ARTIKEL ILMIAH
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S1
Disusun Oleh :
Yuniar Citraningtyas Putri
NIM : 30401612357
NIM : 30401612357
Fakultas : Ekonomi
Email : Yuniarcitra98@yahoo.com
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Dosen Pembimbing
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Pengaruh Perilaku konsumsi Islam
terhadap Shopping Emotion? 2) Pengaruh Islamic store atmosphere terhadap Shopping
Emotion ? 3) Pengaruh E-WOM terhadap Shopping Emotion? 4) Pengaruh Perilaku
konsumsi Islam terhadap Impulse Buying ? 5) Pengaruh Islamic store atmosphere terhadap
Impulse Buying ? 6) Pengaruh Ewom terhadap Impulse Buying ? 7) Pengaruh Shopping
Emotion terhadap Impulse buying. Responden dalam penelitian ini adalah pembeli yang
belanja di Pand‟s Semarang.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian explanator
yresearch dengan pendekatan kuantitatif karena menjelaskan hubungan antara variabel-
variabel dengan menggunakan kuesioner sebagai alat dalam pengumpulan data untuk
mengungkap data Perilaku konsumsi Islam, Islamic store atmosphere, E-WOM, Shopping
Emotion, Impulse buying. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi linier berganda.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Perilaku
konsumsi Islam, Islamic store atmosphere, E-WOM, berpengaruh terhadap Shopping
Emotion. Perilaku konsumsi Islam, Islamic store atmosphere, E-WOM, Shopping Emotion,
didapati berpengaruh terhadap Impulse buying.
Kata kunci : Perilaku konsumsi Islam, Islamic store atmosphere, E-WOM, Shopping
Emotion, Impulse buying
penelitian ini faktor internal yang konsumen muslim lebih nyaman untuk
digunakan adalah shopping emotion, berlama – lama saat berbelanja dan
Perilaku konsumsi Islami. Sedangkan yang Impulse buying dapat terjadi. Kondisi toko
menjadi faktor eksternalnya adalah yang apik akan berdampak pada keadaan
berbagai macam stimuli yang ditempatkan emosional di diri pembeli, kemudian
dan diatur oleh pemasar untuk membujuk pembeli membeli produk yang tidak ada di
konsumen melakukan impulse buying, daftar belanja yang telah di buat
antara lain lingkungan dan suasana dalam sebelumnya.
toko, serta promosi yang ditawarkan saat Hasil tersebut didukung dengan
berbelanja. beberapa penelitian sebelumnya seperti
Faktor yang membentuk perilaku hasil penelitian (Pontoh, Moniharapon,
impulse buying adalah Perilaku konsumsi dan Roring 2017) dimana store
Islami. Sifat Perilaku konsumsi Islam atmosphere berpengaruh positif dan
membuat sebagian orang membeli produk. signifikan terhadap impulse buying. Hasil
Dalam menjalankan kewajiban manusia penelitian (Supriono 2018) didapati hasil
dalam berkonsumsi, Islam mengatur yang sejalan dimana semakin baik
bagaimana manusia dapat melakukan pengelolaan terhadap interior display , dan
kegiatan-kegiatan konsumsi yang lingkungan toko maka semakin baik pula
membawa manusia berguna bagi persepsi konsumen atas interior display
kemashlahatan hidupnya. Seluruh aturan tersebut dan semakin besar pula dorongan
Islam mengenai norma-norma aktivitas konsumen untuk melakukan pembelian
konsumsi terdapat dalam al-Qur‟an dan as- pada toko tersebut termasuk pembelian tak
Sunnah. Perilaku konsumsi yang sesuai terduga.
