PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) didalamnya terdapat aturan-
aturan serta syarat beberapa komponen penting yang harus diperhatikan
sehingga dapat memproduksi obat yang baik termasuk didalamnya
bangundan dan fasilitas dari indsutri farmasi. Bangunan industri adalah
sesuatu yang didirikan oleh manusia (seperti: gedung, rumah, dan lain-lain)
yang digunakan untuk mengolah barang dengan menggunakan sarana dan
prasarana tertentu. Hal lain yang berhubungan dengan bangunan, yang juga
diatur di dalam CPOB adalah fasilitas industri. Berbeda dengan bangunan
industri, fasilitas industri dapat didefinisikan sebagai sarana yang digunakan
untuk melancarkan fungsi dari suatu industri, misalnya: transportasi, media
komunikasi, sumber tenaga listik, dan lain-lain. Pencapaian produk bermutu
tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh bangunan dan fasilitas industri
(Premises) saja, melainkan juga harus melibatkan aspek-aspek lain dalam
CPOB secara berkesinambungan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pada pembuatan makalah ini adalah sebagai
pemenuhan tugas diskusi mata kuliah Farmasi Industri yang tentunya
membahas mengenai bangun dan fasilitas industri farmasi yang benar.
Sehingga makalah ini nantinya dapat menjadi referensi untuk pembelajran
teman-teman.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang timbul dalam makalah yang membahas
mengenai Bangunan dan Fasilitas ini adalah sebagai berikut,
a. Bagaimana ketentuan umum mengenai bangunan dan fasilitas?
b. Bagaimana syarat-syarat mengenai bangunan dan fasilitas yang memenuhi
kriteria CPOB?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketentuan Umum
Letak bangunan hendaklah sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran
dari lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air serta
dari kegiatan industri lainya yang berdekatan. Jika lingkungan pabrik tidak dapat
dihindarkan dari pencemaran karena perubahan struktur tanah atau perencanaan
kota, hendaklah diambil tindakan sebagai berikut:
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dalam proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan
dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat
memperkecil resiko terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat
yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil resiko terlewatnya
atau salah melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan. Permukaan
dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana terdapat bahan
baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yang terpapar ke
lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka.
Konstruksi lantai di area pengolahan hendaklah dibuat dari bahan kedap air
permukaannya rata dan memungkinkan pelaksanaan pembersihan yang cepat dan
efisien apabila terjadi tumpahan bahan. sudut antara dinding dan lantai di area
pengolahan hendaklah berbentuk lengkungan. Pipa, fiting lampu, titik fentilasi
dan instalasi sarana penunjang lain hendaklah dirancang sedemikian rupa untuk
menghindari terbentuknya ceruk yang sulit dibersihkan. Pipa yang terpasang
didalam ruangan tidak boleh menempel diding tetapi digantung dengan
menggunakan siku-siku pada jarak cukup untuk memudahkan pembersihan
menyeluruh. Pemasangan rangka atap, pipa dan saluran udara di dalam Kantor
Sefalosporin Non - Sefalosporin Penisilin Hormon Seks Bahan Sitotoksik Produk
dari Darah Sediaan Biologi hendaklah dihindari. Lubang udara masuk dan keluar
serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk
mencegah pencemaran terhadap produk. Saluran pembuangan air hendaklah
cukup besar, dirancang dan dilengkapi dengan bak control serta ventilasi yang
baik maupun mencegah aliran balik sedapat mungkin saluran terbuka dicegah
tetapi bila perlu hendaklah cukup dangkal untuk memudahkan pembersihan dan
disinfeksi.
Area produksi hendaklah diventilasi secara efektif dengan mengunakan
sistem pengendalian udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang
dapat mencegah pencemaran dan pencemaran silang, pengendalian kelembaban
udara sesuai kebutuhan produk yang diproses dan kegiatan yang dilakukan di
dalam ruangan dan dampaknya terhadap lingkungan luar pabrik. Area dimana
dilakukan kegiatan yang menimbulkan debu misalnya pada saat pengambilan
sempel, penimbangan bahan /produk, pencampuran dan pengolahan bahan atau
produk pengemasan produk serbuk, memerlukan sarana penunjang khusus untuk
mencegah pencemaran silang dan memudahkan pembersihan. Tata letak ruang
area pengemasan dirancang khusus untuk mencegah campur baur atau
pencemaran silang.
Area produksi hendaklah mendapat penerangan yang memadai, terutama
penerangan di mana pengawasan visual dilakukan pada saat proses berjalan.
Pengawasan selama proses dapat dilakukan di dalam area produksi sepanjang
kegiatan tersebut tidak menimbulkan resiko terhadap produksi obat. Pintu area
produksi yang berhubungan langsung ke lingkungan luar, separti pintu bahaya
kebakaran, hendaklah ditutup rapat. pintu tersebut hendaklah diamankan
sedemikian rupa sehingga hanya dapat digunakan dalam keadaan darurat sebagai
pintu keluar. Pintu dalam area produksi yang berfungsi sebagai barier terhadap
pencemaran silang hendaklah selalu ditutup apabila sedang tidak digunakan.
3. Area Penyimpanan
Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
(seperti:bahan awal dan bahan pengemas), produk antara, produk ruahan dan
produk jadi, produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk
yang ditolak, produk yang dikembalikan atau produk yang ditarik dari peredaran.
Area penyimpanan hendaklah didesain atau disesuaikan untuk
menjaminkondisi penyimpanan yang baik terutama area tersebut hendaklah
bersih, kering dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas
suhu yangditetapkan. Apabila kondisi penyimpanan khusus (misalnya: suhu dan
kelembaban udara) dibutuhkan, kondisi tersebut hendaklah disiapkan,
dikendalikan, dipantau dan dicatat.
