Anda di halaman 1dari 10

KADAR ASAM URAT DAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH

PADA REMAJA AMERIKA SERIKAT:


Survey National Health and Nutrition Examination 1999-2006

Diterjemahkan dari:

Uric Acid Level and Elevated Blood Pressure in U.S.


Adolescents:

National Health And Nutrition Examination Survey 1999-2006

Lauren F. Loeffler, M.D. M.H.S., Ana Navas-Acien, M.D. M.P.H.,†, Tammy M. Brady, M.D.
M.H.S., Edgar R. Miller III, M.D. Ph.D.,†, and Jeffrey J. Fadrowski, M.D. M.H.S.,†

Abstract

Asam urat berhubungan dengan penyakit cardiovascular (Cardiovascular Diseasea/ CVD)


dan faktor-faktor resiko terjadinya CVD pada penderita dewasa, termasuk di dalamnya
chronik kidney disease, penyakit arteri koroner, stroke, diabetes, preeklampsia dan hipertensi.
Kami menilai hubungan antara asam urat dan kenaikan tekanan darah pada suatu penelitian
cohort yang luas yang menggambarkan secara nasional remaja di Amerika Serikat, populasi
dengan prevalensi yang rendah terhadap CVD dan faktor resiko CVD. Di antara 6.036 remaja
usia 12-17 tahun yang diperiksa dalam 1999-2006 National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) dengan rata-rata usia14,5 tahun, 17% menderita obesitas
(Body Mass Index/ BMI ≥ persentil 95), dan 3,3% memiliki kadar asam urat ≥5,5 mg/dl.
Dalam analisa yang disesuaikan dengan umur, jenis kelamin, ras/etnisitas, dan persentile
BMI, didapatkan odds ratio untuk kenaikan tekanan darah, yang ditentukan oleh tekanan
sistolik atau diastolik ≥ persentil 95 berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tinggi, untuk setiap
kenaikan 0,1 mg/dl, kenaikan kadar asam urat adalah 1,38 (95% confidence interval [CI],
1,16 sampai 1,65). Dibandingkan dengan <5,5 mg/dl, partisipan dengan kadar asam urat >5,5
mg/dl memiliki 2,03 kali odds yang lebih tinggi pada kenaikan tekanan darah (95% CI, 1,38
sampai 3,00). Dalam kesimpulan, peningkatan kadar asam urat berhubungan dengan
kenaikan tekanan darah pada remaja Amerika Serikat yang sehat. Diperlukan studi
prospective tambahan dan clinical trials untuk menentukan apakah asam urat hanya sebagai
penanda dalam pathway kompleks metabolik, atau penyebab hipertensi dan dengan demikian
merupakan suatu skrining potensial dan sasaran terapetik.
Pendahuluan

Prevalensi hipertensi meningkat di antara anak-anak dan remaja di Amerika Serikat.


Pada anak-anak, hipertensi sering disebabkan oleh penyebab sekunder seperti penyakit ginjal,
namun pada remaja, primary atau “essential” hipertensi adalah penyebab terbanyak.
Hipertensi primer pada remaja menjadi suatu isu kesehatan masyarakat yang signifikan
sebagaimana penyakit ini berhubungan dengan meningkatnya prevalensi obesitas di Amerika
Serikat dan merupakan suatu resiko yang signifikan terjadap penyakit cardiovascular dan
kerusakan target organ di masa yang akan datang. Beban hipertensi primer baik pada remaja
dan dewasa, diperlukan penjelasan lebih lanjut tentang mekanisme dan target terapi potensial.