dengan ketentuan al-Qur‟an dan as-Sunnah Adanya internet menciptakan sebuah
ini akan membawa pelakunya mencapai paradigma baru dalam komunikasi Word
keberkahan dan kesejahteraan hidupnya. Of Mouth dan inilah awal munculnya
Dalam Islam, konsumsi tidak dapat istilah Electronic Word of Mouth
dipisahkan dari peranan keimanan. (eWOM.). Fenomena eWOM dianggap
Peranan keimanan menjadi tolak ukur sebagai evolusi dari komunikasi
penting karena keimanan memberikan cara tradisional interpersonal menuju generasi
pandang dunia yang cenderung baru dari cyberspace. Aktivitas eWOM
mempengaruhi kepribadian manusia. dapat menciptakan pernyataan negatif atau
Hasil penelitian yang (Kurniati, 2018) positif yang dibuat oleh konsumen aktual,
didapati Perilaku konsumsi Islam secara potential atau konsumen sebelumnya
negative berpenagruh terhadap perilaku mengenai produk atau perusahaan dimana
impulse buying. Sejalan dengan hal itu informasi ini tersedia bagi orang-orang
dikemukakan oleh (Mufidah, 2017) ataupun institusi melalui via media internet
dimana Pola konsumsi dalam Islam tidak (Semuel & Lianto, 2014)
mengakui materialisme sebagaimana Penelitian yang dilakukan oleh
ekonomi konvensional sehinga berdampak Widianingrum & Alamsyah (2019)
negative pada impulse buying. pengusaha untuk mengembangkan website
Store atmosphere memiliki peran berkualitas tinggi yang memberikan
penting dalam mempengaruhi konsumen pengalaman online yang lebih baik untuk
dalam kegiatan impulse buying. Islamic menarik dan mempertahankan konsumen
store atmosphere seperti suasana toko mereka di pasar elektronik ritel sehingga
yang mengadopsi budaya, tradisi, dan membentuk Ewom positif yang mampu
nilai-nilai Islami antara lain memutar mendorong konsumen berperilaku impulse
musik Islami, dekorasi yang buying. Magdalena dan sugiyanto (2016)
mencerminkan Islam, dan penampilan menemukan hasil yang sejalan dimana
karyawan yang Islami cenderung membuat kemudahan yang dimiliki konsumen dalam
6
mengakses review suatu produk melalui merupakan toko pusat pakaian muslim
Electronic Word of Mouth yang terlengkap di kota Semarang yang
disebarluaskan di internet, membuat menyediakan berbagai aneka kebutuhan
konsumen lebih percaya pada Electronic pakaian yang terkini dan beragam inovasi
Word of Mouth dibandingkan informasi tren masa kini, diantaranya ialah pakaian
produk yang terdapat pada iklan resmi perempuan, busana pria, busana untuk
produk tersebut sehingga memotivasi anak-anak, hijab, perlengkapan ibadah,
mereka melakukan pembelian tak terduga. perlengkapan haji, dan aksesoris yang
Berdasarkan fenomena yang ada dapat menunjang penampilan konsumen
menjadikan problem yang harus dihadapi muslim untuk dapat tampil trendi dan
oleh perusahaan saat ini akan semakin modis. Berdirinya Pand‟s Muslim
kompleks dalam melakukan pembelian Department Store sebagai pusat
impulse. Terlebih dengan adanya Aktivitas perbelanjaan yang bertaraf modern dikota
eWOM yang juga dapat menciptakan Semarang ini mempunyai desain bangunan
pernyataan negatif yang mampu yang modern juga Islami, situasi yang
berpengaruh negative pada tindakan nyaman dan fasilitas lengkap serta pembeli
impulse buying. Untuk itu pihak podusen yang berkunjung tidak perlu berdesak-
perlu membangun shopping Emotion yang desakkan karena jalan-jalan disetiap toko
mampu menciptakan emosi dari disusun secara teratur. Konsumen juga
terpenuhinya kebutuhan dan keinginan dapat berlama-lama ketika berada di
