Anda di halaman 1dari 9

MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.

id

Tinjauan Pustaka

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA


HEPATOPULMONARY SYNDROME
Dwitya Elvira

Abstrak
Sirosis hepatis dan penyakit hati kronik merupakan penyebab kematian terbanyak di seluruh
dunia. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas sirosis berhubungan dengan komplikasinya
yang bersifat sistemik. Salah satu komplikasi sirosis dapat mengenai paru berupa sindrom
hepatopulmonar atau hepatopulmonary syndrome. Hepatopulmonary syndrome (HPS)
didefinisikan sebagai trias yang terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut, hipoksemia arterial
serta dilatasi intravaskular pulmonar tanpa disertai penyakit kardiopulmonar. Patogenesis HPS
masih belum diketahui pasti, namun diduga terjadi gangguan metabolisme zat vasoaktif paru
yang menimbulkan vasodilatasi vaskuler paru. Manifestasi klinis HPS berupa dispneu yang khas
dengan tanda kegagalan hati dan hipertensi portal. Modalitas diagnostik HPS adalah radiologi
thorax, analisa gas darah, contrast enhanced echocardiography (CEE), nuclear scanning
dengan Tc-99m dan angiografi paru. Penatalaksanaan HPS terutama bertujuan menurunkan
vasodilatasi intrapulmonar, meningkatkan oksigenasi arterial dan mengurangi keluhan. Deteksi
dini terhadap komplikasi sirosis mutlak diperlukan dalam mencegah dan mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas.
Kata kunci: sirosis hepatis, dispneu, hepatopulmonary syndrome

Abstract
Liver cirrhosis and chronic liver disease are the leading cause of death worldwide. The
high morbidity and mortality associated with their systemic complications. One of the
complications of cirrhosis is hepatopulmonary syndrome. Hepatopulmonary syndrome
(HPS) is defined as the triad of advanced-stage liver failure, arterial hypoxemia and
pulmonary intravascular dilatation without cardiopulmonary disease. The pathogenesis of
HPS is still not known for sure, but suspected metabolic disorder pulmonary vasoactive
substances that cause pulmonary vascular vasodilatation. The clinical manifestations of
HPS is typical dispneu with signs of liver failure and portal hypertension. HPS diagnostic
modalities are radiology thorax, blood gas analysis, contrast enhanced echocardiography
(CEE), nuclear scanning with Tc-99m and pulmonary angiography. HPS management
aims primarily to lower intrapulmonar vasodilation, improving arterial oxygenation and
reduce complaints. Early detection of complications of cirrhosis is absolutely necessary
in preventing and reducing morbidity and mortality.
Keywords: hepatic cirrhosis, dispneu, hepatopulmonary syndrome

Afiliasi Penulis : Bagian Ilmu Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas, Padang, Korespondensi : Dwitya
Elvira, email : dwitya.elvira@yahoo.com, Telp \ HP : 081363102933.

