PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Hipotiroid
2. Tujuan Khusus
1) Mampu menjelaskan definisi Hipotiroid
2) Mampu menjelaskan etiologi Hipotiroid
3) Mampu menjelaskan manifestasi klinis penyakit Hipotiroid
4) Mampu menjelaskan tanda dan gejala hipotiroid
5) Mampu menjelaskan patofisilogi hipotiroid
6) Mampu menjelaskan komplikasi hipotiroid
7) Mampu menjelaskan Asuhan keperawatan penyakit Hipotiroid
1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah:
1) Mendapatkan pengetahuan tentang definisi Hipotiroid
2) Mendapatkan pemahaman tentang etiologi Hipotiroid
3) Mendapatkan pemahaman tentang manifestasi Hipotiroid
4) Mendapatkan pemahaman tentang tanda dan gejala hipotiroid
5) Mendapatkan pemahaman tentang patofisiologi hipotiroid
6) Mendapatkan pemahaman tentang komplikasi hipotiroid
7) Mendapatkan pemahaman tentang Asuhan keperawatan penyakit
Hipotiroid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak didalam leher bagian bawah,
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari 2 lobus (lobus dekstra dan lobus sinistra), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5
cm. Di dalam ruang yang sama terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar,
dan saraf. (Syaifuddin, 2012)
Kedua lobus kelenjar tiroid pada manusia dihubungkan oleh suatu jembatan
jaringan, yaitu ismus tiroid, dan kadang-kadang terdapat lobus piramidalis yang
muncul dari ismus didepan laring. Kelenjar mendapatkan vaskularisasi yang baik,
dan tiroid merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki jumlah aliran darah
yang tinggi pergram jaringannya. Tiroid terbentuk dari banyak asinus (folikel).
Tiap-tiap folikel sferis dikelilingi oleh satu lapisan oleh sel dan diisi oleh bahan
proteinaseosa berwarna merah muda yang disebut koloid. (Ganong, 2008)
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin. Bentuk aktif
hormon ini adalah triiodotironin yang sebagian besar berasal dari konversi
hormon tiroksin di perifer, dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar
tiroid. Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid
(Thyroid Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh
kadar hormon tiroid dalam sirkulasi, yang bertindak sebagai umpan balik negatif
terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin
dari hipothalamus. Hormon tiroid mempunyai pangaruh yang bermacam-macam
terhadap jaringan tubuh yang berhubungan dengan metabolisme sel.
Hormon tiroid memang suatu hormon yang dibutuhkan oleh hampir semua
proses tubuh termasuk proses metabolisme, sehingga perubahan hiper atau
hipotiroidisme berpengaruh atas berbagai peristiwa. Efek metaboliknya antara lain
adalah termoregulasi, metabolisme protein, metabolisme karbohidrat,
metabolisme lemak, dan vitamin A.
Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan sel atas hormon tiroid dan
bukan kadar normal hormon tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip faal dasar
yang perlu diingat kembali. Pertama bahwa hormon yang aktif adalah free-
hormon. Kedua bahwa metabolisme sel didasarkan adanya free T3 bukan free T4.
ketiga bahwa distribusi enzim deyodinasi I, II, dan III (DI, DII, DIII) di berbagai
organ tubuh berbeda, dimana DI banyak ditemukan di hepar, ginjal, dan tiroid.
DII utamanya di otak, hipofisis dan DIII hampir seluruhnya di jaringan fetal (otak,
plasenta). Hanya DI yang direm oleh PTU.
2.3 Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
1. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism),sintesis
hormone yang kurang baik ,defisiensi iodne (prenatal dan postnatal), obat
anti tiroid ,pembedahan atau terapi radioaktif untik
hipotoroidisme,penyakit inflamasi kronik seperti penyakit
hasimoto,amylodosis dan sarcoidosis.
2. Hipoteroid sekunder
Hipotoroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak
memadai dari kilenjar tiroid normal,konsekwensinya jumlah tiroid
stimulating hormone (TSH) meningkat.ini mungkin awal dari satu mal
fungsi dari pituitary atau hipotalamus.ini juga dapat di sebabkan oleh
resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
3. Hipotiroid tertier/pusat
Hipotiroid tertier dapat berkenbang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi toroid releasing (TSH) dan akibatnya tidak dapat distimulasi
pituitary untuk mengeluarka TSH.ini mungkin berhubungan dengan suatu
tumor/ lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus.ada dua bentuk utama
dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Goiter endemic
prinsipnya di sebabkan oleh nutrisi,defisiensi iodine .ini mengalah pada
“goiter bert” dengan karekteristik area geografis oleh minyak dan air yang
berkurang dan iodine. (NANDA NIC-NOC ).