Pada beberapa penelitian epidemiologi terhadap penderita dewasa, telah diketahui bahwa
peningkatan kadar asam urat serum berhubungan dengan hipertensi. Kontroversi yang timbul
adalah apakah asam urat adalah faktor independen, mediator atau hanya sebagai penanda
untuk berkembangnya hipertensi. Mekanisme yang telah dikemukakan, terutama didasarkan
pada data model hewan, termasuk kerusakan endotelial, inflamasi vaskular, dan sistem
aktivasi renin-angiotensin. Menentukan peran asam urat pada perkembangan hipertensi
merupakan suatu hal yang rumit, melihat kenyataan bahwa baik asam urat maupun tekanan
darah berkaitan dengan fungsi ginjal dan kelainan metabolik yang sering terjadi. Namun,
hanya sedikit penelitian klinis yang menguji efek terapi terhadap hyperuricemia pada
penderita dewasa dan anak membuktikan bahwa menurunkan asam urat dapat menurunkan
tekanan darah. Suatu pengamatan terhadap terapi menurunkan asam urat dapat memperbaiki
tekanan darah mengemukakan bahwa asam urat kemungkinan berada pada pathway penyebab
berkembangnya hipertensi.

Dalam penelitian ini, peneliti menguji hubungan kadar asam urat dan peningkatan
tekanan darah pada suatu studi kohort berskala luas yang mewakili remaja AS secara
nasional, menggunakan data dari National Health and Nuttrition Examination Survey
(NHANES) 1999-2006. Remaja adalah populasi yang ideal untuk mengevaluasi hubungan
yang telah dihipotesakan bahwa asam urat kemungkinan memiliki peran signifikan dalam
perkembangan hipertensi awal sebelum terjadinya kerusakan vaskular yang berarti, dan
kemungkinan memiliki pengaruh yang kecil pada tekanan darah ketika kerusakan pembuluh
darah terjadi secara permanen. Lebih lanjut, remaja memiliki tingkat komorbiditas yang lebih
kecil, dimana hal ini yang menyebabkan pengujian pada penderita dewasa menjadi lebih
rumit.
Metode

Populasi Penelitian

The National Center for Health Statistic bersama dengan Centers for Disease Control
and Prevention, mengadakan NHANES secara berkelanjutan dalam siklus dua tahunan sejak
1999-2006 menggunakan desain complex multistage sampling untuk memperoleh suatu
sampel yang representatif dari penduduk Amerika, populasi non institusional yang berumur 2
bulan dan lebih tua. Protokol NHANES 1999-2006 disetujui oleh research ethics review
board of the National Center for Health Statistics. Informed consent tertulis diperoleh dari
wali untuk partisipan dengan usia kurang dari 18 tahun, dan persetujuan diperoleh untuk
mereka yang berusia di antara 12-17 tahun.

Serum untuk analisa biokima, termasuk kadar asam urat, dikumpulkan dari mereka yang
berusia 12 tahun dan lebih tua. Data kuesioner meliputi umur, jenis kelamin, ras/ etnisitas
partisipan. Ras/etnis terbagi menjadi 5 kelompok: Mexico-Amerika, Hispanik lainnya, kulit
putih non Hispanik, kulit hitam non Hispanik, dan lain-lain. BMI dihitung sebagai ukuran
berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam meter persegi, dan persentil
BMI dihitung berdasarkan gravik pertumbuhan BMI menurut umur dan jenis kelamin CDC.
Kategori BMI ditentukan berdasarkan: “normal”, BMI < persentil 85; “overweight” BMI ≥
persentil 85 dan <95; dan “obese” BMI ≥ persentil 95.

Kadar Asam Urat dan Ukuran Fungsi Ginjal

Pada NHANES, asam urat serum diukur dengan Roche Hitachi Model 917 atau 704
Multichanel Analyzer dari 1999-2001 dan Beckman Synchron LX20 dari 2002-2006
menggunakan metode kolorimetri. Kadar kreatinin serum diukur dengan instrumen yang
sama menggunakan metode Jaffe kinetic alkaline picrate. Koreksi kreatinin serum untuk
distandarisasikan dengan metode referensi ”gold” standard yang direkomendasikan oleh
NHANES. Pengukuran biokemistri dikerjakan oleh Coulston Foundation di New Mexico
tahun 1999-2001 dan oleh Laboratory Services di Iowa tahun 2002-2006. Distribusi hasil
kreatinin dan asam urat dari dua laboratorium dibandingkan pada waktu transisi, dan tidak
ditemukan perbedaan yang signifikan.

