Anda di halaman 1dari 7

BAB 6

STIGMA PADA ODHA DAN PRINSIP KLIEN DENGAN ODHA

A. Stigma Pada ODHA

Stigma pada ODHA adalah sebuah penilaian negatif yang diberikan oleh

masyarakat karena dianggap bahwa penyakit HIV/AIDS yang diderita sebagai

akibat perilaku yang merugikan diri sendiri dan berbeda dengan penyakit akibat

virus lain. Ditambah lagi kondisi ini diperparah karena hampir sebagian besar

kasus penularan HIV pada ODHA disebabkan karena aktivitas seksual yang

berganti-ganti pasangan.

Wan yanhai menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi HIV/AIDS

(positif) menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena

penyakit yang dideritanya. Stigma pada ODHA melekat kuat karena masyarakat

masih memegang teguh nilai-nilain moral, agama dan budaya atau adat istidat

bang timur (indonesia) dimana masyarakat belum/tidak membenarkan adanya

hubungan diluar nikah dan seks dengan berganti-ganti pasangan. Sehingga jika

virus ini menginfeksi seseoarang maka dianggap sebagai sebuah balasan akibat

perilakunya yang merugikan diri sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat

menganggap ODHA sebagai sosok yang menakutkan. Maka dari itu mencibir,

menjauh sert menyingkirkan ODHA adalah sebuah hal biasa karena menjadi

sumber penularan bagi anggota kelompok masyarakat lainnya. Justifikasi inilah

yang keliru atau salah karena bisa saja masyarakat tidak mengerti bahwa

penularan virus HIV itu tidak hanya melalui hubungan seksual akibat”membeli

seks” tetapi ada banyak korban ODHA yang tertular akibat penyebab lainnya
seperti jarum suntik, transfusi darah ataupun pada bayi-bayi yang tidak berdosa

karena ibunya adalah ODHA.

Stigma yang ada dalam masyarakat dapat menimbulkan diskriminasi.

Perlakuan diskriminasi terjadi karena faktor resiko penyakt HIV/AIDS terkait

dengan penyimpangan perilaku seksual, penggunaan jarum suntik secara

bersamaan pada pengguna narkoba. Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan

untuk ODHA seperti ditolak bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan

bahkan perlakuan yang berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan. Tidak hanya

itu diskriminasi yang di alami ODHA bisa datang dari berbagai kelompok

masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal,

lingkungan kerja, lingkungan sekolah, serta lingkungan komunitas lainnya.

Stigma dan diskriminasi pada ODHA biasanya berupa sikap sinis, perasaan

ketakutan yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA dapat

mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup ODHA. Stigma dan diskriminasi

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan persepsi. Stigma dan diskriminasi

dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan menjadi salah

satu kendala kualitas pemberian pelayanan kesehatan kepada ODHA yang pada

akhirnya dapat menurunkan derajat kesehatan ODHA.

Satu upaya dalam menanggualangi adanya diskriminasi terhadap ODHA

adalah meningkatkan pemahaman tentang HIV/AIDS di masyarakat, khususnya di

kalangan petugas kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan.

Pemahaman tentang HIV/AIDS pada gilirannya akan disusul dengan perubahan


sikap dan cara pandang masyarakat terhadap HIV/AIDS dan ODHA. Sehingga

akhirnya dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.

Berdasarkan dari Badan Narkotika dan HIV/AIDS Sulawesib selatan

terdapat 5 langkah untuk mengeliminasi stigma dan diskriminasi masyarakat

terhadap ODHA, yang harus dilakukan oleh para penggiat HIV/AIDS antara lain:

1. Melakukan sosialisasi tentang patofisiologi HIV/AIDS yang benar

kepada masyarakat

2. Melakukan simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA

sehingga dapat menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam

interaksi sosial

3. Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan

“negaitiv feedback” oleh masyarakat terhadap ODHA. Dapat saja dari

simpati berubah menjadi antipati.

4. Melakukan upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah

dan swasta dalam hal penegakkan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM)

ODHA

5. Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi

terhadap ODHA yang menyebabkan HAM ODHA terzalimi

Semakin banyak masyarakat yang sadar dan peduli akan HIV dan AIDS

akan bisa dihentikan melalui penghapusan stigma dan menghentikan diskriminasi

dengan memulainya dari diri sendiri.


BAB 6

STIGMA PADA ODHA DAN PRINSIP KLIEN DENGAN ODHA

B. Stigma Pada ODHA

Stigma pada ODHA adalah sebuah penilaian negatif yang diberikan oleh

masyarakat karena dianggap bahwa penyakit HIV/AIDS yang diderita sebagai

akibat perilaku yang merugikan diri sendiri dan berbeda dengan penyakit akibat

virus lain. Ditambah lagi kondisi ini diperparah karena hampir sebagian besar

kasus penularan HIV pada ODHA disebabkan karena aktivitas seksual yang

berganti-ganti pasangan.

