Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

PRAKTEK KERJALAPANGAN (PKL)


DIPT. SINAR SOSRO PABRIK PALEMBANG
BIDANG PENGAWASAN
KONSTRUKSI BANGUNAN, LISTRIK
DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

PEMBINAAN DAN SERTIFIKASI KEMNAKER RI


CALON AHLIK3UMUM
BATCH 77

KELOMPOK I

ANGGOTA :
FEBRICO DERRY PRATAMA
HENRY HUTASOIT
SATRIA RAHMADI
WHISNU WIRAWANSYAH

PENYELENGGARA
PT. MITRA DINAMIS YANG UTAMA
PALEMBANG, 23 JULI 2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................ .................................2


KATA PENGANTAR .................................................................. .................................3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. .................................4
1.1 Latar Belakang ...................................................................... .................................4
1.2 Maksud dan Tujuan ............................................................... ................................5
1.3 Ruang Lingkup ....................................................................... ................................5
1.4 Dasar Hukum ......................................................................... ................................6

BAB II KONDISI PERUSAHAAN ................................................ ...............................8


2.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................. ...............................8
2.2 Visi Perusahaan ................................................................... ...............................10
2.3 Misi Perusahaan .................................................................. ...............................11
2.4 Filosofi Perusahaan ............................................................... ..............................11
2.5 Alur Produksi Perusahaan ..................................................... ..............................12
2.6 Proses Produksi .................................................................... ...............................12
2.7 Kebijakan K3 ......................................................................... ...............................15
2.8 Struktur Organisasi …………………………………………………………................15
2.9 Hasil Observasi ..................................................................... ...............................16

BAB III ANALISA ....................................................................... ................................19


3.1 Temuan Kesesuaian dengan Peraturan .............................. ................................19
3.2 Temuan Ketidaksesuaian dengan Peraturan ....................... ................................30

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN......................................... ................................49


4.1 Kesimpulan ........................................................................... ................................49
4.2 Saran......................................................................................................................49

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberi karunia
kesehatan dan kesempatan kepada tim kami untuk menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Lapangan dalam rangka Pembinaan dan Sertifikasi Kemnaker RI Ahli K3 Umum. Dalam
hal ini Pengawasan Bidang K3 yang di bahas

“Bidang Konstruksi Bangunan, Bidang Instalasi Listrik, Bidang Penanggulangan


Kebakaran Di PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang”
Tim kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
dalam rangka Pembinaan dan Sertifikasi Kemnaker RI Ahli K3 Umum ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, tim ingin
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang
berperan penting yaitu:
1. Kepada PT. Midiatama selaku PJK3 penyelenggaraan Pembinaan dan Sertifikasi
Kemnaker RI Ahli K3 Umum Batch 77.
2. Kepada Bapak dan Ibu Pengajar dan Pembimbing Pembinaan dan Sertifikasi
Kemnaker RI Ahli K3 Umum Batch 77.

Akhir kata tim mengucapkan terimakasih dan semoga Laporan Praktek Kerja
Lapangan dalam rangka Pembinaan dan Sertifikasi Kemnaker RI Ahli K3 Umum Batch 77
ini bermanfaat bagi para pembaca.

Palembang, 23 Juli 2019

Kelompok 1

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan teknologi merupakan salah satu upaya untuk melakukan
perbaikan atau modifikasi dari berbagai proses yang saat ini sedang berjalan. Indonesia
sedang membangun sektor industri dan juga sedang berbenah diri dalam menghadapi
era perdagangan bebas 2020 dengan semua dampak nya pada semua segi kehidupan
kita.
Adanya berbagai resiko serta faktor bahaya ditempat kerja adalah keadaan yang
tidak mungkin dihindari. Artinya tidak ada kondisi tempat kerja yang tidak mempunyai
resiko (zero risk). Timbulnya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja dapat
merugikan perusahaan baik kerugian material secara langsung maupun menurunnya
moral dari pada pekerja secara tidak langsung. Selanjutnya kondisi seperti ini dapat
menurunkan timbulnya berbagai hal yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja maka diperlukan penerapan praktek-praktek manajemen dengan
penekanan berbagai resiko yang dihadapi dalam tempat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau yang selanjutnya disingkat K3 merupakan
suatu upaya untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi di
tempat kerja Untuk mengendalikan potensi bahaya tersebut harus dilakukan oleh
seseorang yang ahli. Berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja pasal 1 ayat (6) disebutkan bahwa “ahli keselamatan kerja adalah
tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar Depertemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini”.
Ahli K3 yang ditunjuk oleh sebuah perusahaan memiliki kewajiban untuk
membantu mengawasi pelaksanaan perundang-undangan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan bidang yang ditentukan dalam keputusan penunjukannya sesuai
dalam pasal 9 Permenaker RI No. 02 Tahun 1992. Salah satu tugas ahli K3 adalah
mengidentifikasi tentang potensi bahaya di tempat kerja dalam berbagai bidang, baik itu
bidang konstruksi, bidang listrik, bidang penanggulangan kebakaran dan lainnya.
PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang adalah perusahaan teh siap minum dalam
kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Alamat perusahaan ini JL. Camat
I RT 52 RW 18 Kelurahan Sukadi Kecamatan Talang Kelapa KM 17 Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan 30961.