seseorang, hal tersebut dapat Pand‟s, karena Pand‟s menyediakan
mempengaruhi perilaku dan kebiasaan fasilitas air minum jika konsumen merasa
seseorang. Tidak hanya disebebkan oleh kehausan saat berbelanja. Konsumen lebih
terpenuhinya kebutuhan dan keinginan tertarik berkunjung di sebuah toko yang
seseorang, shopping Emotion juga dapat memiliki fasilitas lengkap daripada
dipengaruhi oleh stimulus-stimulus yang mengunjungi sebuah toko yang memiliki
ada`seperti store atmosphere. Shopping fasilitas yang yang tidak lengkap. Pand‟s
Emotion dapat memengaruhi impulse Muslim Department Store kota Semarang
buying karena adanya shopping Emotion menyuguhkan interior menarik, nyaman
dapat membuat seseorang terdorong untuk dan rapi dengan menggunakan promosi
membeli produk yang bukan mereka yang diprogram secara apik serta adanya
butuhkan namun yang mereka inginkan. beberapa diskon pada waktu tertentu.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Sehingga dapat membuat seseorang mau
yang dilakukan oleh (Cakraningrat dan untuk datang dan memunculkan mood
Ardani 2016; Maulana 2018; Pratomo dan yang baik saat ada didalamnya yang
Supriono 2017) shopping emotion kemudian memicu terjadinya pembelian
berpengaruh positif dan signifikan dalam tak direncanakan. Hal ini didukung dengan
memediasi pengaruh store atmosphere penjualan yangdidapat oleh toko pands
terhadap impulse buying. Store atmosphere pada 5 tahun terakhir :
yang dimiliki suatu gerai akan berdampak Tabel Omset penjualan
pada shopping emotion konsumen
Volume Penjualan/
sehingga menimbulkan terjadinya impulse Tahun Pelanggan/bulan
Bulan
buying tersebut pada konsumen. Ritel yang 2015 400 175.000.000,-/Bulan
berhasil membentuk suаsаnа toko yаng 2016 420 175.500.000,- /Bulan
mеnаrik аkаn mеmpеngаruhi kondisi 2017 450 170.000.000,- /Bulan
еmosionаl konsumеn yаng mеmbuаt 2018 500 183.000.000,- /Bulan
konsumеn mеlаkukаn pеmbеliаn bаrаng 2019 580 185.800.000,- /Bulan
yаng tidаk аdа di dаlаm dаftаr Sumber : Admin Pands Department
bеlаnjааnnyа. Store Semarang, 2020
Pand‟s muslim department store Hasil wawancara yang diperoleh
7
peneliti dari sepuluh pembeli yang permasalahan dalam penelitian ini adalah
berbelanja di Pand‟s dikatakan bahwa bagaimana meningkatkan impulse buying
empat konsumen pernah melakukan dengan shopping Emotion sebagai variabel
Impulse buying dikarenakan adanya intervening.
diskon, tertarik baju dengan model yang Landasan Teori
bagus, keinginan untuk membelikan baju Impulse buying
untuk ibu, baju yang diinginkan tidak ada Impulse buying menurut (Ahmad,
kemudian tertarik dengan baju yang lain. et.al, 2019) merupakan kecenderungan
Namun, tidak dipungkiri ada enam untuk melakukan pembelian yang tidak
konsumen yang tidak melakukan Impulse direncanakan dan untuk membeli secara
buying dikarenakan tempatnya kurang spontan, dengan sedikit atau tanpa
nyaman, baju yang diinginkan tidak ada, pertimbangan atau pertimbangan
baju yang lain tidak sesuai dengan selera konsekuensi. (Ompi, Sepang, dan Wenas
konsumen, dan diskon hanya di berikan 2018) berpendapat bahwa pembelian
pada busana tertentu saja. Berdasarkan tidak terencana adalah suatu tindakan
hasil dari wawancara tersebut dinyatakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan
bahwa Impulse buying di Pand‟s Muslim sebelumnya, atau keputusan pembelian
Department Store masih rendah dan perlu dilakukan pada saat berada di dalam toko.
