Kepada Yth.
Daftar Undangan terlampir
Di -
Tempat
Dengan hormat,
Salam sejahtera, semoga sejawat selalu sukses dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Sehubungan dengan rencana pemerintah akan menerbitkan peraturan terkait Pelayanan Kefarmasian
secara Electronic (E-Farmasi).
Maka bersama ini kami mengundang para Ketua PD IAI untuk diskusi dan memberikan masukan terkait
draft Permenkes E-Farmasi yang akan diselenggarakan pada :
Hari, Tanggal : Rabu , 15 November 2017
Waktu : 12.00 – 22.00 WIB (didahului dengan makan siang)
Tempat : Millennium Hotel Sirih Jakarta
Jl. Fachrudin No.3, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10250
Lampiran : TOR, Agenda dan Draft Pedoman Pelayanan Kefarmasian Secara On
Line
PP IAI menyediakan fasilitas penginapan twin sharing bagi peserta yang konfirmasi. Untuk konfirmasi
kehadiran dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdri. Meta melalui SMS : 085378819410 atau
Telp ke 021-56962581 / 021-5671800 atau email: sekretariat@ikatanapotekerindonesia.net.
Atas segala perhatian sejawat, kami mengucapkan terima kasih.
PENGURUS PUSAT
IKATAN APOTEKER INDONESIA
CC: Arsip
Daftar Undangan UND-675/PP-IAI/1418/XI/2017
Daftar Undangan :
A. Pendahuluan
Kemajuan teknologi informasi saat ini sudah banyak dimanfaatkan oleh negara dan
masyarakat guna menunjang proses pelayanan kepada masyarakat atau
pelanggan, baik itu layanan administrasi, transaksi ataupun transportasi. Layanan
kefarmasian saat ini juga menjadi sasaran dengan tujuan memudahkan dan
meningkatkan keterjangkauan masyarakat akan layanan kefarmasian.
Saat ini penjualan obat secara online sudah sangat marak, sementara pemerintah
belum membuat aturan terkait hal tersebut. Kementerian Kesehatan cq Ditjen
Farmalkes saat ini tengah menyusun peraturan dan pedoman tentang layanan E-
Farmasi. Diharapkan peraturan ini bisa menjadi landasan bagi transaksi dan
layanan elektronik di bidang pelayanan kefarmasian, dengan tetap memegang
teguh prinsip akuntabel, serta menjamin kualitas, keamanan dan khasiat produk
farmasi yang dilayankan. Dan yang tidak kalah penting adalah bagaimana
meningkatkan peran Apoteker dalam layanan farmasi berbasis online ini dengan
tetap memegang teguh prinsip Praktik Bertanggungjawab.
Selain tantangan dari layanan farmasi berbasis online, program JKN juga
berdampak pada menurunnya jumlah resep dokter yang dilayani Apoteker di
Apotek, sehingga perlu di imbangi dengan layanan swamedikasi baik obat bebas,
bebas terbatas dan obat keras. Khusu untuk obat keras, pemerintah sebelumnya
sudah mengatur bahwa Apoteker di Apotek dapat melayani obat keras tanpa resep
dokter untuk obat-obat keras yang masuk dalam Daftar Wajib Obat Apotek
(DOWA) melalui Permenkes tentang DOWA. Aturan yang sudah sangat lama ini
dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini dimana tuntutan layanan
swamedikasi Obat Keras terutama untuk penyakit kronis seperti hipertensi dan
diabetes. Rasa khawatir dan was-was Apoteker dalam memberikan layanan
tersebut menjadi hambatan bagi Apoteker dalam memberikan layanan kepada
masyarakat yang menjalani terapi rawat jalan dan benar-benar membutuhkan
layanan pengobatan. Apalagi pada beberapa minggu lalu sangat berkesan bagi kita
bagaimana aparat kepolisian turut “hadir” ke Apotek dalam rangka pembinaan dan
pengawasan. Padahal pemerintah sudah mengatur dengan jelas baik melalui
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah maupun Permenkes bahwa pembinaan
dan pengawasan sarana kefarmasian menjadi kewenangan Kemetrian Kesehatan,
BPOM, Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota dan Organisasi Profesi, sesuai tupoksi nya
masing-masing.
