TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
2.1.1. Pengertian
atau secara cepat dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan
kematian .
a. Stroke Hemoragik
1
signifikan meningkatkan tekanan intrakranial, yang
terjadinya infark.
1) Stroke Trombotik
2
berlangsung kurang dari 24 jam. Stroke trombotik biasanya
2) Stroke Embolik
leher.
3
2.1.4. Faktor Risiko Stroke
menjadi :
a. Hipertensi
dan ini sangat fatal karena akan terjadi interupsi aliran darah ke
b. Diabetes Mellitus
c. Penyakit Jantung
4
darah menuju ke otak. Emboli ini akan menyumbat aliran
Attack/TIA)
akan lebih tinggi lagi bagi mereka yang sering mengalami TIA.
e. Hiperkolesterolemi
5
Meningkatnya kadar kolesterol dalam darah, terutama
cukup.
6
a. Infeksi
b. Obesitas
15% karena meningkatnya penyakit hipertensi, penyakit jantung, DM tipe dua dan
berat badan. IMT dihitung dengan cara membagi berat badan individu dalam
c. Merokok
Merokok meningkatkan risiko stroke empat kali lipat, hal ini berlaku
untuk semua jenis rokok, sigaret, pipa atau cerutu (Feign, 2004). Merokok dapat
koroner.
7
trombosit, dan yang lebih berbahaya daya angkut oksigen ke jaringan perifer
menjadi berkurang.
karena infeksi dan ruda paksa. Pembuluh darah yang abnormal tadi dapat pecah,
e. Lanjut usia
dan ginjal. Tidak sedikit penderita stroke yang kadar asam uratnya sangat tinggi.
8
2.1.5. Patofisiologi Stroke
terjadi dalam waktu yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat
otak.
9
tidak mampu menyimpan glikogen sehingga kebutuhan
jaringan otak.
10
mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum. Di samping itu,
atau vasospasme biasa terjadi pada hari ke-4 sampai ke-10 setelah
(Batticaca, 2008)
3. Akibat Stroke
penderitanya, bergantung pada lokasi lesi, ukuran area yang perfusinya tidak
adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral. Beberapa gangguan yang ditimbulkan
a. Kehilangan Motorik
kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron motor atas melintas,
gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukkan
kerusakan pada neuron motor atas pada sisi berlawanan dari otak. Disfungsi motor
11
paling umum adalah hemiplegia karena lesi pada sisi otak yang berlawanan.
Hemiparesis, atau kelemahan salah satu sisi tubuh, adalah tanda yang lain.
b. Kehilangan Komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dimanifestasikan oleh tiga
hal yaitu disartia (kesulitan bicara), disfasia atau afasia (bicara detektif atau
c. Gangguan Persepsi
lapang pandang, dapat permanen atau sementara. Pada kasus ini klien hanya
mampu melihat setengah ruangan, sering mengabaikan sisi yang tidak terlihat.
antara dua hal atau objek dalam area spasial. Sering terlihat pada klien yang
mengalami hemiplegia kiri. Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa
12
berat, kehilangan propriosepsi (ketidakmampuan untuk merasakan posisi dan
karena kerusakan kontrol motorik dan postural. Kandung kemih menjadi atonik
memori, atau fungsi intelektual kortikal yang lebih tinggi mungkin rusak.
Disfungsi ini dapat ditunjukkan dalam lapang perhatian terbatas, kesulitan dalam
terjadi dan mungkin diperberat oleh respons alamiah pasien terhadap penyakit
katastrofik ini. Masalah psikologik lain juga umum terjadi dan dimanifestasikan
oleh labilitas emosional, bermusuhan, frustasi, dendam, dan kurang kerja sama.
B. Fungsi Kognitif
1. Pengertian
13
Menurut Stuart and Sundeen (1987), kognitif adalah kemampuan berfikir
dan memperhatikan.
penurunan rentang perhatian, dan kesulitan berfikir logis. Respon tersebut dapat
terjadi secara episodik atau terjadi terus menerus. Suatu kondisi dapat reversibel
atau ditandai dengan penurunan fungsi secara progresif, bergantung pada stresor.
logis
14
Gambar 1
3. Faktor Predisposisi
dari gangguan biologis pada fungsi sistem saraf pusat. Faktor yang mempengaruhi
a. Gangguan suplai oksigen, glukosa, dan zat gizi dasar yang penting lainnya ke
multipel.
c. Penyakit Alzheimer.
h. Malnutrisi.
i. Abnormalitas genetik.
4. Faktor Presipitasi
15
Setiap serangan mayor pada otak cenderung mengakibatkan gangguan
a. Hipoksia.
perubahan sekitar yang kontinue. Bila orientasi pasien terganggu, hal ini
terganggu.
disebutkan.
