Selain kontribusi dari bahan awal, pengotor API dalam produk obat yang terbentuk
akibat reaksi API dengan pencemar eksipien sering dikaitkan dengan pengolahan produk obat.
Proses Manufaktur alam farmasi terkadang bisa mengekspos formulasi ke tekanan yang tinggi
(seperti bed drying), kelembaban tinggi (seperti sebagai granulasi basah), dan tekanan tinggi
(seperti kompresi tablet). Dalam kasus sensitif API, kondisi ini dapat meningkatkan pembentukan
pencemar API. Sebagai contoh, Harmon dkk. mengamati pembentukan oksidatif produk degradasi
API dalam proses granulasi yang terkait dengan kandungan peroksida dalam formulasi. Para
penulis mengamati bahwa kandungan hidroperoksida dari Formulasi meningkat selama
pengolahan dan lebih tergantung proses parameter daripada bahan kandungan peroksida. Kontrol
parameter proses mampu mengatasi masalah dalam produk obat. Di yang lain studi, Reed et al.
mengamati fotokimia degradasi API berbasis fenil-eter yang terkait ke kandungan logam berat
pada eksipien yang digunakan pada formulasi. Penulis mengamati efek bersamaan paparan cahaya
dan kandungan logam berat dalam formulasi dan mampu mengatasi degradasi obat dengan
memilih kondisi pengolahan yang optimal.
Kemasan Eksipien
Peningkatan konsentrasi pencemar reaktif eksipien di Indonesia selama penyimpanan
eksipien dapat membahayakan. Misalnya, dalam studi dimana terlibat peroksida pada eksipien
dalam degradasi oksidatif formulasi obat dalam darah, konsentrasi kontrol peroksida awal dapat
direkomendasikan untuk stabilisasi produk obat. Pendekatan untuk mengurangi peroksida dari
eksipien meliputi penggunaan enzim, logam, atau zat aditif lainnya; modifikasi kimia dari cross-
linker; ekstraksi supercritical fluid; dan pengeringan vakum. Namun, pencemar peroksida pada
eksipien, seperti povidone, cenderung meningkat pada penyimpanan. Hal ini dapat membatasi
manfaat penggunaan eksipien dengan konsentrasi peroksida awal rendah pada kondisi
penyimpanan.
Dalam kasus tertentu, bentuk kemasan eksipien yang meminimalkan paparan lingkungan
dapat membantu meminimalkan peningkatan pencemar eksipien reaktif. Misalnya, gunakan
lapisan pada tas dari polietilena dapat mengurangi kenaikan kadar peroksida dalam eksipien
setelah penyimpanan pada suhu tinggi dan kondisi kelembaban.
KESIMPULAN
Pengotor reaktif pada eksipien farmasi bisa menyebabkan degradasi yang signifikan pada
produk obat. Dalam ulasan ini, enam kategori utama pengotor reaktif dari yang umum digunakan
untuk eksipien farmasi dalam bentuk sediaan padat diprofilkan. Sumber generasi, potensi interaksi
dengan API, dan Metode analisis dari kotoran eksipien dimuat dalam reviem ini. Beberapa strategi
melibatkan perubahan dalam desain dan proses produk obat, pilihan lain melibatkan kerjasama
yang lebih besar antara produsen eksipien dan pengguna akhir eksipien.