PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas, terjatuh, pukulan atau
kecelakaan rumah tangga, olah raga, trauma tembak atau pecahan bom,
pada awal pasien tiba di IGD, artinya 20% pasien cedera kepala tidak
pasien mengalami kematian biologis pada awal pasien tiba di IGD. Pre-
1
2
keempat (Bidjuni & Malara, 2017). Cedera kecelakaan lalu lintas dan
transportasi darat (sepeda motor dan kendaraan lain) meningkat dari 25,9
Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2005 berjumlah 861 kasus, tahun 2006
berjumlah 817 kasus dan tahun 2007 berjumlah 1078 kasus. Sekitar 59%
adalah cedera kepala ringan, 24% cedera kepala sedang dan 17% cedera
kepala berat. Pada penelitian lain, dalam kurung waktu 3 bulan (November
sedang, dan 72,8 % cedera kepala ringan. (Lisnawati, 2012) yang dikutip
data yang didapatkan saat pengambilan data awal, pada tahun 2014 total
sebanyak 469 orang, pada tahun 2015 sebanyak 327 orang dan pada tahun
sebanyak 9 orang, pada tahun 2015 sebanyak 19 orang dan pada tahun
disebabkan oleh pengobatan yang salah, tes diagnostik yang tidak tepat,
meliputi tanda vital dan sistem organ.Penilaian GCS awal saat penderita
rontgen kepala yang dilakukan dalam dua posisi, yaitu anteroposterior dan
idealnya harus dilakukan pada semua cedera kepala yang disertai dengan
GCS<15, atau adanya defisit neurologis fokal. Foto servikal dilakukan bila
(normalnya 15).
sakit. Kesalahan triase cenderung terjadi karena tingkat triase yang tidak
inti dari perawat gawat darurat, dimana triase adalah suatu keterampilan
spesialis lainnya (Elliott, Aitken, & Chaboyer, 2012). Hal ini pun
Ratnawati, & Setyoadi, 2013) bahwa peran dan fungsi perawat gawat
spectrum yang lebih luas terhadap berbagai kondisi klinis yang bersifat
B. Rumusan Masalah
dalam penanganan cedera kepala. Sesuai uraian latar belakang diatas yang
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Makassar.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat aplikatif