Anda di halaman 1dari 3

Tugas Mtematika P

(AT TAKATSUR)

Nadhil Putra Fadianto


XI MIPA 4 (28)
Kandungan QS. At-Takatsur

َ‫ف ت َ ْعلَ ُمون‬َ ‫س ْو‬ َ ‫) ث ُ َّم َك ََّّل‬3( َ‫ف ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫س ْو‬َ ‫) َك ََّّل‬2( ‫) َحتَّى ُز ْرت ُ ُم ْال َمقَا ِب َر‬1( ‫أ َ ْل َها ُك ُم الت َّ َكاث ُ ُر‬
‫) ث ُ َّم‬7( ‫ين‬ ِ ‫) ث ُ َّم لَت َ َر ُونَّ َها َعيْنَ ْال َي ِق‬6( ‫يم‬
َ ‫) لَت َ َر ُو َّن ْال َج ِح‬5( ‫ين‬ ِ ‫) َك ََّّل لَ ْو ت َ ْعلَ ُمونَ ِع ْل َم ْال َي ِق‬4(
)8( ‫لَت ُ ْسأَلُ َّن َي ْو َم ِئ ٍذ َع ِن النَّ ِع ِيم‬
Artinya :
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (1) sampai kamu masuk ke dalam kubur.(2) Janganlah
begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (3) dan janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. (4) Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (5) niscaya
kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, (6) dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya
dengan `ainulyaqin, (7) kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu
megah-megahkan di dunia itu).(8)”

Surat at-Takatsur merupakan surat Makiyah. Kata “at-Takatsur” diambil dari ayat pertama yang
mempunyai arti bermegah-megahan. Ia terdiri dari 8 ayat dan memiliki beberapa nama selain al-
Takatsur yaitu : alhakum (telah melalaikanmu) atau al-Maqabir (tempat pemakaman).
Surat ini menggambarkan tentang orang-orang yang suka berlomba-lomba untuk mengumpulkan
harta. Mereka merasa bangga jika harta yang mereka punya melebihi yang lain. Kecintaan dan kebanggan
mereka terhadap harta membuat lupa kepada Allah dan lingkungan sekitarnya. Bahkan persaingan
tersebut terus mereka lakukan sampai kematian menjemput (dikubur). Hal ini terjadi karena mereka tidak
pernah puas dengan apa yang telah didapatkan. Dahaga mereka baru terpuaskan jika telah mendapatkan
harta dan kedudukan yang tinggi. Meskipun untuk mencapainya harus menghalalkan segala cara dan
menafikan syariat agama. Demikianlah gambaran jika seseorang telah terpesona dengan kehidupan
duniawi, sebagaimana firman Allah berikut:
‫ُز ِينَ ِللَّذِينَ َكفَ ُروا ْال َحيَاة ُ الدُّ ْنيَا َويَ ْسخ َُرونَ ِمنَ الَّذِينَ آ َمنُوا َوالَّذِينَ اتَّقَ ْوا فَ ْوقَ ُه ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
)212( ‫ب‬ ٍ ‫سا‬ َ ‫َّللاُ يَ ْر ُز ُق َم ْن يَشَا ُء بِغَي ِْر ِح‬َّ ‫َو‬
Artinya :
“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina
orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari
kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. Al-
Baqarah [2] : 212)
Dan dalam sebuah hadis qudsi, mereka digambarkan sebagai berikut : “Seandainya seorang manusia
(yang lengah) memiliki dua lembah penuh emas, niscaya pasti ia masih menginginkan lembah ketiga, tidak
ada yang memenuhi rongga putra-putri Adam kecuali tanah.”
Menurut Prof. Dr. M. Quraish Shihab, selain persaingan mencari harta, dalam Al-Qur’an ada tiga hal
yang menyebabkan manusia lalai, yaitu:
1. angan-angan kosong
2. peniagaan dan jual beli
3. harta dan anak
Peringatan dan teguran yang Allah sampaikan melalui utusan-Nya tidak akan pernah bisa membuat
mereka sadar. Dan dakwah yang disampaikan oleh para ulama dianggapnya sebagai angin lalu. Padahal
apa yang mereka lakukan sebenarnya tidak akan menjadikan mereka bahagia. Dan tidak sampai kepada
hakikat dan kehidupan yang sejati, yaitu kebahagian ukhrawi (di akhirat) kelak. Yang terjadi adalah
sebaliknya, musuh mereka akan bertambah seiring dengan ambisinya.
Dan apa yang mereka perebutkan tidaklah sebanding dengan kenikmatan yang akan didapat di akhirat
kelak. Seandainya mereka memahami makna kehidupan akhirat, tentulah mereka tidak seperti itu.
Kehidupan duniawi hanya sementara, sedang kehidupan akhirat kekal selamanya.
Mereka baru akan menyadari kesalahannya ketika dimasukkan ke dalam neraka jahim. Dan ketika
diminta pertanggunggjawaban atas harta dan karunia yang telah Allah berikan. Pada hari itu mereka akan
ditanya tentang kenikmatan yang mereka kumpulkan dan banggakan semasa hidup di dunia. Mereka juga
akan diminta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya yang menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan keinginannya. Kemudian selanjutnya akan mendapatkan balasan sesuai dengan yang telah
mereka lakukan di dunia. Sebagaimana firman Allah berikut :
8( ُ‫) َو َم ْن َي ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّر ٍة ش ًَّرا َي َره‬7( ُ‫فَ َم ْن َي ْع َم ْل ِمثْقَا َل ذَ َّر ٍة َخي ًْرا َي َره‬
Artinya :
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.
Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya
pula.”(QS. Al-Zalzalah [99] : 7-8)

Tidak menemukan ayat yang berhubungan dengan matematika

Anda mungkin juga menyukai