untuk ditingkatkan (Maulana 2018) mengemukakan bahwa
Berdasarkan fenomena yang ada Impulse buying merupakan tindakan
menjadikan problem yang harus dihadapi membeli yang sebelumnya tidak diakui
oleh perusahaan selain mengikuti secara sadar sebagai hasil dari
permintaan konsumen yang cenderung pertimbangan, atau niat membeli yang
berubah-ubah, berpacu dengan kemajuan terbentuk sebelum memasuki gerai atau
era digital, produsen juga perlu bisa juga dikatakan suatu desakan hati
menemukan solusi penjualan impulse yang tiba-tiba dengan penuh kekuatan,
dalam ritel mereka. Dari sini dapat ditarik bertahan dan tidak direncanakan untuk
kesimpulan bahwa emosi berbelanja membeli sesuatu secara langsung, tanpa
adalah emosi seseorang atau yang tidak banyak memperhatikan akibatnya.
dapat diatasi tetapi mempunyai pengaruh (Hidayat dan Erika 2017)
yang besar terhadap pembelian. Emosi mengemukakan Impulse buying
yang positif yang ada pada diri konsumen merupakan tindakan membeli yang
ketika berada di toko mempengaruhi diri sebelumnya tidak diakui secara sadar
konsumen untuk menghabiskan waktu sebagai hasil dari pertimbangan, atau niat
yang lama untuk melihat-lihat barang yang membeli yang terbentuk sebelum
menarik bagi konsumen dan melakukan memasuki gerai atau bisa juga dikatakan
pembelian pada seketika itu. Sedangkan suatu desakan hati yang tiba tiba dengan
ketika seseorang dalam kondisi mood yang secara langsung, tanpa banyak
negatif seseorang akan lebih cenderung memperhatikan akibatnya. Berdasarkan
langsung melakukan pembayaran produk beberapa pengertian tersebut dapat
yang sudah direncana sebelumnya setelah disimpulkan bahwa Impulse buying
itu keluar dari toko tanpa melihat-lihat merupakan tindakan membeli yang
barang yang lain, maka disitulah Impulse dilakukan tanpa memiliki masalah
buying tidak terjadi. sebelumnya atau maksud atau niat
Penelitian ini menambahkan variabel membeli yang terbentuk sebelum
Electronic Word of Mouth sebagai variabel memasuki toko atau desakan hati yang
independen karena ritel yang sudah tiba-tiba dan tidak direncanakan untuk
memiliki store atmosfer yang mendukung membeli sesuatu secara langsung, tanpa
tinggi apakah juga telah memiliki positif banyak memperhatikan akibat yang akan
ewom dimata konsumen. Oleh karena itu timbul pada akhirnya.
8
buying dapat terjadi. Dari telaah pustaka, dan keputusan akhir. Semakin baik
maka bisa dikembangkan hipotesis sebagai komentar yang diberikan dan semakin
berikut: menarik foto yang diunggah, semakin
H4 : Islamic store atmosphere besar pengaruh komentar dan gambar
berpengaruh positif terhadap Impulse tersebut terhadap perasaan konsumen
buying dalam berbelanja.
Hubungan E-WOM dengan Impulse Hal ini didukung dengan penelitian
Buying yang dilakukan oleh (Kusumaningrum et
Informasi yang terbatas dalam al. 2018) terdapat hubungan antara word-
pembelian online, dibutuhkan informasi of-mouth elektronik (eWOM) dengan
tambahan seperti word-of-mouth perilaku dan emosi konsumen dalam
elektronik (eWOM) melalui ulasan berbelanja. Sejalan dengan penelitian ini
konsumen dalam bentuk komentar atau dikemukakan oleh (Husnain et al. 2016)
rekomendasi dapat menjadi sumber dimana eWOM berpengaruh pada
informasi yang berpengaruh dalam perasaan konsumen dalam berbelanja yang
keputusan pembelian secara online. mempengaruhi keputusan pembelian. Dari
(Magdalena dan Sugiyanto, 2016). telaah pustaka, maka dapat dikembangkan
Komentar dari kosumen lain dapat hipotesis sebagai berikut:
mempengaruhi pemikiran, sikap, perilaku, H6 : E-WOM berpengaruh positif
dan keputusan akhir. Semakin baik terhadap Shopping Emotion
komentar yang diberikan dan semakin Hubungan Shopping Emotion dengan
menarik foto yang diunggah, semakin Impulse buying
besar pengaruh komentar dan gambar Perasaan berbelanja memiliki
tersebut terhadap impulse buying. keterikatan yang besar dengan Impulse
Hal ini didukung dengan penelitian buying. Emosi pembeli dapat
yang dilakukan oleh (Kusumaningrum et mempengaruhi hasil akhir dari pembelian
al. 2018) terdapat hubungan antara word- beserta produk yang dibelinya. Ketika
of-mouth elektronik (eWOM) dengan situasi hati konsumen dalam keadaan baik,
perilaku pembelian impulse konsumen. maka ada peluang pembeli untuk berada
Sejalan dengan penelitian ini dikemukakan lebih lama di toko. Situasi dalam toko ini
oleh (Husnain et al. 2016) dimana eWOM menjelaskan moment of truth adalah
berpengaruh pada pembelian impulse keadaan yang dirasa oleh pembeli dan
konsumen. Dari telaah pustaka, maka memberikan pengetahuan saaat belanja.