57
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

PENDAHULUAN seperti platipneu dan orthodeoxia disertai


dengan adanya tanda sirosis, seperti
Sirosis hepatis dan penyakit hati spider naevi, palmar eritem, asites
kronik merupakan penyebab kematian merupakan patognomonis pada HPS.(7,8)
terbanyak ke-10 pada laki-laki dan ke-12
pada wanita di Amerika Serikat dengan METODE
angka kematian mencapai 27.000 tiap
tahunnya. Data prevalensi sirosis hepatis Artikel ini ditulis berdasarkan hasil
di Indonesia dari beberapa pusat penelusuran dan review kepustakaan
pendidikan seperti di RS Dr. Sardjito mengenai sindrom hepatopulmonar
Yogyakarta melaporkan jumlah pasien sebagai salah satu komplikasi sirosis
sirosis hati berkisar 4,1 % dalam 1 tahun, hepatis. Penelusuran ditekankan pada
RS Adam Malik Medan dalam 4 tahun kriteria diagnosis serta penatalaksanaan
didapatkan pasien sirosis hati sebanyak sindrom hepatopulmonar.
4% dari seluruh pasien di Bagian Penyakit
Dalam. Tingginya angka morbiditas dan HASIL DAN PEMBAHASAN
mortalitas sirosis hepatis berhubungan
dengan komplikasinya. Komplikasi sirosis Definisi
ini bersifat sistemik dan salah satu Sindrom hepatopulmonar atau
hepatopulmonary syndrome (HPS)
komplikasinya dapat mengenai paru yang
berupa sindrom hepatopulmonar atau didefinisikan sebagai suatu trias yang
hepatopulmonary syndrom (HPS). (1,2) terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut,
Hepatopulmonary syndrome atau hipoksemia arterial (PaO2 < 70 mmHg
HPS merupakan komplikasi sirosis atau gradien oksigen alveolar-arterial > 20
hepatis pada paru yang ditandai oleh trias mmHg) serta dilatasi vaskularisasi
yang terdiri dari kegagalan hati stadium intrapulmonar, tanpa disertai penyakit
lanjut, hipoksemia arterial serta dilatasi kardiopulmoner. HPS merupakan salah
vaskular intrapulmonar tanpa disertai satu komplikasi sirosis pada paru yang
penyakit kardiopulmoner yang menyertai. mempengaruhi pengobatan dan
Prevalensi HPS berkisar antara 4-30% prognosis penyakit serta menjadi
pada penderita sirosis. Studi prospektif penyebab penurunan oksigen darah
terbaru, Pulmonary Vascular of Liver arterial. Abnormalitas oksigen arterial
Disease (PVCLD) 33% pasien sirosis dapat ditemukan pada pasien dengan
didiagnosis sebagai HPS, dan 40% gagal hati kronik, namun studi Rao MY et
pasien calon penerima transplantasi hati al (2008) memperlihatkan 13,9% pasien
mengalami dilatasi vaskular paru. Angka dengan gagal hati kronik mengalami
kematian akibat HPS sendiri diperkirakan hipoksemia yang disebabkan oleh
HPS. (3,4,9,10,25)
sebesar 16% dengan survival rate 2,5
tahun. (3,4,5)
Patogenesis pasti HPS masih belum Epidemiologi Dan Etiologi
diketahui pasti. Gangguan sintesis dan Hubungan antara penyakit hati
metabolisme zat vasoaktif paru akibat kronik, sianosis dan clubbing finger
gangguan hati yang diduga menimbulkan pertama kali diperkenalkan oleh Fluckiger
hipoksemia. Manifestasi hipoksemia pada tahun 1884 pada seorang wanita 37 tahun
HPS berupa keluhan dispneu yang khas dengan gambaran klinis sianosis dan
clubbing finger yang ternyata mengalami
58
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

sirosis dan dari pemeriksaan postmortem transplantasi hati mengalami dilatasi


didapatkan adanya suatu dilatasi vena vaskular pulmonar.(3,10,12)
pulmonar. Berthelot et al (1966) Angka kematian akibat HPS
melaporkan adanya perubahan patologis diperkirakan sebesar 16%. Studi
pada vaskularisasi pulmonal penderita retrospektif HPS pada 22 pasien
sirosis, dimana setelah injeksi suspensi diperoleh angka kematian pada studi ini >
gelatin, ditemukan peningkatan sejumlah 40% dengan survival rate 2,5 tahun.
cabang-cabang vaskuler perifer akibat Beberapa studi memperlihatkan angka
vasodilatasi arterial (> 500 µm) yang survival 5 tahun HPS sebesar 23% dari
mempengaruhi lobus bawah paru dan 37 pasien yang tidak ditransplantasi hati.
pleura dengan gambaran mirip spider Prognosis semakin buruk pada pasien
naevi pada kulit, sehingga disebut dengan PaO2 < 50 mmHg pada saat
sebagai spider naevi paru dan pleura. terdiagnosis.(5,10)
Istilah “intrapulmonary vascular Etiologi HPS masih belum diketahui
dilatations” pun akhirnya diutarakan oleh dan masih menjadi fokus berbagai
Krowka dan Cortese. Baru kemudian, penelitian dan debat di kalangan ahli.
Kennedy dan Knudson, 1977, Pada sejumlah kelompok kecil pasien,
memperkenalkan “hepatopulmonary penyakit hati berhubungan dengan
syndrome” (HPS) setelah melaporkan gambaran parenkim pulmonar yang unik,
pasien sirosis dengan hipoksemia dan termasuk granuloma paru atau alveolitis
ortodeoxia.(11) fibrosis pada sirosis bilier primer dan
Prevalensi sindrom hepatopulmonar emfisema. Grafik berikut memperlihatkan
berkisar antara 4-30% pada penderita beberapa penyakit hati yang dapat
sirosis. Dari studi prospektif, Pulmonary menyebabkan HPS. Dari grafik tersebut
Vascular of Liver Disease (PVCLD) 33% dapat terlihat bahwa hepatitis B, C dan
dari 218 pasien penderita sirosis pada 7 hepatitis kriptogenik merupakan
pusat pelayanan medis didiagnosis penyebab terjadinya HPS yang terbanyak.
sebagai HPS, dan sekitar 40% kandidat (8,11)