4
Laporan ini dibuat untuk membandingkan keadaan lingkungan kerja PT. Sinar
Sosro Pabrik Palembang terkait dengan lingkup bidang konstruksi, listrik, dan
penanggulangan kebakaran dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya Praktek Kerja Lapangan ini adalah untuk :
1. Membekali para calon Ahli K3 Umum melalui praktek kerja lapangan dalam
penerapan persyaratan pembinaan mengenai keselamatan dan kesehatan
kerja di tempat kerja yang meliputi: K3 di bidang konstruksi bangunan, listrik
dan penanggulangan kebakaran.
2. Mengetahui pendekatan masalah-masalah yang terjadi di perusahaan yang
berkaitan dengan konstruksi bangunan, listrik dan penanggulangan kebakaran.
3. Memahami kewajiban dan wewenang Ahli K3 Umum di tempat kerja, sehingga
para calon Ahli K3 Umum dapat bertindak secara profesional dalam bekerja
dan dapat memberikan kontribusi yang bernilai dalam menciptakan, menjaga
dan meningkatkan kinerja K3 di tempat kerja yang menjadi lingkup tanggung
jawabnya.

1.3 RUANG LINGKUP


1. Pengawasan K3 bidang Kontruksi Bangunan
2. Pengawasan K3 bidang Listrik
3. Pengawasan K3 bidang Penanggulangan Kebakaran

5
1.4 DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum Konstruksi Bangunan
 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2)
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Permenaker RI Per-01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pada Konstruksi Bangunan
 Pedoman Pelaksanaan Tentang Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja
dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep-174/MEN/1986 – No.104/KPTS/1986
Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi

2. Dasar Hukum Instalasi Listrik


 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2)
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Permenaker No. 12 Tahun 2015 dirubah menjadi Permenaker No. 33 Tahun
2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi No.75/MEN/2002
tentang berlakunya Standar Nasional Indonesia (SNI) 04-0225-2000
mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di temoat
kerja
 Permenaker PER.02/MEN/1989 tentang pengawasan instalasi penyalur petir
 Kepmen ESDM No.36 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Indonesia
 SNI 04-0225-2011 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2011 (PUIL
2011) di tempat kerja

6
3. Dasar Hukum Kebakaran
 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2)
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Permenaker No. 4 Tahun 1980tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan APAR
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
 Intruksi menteri tenaga kerja No : Ins.11//BW/1997 tentang pengawasan
khusus penanggulangan kebakaran Lampiran instruksi menteri tenaga kerja
petunjuk pengawasan system proteksi kebakaran(IV) pemeriksaan dan
pengujian
 Permenaker nomor 02 Tahun 1983 Tentang Instalasi Kebakaran Otomatik
 SNI 03-1746-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
rumah dan gedung
 SNI 03-1745-2000 :Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan
ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
gedung

7
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

2.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN


PT. Sinar Sosro adalah perusahaan teh siap minum dalam kemasan botol yang
pertama di Indonesia dan di dunia. PT. Sinar Sosro resmi didaftarkan pada tanggal 17 Juli
1974 oleh Bapak Soegiharto Sosrodjojo, yang berlokasi di Jalan Raya Sultan Agung KM.
28 kelurahan Medan Satria Bekasi. Pada tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai
usahanya di kota Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh
dengan merk Teh Cap Botol. Pada tahun 1960, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-
saudaranya hijrah ke Jakarta untuk mengembangkan usaha keluarga Sosrodjojo kepada
masyarakat di Jakarta. Lalu tahun 1965, usaha memperkenalkan Teh Cap Botol ini
dilakukan dengan melakukan strategy Cicip Rasa yakni mendatangi pusat-pusat
keramaian seperti pasar. Lalu mulai memasak dan menyeduh teh langsung di tempat.
Tetapi cara ini kurang berhasil. Kemudian teh tidak lagi diseduh langsung di pasar. Tetapi
dimasukkan kedalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan
menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil, karena teh yang
dibawa sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar.
Akhirnya secara tidak disengaja, ditemukan ide untuk membawa teh yang telah
diseduh di kantor dan dikemas kedalam botol bekas kecap atau limun yang sudah
dibersihkan. Pada tahun 1969, muncul gagasan untuk menjual teh siap minum atau ready
to drink tea dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama tersebut diambil
dari nama teh seduh “Teh Cap Botol” dan nama keluarga pendiri yakni “Sosrodjojo”.
Design yang digunakan mengalami tiga kali perubahan yakni, tahun 1970 versi
pertama, tahun 1972 versi kedua, dan 1974 versi ketiga.

