Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa “Farmasi Fisika “ adalah
suatu ilmu yang menggabungkan antara ilmu fisika molekul maupun
tentang sifat turunan suatu zat yang mempengaruhi dalam pembuatan
sediaan farmasi. Ilmu fisika sendiri adalah ilmu yang mempelajari sifat
fisika dari suatu zat meliputi sifat molekul dan sifat turunan suatu zat.
Sedangkan ilmu farmasi adalah ilmu tentang obat-obat yang
mempelajari cara membuat, memformulasi senyawa menjadi sebuah
sediaan jadi yang dapat beredar dipasaran.
Dan dalam makalah kami ini yang berjudul “Degradasi Fotolisis
suatu obat ” menguraikan tentang pengertian Degradasi Fotolisis suatu
obat, dan faktor-faktor mempengaruhi degradasi, mekanisme reaksi
degradasi fotolisis, serta obat yang mengalami fotolisis. Banyak faktor
yang mempengaruhi stabilitas dari sedian farmasi, antara lain: stabilitas
bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan tambahakan,
proses pembuatan bentuk sediaan, kemasan, cara pengemasan dan
kondisi lingkungan yang dialami selama pengiriman, penyimpanan,
penanganan dan jarak waktu antara pembuatan dan penggunaan.
Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian
suatu senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih
sederhana secara bertahap. Misalnya, pengurangan panjang polimer
makromolekul atau perubahan gula menjadi glukosa dan akhirnya
membentuk alcohol.
Reaksi fotolisis adalah reaksi kimia yang mengalami
penguraian obat oleh cahaya. Biasanya reaksi yang sering
terjadi pada fotolisis adalah reaksi hidrogen, oksigen,
polimerisasi radikal, reaksi berantai dan reaksi penataan ulang.
Stabilitas sediaan farmasi merupakan salah satu kriteria yang
amat penting untuk suatu hasil produksi yang baik. ketidak stabilan

1
produk obat dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai dengan
hilangnya khasiat obat, obat dapat berubah menjadi toksis, atau
terjadinya perubahan penampilan sediaan (warna, bau, rasa, konsistensi
dan lain-lain) yang akibatnya merugikan bagi si pemakai.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian degradasi fotolisis?
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi fotolisis ?
3. Mekanisme degradasi hidrolisis terjadi?
4. Contoh obat yang mengalami fotolisis?
5. Apa akibat dari degradasi fotolisis?
6. Cara pencegahan dan solusi fotolisis?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEGRADASI HIDROLISIS
Degradasi adalah suatu reaksi perubahan kimia atau peruraian suatu
senyawa atau molekul menjadi senyawa atau molekul yang lebih
sederhana secara bertahap. Misalnya, pengurangan panjang polimer
makromolekul atau perubahan gula menjadi glukosa dan akhirnya
membentuk alcohol. Degradasi dengan reaksi pemotongan rantai dapat
mengalami satu dari tiga macam kemungkinan mekanisme yaitu:

a. Degradasi secara acak, dimana rantai yang dirusak terletak pada sisi
yang tidak tertentu.
b. Depolimerisasi, dimana unit monomer dilepaskan pada sebuah
rantai aktif yang terakhir.
c. Degradasi rantai yang lemah, dimana rantai rusak pada ikatan yang
energinya rendah.
Pada penambahan termal degradasi dapat diinisiasi dengan iradiasi
fotokimia, atau dengan cara mekanik

Reaksi fotolisis adalah reaksi kimia yang mengalami


penguraian obat oleh cahaya. Biasanya reaksi yang sering terjadi
pada fotolisis adalah reaksi hidrogen, oksigen, polimerisasi
radikal, reaksi berantai dan reaksi penataan ulang.

Jadi degradasi fotolisis dapat dapat diartikan sebagai reaksi


peruraian suatu zat aktif / komponen – komponen penyusun sediaan farmasetik
tersebut oleh foton atau sinar.