Perkiraan glomerular filtration rate (eGFR, mililiter per menit per 1,73 m2) dihitung
berdasarkan formula kreatinin oleh Schwartz: eGFR = k(tinggi dalam centimeter)/(kreatinin
serum dalam miligram per desiliter), dimana k adalah 0,7 pada pria dan 0,55 pada wanita.
Endpoint Tekanan Darah

Pada anak-anak, tekanan darah bervariasi menurut umur, jenis kelamin dan tinggi badan,
dan dengan demikian persentil tekanan darah digunakan untuk standarisasi ukuran dan
menentukan rentang normal. Pengukuran tekanan darah diperoleh dengan auskultasi manual
dengan manometer air raksa via protokol terstandarisasi oleh tenaga terlatih.Tiga pembacaan
tekanan darah diperoleh setelah partisipan berada dalam posisi duduk, dengan kaki
menyentuh tanah dan punggung bersandar, diistirahatkan selama 5 menit. Masing-masing
pembacaan berjarak 30 detik, dan pembacaan keempat dilakukan bila satu atau lebih
pembacaan terdahulu terinterupsi. Mean sistolik dan diastolik untuk masing-masing
partisipan dikalkukasikan dari catatan pembacaan, kemudian persentil sistolik dan diastolik
dihitung berdasarkan persentil umur, jenis kelamin dan tinggi badan, menurut tabel yang
dipublikasikan dalam The Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure in Children and Adolescent (The Fourth Report). Hipertensi
didefenisikan dalam The Fourth Report sebagai persentil tekanan sistolik atau diastolik
≥95menurut umur, jenis kelamin, tinggi badan dalam 3 kunjungan berturut-turut. Karena
NHANES mendapatkan pengukuran tekanan darah dalam suatu kunjungan studi tunggal dan
dengan demikian diagnosis formal untuk hipertensi tidak dimungkinkan, maka partisipan
dikarakteristikkan dengan memiliki “peningkatan tekanan darah”, jika mean tekanan sistolik
dan diastolik adalah ≥ persentile 95 dan “tekanan darah normal” jika mean tekanan sistolik
dan diastolik kedua-duanya < persentile 95.

Analisa Statisik

Semua analisa satistika disajikan menggunakan Stata Staistical Software, versi 11.
Survey commands digunakan untuk mencatat desain complex sampling NHANES dengan
menghitung bobot sampel 8 tahun. Level signifikansi statistikal ditetapkan α= 0,05. Semua
analisa statistikal adalah 2 sisi.

Asosiasi bivariat antara demografik dan karakteristik klinik pada anak-anak dengan
peningkatan tekanan darah versus anak dengan tekanan darah normal dibandingkan dengan
menggunakan analisa uji t test dan x2. Demikian pula, karakteristik partisipan dibandingkan
dengan kuintil asam urat. Perbedaan statistik di antara kuintil dievaluasi menggunakan simple
regression dari variabel klinis pada kuintil asam urat, dengan kuintil pertama adalah
kelompok referensi.
Logistic regression digunakan untuk mengevaluasi asosiasi asam urat dengan
peningkatan tekanan darah. Linear regression digunakan untuk mengevaluasi hubungan
antara asam urat dengan z-score tekanan darah. Tekanan darah normative pada anak
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tinggi, peneliti memilih menguji z score tekanan darah
daripada level tekanan darah absolut sebagai variabel dependen pada analisa linear
regression. Z-score tekanan darah juga secara normal terdistribusi berbanding kontras dengan
persentil tekanan darah, mendukung pendapat bahwa z-score sebagai analisa regresi yang
sesuai. Semua analisa regresi disesuaikan untuk umur, jenis kelamin, ras/etnis, dan persentil
BMI. Semua anak memiliki taksiran laju filtrasi glomerulus (eGFR) yang normal, dan
penyesuaian lebih lanjut untuk menghasilkan nilai eGFR yang sama. Penambahan analisis
sekunder termasuk penyesuaian dengan status diabetes, hyperlipidemia, dan paparan asap
tembakau dan pendapatan rumah tangga. Analisa multivariate regression yang terbagi
menurut jenis kelamin juga diuji sehingga memberikan perbedaan pada distribusi asam urat
antara pria dan wanita. Referensi yang telah dipublikasikan menunjukkan rentang nilai asam
urat normal berbeda pada pria dan wanita selama masa remaja. Pada pria usia 12-19 tahun,
rentang nilai asam urat 3,0-7,7 mg/dl, dan untuk wanita usia 12-19 tahun, 2,5-5,7 mg/dl.

