Anda di halaman 1dari 17

PENYAKIT AKIBAT KERJA DARI SEGI

ERGONOMIS

BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

KELOMPOK 3

FIRDAUSINA ARDIAN VEGA (1102014102)

KURNIA HASANAH (1102014146)

LUSTI AMELIA BAHAR (1102014149)

MEYNDRI SYIFA VITRIA RACHMAT (1102014155)

MUHAMMAD RIFKI KHOLIS PUTRA (1102014172)

NAUFAL KAMAL YURNADI (1102014189

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2018
Ergonomis
Studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau
secara anatomis, fisiologis, psikologis, teknis, manajemen dan
desain/perancangan.

Hakikat Ergonomi :
a. Ilmu untuk membuat sesuatu menjadi nyaman/mengenakkan, ergonomi
menjadikan sesuatu lebih nyaman dan efisien.
b. Ergonomi sebagai Ilmu tentang kerja, yaitu bagaimana pekerjaan
dilakukan dan bagaimana bekerja lebih baik, sehingga ergonomi sangat
berguna dalam desain pelayanan atau proses.
c. Ergonomi sebagai desain sistem (sistem kerja) agar sesuai dengan atribut
atau karakteristik manusia ‘to fit the job to the man’

Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja

Industri barang dan jasa telah mengembangkan kualitas dan produktivitas.


Restrukturisasi proses produksi barang dan jasa terbukti meningkatkan
produktivitas dan kualitas produk secara langsung berhubungan dgn disain
kondisi kerja Pengaturan cara kerja dapat memiliki dampak besar pada seberapa
baik pekerjaan dilakukan dan kesehatan mereka yang melakukannya. Semuanya
dari posisi mesin pengolahan sampai penyimpanan alat-alat dapat menciptakan
hambatan dan risiko.
Contoh kasus :
Penyusunan tempat kerja dan tempat duduk yang sesuai harus diatur sedemikian
sehingga tidak ada pengaruh yang berbahaya bagi kesehatan. Tempat – tempat
duduk yang cukup dan sesuai harus disediakan untuk pekerja-pekerja dan
pekerjapekerja harus diberi kesempatan yang cukup untuk menggunakannya.
Prinsip ergonomi adalah mencocokan pekerjaan untuk pekerja

Ini berarti mengatur pekerjaan dan area kerja untuk disesuaikan dengan
kebutuhan pekerja, bukan mengharapkan pekerja untuk menyesuaikan diri.
Desain ergonomis yang efektif menyediakan workstation, peralatan dan
perlengkapan yang nyaman dan efisien bagi pekerja untuk digunakan. Hal ini
juga menciptakan lingkungan kerja yang sehat, karena mengatur proses kerja
untuk mengendalikan atau menghilangkan potensi bahaya. Cara bekerja harus
diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan ketegangan otot, kelelahan
yang berlebihan atau gangguan kesehatan yang lain.
Risiko potensi bahaya ergonomi akan meningkat:

dengan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi;


dengan postur tidak netral atau canggung;
bila terdapat pendukung yang kurang sesuai;
bila kurang istirahat yang cukup.

Contoh ergonomik dalam aplikasi kerja seperti, dalam penerapan Ergonomik


1. Posisi Kerja

Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani engan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi
berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara
seimbang pada dua kaki. Bekerjalah dengan posisi tegak ke depan.
-
Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan tegak,kepala agak ke
depan. -
Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm di atas
landasan kerja
- Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik

2. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu
bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran
anthropometri barat dan timur. Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan
sepatu yang senyaman mungkin.

¨ Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-


otot anda

¨ Jika pekerjaan anda menuntut adanya koordinasi tangan atau mata (contoh:
mengetik dengan komputer) maka posisi pekerjaan perlu di dekat daerah mata,
sedikit di bawah ketinggian bahu, untuk menstabilkan tangan diberi bantalan
siku/pergelangan yang nyaman dengan tujuan mengurangi beban otot bahu

Didalam proses kerja terdapat tatacara pengaturan Organisasi kerja

Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :

- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun

- Frekuensi pergerakan diminimalisasi

- Jarak mengangkat beban dikurangi

- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat
tidak terlalu tinggi.

- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan

gbr 2. posisi kerja & jangkauan kerja

3. Tata letak tempat kerja


Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-
kata.

¨ letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang minimal atau terdekat


dan mudah dijangkau dan mudah terlihat

¨ Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi


rileks dari bahu, dengan lengan bawah mendekati posisi horizontal atau sedikit
menurun. (Duduk dengan posisi bersandar).
\

4. Mengangkat beban

Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu,


angan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
Gbr.3 Beban yang dapat diangkat

Kemampuan beban yang dapat diangkat

- Laki-laki dewasa 40 kg

- Wanita dewasa 15-20 kg

- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg

- Wanita (16-18 th) 12-15 kg

Metode mengangkat beban

Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari


pedoman penanganan harus dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :

- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung

- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.

Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :

o Posisi kaki yang benar

o Punggung kuat dan kekar

o Posisi lengan dekat dengan tubuh


o Mengangkat dengan benar

o Menggunakan berat badan

Contoh kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi :

• Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat
kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
• Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari
tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer.
• Antropometri dan Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas Kerja

• Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan-


pertimbangan ergonomis dalam memerlukan interaksi manusia.
• Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan
komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia
merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri,
terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang
• Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali
mengalami penyakit hernia dan juga low back pain akibat mengangkut beban
di luar recommended weighting limit (RWL).
• Kasus information ergonomic atau kognitive ergonomic: Operator reaktor sulit
untuk membedakan beraneka macam informasi yang disampaikan
oleh display terutama pada saat situasi darurat/emergency. Hal ini disebabkan
karena informasi tersebut sulit dimengerti oleh operator tersebut. Kejadian
yang serupa sering juga dialami oleh pilot, dimana harus menghadapi
banyak display pada waktu yang bersamaan
Meminimalkan bahaya organisasi kerja dan ergonomis

Pencegahan untuk meminimalkan bahaya organisasi kerja dan ergonomis:


• Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai, meliputi sandaran,
kursi / bangku dan / atau tikar bantalan untuk berdiri.
• Desain workstation sehingga alat-alat mudah dijangkau dan bahu pada
posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketika bekerja.
• Jika memungkinkan, pertimbangkan rotasi pekerjaan dan memberikan
istirahat yang teratur dari pekerjaan intensif. Hal ini dapat mengurangi
risiko kram berulang dan tingkat kecelakaan dan kesalahan.

Asuransi Tenaga Kerja

• Membicarakan aspek hukum tentang kesehatan kerja pada masa kini


harus diketahui pula tentang program Asuransi Tenaga Kerja (Astek).
• Program ini sangat penting untuk tenaga kerja yang bukan pegawai negeri
sipil dan anggota ABRI.
• Program ini dilaksanakan berdasarkan pengalaman banyaknya korban
yang terjadi akibat kecelakaan kerja yang mendatangkan kerugian baik
jasmani maupun rohani. Karena itu, pemerintah membuat satu jaminan
sosial bagi pekerja yang dapat kecelakaan pada waktu melakukan
pckcrjaan di suatu perusahaan.
• Jaminan sosial ini bertujuan memberikan perlindungan terhadap risiko
sosial ekonomi yang menimpa peketja.
• Ketentuan pokok mengenai jaminan sosial ini diatur dalam Undang-
undang Nο. 14 tahun 1969.
• Salah satu dari jaminan ini adalah program Astek. Menunit Peraturan
Pemerintah RI Nο. 33 tahun 1977 tentang Astek.
Dalam pasal 3 ayat 1 Peraturan Pemerintah ini dijelaskan bahwa setiap
perusahaan wajib menyelenggarakan program Astek. Dengan demikian,
program ini akan memberikan jaminan terhadap kecelakaan, penyakit atau
kematian yang timbul dan dengan hubungan kerja.

Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKKs)


• Memberikan perlindungan atas risiko-risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
• Iuran dibayarkan oleh pemberi kerja yang dibayarkan (bagi peserta penerima upah),
tergantung pada tingkat risiko lingkungan kerja, yang besarannya dievaluasi paling
lama 2 (tahun) sekali, dan mengacu pada table sebagai berikut:

Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), dengan perincian penggantian,


sebagai berikut:
• 6 (enam) bulan pertama diberikan sebesar 100% dari upah.
• 6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar 75% dari upah.
• 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya diberikan sebesar 50% dari upah.
• DAFTAR PUSTAKA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk
Produktivitas,International Labour Organization, Jakarta
• Erlangga. 2014. Kesehatan Kerja Dalam Perspektif Hiperkes dan
Keselamatan Kerja.
• DHHS (NIOSH) Publication.1997, Musculoskeletal Disorders and
Workplace Factors : A Critical Review of Epidemiologic Evidence
for Work-Related Musculoskeletal Disorders of the Neck, Upper
Extremity, and Low Back, U.S. Department of Health And Human
Services
• Fagarasanu, M and Kumar, S., 2002, Measurement instrument and
Data Collection of Construct and Bias in Ergonomics Research,
INDUSTRIAL ERGONOMICS. 30 (2002). Page 355-369.
• Herjanto, Eddy., 1999, Manajemen Produksi & Operasi, Edisi
Kedua, Jakarta, Grasindo
• Kansal, A., Pennathur, A., Mital, A. 1999, Nonfatal Occupational
injuries in The United States Part II - Back Injurtes.
INDUSTRIAL ERGONOMICS. 25 (1999). Page 131-150.
• Nurmianto, Eko.,1996, Ergonomi, Konsep Dasar Dan
Aplikasinya, Edisi Pertama, Jakarta, Guna Widya
• Suhardi, Bambang., Astuti, R.D., Triyono, 2006, Analisis Sikap
Kerja Pekerja Manual Material Handling UD. Tetap Semangat
Dengan Metode OWAS, Surakarta, Penelitian Jurusan Teknik
Industri UNS, Unpublished
• https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/Program-Jaminan-
Kecelakaan-Kerja-(JKK).html

Anda mungkin juga menyukai