3
B. FAKTOR PENYEBAB FOTOLISIS
1. Faktor formulasi
a. sifat-sifat molekul obat itu sendiri
Gaya tarik-menarik antara muatan positif dari dipol yang satu
dengan muatan negatif dari dipol yang lain akan menentukan sifat fisis
molekul, seperti titik didih dan titik beku. Gaya tarik-menarik juga
menentukan bagaimana wujud suatu molekul, apakah berupa padatan,
cair atau uap. Gaya tarik-menarik yang besar antaratom memungkinkan
molekul pada suhu tertentu berbentuk padatan. Pada keadaan gas,
molekul berdiri sendiri dan tidak ada gaya tarik-menarik antarmolekul.
Pada keadaan cair, akan dibutuhkan lebih sedikit gaya tarik-menarik
antarmolekul diban dingkan keadaan padatnya.

b. Pelarut yang digunakan


Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah
menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut
biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih besar

c. pH sediaan
PH aktivitas enzim sangat penting untuk proses degradasi, karena
enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai
dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi menyukai pH
di bawah 7 (Gandjar, 2006). Hasil penelitian Indah (2012) pH
optimum enzim selulase yang dihasilkan oleh isolat Aspergillus spp.1
yaitu 4. Jika pH sesuai dengan aktivitas enzim, maka kerja enzim
ekstraseluler untuk mendegradasi substrat akan optimal.

d. Zat tambahan
Zat tambahan yang digunakan pada proses formulasi dapat
mempengaruhi terjadinya degradasi fotolisis pada sediaan farmasetik.

2. Faktor penyimpanan

4
a. intensitas penyinaran
obat dihidarkan secara langsung dari matahasi an sebaiknya tindak
terkena paparan dari sinar matahari
b. sumber radiasi
radiasi dapat bersumber dari berbagai macam sinar. Seperti sinar
UV, sinar IR, sinar matahari dan sebagainya.
c. suhu
Kondisi penyimpanan yang dianjurkan ini ditentukan sebagai
berikut :

 Sejuk, adalah suhu yang tidak lebih dari 8º C


 Pendingin adalah tempat pendingin di mana suhu
dipertahankan secara termostatik antara 8º dan 15º C.
 Tempat pembeku adalah ruang pendingin yang suhunya diatur
antara -20 dan -10 C.
 Dingin didefinisian sebagai suhu antara 8 dan 15 C
 Suhu kamar adalah suhu yang berlaku di area kerja.
 Suhu Kamar Terkendali adalah suhu yang dipertahankan
secara termostatik antara 15-30 C.
 Hangat adalah suhu yang berkisar antara 30-40 C, dan
 Kelewat Panas adalah suhu di atas 40 C.5
Bahan-bahan yang apabila dibekukan dapat kehilangan potensi
atau mengalami degradasi secara fisik maka label yang disertakan
pada kemasan harus memuat peringatan yang sesuai untuk
mencegah produk tersebut dibekukan. Kemasan bulk tidak
memerlukan persyaratan penyimpanan bila produk tersebut segera
dipakai atau akan dikemas ulang untuk peracikan atau distribusi.
Apabila pada monografi tidak dicantumkan persyaratan
penyimpanan secara khusus, hal tersebut seharusnya telah
dipahami, bahwa persyaratan standar yang wajib (seperti
terlindung dari lembab, pembekuan dan lewat panas) sudah
tercantumkan dengan sendirinya didalamnya.

5
d. kemasan
kemasan sebaiknya diguakan yang tertutup rapat dan
berwarna gelap.

C. MEKANISME REAKSI DEGRADASI FOTOLISIS


1. Reaksi fotokimia primer
Terjadi bila molekul obat itu sendiri menyerap energi dari sumber
radiasi. Menyerap sinar atau tidaknya suatu molekul obat dapat dilihat
dengan membandingkan spektrum sinar nampak.
Energi yang diserap dapat menyebabkan penguraian melalui
beberapa cara
a. sebagai energi thermal yang menyebabkan peningkatan suhu di dalam
medium sekelilingnya
b. sebagai &uoresensi atau phosporesensi.