Kadar asam urat dalam analisa logistic dan linear regression dimodelkan dalam 3 cara
berbeda: 1) continous (mg/dl); 2) dichotomized sebagai ≥ or ≤ 5,5 mg/dl; dan 3)kuintil,
dengan kuintil pertama sebagai kelompok referensi. Tidak ada definisi universal yang dierima
untuk hyperuricemia pada anak-anak. Cut-off 5,5 mg/dl dipilih berdasarkan studi
observasional terdahulu yang menemukan bahwa kadar asam urat ≥ 5,5 mg/dl memiliki nilai
prediksi positif 82%, sensitivitas 87% dan spesifitas 86% untuk hipertensi primer pada anak-
anak sehat yang dievaluasi untuk hipertensi.

HASIL

Dari remaja usia 12-17 tahun yang memenuhi syarat, 13 diexclude karena tidak memiliki
catatan usia dalam bulan pada waktu penelitian, untuk keperluan perhitungan tekanan darah,
persentil tinggi, berat dan BMI, dan 919 diexclude dikarenakan hilangnya data asam urat,
tekanan darah dan antropometri, sehingga jumlah sample akhir adalah 6.036. Sebanyak 3,3%
partisipan memiliki peningkatan tekanan darah. Membandingkan mereka yang mengalami
peningkatan tekanan darah versus partisipan dengan tekanan darah normal, tidak terdapat
perbedaan statistik yang signifikan berdasarkan usia, jenis kelamin, ras/etnis, atau eGFR.
Partisipan dengan peningkatan tekanan darah memiliki rata-rata (mean) berat badan dan
persentil BMI yang lebih tinggi (tabel 1)Error! Reference source not found.. Sebanyak
16% dan 17% dari populasi studi masing-masing termasuk overweight atau obese.
Peningkatan tekanan darah ditemukan pada 2% dari mereka yang memiliki BMI normal,
dibandingkan dengan 3% pada penderita overweight dan 8% pada obese. Di antara mereka
yang memiliki peningkatan tekanan darah, 44% termasuk dalam normal persentil BMI, 14%
adalah overweight dan 41 % adalah obese.

Rata-rata kadar asam urat adalah 5,0 mg/dL, dan 34% memiliki kadar asam urat 5,5
mg/dL. Sebanyak 6% pria dan 9% wanita memiliki kadar asam urat pada atau di atas batas
normal berdasarkan jenis kelamin (masing-masing 7,7 dan 5,7 mg/dL pada pria dan wanita).
Partisipan dengan peningkatan tekanan darah memiliki rata-rata asam urat 5,6 mg/dL,
dibandingkan dengan rata-rata kadar asam urat 5,0 mg/dL pada kelompok dengan tekanan
darah yang normal (p-value 0,0004). Gambar 1 menunjukkan distribusi asam urat pada
mereka yang memiliki peningkatan tekanan darah dibandingkan dengan mereka dengan
tekanan darah yang normal. Sejalan dengan bertambahnya tingkat kuintil asam urat, usia
partisipan yang mengalami lebih tua, pria, kulit putih, memiliki berat dan tinggi badan, BMI
dan persentil sistolik yang lebih tinggi.

Setelah penyesuaian berdasarkan umur, jenis kelamin, ras/etnis dan BMI, odds ratio dari
setiap peningkatan tekanan darah sebesar 0,1 mg/dL terdapat peningkatan asam urat sebesar
1,38 (95% CI, 1,16 sampai 1,65) (tabel 2). Odds ratio dan 95% CI menurut usia (per tahun),
jenis kelamin (wanita vs pria) dan persentil BMI (peningkatan per 1%) dalam model yang
disesuaikan sepenuhnya adalah masing-masing 0.92 (0.83-1.01), 1.45 (0.95-2.19) dan 1.01
(1.01-1.02). Odds ratio dan 95% CI untuk ras/etnis dalam model yang disesuaikan
sepenuhnya adalah 1.02 (0.63-1.65) untuk Mexican Americans dan 1.73 (1.07-2.81) untuk
kulit hitam non- Hispanic dibandingkan dengan kulit putih non-Hispanic. Partisipan dengan
kadar asam urat ≥ 5,5 mg/dL, memiliki 2 kali lipat kemungkinan untuk mengalami
peningkatan tekanan darah dibandingkan dengan mereka yang memiliki kadar asam urat <5,5
mg/dL. Dibandingkan dengan kuintil kadar asam urat terendah, partisipan yang memiliki
kuintil tertinggi memiliki 3 kali lipat kemungkinan untuk mengalami peningkatan tekanan
darah. Hasil yang didapatkan serupa dengan hubungan antara kadar asam urat dengan z-score
sistolik dan diastolik, walaupun model multivariable adjuste memperoleh hasil yang tidak
signifikan secara statistik (Tabel 3).
Dalam analisa stratified, odds ratio untuk setiap peningkatan tekanan darah sebesar 0,1
mg/dL terdapat peningkatan asam urat sebesar 1,45 (95% CI, 1,17-1,80) pada pria dan 1,17
(95% CI dan 0,84-1,61) pada wanita (Tabel 4). Odds ratio yang sesuai untuk peningkatan
tekanan darah untuk kadar asam urat ≥ 5,5 mg/dL adalah 2,23 (95% CI, 1,16-4,31 pada pria
dan 1,73 (95% CI, 0,95-3,13) pada wanita. Pengujian statistik untuk modifikasi efek asam
urat pada tekanan darah berdasarkan jenis kelamin tidak signifikan (p-value 0,28).
Memasukkan data diabetes, hyperlipidemia, paparan asap tembakau dan pendapatan rumah
tangga dalam setahun pada analisa logistic dan linear regression tidak merubah hubungan
asam urat dan tekanan darah (hasil tidak ditunjukkan).

PEMBAHASAN

Dalam penelitian berskala luas ini, sampel yang secara nasional merepresentasikan
remaja AS, didapatkan bahwa kadar asam urat berhubungan dengan peningkatan tekanan
darah. Tekanan darah dan asam urat diketahui dipengaruhi oleh Chronik Kidney Disease
(CKD) dan obesitas. Kohort ini memiliki fungsi ginjal yang normal, seperti yang diharapkan,
mengingat prevalensi CKD pada anak-anak masih rendah, sehingga menjadikan populasi ini
adalah populasi yang diinginkan untuk menilai hubungan asam urat dan tekanan darah secara
independen. Sebagaimana telah dilaporkan sebelumnya, prevalensi overweight dan obesitas
pada sampel remaja AS adalah tinggi. Namun, asosiasi antara asam urat dan tekanan darah
tetap bertahan setelah disesuaikan menurut BMI. Pada akhirnya, hubungan antara asam urat
dan peningkatan tekanan darah tampak lebih kuat pada anak laki-laki dibandingkan dengan
anak perempuan, walaupun peneliti tidak menemukan bukti dari modifikasi efek hubungan
antara asam urat dan peningkatan berat badan menurut jenis kelamin.