Bila kita simak orasi ilmiah dalam rangka pengukuhan Profesor Riset
Dr.Drs.Sudibyo Soepardi, Apt.M.Kes, dinyatakan bahwa hasil penelitian tahun 2015
menunjukkan jumlah penduduk yang melakukan pengobatan sendiri yang rasional
sebesar 31%. Pengobatan sendiri terbukti dapat menurunkan jumlah kunjungan
ke fasilitas kesehatan, yang dapat diartikan bahwa status kesehatan masyarakat
C. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Sarasehan Masyarakat Farmasi 2017 dilaksanakan tanggal 15 November
2017, bertempat di Hotel Milenium, Jakarta. (Agenda Acara terlampir)
D. Peserta
Kegiatan Sarasehan Masyarakat Farmasi 2017 akan dikuti oleh :
1. Perwakilan unsur Dewan Pembina PP IAI
2. Perwakilan unsur Dewan Kehormatan PP IAI
3. Perwakilan unsur Dewan Pakar PP IAI
4. Perwakilan unsur Dewan Pengawas Pusat IAI
5. Perwakilan unsur Pengurus Pusat IAI
6. Perwakilan unsur Majelis Etik dan Disiplin Apoteker Indonesia Pusat IAI
7. Ketua Pengurus Daerah IAI se Indonesia
E. Narasumber
Untuk memperkaya wawasan terkait keputusan yang akan diambil dalam
Rakernas IAI 2017 maka akan dihadirkan para narasumber dalam diskusi panel
yaitu :
1. Dirjen Farmasi & Alat Kesehatan Kemenkes RI
Dr.Maura Linda Sitanggang, PhD, Apt
Topik : Kebijakan pemerintah terkait layanan E-Farmasi guna mendukung
peningkatan peran Apoteker menjalankan Praktik Bertanggungjawab.
2. Deputi-I (Pengawasan Produk Terapeutik) BPOM RI
Dra. Nurma Hidayati, Apt, M.Epid
Topik : Kebijakan dan Kesiapan BPOM dalam pengawasan transaksi elektronik
produk farmasi.
3. Provider Layanan Elektronik (Halodoc/GoMed)
Jonathan &
Topik : Layanan Kefarmasian berbasis IT yang mendukung optimalisasi peran
Apoteker dalam menjalankan praktik bertanggungjawab.
4. Provider Layanan Elektronik (klik-apotek.com)
Devina Nova Estikaratri
Topik : Layanan Kefarmasian berbasis IT yang mendukung optimalisasi peran
Apoteker dalam menjalankan praktik bertanggungjawab.
5. Kepala Instalasi Farmasi RSUD Blambangan – Banyuwangi, Jawa Timur
Dra. Ari Kurnianingsih, Apt
Topik : “Lesson Learn Layanan Pengantaran Obat (Gancang Aron) RSUD
Blambangan “
6. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Dr. Umi Atiyah, Apt
Topik : Peningkatan peran Apoteker dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui Swamedikasi.
7. Direktur Pelayanan Kefarmasian, Ditjen Farmalkes Kemenkes RI
Dra. Dettie R Yuliati, M.Kes
Topik : Kebijakan pemerintah terkait swamedikasi oleh Apoteker di sarana
kefarmasian
JADWAL KEGIATAN
Rabu, 15 November 2017
11.00 – 13.00 Registrasi Peserta & Makan Siang
13.00 – 13.20 Pembukaan :
- Pembacaan Do’a
- Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
- Menyanyikan Lagu Hymne IAI
- Kata Sambutan Ketua Umum PP IAI dan sekaligus membuka acara
13.20 – 15.30 Sesi-I
1. Dirjen Farmasi & Alat Kesehatan Kemenkes RI
Dr.Maura Linda Sitanggang, PhD, Apt
Topik : Kebijakan pemerintah terkait layanan E-Farmasi guna
mendukung peningkatan peran Apoteker menjalankan Praktik
Bertanggungjawab.
2. Deputi-I (Pengawasan Produk Terapetik) BPOM RI
Dra. Nurma Hidayati, Apt, M.Epid
Topik : Kebijakan dan Kesiapan BPOM dalam pengawasan transaksi
elektronik produk farmasi.
3. Provider Layanan Elektronik (Halodoc/GoMed)
Jonathan
Topik : Layanan Kefarmasian berbasis IT yang mendukung optimalisasi
peran Apoteker dalam menjalankan praktik bertanggungjawab.