Gambar 1. Etiologi HPS(8)

59
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

Patogenesis ETB di sel endotel vaskular, yang


Patogenesis pasti hepatopulmonary menimbulkan vasodilatasi intrapulmonar.
syndrome (HPS) masih belum diketahui Faktor-faktor yang berkontribusi dalam
pasti. Hipotesis terbaru yang bisa diterima peningkatan ETB diduga disebabkan oleh
adalah adanya gangguan sintesis dan sirkulasi hiperdinamik akibat peningktan
metabolisme zat vasoaktif paru akibat aliran darah pulmonar dan perubahan
gangguan hati yang menyebabkan ekspresi reseptor ETB vaskular, serta
vasodilatasi fungsional vaskuler paru peningkatan produksi sitokin, seperti
yang menimbulkan hipoksemia. Hal yang interleukin-1B (IL-1B) dan hipoksia yang
unik dari HPS adalah gross dilatation merangsang ekspresi ETB. (3,14)
pembuluh darah kapiler dan prekapiler Carbon monoksida (CO) merupakan
paru (15-100 nm). Otopsi memperlihatkan zat vasoaktif yang sedang diteliti
bahwa subyek dengan HPS mengalami peranannya dalam patogenesis HPS. CO
dilatasi alveolar dengan diameter sebesar menyebabkan vasodilatasi akibat aktifnya
60-80 nm, dibandingkan dengan normal jalur cGMP (cyclic guanosine
7-15 nm. Dilatasi vaskular intrapulmonar monophosphate), yang secara langsung
ini terjadi akibat peningkatan produksi mengaktivasi saluran KCa. CO dibentuk
atau gangguan klirens hepar terhadap saat penghancuran heme oleh heme
vasodilator atau karena kurangnya oksigenase (HO), dimana salah satu
produksi atau kurang sensitifnya vaskular proteinnya yaitu HO-1 diekspresikan di
paru terhadap vasokonstriktor.(3,6,14) alveoli, epitel bronkus, dan sel inflamasi
Menurut Castro dan Krowka, termasuk makrofag. Ekspresi HO-1 ini
ketidakseimbangan antara vasokonstriktor juga ditemukan meningkat pada sirosis,
dan vasodilator pada vaskuler pulmonar yang kemungkinan berperan pada
diduga berkontribusi terhadap patogenesis HPS. Kesimpulan yang sama
patogenesis HPS. Vasodilator yang paling juga didapat oleh Zhang et al, dimana
banyak diteliti adalah nitrit oksida (NO), peningkatan HO-1 tersebut disebabkan
dimana pada HPS ditemukan peningkatan oleh penumpukan makrofag intravaskuler
kadar nitrit dan nitrat serta metabolit NO, pada sirosis yang kemungkinan
yang semuanya kembali normal setelah dirangsang oleh TNF-α. (3)