8
Teh botol Sosro hanya menggunakan bahan baku asli dan alami. Daun tehnya
dipetik dari perkebunan sendiri. Kemudian diolah menjadi teh wangi yaitu teh hijau yang
dicampur bunga melati dan bunga gambir. Sehingga menghasilkan rasa yang unik, ke-
khas-annya selalu terjaga dan terjamin kualitasnya.
Dalam menjalankan bisnisnya, PT. Sinar Sosro memiliki sebuah filosofi yang
sangat mulia yakni, NIAT BAIK. NIAT BAIK ini dijabarkan dalam 3K dan RL, yang
mempunyai arti sebagai berikut:
 Peduli terhadap KUALITAS
 Peduli terhadap KEAMANAN
 Peduli terhadap KESEHATAN PRODUK
 RAMAH LINGKUNGAN
Sampai saat ini PT. Sinar Sosro sudah mempunyai 14 pabrik yang tersebar
diseluruh Indonesia yakni, di Medan, Palembang, Pandeglang, Jakarta, Tambun,
Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang khusus
memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Sukabumi, Purbalingga dan Pandaan.
(*data per 2014)
Dalam pengembangan bisnisnya, PT. Sinar Sosro telah mendistribusikan
produknya keseluruh Nusantara, melalui kantor cabang Penjualan yang tersebar di
seluruh Nusantara. Selain di dalam negeri, PT. Sinar Sosro juga merambah pasar
internasional dengan mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling
kebeberapa Negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia dan Kepulauan Pasifik.
Saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro adalah, Tehbotol
Sosro, Fruit Tea Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice dan Air Mineral Prim-A. Seiring
dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak tanggal 27 November 2004, PT.
Sinar Sosro bernaung dibawah perusahaan induk atau disebut dengan holding company
yaitu PT. Anggada Putra Rekso Mulia atau Grup Rekso.

9
PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang merupakan pabrik PT Sinar Sosro di Wilayah
Sumbagsel & Babel. Alamat perusahaan ini berada di Jl. Camat I RT 52/18 Kel. Sukajadi
Kec. Talang Kelapa KM 17 Banyuasin, Sumatera Selatan30961. Pabrik ini berdiri sejak
tahun 2006 dengan luas lahan 6 Ha dan total karyawan 76 orang. Hari produksi PT. Sinar
Sosro Pabrik Palembang yaitu pada hari Senin sampai dengan Kamis dengan jam kerja
shift (08.00 - 17.00 dan 23.00 – 08.00 WIB) dan pada hari Jumat PT. Sinar Sosro Pabrik
Palembang melakukan perawatan pada peralatan-peralatannya. Hasil poduksi PT. Sinar
Sosro Pabrik Palembang yaitu 14.000 botol/jam.
PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang dan seluruh karyawannya telah berkomitmen
untuk melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Prinsi 5R yaitu Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat dan Rajin dalam mendukung terciptanya tingkat efisiensi dan produktifitas yang
tinggi di perusahaan.
Pada Sistem Kontruksi Bangunan PT. Sinar Sosro Pabrik Palembang, sudah
terdapat beberapa safety sign yang menjadi pedoman petunjuk keselamatan buat seluruh
tenaga kerja, misalnya Jalur Evakuasi.

Untuk Kelistrikan PT. Sinar Sosro memiliki 1 buah generator set yang berkapasitas
485 KVA dengan belum mempunyai tenaga ahli K3 listrik dan terdapat 3 buah peyalur
petir yang berada di area.
Sistem penanggulangan kebakaran pada PT. Sinar Sosro belum memiliki ahli K3
Pemadam Kebakaran, tapi pernah melakukan sosialisasi penanggulangan kebakaran,
dengan fasilitas 17 tabung APAR dimana telah terpasang menyebar di seluruh area
perusahaan, sedangkan untuk Hydrant Box tidak ada, karena PT. Sinar Sosro
beranggapan tingkat bahaya kebakaran di perusahaan tersebut rendah serta belum
terdapat sprinkle dan smoke detector.

2.2 VISI PERUSAHAAN


PT. Sinar Sosro mempunyai sebuah cita-cita yang tertuang dalam sebuah visi
yakni untuk menjadi perusahaan minuman kelas dunia, yang dapat memenuhi kebutuhan
konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberikan nilai tambah untuk semua pihak
terkait, “The Indonesian World Class Beverage Company”.

10
2.3 MISI PERUSAHAAN
 Membangun merek sosro sebagai merek yang alami, berkualitas dan unggul.
 Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non
teh dan menjadikan pemimpin pasar.
 Memimpin dan membangun jaringan distribusi.
 Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang
dalam volume penjualan maupun menciptakan lapangan pelanggan.
 Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin sesuai dengan
nilai-nilai utama perusahaan.
 Memberikan kepuasan kepada para pelanggan,
 Menyumbang devisa negara.

2.4 FILOSOFI PERUSAHAAN


PT. Sinar Sosro memiliki filosofi yaitu niat baik terhadap konsumen dan
lingkungan. Produk-produk yang dihasilkan PT. Sinar Sosro tidak menggunakan 3P
(Pewarna, Pengawet dan Pemanis Buatan) sehingga aman dikonsumi oleh semua usia
tanpa efek samping. Selain itu, proses produksi yang tidak menimbulkan limbah yang
dapat mencemari lingkungan, karena telah diolah dengan baik, salah satu contoh adalah
pengolahan ampas teh menjadi pupuk.

11
2.5 ALUR PRODUKSI PERUSAHAN

2.6 PROSES PRODUKSI TEH PT SINAR SOSRO


Pada PT. Sinar Sosro proses produksi dipisah menjadi 2 bagian, yaitu Bottling dan
produksi teh, dimana nantinya akan digabungkan pada mesin Filter dan Croner.