dapat dikembangkan hipotesis sebagai Sedangkan menurut Kurniawan dan Kunto
berikut: (2013) jika Shopping Emotion
H5 : E-WOM berpengaruh positif ditingkatkan maka Impulse buying ikut
terhadap Impulse Buying meningkat. Kenyamanan yang di dapatkan
Hubungan E-WOM dengan Shopping pembeli tanpa disadari membuat pembeli
Emotion menghabiskan waktunya berada ditoko,
Informasi yang terbatas dalam memperhatikn produk-produk yang
pembelian online, dibutuhkan informasi dipajang, dan menyebabkan pembelian
tambahan seperti word-of-mouth yang tidak direncana dari produk yang
elektronik (eWOM) melalui ulasan dilihatnya.
konsumen dalam bentuk komentar atau Berbeda jika suasana hati konsumen
rekomendasi dapat menjadi sumber sedang tidak bagus ketika ditoko, pembeli
informasi yang berpengaruh dalam akan langsung membeli produk sesuai
keputusan pembelian secara online. yang di rencanakan olehnya sebelum
(Magdalena dan Sugiyanto, 2016). berada di dalam toko, langsung
Komentar dari kosumen lain dapat membayarnya di kasir dan tidak tertarik
mempengaruhi pemikiran, sikap, perilaku, untuk melihat produk-produk lain. Hal ini
13
Shoping Emotion
(Y1)
Berdasarkan hasil pengujian sobel test seperti yang dijelaskan pada gambar di atas
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,00 > 0,05. Dengan hasil terebut maka dapat diartikan
bahwa Shopping Emotion mampu mampu menjadi variabel intervening antara Perilaku
konsumsi Islam dengan Impulse Buying.
b. Uji Intervening Islamic Store Atmosfer Terhadap Impulse Buying Melalui Shopping
Emotion
Impulse Buying
Islamic Store (Y2)
Atmosfer (X2)
Shoping Emotion
(Y1)
18
Berdasarkan hasil pengujian sobel test seperti yang dijelaskan pada gambar di atas
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,183 < 0,05. Dengan hasil tersebut maka dapat diartikan
bahwa Shopping Emotion tidak mampu menjadi variabel intervening antara Islamic Store
Atmosfer dengan Impulse Buying.
c. Uji Intervening Electronic Word of Mouth (E-WOM) Terhadap Impulse Buying
Melalui Shopping Emotion
Impulse Buying
Electronic Word of
Mouth (E-WOM) (Y2)
(X3)
Shoping Emotion
(Y1)
19
Berdasarkan hasil pengujian sobel test seperti yang dijelaskan pada gambar di atas
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010 < 0,05. Dengan hasil terebut maka dapat diartikan
bahwa Shopping Emotion mampu menjadi variabel intervening antara Electronic Word of
Mouth (E-WOM) dengan Impulse Buying.