dilakukan transplantasi hati, dengan


saturasi oksigen yang juga normal. Pada Manifestasi Klinis
mencit yang mengalami HPS, terjadi Manifestasi klinis utama HPS adalah
peningkatan protein eNOS (endothelial gangguan oksigenasi yang bervariasi dari
NO synthase) pada pembuluh darah ringan sampai berat yang meng-
alveoli paru dan peningkatan aktivitas gambarkan disfungsi hati dan paru.
basal NOS. Diduga ada suatu hubungan Dispnea merupakan keluhan paling sering
yang kuat antara ekspresi eNOS tersebut dimana menurut Krowka et al, 18%
dengan keparahan HPS. Selain NO, zat pasien HPS mengalami sesak nafas, rata-
vasoaktif lainnya yang berperan dalam rata lama waktu yang diperlukan bagi
patogenesis HPS adalah endothelin-1 penderita sirosis untuk mengalami
(ET-1) dan endothelin B (ETB). ET-1 keluhan HPS adalah 4,8 tahun. Penelitian
dapat merangsang efek vasodilator yang dilakukan Alizadeh et al (2006) pada
autokrin dengan meningkatkan aktivitas 54 penderita sirosis, 31,5%-nya didiag-
eNOS dan produksi NO melalui reseptor nosis sebagai HPS dengan rentang usia
60
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

sekitar 71-80 tahun, dengan keluhan sirosis dengan hipoksemia (rata-rata


terbanyak adalah dispnea dan sianosis. PaO2 < 45) saat pasien diberikan oksigen
Sesak nafas dan clubbing finger adalah 100%. Meskipun bukan patognomonis,
gejala klinis yang paling sensitif dan namun adanya temuan ini disertai dengan
spesifik.(3,8) gangguan hepar yang berat dapat
Keluhan yang paling spesifik pada mengarahkan pada diagnosis HPS.
HPS adalah platipnea yaitu keluhan sesak Fenomena ini terjadi oleh karena
nafas yang dirasakan saat perubahan abnormalitas vaskuler dominan berlokasi
posisi dari tidur ke berdiri, yang di lapangan tengah dan bawah paru; efek
berhubungan dengan orthodeoxia, yaitu gravitasi dapat meningkatkan aliran darah
penurunan ≥ 4 mmHg PaO2 atau ≥ 5% yang dapat memperburuk ketidakcocokan
saturasi saat perubahan posisi dari antara ventilasi-perfusi dan akhirnya
telentang ke berdiri, ditemukan pada 88 % menimbulkan gangguan oksigenasi
subjek (Krowka et al). Platipnea dan arterial saat pasien berada dalam posisi
orthodeoxia dengan hipoksemia berat berdiri.(14,15)
merupakan karakteristik dari HPS.
Krowka et al (1990) menjabarkan Diagnosis
orthodeoxia ditemukan pada 14 dari 16 Pendekatan diagnosis HPS
pasien (88%), Eden et al (1996) melibatkan pemeriksaan objektif terhadap
menemukan orthodeoxia pada 6 pasien 3 komponen trias HPS. Trias HPS
sirosis dengan hipoksemia berat, Andrivet tersebut sesuai dengan kriteria pada tabel
et al (1993) menemukan pada 9% pasien berikut.(13)

Gambar 2. Trias Diagnosis Hepatopulmonary Syndrome(13)

Untuk memulainya, gangguan hati Beberapa algoritma telah dikem-


atau hipertensi portal harus dibuktikan bangkan dalam mendiagnosis HPS.13
melalui imaging abdomen termasuk salah satunya seperti yang diperlihatkan
ditemukannya sirosis, tanda hipertensi oleh gambar 3.
portal seperti varises esofagus dan atau
splenomegali, selanjutnya pemeriksaan
laboratorium fungsi hepar untuk meng-
konfirmasi sirosis.(13)

61
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

sensitivitas 100% dan spesifisitas


88% dalam mendeteksi PaO2 < 70
mmHg dan dapat digunakan sebagai
arahan diagnosis HPS.(10)