Studi ini memperluas bukti yang ditunjukkan oleh studi sebelumnya yang menemukan
adanya hubungan yang positif antara tekanan darah dan kadar asam urat, setelah dilakukan
penyesuaian menurut umur, jenis kelamin, ras, tinggi badan, berat badan dan maturitas
seksual di antara 6.768 remaja dalam NHANES III. Bagaimanapun, studi ini tidak menguji
hubungan peningkatan tekanan darah dan asam urat menggunakan persentil tekanan darah,
yang merupakan standar perawatan untuk mendefinisikan normotensi dan hipertensi pada
anak-anak. Dalam model regresi linear, kami menggunakan tekanan darah z-skor sebagai
variabel dependen dan bukan tekanan darah kasar untuk sepenuhnya memperhitungkan
variasi tekanan darah pada anak-anak dengan usia, jenis kelamin, dan tinggi. Mengingat
bahwa hyperuricemia juga dapat dikaitkan dengan sindrom metabolik dan obesitas. Peneliti
memperbaiki penyesuaian untuk obesitas dengan menggunakan persentil BMI menurut jenis
kelamin dan usia, dibandingkan tinggi dan berat secara kasar dalam analisa regresi, dan pada
analisa sekunder ditemukan tidak ada dampak hubungan apabila disesuaikan berdasarkan
status diabetes atau hyperlipidemia. Sejalan dengan studi menggunakan data kasar tekanan
darah NHANES III, peneliti menemukan hubungan antara z-score dan kadar asam urat
dalam analisis linear regression, walaupun tidak didapatkan signifikansi statistikal tidak
tercapai dengan penyesuaian berbagai variabel. Bagaiamanapun juga, kontras dengan studi
NHANES III, peneliti menunjukkan bahwa asam urat berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah pada analisa logistic regression. Kurangnya signifikansi pengamatan dengan
analisa linear regression mungkin disebabkan kurangnya hubungan linear antara kadar asam
urat dan tekanan darah, atau disebabkan karena analisis ini memiliki kemampuan yang lemah
untuk mendeteksinya.
Nilai normatif asam urat lebih tinggi pada pria dan kemungkinan dipengaruhi oleh onset
pubertas, perbedaan massa tubuh, dan efek hormonal. Sebagaimana perbedaan signifikan
kadar asam urat antara remaja pria dan wanita dicatat dalam studi ini dan studi-studi
sebelumnya, maka hubungan antara antara kadar asam urat dan peningkatan tekanan darah
diuji secara stratifikasi berdasarkan kelompok. Pria memiliki nilai kemungkinan lebih tinggi
untuk mengalami peningkatan tekanan darah dengan kenaikan kadar asam urat. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar asam urat yang lebih rendah yang diamati pada wanita dalam
cohort mungkin melemahkan hubungannya terhadap peningkatan tekanan darah,
sebagaimana interaksi antara asam urat dan jenis kelamin tidak signifikan secara statistik.
Selain itu, studi berskala kecil pada remaja tidak menunjukkan adanya perbedaan efek
berdasarkan jenis kelamin.
Suatu studi meta-analisis terkini dari studi kohort prospektif menguji insiden hipertensi
dan kadar asam urat pada orang dewasa melaporkan suatu gabungan risk ratio insiden
hipertensi sebesar 1,13 untuk setiap kenaikan asam urat sebesar 1 mg/dL (95% CI 1,06-1,20).
Resiko bertambah besar pada kelompok di usia yang lebih muda, selanjutnya mendukung
pentingnya mengevaluasi peran asam urat pada orang muda. Beberapa clinical trials menguji
dampak asam urat pada penyakit kardiovaskular dengan mengevaluasi efek penggunaan
farmakoterapi terhadap reduksi asam urat. Dua studi menemukan tidak terdapat perbedaan
tekanan darah yang signifikan antara penggunaan allopurinol dibandingkan dengan kelompok
kontrol, tetapi menemukan bahwa terapi allopurinol (100-300 mg/hari selama 12-24 jam)
berhubungan dengan berkurangnya progresifitas chronic kidney disease. Dalam studi
prospektif dari 48 penderita hyperuricemia dewasa (asam urat >7 mg/dl) pengobatan