Pembahasan Sejalan dengan hal itu dikemukakan oleh
Hubungan Perilaku konsumsi Islam dan (Suparna dan Gede 2015) dimana
Shopping Emotion komsumsi Islam negative mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukan perilaku shopping emotion sehingga
bahwa, Perilaku konsumsi Islam konsumsi yang sesuai agama Islam
berpengaruh negatif terhadap shopping menjadikannya ingat kepada Yang Maha
emotion. Artinya, konsumen yang memberi rizki, tidak boros, tidak kikir,
mengutamakan pembelian barang yang tidak memasukkan ke dalam mulutuya dari
bermanfaat, selalu membeli dan sesuatu yang haram dan tidak melakukan
menggunakan barang yang sesuai manfaat pekerjaan haram untuk memenuhi
dan kebutuhan maka emosi belanja seperti konsumsinya.
tertarik dengan produk yang ditawarkan Hubungan Islamic Store Atmosfer
Pand‟s Muslim Department Store dan terhadap Shopping Emotion
kenyamanan saat berada di toko akan Hasil penelitian menunjukan
berkurang. Responden yang selalu bahwa, Islamic Store Atmosfer
bersikap sederhana dalam berpenampilan berpengaruh positif terhadap Shopping
dan murah hati serta selalu menjunjung Emotion. Artinya, usaha membangun
moralitas dalam berperilaku akan nuansa Islami yang sangat baik dari segala
menurunkan perasaan senang sesaat yang interior dalam maupun eksterior toko dapat
timbul saat berbelanja. Selain itu meningkatkan perasaan bahagia karena
responden yang selalu mendahulukan tertarik dengan produk yang dijual di
kebutuhan prioritas maka kepuasan saat Pand‟s Muslim Department Store. Selain
berbelanja menjadi menurun. itu atmosfer toko dengan nuansa Islami
Menurut (Ompi et al. 2018) mampu menampilkan keindahan dan
Perilaku konsumsi Islam yang sejalan kegiatan Islami yang dilaksanakan mampu
dengan Teori konsumsi menurut Al menarik minat konsumen berada di toko
Ghazali tidak hanya berorientasi kepada maka dapat meningkatkan perasaan
kepuasan saja. Meskipun Al Ghazali tidak nyaman dan senang saat berbelanja.
menafikan tabiat manusia yang cenderung Aturan berbusana Islami di setiap
mengikuti keinginannya. Al Ghazali karyawan di toko yang menampilkan
menganjurkan agar hati-hati dalam kesan rapi yang membuat konsumen
menjaga harta, termasuk menjaga hartanya nyaman berbelanja, sehingga adanya
dari nafsu syahwat yang selalu menuntut Islamic store atmosphere dapat
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan emosi bahagia dalam toko
keinginan. Dengan demikian konsumen sehingga konsumen merasakan kepuasan
Prinsip ekonomi yang disyariatkan Islam tersendiri alam berbelanja.
dapat mendorong konsumen agar tidak Suasana toko mempunyai hubungan
hidup bermewah-mewah, menjauhi israf yang sangat kuat terhadap suasana hati
dan tabzir tidak berusaha pada kerja-kerja saat berbelanja, adanya situasi toko yang
yang dilarang, membayar zakat menjauhi baik, maka dapat memberi pengaruh
riba sehingga Shopping Emotion dalam positif terhadap keadaan emosional
berbelanja menurun. pembeli yang mempengaruhi
Hasil penelitian yang (Chandra dan pembeliannya. Store atmosphere yang
Purnami 2014) didapati Perilaku dihadirkan dalam ruangan dan
konsumsi Islam secara negative membangkitkan rasa senang, nyaman dan
mempengaruhi perilaku shopping emotion. santai saat konsumen melakukan belanja.