4. Provider Layanan Elektronik (klik-apotek.com)
Devina Nova Estikaratri
Topik : Layanan Kefarmasian berbasis IT yang mendukung optimalisasi
peran Apoteker dalam menjalankan praktik bertanggungjawab.
5. Kepala Instalasi Farmasi RSUD Blambangan – Banyuwangi, Jawa Timur
Dra. Ari Kurnianingsih, Apt
Topik : “Lesson Learn Layanan Pengantaran Obat (Gancang Aron)
RSUD Blambangan “
15.30 – 16.00 Coffee Break
16.00 – 18.00 Sesi-II
1. Direktur Pelayanan Kefarmasian, Ditjen Farmalkes Kemenkes RI
Drs. Dettie R Yuliati, M.Kes
Topik : Kebijakan pemerintah terkait swamedikasi oleh Apoteker di
sarana kefarmasian
2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Dr. Umi Atiyah, Apt
Topik : Peningkatan peran Apoteker dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui Swamedikasi.
3. Direktur Pengawasan Produk Terapetik & PKRT BPOM RI
Drs.Hanetje Gustav Kakerisa, Apt
Topik : Kebijakan BPOM dalam pengawasan produk terapetik di sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama.
4. Litbangkes Kemenkes RI
Prof.Dr.Drs.Sudibyo Soepardi, Apt.M.Kes
Topik : Peran dan potensi Swamedikasi oleh Apoteker di Apotek
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
5|TOR SARASEHAN MASYARAKAT FARMASI 2017
5. Praktisi dan Akademisi Praktik Komunitas
Dra.Lisa Adhitama, M.Farm-Klin
Topik : Praktik Swamedikasi Apoteker Komunitas yang
bertanggungjawab
18.00 – 19.00 ISHOMA
19.00 – 21.00 Sesi-II (lanjutan)
21.00 – 22.00 Perumusan rencana tindak lanjut dan penutupan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
1
Daftar isi
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
pengawasan pihak yang berwenang dapat membahayakan kesehatan
masyarakat dan meningkatkan risiko bagi keselamatan individual pasien.
Jika pasien membeli obat dari situs penjualan barang komersial, karena
tidak adanya jaminan akan kualitas obat yang dilayani, obat tersebut bisa
saja palsu atau sub standar atau bahkan obat yang tidak memiliki izin
edar. Website ilegal yang melayani obat tidak memiliki pelayanan
konseling oleh apoteker dan telah diidentifikasi terjadi penjualan obat
keras, seperti antibiotik, regimen kemoterapi atau obat lain yang tidak
efektif. Web site yang ilegal dapt memberikan iklan yang salah arah dan
cara penggunaan obat tidak tepat sehingga dapat terjadi konsekuensi
yang serius.
4
B. Tujuan
Penyusunan standar pelayanan kefarmasian secara on line disusun
dengan tujuan:
1. Memastikan pasien terlindung haknya mendapatkan pelayanan obat
yang tepat dilengkapi pemberian informasi yanng akurat dalam rangka
melilndungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional,
2. Mencegah pasien dan masyarakat mengakses obat yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan manfaat dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien
3. Acuan bagi apoteker dalam melaksanakan pelayanan obat secara on
line
5
BAB 2
PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI SISTEM
ELEKTRONIK DALAM RANGKA PENINGKATAN
KESELAMATAN PASIEN
A. Penilaian Risiko
Penilaian risiko bisa saja berupa gambaran umum, akan tetapi tetap perlu
dipertimbangkan lingkungan individual apotek yang akan disiapkan
pelayanan kefaramsian secara on line. Jika apotek melakukan pelayanan
kefarmasian secara on line bersama dengan beberapa apotek berbeda dan
stafnya, harus dipertimbangkan bagaimana sistem yang digunakan untuk
menyediakan pelayanan kefarmasian secara bersama- termasuk sistem IT
bagi penukaran informasi antara lokasi yang berbeda. Harus
6
dipertimbangkan bagaimana melakukan monitoring terhadap akurasi
sistem dan mengelola setiap potensi kesalahan.
