N OMOR : 87/PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
KEBIJAKAN PENI NGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
Tindakan
Nama
Jabatan
Tandatangan
Tanggal
Disiapkan
Dr. Sri Berdi Karyati, M. Kes
Ketua Komite Mutu
11 Januari 2014
Diperiksa
Dr. H. Makmur Santosa , MARS
Direktur Pelayanan
15 Januari 2014
Disetujui
Dr. H. Masyhudi AM, M . Kes
Direktur Utama
18 Januari 2014
Bismillaahirrahmaanirrohiim
NOMOR : 87/PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
MENIMBANG
:
a.
Bahwa rumah sakit mempunyai kewajiban memberi
b.
Bahwa rumah sakit membuat, melaksanakan, dan menjaga
c.
Bahwa setiap rumah sakit wajib menerapkan standar
keselamatan pasien.
d.
Bahwa dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan
e.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
Semarang.
MENGINGAT
:
1.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
Rumah Sakit
2
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/SK III/2008 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Surat Keputusan Pengurus Badan Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung Nomor
68/SK/YBWSA/V/2013 tentang Pengesahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Sultan
Agung.
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN
:
KESATU
: Kebijakan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan
Pasien Rumah
Keputusan ini.
KEDUA
:
Direktur rumah sakit berpartisipasi dalam perencanaan,
keselamatan pasien.
KETIGA
: Pemilik rumah sakit bertanggung jawab penuh terhadap mutu
dan keselamatan pasien.
KEEMPAT
:
Pelaksanaan Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
Semarang.
KEENAM
: Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
Ditetapkan di : Semarang
Tanggal
: 16 Rabiul Awal 1435H
18 Januari
2014M
SEMARANG
Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes
Direktur Utama
3
LAMPIRAN
NOMOR : 87/PER/RSI-SA/I/2014
Kebijakan Umum
Program mutu dan keselamatan pasien wajib dijalankan di seluruh unit rumah sakit.
Pelaksanaan indikator mutu dan pelaporan insiden wajib dilaporkan, dianalisis, ditindak
lanjuti dan dievaluasi bersama unit terkait di rumah sakit.
Unit rumah sakit wajib menjalankan pencegahan terjadinya insiden di rumah sakit
melalui pelaporan insiden, tindak lanjut dan solusi guna pembelajaran supaya tidak
terulang kembali.
Unit rumah sakit wajib melaksanakan peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
Kebijakan Khusus
Prioiritas pelaksanaan peningkatan mutu dan keselamatan pasien meliputi 5 (lima) area
yaitu rawat jalan, rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), kamar bedah dan Sasaran
Keselamatan Pasien.
Jenis indikator mutu yang dilaksanakan di rumah sakit yaitu jenis indkator mutu
pelayanan, terdiri atas Indikator Area Klinis, Indikator Area Manajerial, Indikator Area
Sasaran Keselamatan pasien, Indikator Area Sasaran dan Indikator JCI library of measure
Pelaksanan indikator mutu meliputi penyusunan, jenis indikator, Kamus Profil Indikator,
sosialisasi indikator, trial indikator, implementasi indikator mutu, validasi, pencatatan
dan pelaporan analisis data, rapat pimpinan, benchmarking, publikasi data, evaluasi dan
tindak lanjut (monitoring dan evaluasi) indikator mutu serta pelaporan ke direksi dan
yayasan.
Manajemen tata kelola mutu dan keselamatan pasien dilaksanakan oleh Komite Mutu
dan Komite Keselamatan Pasien berdasarkan pedoman, panduan, kebijakan serta SPO
mutu dan keselamatan dalam menjalankan program mutu dan keselamatan pasien
rumah sakit.
Yayasan menyetujuai rencana mutu dan keselamatan pasien serta secara regular
menerima dan menindaklanjuti laporan tentang pelaksanaan program perbaikan mutu
dan keselamatan pasien.
4
Apabila dalam upaya pencapaian target dari suatu proses, program/sistem tidak
sesuai yang diharapkan, rumah sakit membuat rancangan baru dan melakukan
modifikasi dari sistem dan proses sesuai prinsip peningkatan mutu dan keselamatan
pasien. Rancangan proses yang baik adalah :
Berdasar praktek klinik yang baik/ lebih baik/ sangat baik dari rumah sakit
Dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit, pedoman
praktek klinik dan clinical pathway dan atau protokol klinis digunakan untuk
pedoman dalam memberikan asuhan klinik.
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit berkolaborasi dengan petugas
yang berpengalaman, memiiki pengetahuan dan keterampilan cukup dalam
mengumpulkan serta menganalisa data-data mutu dan keselamatan pasien secara
sistematik.
Rumah sakit membuat report incidence yang meliputi kejadian insiden, KPC, KNC,
KTD, KTC, dan sentinel event dalam waktu maksimal 2x24 jam.
5
Dukungan sistem informasi mutu dan keselamatan pasien bersifat confidentiality
(data rekam medis sangat rahasia, harus memiliki wewenang dengan baik) dan
dalam bidang pengumpulan data.
Rumah sakit melaksanakan program alokasi sumber daya berupa sumber daya
manusia dan alat teknologi pendukung.
Surat keputusan ini berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal diterbitkan dan akan
dilakukan evaluasi minimal 1 (satu) tahun sekali.
Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perubahan dan perbaikan, maka akan
dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya
Direktur Utama
6