Anda di halaman 1dari 3

Produktivitas Kerja

Produktivitas adalah perbandingan antara hasil (output) dengan masukan (input).

Kinerja adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pekerjaannya sesuai dengan


perencanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Menurut Yuniarsih dan Suwatno (2009) produktivitas kerja adalah sebagian hasil kongkrit
yang dihasilkan oleh individu ataupun kelompok, selama satuan waktu tertentu dalam suatu
proses kerja. Ravianto (1998) dalam Yuniarsih dan Suwatno (2009) menyebutkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai meliputi : pendidikan,
keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gaji, kesehatan, teknologi, manajemen,
dan kesempatan berprestasi.

Produktivitas kerja pegawai dapat diukur melalui pendekatan yang pada umumnya
memperbandingkan antara output dengan input.

Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus di ketahui dan di informasikan kepada pihak
tertentu , untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu intansi ,visi dari organisasi dan
perusahaan serta mengetahui dampak poitif dan negatif dari suatu kebijakan oprasional .

Kinerja mengandung dua komponen yaitu :


1. Komponen berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk menilai
tingkat kinerjanya
2. Produktivitas :: kompetensi tersebut diatas dapat di terjemahkan kedalam tindakan
atau kegiatan kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja

Ada tida (3) level kinerja, yaitu;

1. Kinerja Organisasi; merupakan pencapaian hasil (out come) pada level atau unit analisis
organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait pada tujuan organisasi, rancangan organisasi dan
manajemen organisasi.

2. Kinerja proses; merupakan kinerja pada proses tahapan dalam menghasilkan produk atau
pelayanan. Kinerja pada level proses ini dipengaruhi oleh tujuan proses, rancangan proses dan
manajemen proses.

3. Kinerja individu/pekerjaan; merupakan pencapaian atau aktivitas pada tingkat pegawai atau
pekerjaan. Kinerja pada level ini dipengaruhi oleh tujuan pekerjaan, proses pekerjaan dan
manajemen pekerjaan serta karakteristik individu. (dalam Sudarmanto, 2009:7-8)”
Dan menurut International Labour Office (ILO) produktivitas bukan hanya sekedar kerja
keras, produktivitas selalu berisi dari elemen-elemen dari pembagian keuntungan, kerja tim,
humanity, kepuasan dan teknologi. Unsur-unsur produktivitas:
1. Efisiensi: merupakan suatu ukuran kehematan penggunaan sumber daya perusahaan
dengan membandingkan antar penggunaan sumber daya yang sebenarnya (yang ada
saat ini) dengan penggunaan sumber daya yang wajar atau standar.
2. Efektivitas: merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh atau
seberapa mudah target dapat tercapai baik secara kualitas ataupun waktu.
3. Kualitas: merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh telah memenuhi
berbagai persyaratan, spesifikasi, dan atau harapan konsumen.

Untuk memperoleh produktifitas atau kinerja perawat yang optimal dalam memberikan
pelayanan keperawatan maka perlu adanya lingkungan yang mendukung untuk mencapai
produktifitas kerja yang optimal tersebut. Kenyamanan lingkungan kerja perawat dapat
memicu perawat untuk bekerja lebih baik sehingga produktivitas kerja dapat dicapai
secara maksimal.

TUJUAN MANAJEMEN KINERJA

Untuk meningkatkan kemampuan dan mendorong karyawan agar bekerja dengan penuh semangat,
efektif, efisien dan produktif serta sesuai dengan proses kerja yang benar sehingga diperoleh hasil
kerja yang optimal Alasan dibutuhkannya manajemen kinerja

: a. Setiap karyawan ingin memiliki penghasilan yang tinggi

b. Setiap karyawan ingiin memiliki keahlian sesuai bidangnya

c. Setiap karyawan ingin berkembang karirnya

d. Kewajiban bagi pimpinan untuk meningkatkan penghasilan karyawan

e. Kewajiban bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja karyawan

f. Setiap karyawan ingin mendapatkan perlakuan adil atas hasil kerjanya

g. Bagi yang berprestasi berhak memperoleh penghargaan dan bagi yang melanggar aturan wajib
diberi sangsi

BOR (Bed Occupancy Ratio) Angka penggunaan tempat tidur

BOR adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under
consideration (Huffman. 1994)•.
BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu (Depkes RI.
2005).
TOI (Turn Over Interval) Tenggang perputaran tempat tidur

TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya (Depkes RI. 2005).

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

BTO (Bed Turn Over) Angka perputaran tempat tidur


BTO adalah the net effect of changed in occupancy rate and length of stay (Huffman.
1994)•.
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005).

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

NDR (Net Death Rate)

NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
(Depkes RI. 2005). Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit.

GDR(GrossDeathRate)
GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar (Depkes RI. 2005).

Depkes RI, (2002). Standart Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta Direktorat
Pelayanan Keperawatan Depkes RI

AVLOS (Average Length of Stay) Rata-rata lamanya pasien dirawat


AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005). Nilai AVLOS
yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005).

DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Pengisian, Pengolahan, dan Penyajian Data Rumah Sakit. Depkes RI.2005.
Jakarta : Depkes RI. 2005.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/116/jtptunimus-gdl-nurlailafa-5771-2-babii.pdf

Anda mungkin juga menyukai