2. Reaksi fotokimia sekunder


Energi dari sumber radiasi diserap oleh molekul-molekul zat tambahan
dalam formulasi yang kemudian membagi energi yang mengikat ini kepada molekul
obat sehingga terjadi penguraian obat.

Jadi molekul yang menyerap energi ini disebut FOTOSENSITISER


berperan sebagai katalis dalam penguraian obat

D. OBAT YANG MENGALAMI DEGRADASI FOTOLISIS


Merupakan obat – obat yang light sensitive seperti :

1. fenotiazin,
2. klorpromazin
3. hidrokorison
4. prednisolon
5. riboflavin
6. Vitamin C
7. asam folat

6
E. AKIBAT DARI DEGRADASI FOTOLISIS
1. masa simpan obat berkurang.
2. perubahan warna sediaan.
3. efek terapi menurun.
4. konsentrasi obat menurun.

F. CARA MENCEGAH DEGRADASI FOTOLISIS


1. Untuk obat dalam sediaan padat
Obat – obat yang light sensitif bila akan diproduksi dalam sediaan
padat seperti tablet sebaiknya melapisi tablet tersebut dengan pelapis
salut yang tahan sinar UV ( polimer film coatin ultraviolet absorber untuk
mencegah terjadinya fotolisis.

2. Untuk obat dalam sediaan cair


Sediaan farmasetik dengan formulasi atau kandungan obat yang
light sensitve bila akan diproduksi dalam sediaan cair seperti sirup,
suspensi, emulsi, lotion, dll dikemas dalam botol kaca berwarna (coloured
glass) untuk melindunginya dari cahaya.

3. Untuk obat sediaan setengah padat


Sediaan farmasetik dengan kandungan obat yang light sensitive
dalam sediaan setengah padat harus dikemas dalam kemasan yang dapat
melindungi sediaan tersebut dari sinar dan disimpan di tempat yang
terlindung oleh cahaya

4. Untuk sediaan injeksi


Obat-obat yang light sensitive dan akan digunakan untuk
pemberian secara injeksi dikemas dalam botol kaca berwarna gelap dan
botol tersebut tidak boleh bereaksi tehadap sediaan dan harus mampu
menjaga kesterilan sediaan tersebut

7
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Degradasi Fotolisis adalah Reaksi kimia berupa penguraian suatu zat
aktif atau komponen-komponen penyusun sediaan farmasetik oleh
foton atau sinar.
b. Besarnya perubahan kimia sediaan farmasi ditentukan dari laju
penguraian obat melalui hubungan antara kadar obat dengan waktu,
atau berdasarkan derajat degradasi dari suatu obat yang jika dipandang
dari segi kimia, stabilitas obat dapat diketahui dari ada atau tidaknya
penurunan kadar selama penyimpanan.
c. Faktor penyebab fotolisis ada 2 yaitu faktor formulasi dan faktor
penyimpanan.
d. Mekanisme reaksi fotolisis ada 2 yaitu reaksi fotokimia primer dan
reaksi fotokimia sekunder/fotosensitizer.

8
DAFTAR PUSTAKA

Attwood, D. 2008. Physical Pharmacy. London: Pharmaceutical press.

Ansel, Howard c. 1989. Pengantar Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta: UI

Lachman, et al. 1986. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd
Edition.

Parrot, N. 1970, Pharmaceutical Technology. Burgers publishing company.

Sinko, Patrick J. 1993. Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Martin Edisi 5th
Ed. Mcgraw-Hiil: Boston.

Tim Teaching MK Stabilitas Obat. 2014. Oksidasi, hidrolisis & fotolisis.


Surabaya: Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai