Anda di halaman 1dari 6

Evidence Based Medicine

Diagnostic Performance of Rapid Diagnostic Tests versus


Blood Smears for Malaria in US Clinical Practice

Muhammad Rifki Kholis Putra


1102014172
Kelompok : A-2

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

TAHUN 2018
SKENARIO

Tuan Joko, 37 tahun, seorang karyawan swasta datang ke klinik YARSI dengan keluhan demam,
menggiggil, berkeringat, dan disertai kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot. Dari hasil
anamnesis, pasien bercerita bahwa pasien baru 2 minggu yang lalu pulang dari pedalaman
Kalimantan untuk memenuhi tugas kantor. Dari hasil anamnesis dan gejala yang ditemukan,
doker mencurigai pasien terkena malaria. Untuk menegakkan diagnosis, dokter melakukan
pemeriksaan rapid diagnostic test.

I. Pertanyaan
Apakah pemeriksaan rapid diagnostic tests (RDTs) sama baiknya dengan pemeriksaan
sediaan apus darah tepi yang digunakan untuk menegakkan diagnosis malaria?

II. PICO
P : Pria 37 tahun dengan Malaria
I : rapid diagnostic tests (RDTs)
C : pemeriksaan sediaan apus darah tepi
O : sensitivitas dan efektifitas Rapid Diagnostic Tests

Keyword : man AND malaria AND rapid diagnostic test AND blood smear AND clinic

TYPE OF QUESTION
diagnostic

TYPE STUDY
prospective study

PEMILIHAN SITUS
oxfordjournals.org

HASIL PENCARIAN
30 artikel

ARTIKEL YANG DIPILIH

Diagnostic Performance of Rapid Diagnostic Tests versus Blood Smears for Malaria in US
Clinical Practice
Telaah kritis

I. VALIDITY : Apakah hasil penelitian valid?

 Petunjuk Primer

o Apakah terdapat perbandingan yang independen dan blind terhadap suatu standar
rujukan?

Ya, terdapat perbandingan secara independen dan blind terhadap suatu standar
rujukan. Pemeriksa tidak mengatahui hasil pemeriksaan yang dilakukan dengan
standar rujukan dan setiap pemeriksa hanya boleh melakukan 1 pemeriksaan. Dapat
dilihat pada halaman 2, METHODS, bagian methods of measurement paragraf 2
baris 11-12

o Apakah sampel pasien mencakup spektrum penderita yang sesuai dengan setting
praktek klinis dimana uji diagnostik tersebut akan diaplikasikan?

Ya, sampel diambil dari pasien yang sebelumnya melakukan perjalanan ke luar
kota, dengan rentang usia 18 bulan – 67 tahun. Dilihat pada bagian METHODS

 Petunjuk Sekunder

o Apakah hasil tes yang sedang dievaluasi mempengaruhi keputusan untuk


menjalankan standar rujukan?

ya, tes digunakan untuk membandingkan sediaan hapus dengan RDT dalam
mendiagnosis malaria pada pasien yang sebelumnya melakukan perjalanan ke luar
kota.

o Apakah metoda untuk melaksanakan tes tersebut dideskripsikan cukup rinci untuk
dapat dilakukan replikasi?

Ya, dijelaskan yaitu RDT tes menggunakan alat mirip alat tes kehamilan. Alat
tersebut mendeteksi antigen. Antigen tersebut dideteksi melalui antibodi
monoclonal yang terdapat pada alat tes, termasuk protein kaya histidin untuk
mendeteksi P.falciparum dan Plasmodium aldolase unuk mendeteksi semua jenis
spesies malaria dan ca penggunaan seperti pada tes kehamilan dengan
menggunakan test-pack. Hasil dapat diketahui dalam waktu < 15 menit. Sedangkan
pembandingnya menggunakan sediaan darah hapus dan tebal, menggunakan
pewarnaan Giemsa, diambil dari darah vena dengan menggunakan antikoagulan
EDTA, kemudian diperiksa unuk mencari parasit malaria menggunakan mikroskop
dengan minimum kekuatan 500 lapang pandang. Semua hasil positif dan negatif
dikoreksi lagi meggunakan PCR pada laboratorium terpisah. Dapat dilihat pada
halaman 2 paragraf 3 baris 4-8, halaman 2 METHODS, bagian methods of
measurement paragraf 1 dan halaman 2 METHODS, bagian methods of
measurement pada paragraf 2 baris 1-3.

II. IMPORTANCE : Apakah hasilnya?

 Apakah likelihood rasio hasil tes atau data yang dibutuhkan untuk penghitungannya
ditampilkan?

Ya ditampilkan dalam bentuk tabel pada jurnal halaman 3, gambar table 1.


III. APPLICABILITY : Apakah hasil penelitian tersebut membantu dalam tatalaksana pasien
saya?

 Apakah reprodusibilitas hasil tes dan interpretasinya sesuai pada setting saya?

Ya, sesuai hasil tes dapat membantu untuk mendiagnosis semua jenis malaria,
terutama malaria falcifarum.

 Apakah hasilnya dapat diaplikasikan untuk pasien saya?

Ya dapat, karena nilai likelihood ratio hasil pemeriksaan negatif RDT pada
malaria semua spesies yaitu 0.03 berarti sangat besar kemungkinannya menderita
malaria. Begitu pula pada malaria et causa P. Falciparum dengan nilai likelihood
ratio hasil pemeriksaan negatif 0. Sedangkan pada malaria et causa non P.
Falcifarum memiliki nilai likelihood ratio hasil pemeriksaan negatif 0.15 berarti
cenderung besar kemungkinan menderita malaria e causa non falcifarum. Diliahat
dari ”table 1” halaman 3.

 Apakah hasil tersebut akan mengubah tatalaksana saya?

Ya, dikarekan pada penelitian dalam jurnal, RDT memiliki likelihood ratio
pemeriksaan negatif untuk semua malaria <0.1, berarti tes ersebu sangat berguna
dalam mendiagnosis.
 Akankah pasien menjadi lebih baik dengan aplikasi hasil tes tersebut?

Ya, dapat dilihat dari nilai perbandingan nilai sensitifitas RDT lebih tinggi
dibanding standar rujukan pada semua malaria. Dan nilai prediksi negatif pada
RDT pada semua malaria lebih tinggi dibandingkan pada sediaan hapus.

Anda mungkin juga menyukai