20
Situasi toko berpengaruh terhadap kondisi Hasil penelitian ini sejalan dengan
emosional si pembeli, yang seterusnya hasil penelitian (Kusumaningrum et al.
menjadikan penentu untuk mengurangi 2018) terdapat hubungan antara emosi
ataupun memperbanyak belanjaannya konsumen dalam berbelanja. Sejalan
(Mowen dan Minor, 2002). Menurut dengan penelitian ini dikemukakan oleh
Theresia (2014) suasana toko berdampak (Husnain et al. 2016) dimana Ewom
pada kondisi emosi yang berdampak pada mampu menjadi sumber rekomendasi
sampai manakah pembeli mengeluarkan sebelum melakukan pembelian sehingga
uangnya di luar perencanaan saat berada di dapat berpengaruh pada emosi konsumen
toko. dalam melakukan pembelian.
Hasil penelitian yang dilakukan Hubungan Perilaku konsumsi Islam
oleh Fauzi et al (2016) konsumen muslim Terhadap Impulse Buying
sangat menghargai usaha yang menghargai Hasil penelitian menunjukan
nilai–nilai Islam dalam menjalankan bahwa, Perilaku konsumsi Islam
bisnisnya dimana suasana toko yang berpengaruh negatif terhadap impulse
mengandung nilai-nilai Islami akan buying. Artinya, konsumen yang
mempengaruhi keadaan emosi konsumen mengutamakan pembelian barang yang
muslim untuk mengkunjungi toko. Sejalan bermanfaat, selalu membeli dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh menggunakan barang yang sesuai manfaat
Maulana (2018) dimanan Аtmosfеr toko dan kebutuhan maka spontnitas belanja
mеmiliki kаitаn yаng еrаt dеngаn produk yang ditawarkan Pand‟s Muslim
Shopping Еmotion, dimаnа dеngаn Storе Department Store dan perilaku tidak
Аtmosphеrе yаng bаik аkаn bеrpеngаruh mempertimbangkan konsekuensi dalam
positif tеrhаdаp kondisi еmosionаl membeli akan berkurang. Responden yang
konsumеn sеhinggа bеrpеngаruh jugа selalu bersikap sederhana dalam
tеrhааdаp pеmbеliааnnyа. berpenampilan dan murah hati serta selalu
Hubungan Electronic Word of Mouth menjunjung moralitas dalam berperilaku
(E-WOM) terhadap Shopping Emotion akan menurunkan kecenderungan
Hasil penelitian menunjukan berbelanja tanpa berpikir panjang. Selain
bahwa, Electronic Word of Mouth (E- itu responden yang selalu mendahulukan
WOM) berpengaruh positif terhadap kebutuhan prioritas maka obsesi untuk
Shopping Emotion. Artinya, ulasan yang membeli produk yang tidak dibutuhkan
diberikan konsumen lain mengenai produk akan menurun.
secara online mampu menggiring opini Sesuai hal tersebut Islam sangat
positif sehingga perasaan bahagia karena menghargai kemaslahatan manusia dengan
tertarik dengan produk yang dijual di membuat batasanbatasan atau rambu-
Pand‟s Muslim Department Store akan rambu dalam berkonsumsi sesuai prinsip
meningkat. Responden yang setuju dengan Perilaku konsumsi Islam yaitu : konsumsi
informasi yang didapatkan dari ulasan barang halal, konsumsi barang suci dan
online sebelum melakukan pembelian bersih, tidak berlebihan,dan konsumsi
produk dapat meningkatkan perasaan berdasarkan kebutuhan bukan keinginan..
nyaman dan senang saat berbelanja. Selain Hal ini tercantum dalam Al-Qur‟an pada
itu responden yang mempercayai ulasan surat Al-Isra ayat 26-27 dan An-Nahl ayat
konsumen lain pada media sosial dapat 114. Yusuf Qardhawi dalam Pratomo dan
membangun perasaan senang dalam Ermawati (2019) menyebutkan beberapa
berbelanja sehingga perasaan senang variable moral dalam berkonsumsi,
tersebut mampu mendorong konsumen diantaranya konsumsi atas alasan dan pada
melakukan pembelian bahkan pembelian barang-barang yang baik (halal), berhemat,
diluar rencana. tidak bermewah-mewahan, menjauhi
21
IDENTITAS DIRI