3. Contrast Enhanced Echocardiography


(CEE) merupakan alat diagnostik
yang sensitif dalam mendiagnosis
pintas intrapulmonar. CEE ini
menggunakan saline agitated atau
indocyanine green yang membentuk
gelembung mikro dengan ukuran 15
µm yang diinjeksikan intravena.
Gambar 3. Algoritme Diagnosis HPS(13) Dalam keadaan normal, gelembung
mikro ini terperangkap dalam
Dalam menentukan telah terja- vaskularisasi paru dan diserap.
dinya dilatasi vaskular intrapulmonar Namun pada pasien dengan pintas
pada HPS, dapat digunakan beberapa intrakardiak dan intrapulmonar,
alat diagnostik sebagai berikut: mikrobuble ini dapat juga ditemukan
pada jantung kiri setelah beberapa
1. Foto radiologi thorax lama. Pada pintas intrakardiak kanan-
Radiologi thorax memperlihatkan kiri, bubble ini muncul di jantung kiri 3
gambaran vaskular paru yang prominen kali denyut jantung setelah muncul di
di lobus bawah bilateral paru, namun jantung kanan. Pada pintas
temuan ini tidak spesifik. Berikut intrapulmonar, bubble ini muncul
gambaran radiologi thorax pada pasien setelah denyut jantung ke 4-6.(18)
diduga HPS. (16,17) Penelitian Krowka et al berupa studi
prospektif terhadap 38 kandidat
transplantasi hati dimana CEE
digunakan, 13,2% didiagnosis
sebagai HPS, sementara Hopkins et
al dengan 53 pasien penyakit hati
berat menyatakan bahwa HPS
ditemukan pada 47% pasien
sirosis. (18)

4. Nuclear scanning dengan 99m-


Gambar 4. Gambaran Radiologi Thorax Technetium macroaggregated
pada Penderita HPS (16) albumin (Tc-99m MAA) merupakan
metode kedua dalam diagnosis HPS.
2. Pemeriksaan analisis gas darah
Macro-aggregated albumin dengan
diper-lukan dalam menentukan
ukuran 20 µm seharusnya
diagnosis HPS. Pulse oksimetri
terperangkap pada kapiler paru
merupakan metode pemeriksaan yang
(diameter 8-15 µm), namun bila hasil
paling mudah dan praktis digunakan.
scan memperlihatkan adanya uptake
Saturasi oksigen > 96% memiliki
62
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

radionuklide oleh ginjal, otak atau HPS harus menjalani diet rendah
keduanya menandakan adanya pintas garam (2 g) untuk mengurangi retensi
intrapulmonar/ intra-kardiak. Pada cairan dan overload. Pengaturan
pasien normal, hanya 3-6% yang olahraga juga menjadi tantangan
melewati paru. Wolfe et al pada HPS, terutama yang berat. Pada
mendokumentasikan bahwa pada pasien dengan HPS yang mendapat
pasien sirosis dengan hipoksemia terapi oksigen dosis rendah jangka
berat 10-71% melewati paru.(16,17) panjang, olahraga ringan dibolehkan
dengan memper-tahankan saturasi
5. Angiografi paru merupakan metode oksigen 90% selama olahraga.(21)
invasif, sehingga jarang digunakan.
Berdasarkan angiografi paru ini, HPS Terapi Farmakologi
diklasifikasikan menjadi 2 tipe, tipe I Tujuan terapi farmakologi
dan tipe II. Pada tipe I, diperoleh adalah menurunkan vasodilatasi
dilatasi arteri pulmonar prekapiler intrapul-monar, meningkatkan
tanpa fistula arteriovenous dengan oksigenasi arterial dan mengurangi
bentuk normal sampai difus, bentuk keluhan. Belum ada studi kasus
spider atau spongy. Pasien tipe I ini kontrol dalam menentukan terapi yang
mengalami hipoksemia berat dan efektif pada HPS. Terapi oksigen
responnya buruk terhadap oksigen diperlukan untuk mengurangi keluhan
100%. Sementara pada tipe II, terjadi dan meningkatkan kemampuan
fistula arteri-vena paru yang beraktivitas. Oksigen 2-5 l/menit
terlokalisir. Tipe ini tidak terlalu sering melalui nasal kanul, dengan
ditemukan, sama sekali tidak mempertahankan saturasi oksigen
berespon terhadap pemberian 90% pada saat istirahat dan
oksigen 100% dan indikasi untuk beraktivitas diindikasikan pada
dilakukan terapi embolisasi.(16,19) penderita HPS. (22,23)