B. Regular audit
Reguler audit dilakukan sebagai bagian dari bukti atau jaminan bahwa
apotek dapat memberikan pelayanan kefarmaisian berkelanjutan kepada
pasien dan masyarakat yang menggunakan jasa tersebut. Apoteker harus
mengambil tindakan untuk mengatasi setiap masalah yang teridentifikasi
dan mungkin saja kemudian dilakukan tinjauan reaktif.
7
BAB 3
PELAYANAN KEFARMASIAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK
2. Portal apotek yang penyediaan obatnya oleh apotek yang memiliki ijin
sebagai Apotek sesuai ketentuan yang berlaku selain itu dapat pula
dilakukan oleh
Pelayanan obat melalui internet baik oleh portal apotek atau Apotek harusl
dilakukan oleh Apoteker yang harus memberikan pelayanan informasi obat
secara langsung kepada pasien serta menjamin keamanan, mutu dan khasiat
obat hingga sampai ke pasien.
Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pelayanan obat secara on line:
8
sesuai, misalnya mempertimbangkan usia, jenis kelamin, obat lain dan
masalah lain yang relevan
Berikut adalah rincian point penting dalam penyediaan obat bebas, obat
resep dan obat yang disiapkan oleh pihak ketiga:
9
b. memastikan bahwa pihak yang menggunakan obat adalah orang
yang menggunakan layanan on line dan data mengenai kondisi
pelanggan tersebut haruslah telah ditanyakan sebelumnya.
10
2. Penyediaan obat resep
Hal yang harus dilakukan oleh apoteker dalam melayani obat resep:
a. Memberikan informasi kepada pasien mengenai apotek yang
melakukan dispensing resep nya.
11
3. Penyediaan obat oleh pihak ketiga
Jika apotek bertindak sebagai ‘portal’ bagi pihak ketiga dari provider
apotek on line, apoteker yang mengoperasikan ‘portal apotek’
bertanggung jawab terhadap semua aspek kualitas dan keamanan
pelayanan yang dilakukan oleh apotek pihak ketiga.
12
Pemberian informasi harus memenuhi ketentuan berikut:
C. Dokumentasi
a. Identitas pasien atau pelanggan (nama dan alamat) yang telah dilayani
secara on line
13
e. Identitas apoterker, sebagai tanggung jawab profesioonal dalam
penyediaan obat
14
BAB 4
PERSYARATAN TERKAIT PELAYANAN KEFARMASIAN
SECARA ELEKTRONIK
A. Persyaratan Platform
5. Nama dan alamat serta informasi rinci mengenai apotek jika obat
disiapkan, didispensing dan diberi label bagi individu pasien sesuai
resep dilakukan pada apotek yang berbeda dari yang menyediakan
pelayanan melalui sistem elektronik.
8. Nama dan alamat pihak ketiga yang ikut mendukung jika obat
disediakan atau disuplay melalui pihak ketiga .
15
B. SDM Kefarmasian
1. Peran Apoteker di PSE
Apoteker yang bertugas pada PSE E-farmasi memiliki tugas sebagai
berikut:
a. Membuat informasi mengenai obat di website
b. Melakukan validasi terhadap resep upload
c. Memeriksa kesesuaian diagnosa dengan obat pada resep
d. Memastikan validitas dokter penulis resep; SIP dokter masih
berlaku.
e. Memberikan informasi obat kepada pasien jika dibutuhkan
f. Konfirmasi kepada pasien untuk memastikan obat sudah sampai
dan penerima obat
16
d. Memberi motivasi agar penggunaan obat efektif dan memastikan
bahwa pasien atau keluarganya mengetahui bagaimana
menggunakan obat dengan baik
Apoteker dan TTK yang terlibat pelayanan on line harus telah dilatih
dan kompeten dalam pelayanan kefarmasian secara aman. Beberapa
pelatihan spesifik diperlukan bagi staf yang melayani obat secara on
line, diantaranya:
17
Resep dari dokter bisa sampai ke apotek melalui pos, elektronik atau
pelayanan on line (dimana pasien mengakses web site atau melalui link
dari website apotek), harus dipastikan bahwa pasien mengetahui
pelayanan kefarmasian yang ada terkait pelayanan obat resep tersebut.
18
3. Informasi pasien di backed up dan disimpan ditempat yang aman, serta
system yang terlindung dari bahaya api
E. Pengantaran obat
19
5. Memastikan mekanisme pengiriman menjaga kerahasiaan indormasi
mengenai pengobatan pasien
20
BAB 5
21