2.5 Patofisiologi
2.8 Penatalaksanaan
1. Medikamentosa
a. Bila fasilitas untuk mengatur faal tiroid tidak ada, dapat dilakukan therapeutik
trial sampai usia 3 tahun dimulai dengan dosis rendah dalam 2-3 minggu. Bila ada
perbaikan klinis, dosis dapat ditingkatkan dengan bertahap atau dengan dosis
pemberian ± 100 µg/m2/hari
b. Penyesuaian dosis tiroksin berdasarkan respon klinik dari uji fungsi tiroid T3,
T4, dan TSH yang dapat berbeda tergantung dari etiologi hipotiroid
3. Pembedahan
Tiroidektomi dilaksanakan apabila goiternya besar dan menekan jaringan sekitar.
Tekanan pada trakea dan esofagus dapat megakibatkan inspirasi stridor dan
disfagia. Tekanan pada laring dapat mengakibatkan suara serak
BAB III
ASKEP TEORITIS
3.1 Pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor
register, dan diagnosis medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit saat ini
Riwayat penyakit sangat penting diketahui untuk mengetahui jenis kelenjar teroid
yang mengalami atrofi. Perawat harus menanyakan dengan jelas tentang gejala
yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh, atau bertambah buruk.
2) Riwayat penyakit dahulu
Kaji riwayat penyakit yang pernah dialami klien yang memungkinkan adanya
hubungan atau menjadi predisposisi.
3) Riwayat kesehatan klien dan keluarga.
Sejak kapan klien menderita penyakit tersebut dan apakah ada anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama.
b. Sistem Pernafasan
Frekuensi : ..... x/menit, Kualitas : Normal Dangkal Cepat
Masalah Keperawatan :
c. Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah : …../ mmHg
Brudzinski 2
Lain-lain :
……………………………………………………………………………
………………..
e. Sistem Gastrointestinal
Nafsu makan : Normal Meningkat Menurun
Diet : …………………
Inkontinensia
Melena
g. Sistem Integumen
Warna kulit : Normal Pucat Sianosis Ikterik
Lainnya : ………………………………………
Pemeriksaan thorak
I: biasanya bentuknya semetris kiri dan kanan dan biasanya pola nafas tidak
efektif akibat adanya dispinea(tidak nyaman dalam bernafas).
P: biasanya bergerakan thoras kiri dan kanan simetris
P: biasanya bunyinya sonor
A: biasanya suara broncial
1. Jantung
I: biasanya tidak icus cordis tidak terlihat
P: biasanya icus cordis teraba
P: biasanya bunyinya pekak
A:biasanyadetak jantung melambat
2. Abdomen
I: biasanya bentuk perut datar
A: biasanya bunyi peristaltik yang keras dan panjang
P: biasanya tidak terasa nyeri
P: biasanya tympani
3. Integument :
Biasanya Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal,Pembengkakan, tangan,
mata dan wajah,Tidak tahan dingin
4. Data psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sosial denganlingkungannya, mengurung
diri.Keluarga mengeluh klien sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang
hari. Kajilah bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep
diri
3.3 Dignosa yang akan muncul
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d depresi fentilasi
2. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d lambatnya laju
metabolisme tubuh
4. Perubahan suhu tubuh: hipotermi b/d penurunan metabolisme
5. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastrointestinal
6. Defisiensi pengetahuan b/d kurang informasi tentang program pengobatan
untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup
3.4 Intervensi
baik mengidentifikasi
peningkatan fungsi c
Nutrisi monitoring
BB pasien dalam
batas normal
Monitor adanya
pengaruh BB
Monitor
lingkungan selama
makan
Jadwalkan
pengobatan dan
tindakan tidak
selama jam makan
Monitor kulit
kering dan
perubahan
pikmentasi
Monitor keadaan
rambut
Monitor mual
muntah
Monitor keadaan
mata
Catat adanya
udema, hiperemik,
hipertonik, papila
lidah dan kafitas
oral
Catat warna lidah
4. Perubahan suhu Kriteria hasil: temperature
tubuh: hipotermi Suhu tubuh dalam regulation
b/d penurunan batas normal monitor suhu
metabolisme nadi dan pernapasan setiap dua jam
dalam rentang normal monitor tekanan
darah,nadi dan
pernafasan
monitor warna dan
suhu kulit
tingkatkan intake
cairan
selimuti pasien
untuk mencegah
kehilangan hangat
nya tubuh
diskusi kan tentang
pengaturan suhu
berikan antipiretik
jika perlu
4.1 Kesimpulan
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tirod kurang aktif dan
menghasilkan terlalu sedikit hormone tiroid.Hipotiroid yang sangat berat disebut
miksedema.
Hipotiroidisme terjadi akibat penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.
Kelainan ini kadang-kadang disebut miksedema.
Nanda,nic,noc.2013.asuhan keperawatan.