A. PROSES BOTTLING LINE PT SINAR SOSRO


1. Depalletizer. Crat-crat dipisahkan dari tumpukan pallet yang kemudian diletakkan
di conveyor.
2. Decrater. Botol kosong pada crat dipisahkan dan diangkat untuk kemudian dicuci.
3. Crate Washer. Crat dicuci hingga bersih dengan menggunakan air panas.
4. Bottle Washer. Pada tahap ini botol-botol kosong dibersihkan melalui beberapa
tahap. Pada tahap pertama botol direndam dengan air panas 50 oC di bak
Presoaking kemudian tahap kedua di larutan caustic (NaOH). Setelah itu botol
12
melalui tahap 3 yaitu pembersihan bagian dalam dengan air panas bersuhu 80 oC
hingga 95oC.
5. Empty Bottle Inspection (EBI). Selanjutnya pengecekan dengan mesin untuk
mendeteksi kotoran yang mungkin masih ada setelah proses pencucian botol. Jika
ada bagian botol yang masih kotor maka akan disingkirkan secara otomatis pada
alat ini.
6. Kirim ke Croner. Botol yang siap diisi kemudian dikirim ke mesin croner untuk diisi
teh panas.

B. PROSES PRODUKSI TEH PT. SINAR SOSRO


1. Penanganan Air (Water Tretment)

Penanganan air sebagai bahan utama yang akan di gunakan dalam pembuatan
teh botol adalah dengan menampung air bawah tanah yang telah di pompa
menggunakan deep wellpump di dalam tabung kerucut bersekat. Air yang di tampung
tersebut diberi tambahan PAC (Poly Alumuniumn Cloride) untuk membunuh kuman-
kuman di dalam air.

2. Pemasakan Sirup Gula

Setelah itu air dari tangki dilewatkan pada Plate Heat Exchager (PHE). Air ini
kemudian di tampung dalam tangki pelarut gula. Gula pasir di masukkan ke dalam
hopper, air dari tangki pelarut gula di alirkan ke hopper untuk di campurkan dengan
gula. Untuk mempermudah proses pelarutan di lakukan proses sirkulasi. Sirup gula ini
kemudian di ambil sempel untuk di periksa kadar gula, kesadahan, suhu dan aroma.
Apabila telah memenuhi standar, proses di lanjutkan dengan mengalirkan sirup
menuju niagara filter.

3. Pemasakan Teh

Pemasakan teh di awali dengan memasukan teh kering ke tangki penyeduh teh.
Tangki yang di gunakan berjumlah dua buah, teh di masukkan dalam tangki 1 dan diisi
dengan air buffer panas. Setelah pengekstrakan, teh cair pahit pekat dalam tangki
penyeduhan teh 1 di alirkan ke tangki penyeduhan teh 2. Teh pada tangki 1 di beri
campuran air buffer lagi. Setelah proses pengekstrakan, kemudian teh cair pekat
pekat ini di ambil sample kadar tanin, warna dan suhu cairan untuk di uji laboratrorium.
13
4. Proses Pasteurisasi

Setelah lulus uji lab, maka selanjutnya masuk ke proses paseurisasi. Disini, Teh
Cair Panas yang keluar dari Mix tank masuk ke dalam Pasteurizer. Pasteurizer
berfungsi membunuh mikrobia dengan cara mempertahankan suhu panas. Teh cair
panas hasil pasteurisasi masuk ke dalam bag filter dan selanjutnya akan menuju
mesin filter.

5. Proses Penyaringan

Teh cair panas masuk kedalam filter untuk memulai proses penyaringan. Dalam
proses ini, teh sudah akan terpisah dengan daun teh yang sebelumnya masih ada
pada larutan tersebut.

6. Bottling (Pembotolan)

Ini bisa disebut proses akhir dari produksi. Pada proses ini, teh cair yang sudah di
filter akan dimasukan kedalam botol-botol secara otomatis menggunakan mesin filter
and Crowner Machine. Pada mesin ini, botol kosong yang sudah bersih akan diisi
dengan teh yang sudah diracik, kemudian ditutup dengan menggunakan crowner atau
tutup botol. Botol diisi dengan teh panas supaya tidak ada udara yang masuk ke
dalam botol setelah proses filling.

7. Crating (Pengecratan)

Botol yang telah terisi teh akan diberi kode produksi dan kadaluarsa yang tertera
pada leher botol. Selanjutnya mesin yang digunakan ini memasukkan botol ke dalam
crater. Setelah itu menyusun crater yag sudah berisi teh botol ke dalam palet. Setelah
teh botol diletakkan ke pallet, maka teh botol akan disimpan selama 3 hari yang
dinamakan dengan proses inkubasi. Selama proses ini, teh botol akan diuji dalam
laboratorium. Setelah itu teh botol siap didistribusikan.

14
2.7 KEBIJAKAN K3
Perusahaan berkomitmen dalam menerapkan kebijakan keselamatan kesehatan
kerja dan lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan menerapkan beberapa system
manajemen diantaranya:
1. Sistem Manajemen Pengelolaan Lingkungan (ISO 9001: 2008)
2. ISO 22000 Hazard Analytical Critical Control Point (HACCP)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI) dari komite Akreditasi Nasional
4. Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)

2.8 STRUKTUR ORGANISASI

Direktur

Wadir Manufacturing

Facturing Manager

Supervisor Supervisor Supervisor Supervisor


Quality Control Modulasi Accounting Personalia/GA
dan dan
Manufactur Finance
Ast. Supervisor Sekretaris/Adm
Gudang Pembelian

15
2.9 HASIL OBSERVASI
Berdasarkan hasil observasi lapangan, diperoleh temuan sebagai berikut:

2.9.1 Pengawasan K3 Bidang Konstruksi Bangunan


a) Temuan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Konstruksi gedung produksi kokoh, bersih dan rapi yang sesuai dengan
Permenaker No. 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada
Konstruksi Bangunan pada Bab II Pasal 6
 Gedung Auditorium ruangan dilengkapi dengan penerangan sesuai Permenaker
No. 1 Tahun 1980 tentangKeselamatan dan Kesehatan kerja pada konstruksi
BangunanBab II pasal 5 ayat 2
 Lantai produksi dalam kondisi bersih sesuai Permenaker No. 1 Tahun 1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan pada Bab II
Pasal 6
b) Temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
- Pada cover parit yang terbuat dari plastik terlihat rusak, yang tidak sesuai No 1
Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pada Bab III Pasal 3 ayat 1(a)
- Akses jalan menuju IPAL paving block tidak rata atau bergelombang yang tidak
sesuai PermenakerNo. 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada konstruksi BangunanBab I pasal 3 ayat 3
- Terdapat keretakan pada dinding bangunan diruang kompressor, yang tidak sesuai
UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja pada Bab III Pasal 3 ayat 1(o)
- Didalam ruangan bengkel terdapat alat kerja yang tidak rapi dan terdapat
genangan air di lantai, yang tidak sesuai dengan Permenaker No.1 Tahun 1980
tentang keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Kontruksi Bangunan Bab II pasal
6

2.9.2 Pengawasan K3 Bidang Listrik


a) Temuan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
- Terdapat 3 buah Instalasi penyalur petir dengan radius 250 m dan diletakkan
mengelilingi perusahaan sesuai dengan Permenaker No. 2 Tahun 1989 tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir Bab IV pasal 23 ayat 1 dan 2

16
- Panel listrik diproduksi sudah dilengkapi tanda bahaya sesuai Permenaker No. 12
tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja Bab
I pasal 3(a)
- Transformator/trafo di ruang genset juga dilengkapi dengan pagar pengaman
karena merupakan sumber bahaya tinggi sesuai Permenaker No. 12 tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja Bab I pasal 3(a)
- Sudah terdapat SOP penggunaan genset yang memudahkan operator untuk
mengoperasikannya sesuai Permenaker No. 12 tahun 2015 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Listrik Di Tempat Kerja Bab I pasal 3(b)
b) Temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
- Tidak adanya safety sign peringatan bahaya di ruang panel listrik utama produksi
yang mana bisa menyebabkan risiko bagi pekerja bahwa panel tersebut
mempunyai tegangan tinggi yang tidak sesuai UU No. 1 Tahun 1970 Tentang
keselamatan kerja Bab III pasal 3 ayat 1(q)
- Box panel listrik untuk penerangan berada diluar ruangan tidak diberi atap
pelindung berpotensi terjadi konslit saat hujan tidak sesuai dengan UU No. 1
Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja Bab III pasal 3 ayat 1(l)

2.9.3 Pengawasan K3 Bidang Penanggulangan Kebakaran


a) Temuan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan keselamatan
kerja
- Pada PT. Sinar Sosro APAR tersedia di seluruh area kerja sesuai dengan
Permenaker No.KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja pasal 2 ayat 1
- Pada PT. Sinar Sosro tersedia sirine emergency situation untuk peringatan dini
kebakaran sesuai dengan Permenaker No.KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja pasal 2 ayat 2
- Pada PT. Sinar Sosro tersedia Sarana Evakuasi sesuai dengan Permenaker
No.KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
pasal 2 ayat 2
b) Temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
keselamatan kerja
 Pada Gedung Pabrik masih kurangnya jumlah APAR disetiap titik area lokasi kerja
yang tidak sesuai dengan Permenakertran No.04 tahun 1980 tentang Syarat-syarat

17
pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam api ringan Bab II Pasal 4 ayat 5,
pasal 8, pasal 11 ayat 1.
 Tidak terdapat Hydrant di seluruh area perusahaan yang tidak sesuai dengan
Permenaker No.KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja Pasal 2 ayat 1
 Tidak ada regu penanggulangan kebakaran di perusahaan yang tidak sesuai
dengan Kepmenaker No.:KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja pasal 1, dan pasal 2 point D
 Tidak ada petugas kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Kepmenaker
NO.:KEP-186/MEN/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja pasal 6 point 1

18
BAB III
ANALISA

Hasil observasi Kelompok I saat kunjungan industri di PT. Sinar Sosro pada tanggal 23 Juli 2019 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Temuan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan Hasil Observasi Bidang Konstruksi Bangunan,bidang
Listrik dan Penanggulangan Kebakaran

N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN

BIDANG KONSTRUKSI
1 Gedung Gedung Permenaker RI Per- Pasal 6
Produksi secara fisik 01/MEN/1980 tentang Kebersihan dan kerapihan ditempat
kokoh, Keselamatan dan kerja harus dijaga sehingga bahan-
tampak Kesehatan Kerja Pada bahan yang berserakan, bahan-
bersih , dan Konstruksi Bangunan. bahan bangunan, peralatan dan
terawat alat-alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.