Modalitas diagnostik yang terbaru


adalah CT scan thorax resolusi tinggi Terapi Pembedahan
dan evaluasi terhadap pulmonary Tujuan terapi pembedahan pada HPS
blood transit time. Namun perlu adalah untuk mengembalikan ke
dilakukan penelitian skala besar keadaan yang mendasari terkait
dalam meng-gunakan potensinya dengan perkembangan sindrom ini
dalam mendiag-nosis HPS. (19) (sirosis dan hipertensi portal). Trans-
plantasi hati merupakan terapi satu-
Tatalaksana satunya pada HPS, berdasarkan
Diet Dan Modifikasi Gaya Hidup adanya perbaikan analisis gas darah
Belum ada penelitian atau studi dan resolusi komplit pada lebih dari
tentang diet atau modifikasi gaya 85% pasien.(23)
hidup pada pasien dengan HPS.
Pembatasan konsumsi alkohol dan Terapi Lain
obat hepato-toksik, yang juga Transjugular intrahepatic portosys-
merupakan pengoba-tan penyakit hati temic shunt (TIPS). Sejumlah laporan
juga perlu dipertim-bangkan. Semua kasus memperlihatkan penggunaan
pasien sirosis, khu-susnya dengan TIPS sebagai tatalaksana pasien

63
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

HPS. Meskipun beberapa memper- mmHg) serta dilatasi vaskuler intra-


lihatkan adanya perbaikan klinis, pulmonar dengan manifestasi klinis
namun sebagian lagi tidak. Pada yang khas berupa dispneu, platipneu
beberapa studi, TIPS memperlihatkan dengan orthodeoxia disertai tanda
adanya efek samping pada fungsi disfungsi hati. Dalam mendiagnosis
hepar dan terjadinya ensefalopati.(22) HPS dapat dilakukan pemeriksaan
radiologi thorax, contrast enhanced
Coil Embolization of Vascular Dila- echocardiography (CEE), Tc-99m
tation MAA serta angiografi paru. Pe-
Pada salah satu laporan kasus, natalaksanaan HPS berupa pembe-
dikatakan bahwa coil embolization rian oksigen, terapi empiris terhadap
dapat memperbaiki PaO2 pada pasien penyakit hatinya, serta transplantasi
post transplantasi hati dengan hati. Deteksi dini terjadinya komplikasi
prolonged hipoksemia. Penelitian lain sirosis ini diperlukan dalam mengu-
juga memperlihatkan bahwa coil rangi tingginya angka morbiditas dan
embolization dapat digunakan morta-litas akibat penyakit ini.
sebagai terapi paliatif pada pasien
yang akan dilakukan transplantasi DAFTAR RUJUKAN
hati.(22)
1. Anderson RN, Smith BL. Deaths: leading
Beberapa penelitian terhadap causes for 2001. National Vital Statistic
Reports: from the Centers for Disease
terapi farmakologi HPS masih dila-
Control and Prevention. 2003;52(9):1-85.
kukan, yaitu pentoksifiline, bosentan 2. Nurdjanah S. Sirosis hati. Dalam: Buku Ajar
dan inhaled N-nitro-L-arginine methyl Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta
ester yang efektif pada uji 2009;445-448.
eksperimental pada manusia dan 3. Wang YW, Lin HC. Recent advances in
hepatopulmonary syndrome. J Chin Med
hewan coba. Terapi ini merupakan
Assoc 2005;68(11):500-505.
terapi yang cukup menjanjikan, 4. Nunes H, Lebrec D, Mazmanian M, Capron
namun masing-masingnya memiliki F, Heller J, Tazi K. Role of nitric oxide in
efek samping dan harus dievaluasi hepatopulmonary syndrome in cirrhotic rats.
dengan uji klinis.(23,24) Am J Resp Crit Care Med. 2001;164:879-
885.
5. Anel R, Sheagren J. Novel presentation and
approach to management of
SIMPULAN hepatopulmonary syndrome with use of
antimicrobial agents. CID 2001:32:131-136.
Sirosis hati atau penyakit kronik 6. Lange P, Stoller J. The hepatopulmonary
syndrome. Ann Intern Med 1995;122:521-
memiliki berbagai komplikasi yang
29.
bersifat sistemik, dan dapat mengenai 7. Lange P, Stoller JK. Hepatopulmonary
paru yang disebut sebagai sindrom syndrome. Diakses dari www.uptodate.com
hepatopulmonar atau hepatopul- Maret 2012.
monary syndrome (HPS). Hepato- 8. Alizadeh A, Fatemi S, Mirzaee V,
Khoshbaten M, Talebipour B, Sharifian A.
pulmonary syndrome (HPS) didefinisi-
Clinical features of hepatopulmonary
kan sebagai suatu trias yang terdiri syndrome in cirrhotic patients. World J
dari kegagalan hati stadium lanjut, Gastroenterol 2006;12(12):1954-1956.
hipoksemia arterial (PaO2 < 70 9. Almoosa K. The hepatopulmonary
syndrome. Hospital Physician 2000:23-30.
64
MKA, Volume 38, Nomor 1, Jan-Apr 2015 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id