Area penerimaan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan hendaklah
didesain dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk kebutuhan
pembersihan wadah barang bila perlu. Apabila status karantina dipastikan dengan
cara penyimpanan di area terpisah, maka area tersebut harus diberi penandaan
yang jelas dan akses ke area tersebut terbatas bagi personil yang berwenang.
Sistem lain untuk menggantikan sistem karantina barang secara fisik hendaklah
memberi pengaman yang setara. Hendaklah disediakan area terpisah dengan
lingkungan yang terkendali untuk pengambilan sampel bahan awal.
Area terpisah dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan
dan produk yang ditolak, atau yang ditarik kembali atau dikembalikan. Bahan
aktif berpotensi tinggi dan bahan radioaktif, narkotik, obatberbahaya lain, dan zat
atau bahan yang mengandung risiko tinggi terhadappenyalahgunaan, kebakaran
atau ledakan hendaklah disimpan di area yang terjamin keamanannya.
5. Sarana Pendukung
Ruangan istirahat dan kantin hendaklah dipisah dari area produksi dan
laboratorium Pengawasan Mutu. Sarana untuk mengganti pakaian kerja,
membersihkan diri dan toilet hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan
mudah diakses . Toilet tidak boleh berhubungan langsung dengan area produksi
atau area penyimpanan. Ruangan ganti pakaian hendaklah berhubungan langsung
dengan area produksi namun letaknya terpisah. Sedapat mungkin letak bengkel
perbaikan dan perawatan peralatan terpisah dari area produksi . Apabila suku
cadang, aksesoris mesin dan perkakas bengkel disimpan di area produksi,
hendaklah disediakan ruangan atau lemari khusus untuk penyimpanan tersebut.
Sarana pemeliharaan hewan hendaklah diisolasi dengan baik terhadap area lainya
dan dilengkapi dengan akses hewan serta unit pengendali udara yang terpisah.
1. Cahaya
2. Suhu
3. Kelembaban relatif
4. Kontaminasi mikroba
5. Kontaminasi partikel
Sebagai upaya mengendalikan kondisi lingkungan tersebut, maka setiap
farmasi diwajibkan memiliki Air Handling System (AHS). AHS tidak hanya
mengatur dan mengontrol suhu ruangan (misalnya AC konvensional), melainkan
juga kelembaban, tingkat kebersihan (sesuai dengan kelas ruangan yang
dipersyaratkan), tekanan udara dll.
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dalam proses hendaklah memadai untuk memungkinkan penempatan peralatan
dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat
memperkecil resiko terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat
yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil resiko terlewatnya
atau salah melaksanakan tahapan proses produksi atau pengawasan.
Permukaan dinding, lantai dan langit-langit bagian dalam ruangan dimana
terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau ruahan yamg
terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan terbuka.
tidak melepaskan praktikulat, serta memungkinkan pelaksanaan pembersihan (bila
perlu disinfeksi) yang mudah dan efektif. Konstruksi lantai di area pengolahan
hendaklah dibuat dari bahan kedap air permukaannya rata dan memungkinkan
pelaksanaan pembersihan yang cepat dan efisien apabila terjadi tumpahan bahan.
sudut antara dinding dan lantai di area pengolahan hendaklah berbentuk
lengkungan. Bangunan yang digunakan untuk pembuatan obat hendaknya
dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan pelaksanaan sanitasi
yang baik. Bangunan hendaknya dilengkapi fasilitas sanitasi yang memadai
seperti toilet, loker, bak cuci, tempat penyimpan bahan pembersih, insektisida,
dan bahan fungigasi. Hendaknya disusun pula prosedur tetap untuk melaksanakan
sanitasi dengan jadwal yang teratur, serta diuraikan dengan cukup rinci. Menurut
CPOB, bangunan yang digunakan dalam produksi dibedakan kedalam beberapa
klasifikasi seperti yang tedapat dalam tabel dibawah ini :
a. Unclassified Area
Area ini merupakan area yang tidak dikendalikan ( Unclassified area )
tetapi untuk kepentingan tertentu ada beberapa parameter yang dipantau.
Termasuk didalamnya adalah laboratorium kimia (suhu terkontrol), gudang
(suhu terkontrol untuk cold storage dan cool room ), kantor, kantin, ruang ganti
dan ruang teknik.
b. Black area
Area ini disebut juga area kelas E. Ruangan ataupun area yang termasuk
dalam kelas ini adalah koridor yang menghubungkan ruang ganti dengan area
produksi, area staging bahan kemas dan ruang kemas sekunder. Setiap
karyawan wajib mengenakan sepatu dan pakaian black area (dengan penutup
kepala)
c. Grey area
Area ini disebut juga area kelas D. Ruangan ataupun area yang masuk
dalam kelas ini adalah ruang produksi produk non steril, ruang pengemasan
primer, ruang timbang, laboratorium mikrobiologi (ruang preparasi, ruang uji
potensi dan inkubasi), ruang sampling di gudang. Setiap karyawan yang masuk
ke area ini wajib mengenakan gowning (pakaian dan sepatu grey). Antara
black area dan grey area dibatasi ruang ganti pakaian grey dan airlock.
d. White area
Area ini disebut juga area kelas C, B dan A (dibawah LAF). Ruangan
yang masuk dalam area ini adalah ruangan yang digunakan untuk penimbangan
bahan baku produksi steril, ruang mixing untuk produksi steril , background
ruang filling , laboratorium mikrobiologi (ruang uji sterilitas). Setiap karyawan
yang akan memasuki area ini wajib mengenakan pakaian antistatik (pakaian
dan sepatu yang tidak melepas partikel). Antar grey area dan white area
dipisahkan oleh ruang ganti pakaian white dan airlock .
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Baik . Jakarta: Badan POM RI. 2001. Hal. 14-19.