19
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN

BIDANG KONSTRUKSI
2 Gedung Gedung Permenaker No. 1 Bab II pasal 5 ayat 2 bahwa setiap
Produksi dilengkapi Tahun 1980 tentang tempat kerja, tangga-tangga,
dengan Keselamatan dan lorong-lorong dan gang-gang
penerangan Kesehatan kerja pada tempat bekerja atau sering dilalui,
yang cukup konstruksi Bangunan harus dilengkapi dengan
penerangan yang cukup sesuai
dengan ketentuan yang berlaku

3 Pintu Pintu keluar Permenaker RI Per- Pasal 5 Ayat 1


keluar & masuk 01/MEN/1980 tentang Disetiap tempat kerja harus
dan dalam Keselamatan dan dilengkapi dengan sarana untuk
masuk Kondisi Kesehatan Kerja Pada keperluan keluar masuk dengan
Ruang Aman Konstruksi Bangunan aman.
Produksi

20
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN

BIDANG KONSTRUKSI
4 Lantai Dalam Permenaker RI Per- Pasal 6
Ruang kondisi 01/MEN/1980 tentang Kebersihan dan kerapihan ditempat
Bahan bersih Keselamatan dan kerja harus dijaga sehingga bahan-
Baku Kesehatan Kerja Pada bahan yang berserakan, bahan-
Konstruksi Bangunan. bahan bangunan, peralatan dan
alat-alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.
5 Tangga Dalam Permenaker RI Per- Bab IV Pasal 27 Tangga
WWTP kondisi baik 01/MEN/1980 tentang rumah/bangunan harus dibuat
Area Keselamatan dan sedemikian rupa sehingga dengan
Kesehatan Kerja Pada aman beban yang harus dibawa
Konstruksi Bangunan. melalui tangga tersebut, dan harus
cukup lebar untuk pemakaianya
secara aman.

21
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN

BIDANG KONSTRUKSI
6 Ventilasi Dalam Permenaker RI Per- Pasal 5 (2) Semua tempat kerja
kondisi baik 01/MEN/1980 tentang harus mempunyai ventilasi yang
Keselamatan dan cukup sehingga dapat mengurangi
Kesehatan Kerja Pada bahaya debu, uap dan bahaya
Konstruksi Bangunan. lainnya.

N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG LISTRIK
1 Ruang Stop kontak 1. Permenaker No. 12 1. Bab I pasal 3(a) :
Boiler dicover tahun 2015 tentang melindungi keselamatan dan
dengan Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
bahan Kesehatan Kerja Listrik orang lain yang berada
isolasi Di Tempat Kerja didalam lingkungan tempat
2. UU No. 1 Tahun 1970 kerja dari potensi bahaya
Tentang keselamatan listrik
kerja 2. Bab III pasal 3 ayat 1(q):
22
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG LISTRIK
3. Permenaker No 33 mencegah terkena aliran
Tahun 2015 tentang listrik berbahaya.
Perubahan atas
Permenaker No 12
Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik
2 Ruang dispenser 1. Permenaker No. 12 1. Bab I pasal 3(a) :
Produksi dalam tahun 2015 tentang melindungi keselamatan dan
kondisi Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
perbaikan, Kesehatan Kerja Listrik orang lain yang berada
stop kontak Di Tempat Kerja didalam lingkungan tempat
dicabut dan 2. UU No. 1 Tahun 1970 kerja dari potensi bahaya
sudah Tentang keselamatan listrik.
diberi kerja 2. Bab III pasal 3 ayat 1(q):
peringatan 3. Permenaker No 33 mencegah terkena aliran
Tahun 2015 tentang listrik berbahaya.
Perubahan atas
Permenaker No 12

23
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG LISTRIK
Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik

3 Ruang Terminal 1. Permenaker No. 12 1. Bab I pasal 3(a) :


Genset Baterai tahun 2015 tentang melindungi keselamatan dan
genset Keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan
dicover Kesehatan Kerja Listrik orang lain yang berada
dengan Di Tempat Kerja didalam lingkungan tempat
bahan 2. UU No. 1 Tahun 1970 kerja dari potensi bahaya
isolasi Tentang keselamatan listrik.2. Bab III pasal 3 ayat
kerja 1(q): mencegah terkena
3. Permenaker No 33 aliran listrik berbahaya.
Tahun 2015 tentang
Perubahan atas
Permenaker No 12
24
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG LISTRIK
Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik

4 Penyalur Penyalur 1. Sesuai dengan 1. Jarak minimum antara


Petir petir Permenaker No. 2 penghantar penurunan yang
dengan Tahun 1989 tentang satu dengan yang lain di
radius 250 Pengawasan Instalasi ukur sebagai berikut :
m dan di Penyalur Petir Bab IV a. Pada bangunan yang
letakkan 3 pasal 23 ayat 1 dan 2 tingginya kurang dari 25
buah 2. Permen.No 31 Tahun meter maximum 20 meter
mengelilingi 2015 Tentang b. Pada bangunan yang
perusahaan perubahan peraturan tingginya antara 25-50
meteri tenaga kerja No. meter maka jarak nya
Per.02/Men/1989 {30- (0,4 x tinggi
Tentang pengawasan bangunan)}

25
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG LISTRIK
instalasi penyalur petir c. Pada bangunan yang
tingginya lebih dari 50
meter maximum 10
meter.
2. Pengukuran jarak dimaksud
ayat (1) dilakukan dengan
menyusuri keliling
bangunan.