10. Varghese J. Ilias-basha H, Dhanasekaran 18. Lee CH, Cheng ST. Shortness of breath
R, Singh S, Venkataraman J. while sitting up: hepatopulmonary
Hepatopulmonary syndrome-past to syndrome. CMAJ, January 11, 2011;183(1)
present. Annals of Hepatology 19. Sawant P,Vashishtha C, Nasa M.
2007;6(3):135-142 Management of cardiopulmonary
11. Zakim & Boyer’s Hepatology A Textbook of complications of cirrhosis. Int’l Journ of
Liver Disease. Boyer T, Manns M, Sanyal A. Hepatology 2011;1-11.
2012 Saunders Elsevier Philadelphia. 20. Cremona G, Higenbottam TW, Mayoral V,
Chapter 23. Pulmonary Complications in Alexander G, Demoncheaux E, Borland C.
Patients with Liver Disease.394-399. Moises Elevated exhaled nitric oxide in patients with
I, Nevah R, Fallon M. hepatopulmonary syndrome. Eur Respir J.
12. Adams P, Erasmus J, Crockett R, Mitchell J, 1995,8,1883-1885.
Godwin JD, McDermott V. The 21. Fleming G, Cornell T, Welling T, Magee J,
hepatopulmonary syndrome: radiologic Annich G. Hepatopulmonary syndrome: use
finding in 10 patients. AJR 1996;166:1379- of extracorporeal life support for life-
1385. threatening hypoxia following liver
13. Gupta S. The hepatopulmonary syndrome: a transplantation. Liver Transpl 14:966-970,
common pulmonary complication of liver 2008.
disease. Ontario Thoracic Reviews. 2009;1- 22. Arguedas M, Fallon M, Hepatopulmonary
8. syndrome. Current treatment options in
14. Roisin RR, Krowka MJ. Current concepts gastroenterology 2005,8:451-6.
hepatopulmonary syndrome-a liver induced 23. Aboussonan LS, Stoller JK. The
lung vascular disorder. N Eng J Med hepatopulmonary syndrome. Baillieres Best
2008;358(22):2378-2388. Pract Res Clin Gastroenterol
15. Hoeper M, Krowka M, Strassburg C. 2000;14(6):1033-48.
Portopulmonary hypertension and 24. Zhang J, Ling Y, Tang L, Luo B, Chacko B,
hepatopulmonary syndrome. Lancet Patel RP. Pentoxifylline attenuation of
2004;363:1461-68. experimental hepatopulmonary syndrome. J
16. Leung A. Case 63: the hepatopulmonary Appl Physiol 2007;102:949-955.
syndrome. Radiology 2003;229:64-67. 25. Rao MY, Raghu J, Deshmukh S,
17. Miki K, Shinohara T, Ogushi F, Sone S, Amaravathi KS, Sudir V. Arterial hypoxemia
Yamada H, Oishi Y. Hepatopulmonary in patients with cirrhosis of liver. J Assoc
syndrome-discussion of cardiopulmonary Physicians India.2008;56;68
parameters. The Journal of Medical
Investigation 2000;47:164-69.

65

Anda mungkin juga menyukai