16
c. Atensi merupakan kemampuan untuk memfokuskan (memusatkan) perhatian
pada masalah yang dihadapi. Konsentrasi merupakan hal yang penting dalam
belajar. Hal ini memberikan kemampuan untuk memproses hal penting yang
d. Memori menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Memori membuat kita
mengacu kepada pengalaman lampau. Evaluasi yang akurat dan tepat dari
fungsi memori merupakan salah satu bidang yang paling penting dalam
e. Bahasa merupakan fungsi kognitif dasar bagi komunikasi pada manusia. Bila
terdapat gangguan pada bahasa, penilaian faktor kognitif yang lain agak sulit
merupakan hal yang sangat penting. Bila terdapat gangguan, hal ini akan
Secara umum apabila terjadi gangguan pada otak, maka seseorang akan
mengalami gejala yang berbeda, sesuai dengan yang terganggu yaitu (Stuart and
Sundeen, 1995):
17
a. Gangguan pada lobus frontalis, akan ditemukan gejala-gejala kemampuan
regresi.
demensia.
c. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan gejala yang
adalah menilai gangguan yang berkaitan dengan fungsi dan struktur otak tertentu
kontrol diri.
18
gangguan kognitif dan gangguan aktivitas sosial/sehari-hari) dengan data
yang ada dan merespon kebutuhan evaluasi objektif untuk menilai efektivitas
terapi.
untuk lebih memahami kondisi saat ini sehingga dapat beradaptasi dengan
dilakukan dengan melalui partisipasi aktif dan berorientai pada tujuan yang
kepercayaan diri.
kecacatan fungsi kognitif akibat kerusakan otak. Pada dasarnya semua kelainan
kondisi kesadaran secara umum. Pada stroke tahap awal hampir 50% kerusakan
menyebabkan perubahan tingkat kesadaran. Ada yang tidak sadar untuk jangka
19
waktu panjang (koma); kebingungan, diorientasi atau tampak aphatheic dan
kognitif penderita stroke adalah faktor usia dan tingkat pendidikannya. Usia lanjut
merupakan salah satu faktor risiko utama akan timbulnya berbagai penyakit yang
merupakan penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut. Pada awal penyakit
demensia dapat ditemukan gejala mudah lupa yang menyebabkan penderita tidak
mampu menyebut kata yang benar, berlanjut dengan kesulitan mengenal benda
termudah. Gejala gangguan kognitif ini dapat diikitu gangguan perilaku seperti
tidur, nafsu makan dan berkelana. Gejalanya antara lain, disorientasi, gangguan
bahasa (afasia), penderita mudah bingung, penurunan fungsi memori lebih berat
mengenal anggota keluarganya dan tidak dapat mengingat tindakan yang sudah
lingkungannya.
merupakan suatu hal yang propokatif (Santrock, 2004). David Wechsler (2000)
20
dicirikan dengan penurunan kognitif karena adanya proses penuaan yang dialami
setiap orang pada hal ini stroke. Dari banyak penelitian diterima secara luas
bahwa penderita stroke pada dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Ini berarti fungsi kognitif pada
pasien stroke sangat erat hubungannya dengan faktor usia. Semakin bertambahnya
Stroke
Selain umur, tingkat pendidikan juga diketahui sebagai salah satu faktor
yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Hal ini tentu sangat berdampak pada uji
tes MMSE (Mini Mental State Examination) untuk penderita stroke yang berusia
Gangguan fungsi kognitif juga dipengaruhi dari lama stroke itu terjadi
21
a. Gangguan fungsi kognitif pada stroke akut
dan apraksia. Pada hemisfer non dominan gangguan kognitif dapat berupa neglect
(pengabaian) pada salah satu sisi obyek atau ruang. Gangguan kognisi tidak hanya
terjadi pada kerusakan di kortikal, namun dapat juga pada subkorteks karena
otak. Gangguan kognisi juga dapat sekunder akibat gangguan sensorik, visual dan
motorik.
subakut (sampai 3 bulan setelah stroke) atau lebih awal. Pada fase subakut,
metode penelitian yang dipakai. Pada fase ini menentukan perkembangan fungsi
ukuran kerusakan dan defisit kognitif cenderung stabil. Rehabilitasi juga ikut
22
BAB III
KERANGKA KONSEP
dalam kegiatan ilmu (Nursalam, 2003). Adapun kerangka konsep untuk penelitian
Gambar 2
Keterangan:
: Variabel diteliti
23
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
Raffi dalam (Nursalam, 2003) menyatakan, variabel adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) yang berbeda dengan
Dalam penelitian ini akan diteliti satu variabel yaitu fungsi kognitif pada
pasien stroke.
2. Definisi operasional
sebab setiap istilah (variabel) dapat diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang
yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara
Tabel 2
Cara
Definisi Skala
Variabel Parameter Mendapatkan Alat Ukur
Operasional Pengukuran
data
1 2 3 4 5 6
Fungsi Fungsi kognitif Orientasi, Wawancara MMSE Skala
24
pasien yang terkait Perhatian dan Mental 24 -30:
penilaian 17-23 :
orientasi, Mungkin
registrasi, terdapat
kalkulasi, fungsi
mengingat, kognitif
gangguan
kognitif )
0-16 :
Fungsi
kognitif
terganggu
(definite
gangguan
kognitif)
25
26
LAMPIRAN I
(modifikasi FOLSTEIN)
Nama Pasien:………………..( Lk / Pr )
Umur:………………Pendidikan……...........……Pekerjaan:........…………
Pemeriksa:………………
Tgl………………
maks.
ORIENTASI
apa?
REGISTRASI
27
jumlah pengulangan
4 5 -
uyahw=2 nilai)
atas
BAHASA
ditunjukkan ( buku,pulpen)
letakkan di lantai”.
28
-
Sskor 30
Total
Indonesia; 2008.
29
30