26
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 Ruang Telah Kepmenaker No.KEP- Pasal 2 ayat 1 :
Kompresor dilakukan 186/MEN/1999 Tentang Pengurus atau pengusaha wajib
simulasi Unit Penanggulangan mencegah, mengurangi, dan
penanggulang Kebakaran di Tempat memadamkan kebakaran, latihan
an kebakaran Kerja penanggulangan kebakaran di
setiap 1 tahun tempat kerja
sekali
2 Gedung Terdapat 1. Kepmenaker 1. Pasal 2 ayat 2 (b) :
Produksi APAR di No.KEP- Penyediaan sarana deteksi,
setiap gedung 186/MEN/1999 alarm, pemadam kebakaran dan
dan Tentang Unit sarana evakuasi
penempatan Penanggulangan 2. Pasal 4 ayat 5:
APAR mudah Kebakaran di Penempatan alat pemadam api
dilihat, mudah Tempat Kerja yang satu dengan lainnya tidak
dijangkau dan 2. Permenakertrans RI boleh melebihi 15 meter
mudah NO. PER-
diambil 04/MEN/1980
tentang syarat
syarat pemasangan

27
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
dan pemeliharaan
APAR

3 Depan Terdapat Jalur Kepmenaker No.KEP- Pasal 2 ayat 2 (b) :


Ruang Evakuasi 186/MEN/1999 Tentang Penyediaan sarana deteksi, alarm,
Auditorium Unit Penanggulangan pemadam kebakaran dan sarana
Kebakaran di Tempat evakuasi
Kerja

28
N DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN PASAL
O PERATURAN
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
4 Ruang Terdapat Kepmenaker No.KEP- Pasal 2 ayat 2 (b) :
Tamu Deteksi (Heat 186/MEN/1999 Tentang Penyediaan sarana deteksi, alarm,
Detector) dan Unit Penanggulangan pemadam kebakaran dan sarana
Alarm Kebakaran di Tempat evakuasi
Kebakaran Kerja

29
Tabel 3.2 Temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan Hasil Observasi K3 dibidang Konstruksi
Bangunan,
bidang Listrik, dan dibidang Penanggulangan Kebakaran
ANALISA
N REKOMENDASI/ DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG KONSTRUKSI
1 Cover parit Pada bisa Penggantian Undang-Undang No Bab III Pasal 3 ayat
cover parit menyebabka dengan yang baru 1 Tahun 1970 1(a) mencegah dan
yang n sampah Tentang mengurangi
terbuat Keselamatan Kerja kecelakaan
dari plastik pada
terlihat
rusak

30
ANALISA
N REKOMENDASI/ DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG KONSTRUKSI
2 IPAL Area Akses bisa Perbaikan paving PermenakerNo. 1 Pasal 5 ayat 1 :
jalan menyebabka block Tahun 1980 tentang Disetiap tempat
menuju n risiko Keselamatan dan kerja harus
area kolam pekerja Kesehatan kerja dilengkapi dengan
IPAL tersandung& Konstruksi sarana untuk
paving terjatuh ketika keperluan keluar
block melintasi masuk dengan
rusak dan akses jalan di aman
bergelomb area tersebut.
ang
(andulating
)
3 Ruang Dinding Bisa Dilakukan UU no 1 tahun 1970 Pasal 3 ayat 1 huruf
Kompresor retak menyebabka perbaikann Tentang o : mengamankan
n runtuhnya dinding keselamatan kerja dan memelihara
dinding serta Permen Per segala jenis
atap 01/MEN/1980 bangunan
tentang

31
ANALISA
N REKOMENDASI/ DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG KONSTRUKSI
Keselamatan dan
kesehatan kerja
pada kontruksi
bangunan
4 Ruang Lubang- Bisa Direkayasa pipa Permenaker No. 1 Pasal 8 : Semua
dapur lubang menyebabka pembuangan dan Tahun 1980 tentang peralatan sisi-sisi
dilantai n kaki masuk ditambahkan Keselamatan dan lantai yang terbuka,
yang ke lubang tutup pengaman Kesehatan kerja lubang-lubang
terbuka Konstruksi dilantai yang
terbuka, atap-atap
atau panggung
yang dapat
dimasuki, sisi
tangga yang
terbuka semua
galian-galian dan
lubang-lubang yang
dianggap

32
ANALISA
N REKOMENDASI/ DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG KONSTRUKSI
berbahaya harus
diberi pagar atau
tutup pengaman
yang kuat

5 Perusahaa Ahli K3 Kontruksi Perusahaa Tidak adanya Adanya 1. Permen Per 1. Pasal 1 (a)
n Bangunan n PT Sosro perawatan pengecekan 01/MEN/1980 Kegiatan yang
tidak berkala berkala disetiap tentang berhubungan
memilik K3 terkait bangunan yang Keselamatan dan dengan seluruh
Kontruksi bangunan ada. kesehatan kerja tahapan yang
Bangunan yang ada pada kontruksi dilakukan di
bangunan tempat kerja
2. Kepdir 2. Butir KEDUA :
No.Kep74/PPK/X Setiap proyek
II/2013 Lisensi kontruksi
K3 bidang bangunan yang
Supervisi mempekerjakan

