Abstrak
Skabies Norwegian (krustosa) merupakan varian skabies klasik yang jarang dijumpai. Diagnosis varian ini sering dikelirukan
dengan berbagai dermatosis eritroskuamosa karena gambaran klinisnya yang berupa lesi eritrodermik, hiperkeratosis ekstensif
disertai krusta-krusta tebal, serta penebalan kuku. Seorang anak laki-laki penderita sindrom Down berusia 14 tahun, dirujuk ke
klinik kulit dan kelamin karena adanya lesi pruritik disertai hiperkeratosis yang luas, krusta-krusta tebal dan penebalan kuku.
Diagnosis dermatitis seboroik, dermatitis kontak, psoriasis serta berbagai penyebab eritroderma yang lain dapat disingkirkan
setelah hasil pemeriksaan mikroskopis kerokan kulit menggunakan KOH menemukan Sarcoptes scabiei. Terapi menggunakan
permethrin 5% menghasilkan perbaikan klinis yang memuaskan.
Abstract
Norwegian (crusted) scabies is a rare variant of classic scabies. It is characterized by erythrodermic, extensive hyperkeratotic
lesions with thick crusts on the skin and nails. Misdiagnosis with other crusted hyperkeratotic dermatosis often delayed
appropriate diagnosis of this disease. We reported a case of a 14-year-old boy, Down syndrome patient, who developed pruritic,
extensive hyperkeratotic lesions with thick crusts on his skin and nails. Psoriasis, seborrhoeic dermatitis, contact dermatitis and
other causes of erythroderma were excluded as we found Sarcoptes scabiei during potassium hydroxide examination of patient’s
hyperkeratotic scales. Treatment with 5% permethrine gave a good result.
Korespondensi: Tinna Aswirani, Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin–
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo. Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar. Indonesia.
Telp. +62411 580345
89
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 21 No. 1 April 2009
scabiei. Hasil pemeriksaan laboratorium rutin dalam serta tidak lagi dijumpai tanda-tanda infeksi sekunder
batas normal, kecuali ditemukannya lekositosis. pada kulit penderita.
Penderita dirawat di ruangan isolasi dan diterapi
dengan preparat skabisid topikal (permethrin 5%), Pembahasan
aplikasi dilakukan satu kali dan dibiarkan selama
Skabies Norwegian dilaporkan pertama kali oleh
10 jam. Pemberian permethrin juga dilakukan untuk
Danielssen dan Boeck pada tahun 1848, sebagai suatu
seluruh anggota keluarga yang terlanjur kontak dengan
bentuk skabies yang berat pada manusia. Keadaan
penderita, di saat yang bersamaan dengan aplikasi
ini ditandai oleh adanya lesi berkrusta tebal yang
pada penderita. Antibiotika sistemik (sefaleksin 3 ×
mengandung Sarcoptes Scabiei var. hominis dalam
250 mg) diberikan untuk mengatasi keadaan infeksi
jumlah besar.3 Skabies krustosa biasanya terjadi pada
sekunder sedangkan antihistamin (CTM 2 × 4 mg)
pasien-pasien yang mengalami defek respon imunitas
diberikan untuk keadaan pruritus penderita. Edukasi
seluler4 atau penurunan sensibilitas kutan akibat
untuk eradikasi skabies dan permethrin 5% diberikan
kelemahan fisik atau mental (Sindroma Down). 1
kepada seluruh anggota keluarga yang kontak dengan
Penurunan sensibilitas kutan ini mengakibatkan
penderita pada saat yang bersamaan. Perbaikan klinis
berkurangnya kesadaran dari hospes untuk menggaruk,
yang bermakna sudah dicapai satu minggu setelah
yang merupakan suatu mekanisme pertahanan
terapi. Keluhan gatal dan lesi krustosa menghilang
mekanik terhadap infestasi tungau, sehingga terjadi
90
Laporan Kasus ��������������������������������������������
Karsinoma Sel Skuamosa yang Berkembang dari
Ulkus Marjolin Akibat Luka Gigit (Human Bite)
91
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 21 No. 1 April 2009
5. Cestari SCP, Petri V, Rotta O. Alchorne MMA. Oral ����� 9. O’Donnel BF, O’Loughlin S, Powell FC. Management
treatment of crusted scabies with ivermectin: report of crusted scabies. Int J Dermatol 1990; 29: 258–66.
of two cases. Pediatr Dermatol 2000; 17: 410–4. 10. Predinville J. Scabies and Lice. In: Harper J, Oranje
6. Ayerbe F, Munoz J. Ivermectin for Crusted Norwegian A, Prose N, editors. Textbook of Pediatric Dermatology.
Scabies Induced by Use of Topical Steroid. Arch London: Blackwell Publishing; 2006. p. 659–66.
Dermatol. 1998; 134: 143–5. 11. Stone S. Scabies and Pediculosis. In: Freedberg I,
7. Chen DY, Lan JL. Crusted scabies in systemic lupus Eisen A, Wolff K, Austen K, Goldsmith L, Katz S,
erythematosus: a case report. Chin J Microbiol Immunol editors. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine.
1993; 44–5. 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2003. p. 2283–5.
8. Lipitz R, Tur E, Brenner S, krakowsky A. Norwegian 12. Eichenfield L, Frieden I, Esterly N. Fungal Infections,
scabies following topical corticosteroid therapy. Ist Infestations, and Parasitic Infections in Neonates
J Med Sci 1981; 17: 1165–8. Textbook of Neonatal Dermatology. Philadelphia: WB
Saunders Company. 2001. p. 231–3.
92