Wan yanhai menyatakan bahwa orang-orang dengan infeksi HIV/AIDS

(positif) menerima perlakuan yang tidak adil (diskriminasi) dan stigma karena

penyakit yang dideritanya. Stigma pada ODHA melekat kuat karena masyarakat

masih memegang teguh nilai-nilain moral, agama dan budaya atau adat istidat

bang timur (indonesia) dimana masyarakat belum/tidak membenarkan adanya

hubungan diluar nikah dan seks dengan berganti-ganti pasangan. Sehingga jika

virus ini menginfeksi seseoarang maka dianggap sebagai sebuah balasan akibat

perilakunya yang merugikan diri sendiri. Hal ini terjadi karena masyarakat

menganggap ODHA sebagai sosok yang menakutkan. Maka dari itu mencibir,

menjauh sert menyingkirkan ODHA adalah sebuah hal biasa karena menjadi

sumber penularan bagi anggota kelompok masyarakat lainnya. Justifikasi inilah

yang keliru atau salah karena bisa saja masyarakat tidak mengerti bahwa

penularan virus HIV itu tidak hanya melalui hubungan seksual akibat”membeli

seks” tetapi ada banyak korban ODHA yang tertular akibat penyebab lainnya
seperti jarum suntik, transfusi darah ataupun pada bayi-bayi yang tidak berdosa

karena ibunya adalah ODHA.

Stigma yang ada dalam masyarakat dapat menimbulkan diskriminasi.

Perlakuan diskriminasi terjadi karena faktor resiko penyakt HIV/AIDS terkait

dengan penyimpangan perilaku seksual, penggunaan jarum suntik secara

bersamaan pada pengguna narkoba. Diskriminasi yaitu penghilangan kesempatan

untuk ODHA seperti ditolak bekerja, penolakan dalam pelayanan kesehatan

bahkan perlakuan yang berbeda pada ODHA oleh petugas kesehatan. Tidak hanya

itu diskriminasi yang di alami ODHA bisa datang dari berbagai kelompok

masyarakat mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal,

lingkungan kerja, lingkungan sekolah, serta lingkungan komunitas lainnya.

Stigma dan diskriminasi pada ODHA biasanya berupa sikap sinis, perasaan

ketakutan yang berlebihan dan persepsi negatif tentang ODHA dapat

mempengaruhi dan menurunkan kualitas hidup ODHA. Stigma dan diskriminasi

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan persepsi. Stigma dan diskriminasi

dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan menjadi salah

satu kendala kualitas pemberian pelayanan kesehatan kepada ODHA yang pada

akhirnya dapat menurunkan derajat kesehatan ODHA.

Satu upaya dalam menanggualangi adanya diskriminasi terhadap ODHA

adalah meningkatkan pemahaman tentang HIV/AIDS di masyarakat, khususnya di

kalangan petugas kesehatan, dan terutama pelatihan tentang perawatan.

Pemahaman tentang HIV/AIDS pada gilirannya akan disusul dengan perubahan


sikap dan cara pandang masyarakat terhadap HIV/AIDS dan ODHA. Sehingga

akhirnya dapat mengurangi tindakan diskriminasi terhadap ODHA.

Berdasarkan dari Badan Narkotika dan HIV/AIDS Sulawesib selatan

terdapat 5 langkah untuk mengeliminasi stigma dan diskriminasi masyarakat

terhadap ODHA, yang harus dilakukan oleh para penggiat HIV/AIDS antara lain:

6. Melakukan sosialisasi tentang patofisiologi HIV/AIDS yang benar

kepada masyarakat

7. Melakukan simulasi hubungan sosial atau terapi kerja dengan ODHA

sehingga dapat menghapuskan fobia pada masyarakat pada ODHA dalam

interaksi sosial

8. Berhenti melakukan eksploitasi ODHA yang dapat menimbulkan

“negaitiv feedback” oleh masyarakat terhadap ODHA. Dapat saja dari

simpati berubah menjadi antipati.

9. Melakukan upaya-upaya advokasi terhadap instansi/lembaga pemerintah

dan swasta dalam hal penegakkan hukum terhadap hak-hak dasar (HAM)

ODHA

10. Memberikan bantuan hukum terhadap semua bentuk diskriminasi

terhadap ODHA yang menyebabkan HAM ODHA terzalimi

Semakin banyak masyarakat yang sadar dan peduli akan HIV dan AIDS

akan bisa dihentikan melalui penghapusan stigma dan menghentikan diskriminasi

dengan memulainya dari diri sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Noviana,nana.2016. konsep HIV/AIDS seksualitas dan kesehatan reproduksi.

jakarta:TIM

Soedarto.2009. Penyakit menular di indonesia. Jakarta:Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai