Anda di halaman 1dari 7

2

juga memperbaiki tata laksana pelayanan masyarakat secara lebih tertib dan

teratur akan mempunyai wibawa dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat.

Output dari pelaksanaa tugas adalah berupa jasa pelayanan kepada masyarakat

sehingga pelayanan dikatakan efektif, apabila para aparat tersebut berhasil dalam

melaksanakan tugasnya di instansi pemerintah masing-masing sesuai dangan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan juga berdasar dari pada keinginan

publik itu sendiri.

Birokrasi merupakan ujung tombak pelaksanaan pelayanan publik yang

mencakup berbagai program pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan

dalam pelaksanaan pelayanan publik, aparat pemerintah diharapkan dapat

memberikan pelayanan yang ramah, cepat, tepat dan murah kepada masyarakat.

Pemerintah seharusnya memberikan kewenangan dan keleluasaan kepada aparat

yang berhadapan langsung dengan publik, agar dalam mengambil kebijakan

alternatif dapat terhindar dari keraguan dan ketergantungan.

Birokrasi pemerintah merupakan garis terdepan yang berhubungan dengan

pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Oleh karena itu, birokrasi

pemerintah harus bersikap netral baik dari sisi politik yaitu bukan merupakan

kekuatan politik maupun dari sisi administratif. Sebab apabila birokrasi menjadi

kekuatan politik maka akan terjadi tidak netral, yaitu memihak kepada kekuatan

atau aliran lain politik tertentu. Padahal dalam memberikan pelayanan umum,

birokrasi pemerintah diharapkan tidak memihak kepada kelompok tertentu dengan

tujuan agar pelayanan umum yang dilakukan oleh pemerintah biar diberikan
3

kepada seluruh masyarakat, tanpa membedakan aliran atau partai politik yang

diikuti oleh masyarakat tertentu.

Dalam memberikan pelayanan umum, birokrasi pemerintah dituntut lebih

efektif dan efisien sehingga akan tampak mementingkan kualitas pelayanan

(service quality). Namun, akibat tugas yang sangat berat dan sangat luas, maka

birokrasi pemerintah terkesan lambat untuk itu atas pertimbangan kecepatan dan

kelancaran dalam pelayanan, perlu dilakukan reinventing (swastanisasi birokrasi),

(Ismail, Hm, 2009:115).

Penilaian kinerja birokrasi publik tidak cukup hanya dilakukan dengan

menggunakan indikator-indikator yang melekat pada birokrasi itu, seperti efisiensi

dan efektifitas, tetapi harus dilihat juga dari indikator-indikator yang melekat pada

pengguna jasa, seperti kepuasan pengguna jasa, akuntabititas dan responsivitas.

Penilaian kinerja dari sisi pengguna jasa menjadi sangat penting karena birokrasi

publik seringkali memiliki kewenangan monopolis sehingga para pengguna jasa

tidak memiliki alternatif sumber pelayanan. Dalam pelayanan oleh birokrasi

publik, penggunaan pelayanan oleh publik sering tidak ada hubungannya sama

sekali dengan kepuasannya terhadap pelayanan, (Dwiyanto Agus, 2006:49).

Salah satu pilihan strategis untuk mengembangkan good goverment di

Indonesia adalah melalui pengembangan penyelenggaraan pelayanan publik yang

mencirikan nilai-nilai yang selama ini melekat dalam good goverment. (Dwiyanto

dkk, 2008:20).

Kemunculan orde reformasi menandai babak baru bangsa Indonesia

memasuki abad 21. Dalam waktu 11 tahun sejak tumbangnya rezim orde baru
4

bangsa Indonesia terus berupaya memperbaiki sistem pemerintahannya bahkan

upaya-upaya perubahan yang dimaksud untuk perbaikan tersebut sangat sering

dilakukan seiring dengan pergantian presiden, mulai dari Habibie, Gusdur,

Megawati, hingga Susilo Bambang Yudoyono. Disamping bersifat parsial, upaya

perubahan yang dilakukan dalam interfal waktu yang sangat pendek hanya terlihat

sebagai kegiatan bongkar pasang sistem dan struktur tanpa mencapai tujuan

perbaikan secara efektif.

Salah satu perubahan penting yang dilakukan adalah pergantian sistem

sentralisasi menjadi disentralisasi. Mulai januari 2001, Indonesia melalui UU

No.22 dan 25 tahun 1999 mengubah dirinya menjadi Negara yang disentralistis

yang memberikan kewenangan besar kepada kabupaten / kota serta propinsi untuk

mengelola kepentingan dan kebutuhan mereka. Disentralisasi ternyata tidak hanya

menimbulkan manfaat tetapi juga beberapa mudharat sehingga pemerintah

merevisi sistem pemerintahan yang disentralisasi tersebut pada oktober 2004

melalui UU No. 32 dan 33 tahun 2004, (Dwiyanto, 2008:44).

Reformasi dilakukan untuk mewujudkan aparatur negara yang mampu

mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi

penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan, dengan mempraktekkan

prinsip-prinsip good governent. Selain itu, masyarakat menuntut agar pemerintah

memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas praktek-

praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, sehingga tercipta pemerintahan yang

bersih dan mampu menyediakan pelayanan yang prima sebagaimana diharapkan

masyarakat. Agar harapan tersebut dapat menjadi kenyataan maka dituntut adanya
5

suatu sikap aparatur yang baik, integritas, profesionalisme serta etos kerja dan

moral yang tinggi. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan oleh

pemerintah sejak tahun 2001 membawa perubahan dalam pelaksanaan

pemerintahan di daerah. Salah satu perubahan itu adalah pemberian wewenang

yang lebih luas dalam penyelenggaraan beberapa bidang pemerintahan. Seiring

dengan bertambah luasnya kewenangan ini, maka aparat pemerintahan di daerah

diharapkan dapat mengelola dan menyelenggaraan pelayanan dengan lebih baik

dari sebelumnya sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Namun dibalik itu semua telah muncul suatu pemikiran yang positif yaitu

munculnya ide serta tentang pemikiran dasar yang menimbulkan reformasi total

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tujuan utama dari reformasi adalah

untuk menciptakan masyarakat sipil (civil society) dalam kehidupan

pemerintahan, bermasyarakat dan bernegara yang memiliki nilai-nilai good

governent serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, sikap keterbukaan,

kejujuran dan keadilan yang berorientasi kepada rakyat dan bertanggungjawab

kepada rakyat.

Terdapat beberapa persoalan utama yang merupakan bagian dari sejarah

masa lalu bangsa Indonesia yang efeknya masih dapat dirasakan oleh masyarakat

Indonesia yang hidup pada masa sekarang ini, yang sekaligus merupakan

indikator penyebab terjadinya krisis multi dimensi yang masih melanda bangsa

Indonesia hingga saat ini. Ketika permasalahan tersebut diidentifikasi, maka ujung

dari permasalahan tersebut bermuara kepada terjadinya pendangkalan partisipasi

rakyat dalam program pembangunan daerah serta semakin melemahnya posisi


6

nilai tawar rakyat dalam hal perencanaan dan pengambilan keputusan yang

melibatkan kehidupan rakyat. Rakyat bukan dijadikan sebagai subjek dalam

kehidupan demokrasi dan juga bukan menjadi subjek didalam pembangunan.

Dinas Tenega Kerja dan Transmigrasi merupakan satuan pemerintahan

Negara. Yang telah diatur dalam undang-undang nomor 35 tahun 2000, menuntut

pemerintah kabupaten untuk membebani dirinya agar bias memberikan peran

public yang memuaskan masyarakat. Sebagian tugas yang menjadi tanggungjawab

di tingkat kabupaten seperti penyelenggaraan administrasi dan pelayanan Kartu

Pencari Kerja Online (AK.1), selanjutnya peraturan Mentri Tenaga Kerja Undang-

undang Nomor 13 Tahun 2003, dan Undang-undang Nomor 203 Tahun 1999

tentang pedoman penyelenggaraan dan pendaftaran Kartu Pencari Kerja Online

(AK.1) di Kabupaten Situbondo, salah satu tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi kabupaten Situbondo adalah melaksanakan urusan

pelayanan umum kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Situbondo yang

meliputi pelayanan umum dibidang administrasi ketenagakerjaan dan

transmigrasi, dan tugas lain yang mempunyai fungsi meliputi :

a. Melayani administrasi Ketenagakerjaan dan Transmigrasi;

b. Menyusun program peningkatan pelayanan dan perluasan kerja ;

c. Menyusun program pembinaan dan pengawasan tenaga kerja;

Ada beberpa jenis pelayanan yang banyak dibutuhkan oleh

masyarakat, yaitu pelayanan penerbitan Kartu Pencari Kerja Online (AK.1). Atas

kondisi tersebut, penulis tertarik untuk menulis pelayanan public yang


7

diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Situbondo

dalam hal pelayanan Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) dengan judul : “Kinerja

Birokrasi Dalam Pelayanan Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) Pada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Situbondo’’.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka dalam penelitian

ini sebagai berikut:

1. Bagaimana Kinerja Birokrasi dalam pelayanan Kartu Pencari Kerja Online

(AK.1) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Situbondo?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Kinerja Birokrasi dalam pelayanan

Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Kabupaten Situbondo?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalahpenelitian yang dirumuskan diatas, maka yang

menjaditujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisa Kinerja Birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan

Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Situbondo;


8

b. Untuk menganalisa paktor-paktor yang mempengarui Kinerja Birokrasi

dalam penyelenggaraan pelayanan Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) di

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Situbondo;

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

a) Manfaat Akademis

Dapat menambah pengetahuan baik bagi peneliti maupun lembaga

pendidikan, dan untuk menambah kepustakaan yang sudah ada.

b) Manfaat Praktis

Beberapa manfaat praktis yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

- Sebagai bahan masukan bagi Birokrasi dalam meningkatkan kualitas

pelayanan Kartu Pencari Kerja Online (AK.1) di Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Situbondo.

- Bagi peneliti lain : Sebagai bahan informasi dan tuntunan bagi peneliti

lanjutan yang ingin mengadakan penelitian menyangkut masalah dan topik

yang sama.

Anda mungkin juga menyukai

  • Hukum Kontrak
    Hukum Kontrak
    Dokumen8 halaman
    Hukum Kontrak
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Sewa Menyewa Dalam Perpekstif Hukum
    Sewa Menyewa Dalam Perpekstif Hukum
    Dokumen38 halaman
    Sewa Menyewa Dalam Perpekstif Hukum
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • KONTRAK NOMINAAT
    KONTRAK NOMINAAT
    Dokumen6 halaman
    KONTRAK NOMINAAT
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Contoh Lamaran Kerja Umum
    Contoh Lamaran Kerja Umum
    Dokumen2 halaman
    Contoh Lamaran Kerja Umum
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Sewamenyewa
    Sewamenyewa
    Dokumen7 halaman
    Sewamenyewa
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab IV
    Bab IV
    Dokumen1 halaman
    Bab IV
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab I Lanjutan
    Bab I Lanjutan
    Dokumen7 halaman
    Bab I Lanjutan
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Print 1
    Print 1
    Dokumen1 halaman
    Print 1
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Lanjutan
    Bab 3 Lanjutan
    Dokumen10 halaman
    Bab 3 Lanjutan
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isian Analisis Jabatan
    Daftar Isian Analisis Jabatan
    Dokumen11 halaman
    Daftar Isian Analisis Jabatan
    Devin Hulu
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Lanjutan
    Bab 3 Lanjutan
    Dokumen10 halaman
    Bab 3 Lanjutan
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Lanjutan
    BAB IV Lanjutan
    Dokumen52 halaman
    BAB IV Lanjutan
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Honorarium 01
    Honorarium 01
    Dokumen1 halaman
    Honorarium 01
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Bab II Print
    Bab II Print
    Dokumen26 halaman
    Bab II Print
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Jawaban Rekonpensi Contohpedi.c0m
    Contoh Surat Jawaban Rekonpensi Contohpedi.c0m
    Dokumen3 halaman
    Contoh Surat Jawaban Rekonpensi Contohpedi.c0m
    Lika Liyakil Hasanah
    100% (2)
  • Rumusan Masala1
    Rumusan Masala1
    Dokumen1 halaman
    Rumusan Masala1
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Dak Waan
    Dak Waan
    Dokumen2 halaman
    Dak Waan
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Non Pns
    Non Pns
    Dokumen1 halaman
    Non Pns
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • 3 Elektro
    3 Elektro
    Dokumen1 halaman
    3 Elektro
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Undang
    Undang
    Dokumen7 halaman
    Undang
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Bronkitis Kronis
    Bronkitis Kronis
    Dokumen2 halaman
    Bronkitis Kronis
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Rapat Batik
    Daftar Hadir Rapat Batik
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Rapat Batik
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • 1las Listrik
    1las Listrik
    Dokumen1 halaman
    1las Listrik
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Daftar Hadir Rapat Batik
    Daftar Hadir Rapat Batik
    Dokumen1 halaman
    Daftar Hadir Rapat Batik
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Kwitansi Ipk
    Kwitansi Ipk
    Dokumen5 halaman
    Kwitansi Ipk
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • 20 Februari 2014
    20 Februari 2014
    Dokumen1 halaman
    20 Februari 2014
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Agenda Surat
    Agenda Surat
    Dokumen2 halaman
    Agenda Surat
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Agenda Surat
    Agenda Surat
    Dokumen2 halaman
    Agenda Surat
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • CONTOH Proposal Pelatihan 2013
    CONTOH Proposal Pelatihan 2013
    Dokumen5 halaman
    CONTOH Proposal Pelatihan 2013
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat
  • Formulir PK 2
    Formulir PK 2
    Dokumen6 halaman
    Formulir PK 2
    Lika Liyakil Hasanah
    Belum ada peringkat