusun laporan keuangan. Entitats
pelapor berupa entitas tunggal atau bagian dari entitas lain atau dapat terdiri dari lebih satu
entitas.

1. Jika entitas pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anak, laporan keuangan
entitas pelapor disebut dengan Laporan Keuangan Konsolidasian.
2. Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, maka laporan keuangan entitas
pelapor disebut dengan Laporan Keuangan Tidak Dikonsolidasikan.
3. Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak terkait hubungan
induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut dengan Laporan Keuangan
Gabungan.
KESIMPULAN
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan terdiri dari 3 level:
Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan yaitu untuk memberikan informasi keuangan
entitas pelapor kepada pengguna, yaitu investor saat ini dan potensial, pemberi pinjaman dan
kreditor lainnya dalam pengambilan keputusan terkait penyediaan dana.
Level Kedua : Karakteristik Kualitatif dan Unsur Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif fundamental meliputi relevansi dan representasi yang tepat.
Karakteristik kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan informasi keuangan yang relevan
dan memberikan representasi yang tepat adalah keterbandingan, keterverifikasian,
ketepatwaktuan, dan keterpahaman.
Level Ketiga : Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan yang meliputi asumsi dan prinsip
dasar serta kendala pelaporan keuangan
Asumsi dasar, meliput
 Dasar akrual (accrual basic)
Dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kejadian
(bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar). Transaksi-transaksi tersebut
dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode
yang bersangkutan.
 Konsep entitas (kesatuan usaha)
Yang dimaksud konsep kesatuan usaha adalah akuntansi harus berlaku untuk setiap unit
ekonomi secara terpisah. Dengan demikian kejadian keuangan yang menyangkut suatu
unit ekonomi tidak boleh dicampur dengan unit ekonomi lain maupun dengan
pemiliknya.
 Kelangsungan usaha (going concern assumption)
Laporan keuangan disusun dengan anggapan bahwa perusahaan akan melanjutkan
usahanya di masa depan dan tidak bermaksud mengurangi skala usahanya, atau bahkan
melikuidasi.
 Unit moneter (monetary unit assumption)
Seluruh transaksi dan peristiwa ekonomi dapat dinyatakan dalam satu mata uang
tertentu.
 Periode Akuntansi (accounting periode assumption)
Laporan keuangan perusahaan harus dilaporkan secara berkala dibagi dalam periode
tertentu (periode akuntansi).
Prinsip dasar, meliputi
1. Pengukuran
a. Biaya perolehan umumnya dianggap sebagai penyajian jujur (representasi tepat)
dari jumlah yang dibayarkan untuk item tertentu.
b. Nilai wajar adalah jumlah di mana asset dipertukarkan, liabilitas diselesaikan, atau
instrument ekuitas yang diberikan dapat dipertukarkan antara pihak yang memiliki
cukup pengetahuan dalam transaksi wajar.
c. IASB juga telah mengambil langkah tambahan yang memberikan perusahaan
pilihan untuk menggunakan nilai wajar sebagai dasar pengukuran asset keuangan
dan liabilitas keuangan
2. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan diakui jika terdapat besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa
depan akan diperoleh dan dapat dilakukan pengukuran yang dapat diandalkan dari
jumlah pendapatan yang dimungkinkan
3. Pengakuan Beban
Arus keluar atau penggunaan lain dari asset atau munculya liabilitas (atau gabungan
keduanya) selama periode sebagai akibat dari pengiriman atau produksi barang
dan/atau penyediaan jasa.
4. Pengungkapan Penuh
Memberikan informasi yang cukup penting untuk memengaruhi penilaian dan
keputusan pengguna yang diinformasikan, melalui laporan keuangan, catatan atas
laporan keuangan, dan informasi tambahan.

Kendala, meliputi
1. Biaya
Biaya penyediaan informasi harus dipertimbangkan terhadap manfaat yang dapat
diperoleh dari penggunaanya.
2. Materialitas
Informasi dianggap jika mengabaikan atau salah menyatakan yang bisa memengaruhi
atau mengubah penilaian pengguna.

Anda mungkin juga menyukai