Allopurinol 300 mg/hari dibandingkan dengan 21 normouremik dengan kontrol usia dan jenis
kelamin selama lebih 3 bulan periode follow up, rerata tekanan sistolik dan diastolik turun
masing-masing sebesar 3,9 dan 1,9 mmHg. Percobaan lain pada penderita dewasa
menunjukkan perbaikan berbagai fungsi endotelial dan fungsi kardiak pada pasien dengan
penyakit kardiovaskular yang signifikan yang diterapi dengan allopurinol. Masing-masing
studi pada penderita dewasa ini berskala kecil dan pasien memiliki komorbid yang signifikan,
termasuk diabetes, chronic kidney disease dan pemanjangan durasi hipertensi, sebagaimana
seiring penggunaan terapi antihipertensi dan penurun lemak.
Satu-satunya uji klinis pada anak-anak sampai saat ini adalah percobaan secara random,
double blind, placebo-controled, cross-over terhadap 30 remaja dengan diagnosis hipertensi
primer baru dan kadar asam urat ≥ 6 mg/dL yang diterapi dengan Allopurinol 400 mg/ hari
versus placebo dalam 4 minggu. Tidak ada antihipertensi yang digunakan dalam studi
tersebut. Percobaan ini membuktikan perubahan yang berarti pada tekanan sistolik sebanyak -
6,9 mmHg selama terapi allopurinol dibandingkan dengan -2,0 mmHg selama penggunaan
placebo (p-value 0,009), dan perubahan yang berarti dalam 24 jam tekanan sistolik pada
rawat jalan -6,3 mmHg untuk allopurinol dan -0,8 mmHg untuk placebo (p-value 0,001). Dua
puluh dari 30 partisipan mencapai tekanan darah normal selama fase penggunaan allopurinol
dibandingkan dengan 1 dari 30 partisipan selama face penggunaan placebo.
Ada beberapa keterbatasan dalam studi ini. Pertama, data adalah cross sectional, dan oleh
karena itu tidak mungkin untuk menetapkan bahwa kadar asam urat yang relatif lebih tinggi
mendahului atau merupakan penyebab dari meningkatnya tekanan darah. Kedua, definisi
peningkatan tekanan darah berdasarkan pada pemeriksaan fisik pada kunjungan tunggal, dan
tidak selalu berarti bahwa partisipan memiliki tekanan darah tinggi. Namun, peningkatan
tekanan darah dapat menjadi indikasi kondisi pre hipertensi, dan diketahui bahwa
prehipertensi merupakan suatu faktor resiko untuk berkembangnya hipertensi pada anak dan
outcome kardiovaskular lainnya di masa dewasa. Prevalensi peningkatan tekanan darah pada
populasi ini adalah 3,3%, yang mana berkorelasi baik dengan dengan estimasi prevalensi
hipertensi pada populasi pediatrik di AS yaitu sekitar 3-5%. Meskipun memiliki prevalensi
yang rendah, kita masih dapat menemukan hubungan yang signifikan di antara peningkatan
tekanan darah dan kadar asam urat.
Studi ini memiliki keuntungan dari tingginya kualitas protokol standar dimana tekanan
darah diukur dalam NHANES 1999-2006. Kekuatan lain dari studi ini termasuk populasi
studi yang besar dan merepresentasikan populasi secara nasional yang membuat hasil
penelitian ini dapat digeneralisasikan. Pada akhirnya, para remaja ini tidak memiliki bukti
menderita chronik kidney disease, yang mana lazim terjadi pada penderita dewasa dan dapat
mengacaukan hubungan antara asam urat dan hipertensi
PERSPEkTIF
Diantara remaja usia 12-17 tahun, kadar asam urat berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah. Studi ini memberikan kontribusi pada akumulasi bukti terkait asam urat dan
hipertensi. Studi Prospective dan percobaan klinis tambahan diperlukan untuk menentukan
apakah asam urat hanya merupakan marker dalam kompleks metabolik, atau merupakan
penyebab dari hipertensi dan dengan demikian merupakan target potensial untuk dilakukan
skrining dan therapeutik. Dengan adanya beban dari hipertensi kronik, penyakit kardiovasker,
dan chronic kidney disease pada usia dewasa, cara baru untuk memberikan intervensi dan
prevensi pada terapi awal merupakan prioritas.

Anda mungkin juga menyukai