33
ANALISA
N REKOMENDASI/ DASAR HUKUM/
LOKASI GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG KONSTRUKSI
Perancah tenaga kerja
kurang dari 100
orang atau
penyelenggaraa
n proyek di
bawah 6 bulan
harus memiliki
sekurang-
kurangnya 1
orang Ahli
Madya K3
konstruksi dan 1
orang Ahli Muda
K3 Konstruksi

34
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
1 Ruang Saklar Tidak adanya Melakukan Permen RI No.33 Tahun Pasal 10 ayat
Produk terlihat Sign perbaikann 2015 tentang perubahan 1.2 dan 3 terkait
si gosong -.Perbaikan. saklar atas peraturan No.12 pemeriksaan
dan tidak Potensi - Pemberian tahun 2015 tentang dan pengujian
diberi tersengat listrik Sign keselamatan dan
peringata -.potensi (Pemberitahuan kesehatan kerja Listrik di
n/ Safety kebakaran kerusakan) tempat kerja
Sign akibat
konsleting
2 Ruang Kabel Posisi kabel Kabel dirapihkan No. 1 Tahun 1970 Bab III pasal 3
Produk hanya yang tidak dengan Tentang keselamatan ayat 1(q):
si diisolasi rapih membuat pemasangan kerja mencegah
dan tidak pekerja yang kabel tray terkena aliran
dirapihka tidak tau akan listrik
n bahaya listrik berbahaya.
akan mudah
mengalami
kecelakaan

35
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
kerja

3 Ruang panel Tidak adanya Melakukan Permen RI No.33 Tahun Pasal 10 ayat
Boiler yang Sign perbaikann panel 2015 tentang perubahan 1.2 dan 3 terkait
sudah -.Perbaikan. - Pemberian atas peraturan No.12 pemeriksaan
rusak Potensi Sign tahun 2015 tentang dan pengujian
tidak tersengat listrik (Pemberitahuan keselamatan dan
diberi -.potensi kerusakan) kesehatan kerja Listrik di
peringata kebakaran tempat kerja
n / safety akibat
sign konsleting

36
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
4 Ruang Kabel Posisi kabel Kabel dirapihkan 1. UU No. 1 Tahun 1970 1. Bab III pasal
Genset antar yang tidak dengan Tentang keselamatan 3 ayat 1(q):
dan panel rapih membuat pemasangan kerja mencegah
Boiler dijumper pekerja yang kabel tray 2. Permenaker No. 12 terkena
dan tidak tidak tau akan tahun 2015 tentang aliran listrik
dirapikan bahaya listrik Keselamatan dan berbahaya.
akan mudah Kesehatan Kerja Listrik
mengalami Di Tempat Kerja
kecelakaan 3. Permenaker No 33
kerja Tahun 2015 tentang
Perubahan atas
Permenaker No 12
Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik

37
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
5 Ruang Genset Dengan tidak Memasang 1. UU No. 1 Tahun 1970 1. Bab III pasal
Genset tidak adanya safety tanda bahaya Tentang keselamatan 3 ayat 1(q):
dan diberi sign ataupun ataupun safety kerja mencegah
Boiler safety tanda bahaya sign di panel 2. Permenaker No. 12 terkena
sign di panel tersebut tahun 2015 tentang aliran listrik
membuat Keselamatan dan berbahaya.
pekerja yang Kesehatan Kerja Listrik
tidak tahu akan Di Tempat Kerja
bahaya listrik 3. Permenaker No 33
akan mudah Tahun 2015 tentang
mengalami Perubahan atas
kecelakaan Permenaker No 12
kerja Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik

38
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
6 Ruang Panel Dengan tidak Memasang label 1. UU No. 1 Tahun 1970 1. Bab III pasal
Kitchen tidak adanya safety panel dan tanda Tentang keselamatan 3 ayat 1(q):
diberi sign ataupun bahaya ataupun kerja mencegah
label dan tanda bahaya safety sign di 2. Permenaker No. 12 terkena
safety di panel panel tersebut tahun 2015 tentang aliran listrik
sign membuat Keselamatan dan berbahaya.
pekerja yang Kesehatan Kerja Listrik
tidak tahu akan Di Tempat Kerja
bahaya listrik 3. Permenaker No 33
akan mudah Tahun 2015 tentang
mengalami Perubahan atas
kecelakaan Permenaker No 12
kerja Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik

39
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
7 Area Kapasita Menempatkan 1. Permenaker No. 12 1. Pasal 6 ayat
Kerja s daya ahli K3 Listrik tahun 2015 tentang 3,
dari PLN Keselamatan dan perencanaan
485 kVA Kesehatan Kerja ,
dan Listrik Di Tempat pemasangan,
Tidak Kerja perubahan,
adanya 2. UU No. 1 Tahun 1970 dan
ahli K3 Tentang keselamatan pemeliharaan
listrik kerja sebagaimana
3. Permenaker No 33 dimaksud
Tahun 2015 tentang dalam pasal
Perubahan atas 5 ayat
Permenaker No 12 1dilakukan
Tahun 2015 tentang oleh a.ahli k3
Keselamatan dan bidang listrik
Kesehatan Kerja pada
Listrik perusahaan
b.ahli k3

40
ANALISA
N LOKAS TEMUA REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR POTENSI PASAL
O I N / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG LISTRIK
bidang listrik
pada pjk3
2. Pasal 7
Untuk
perusahaan
yang memiliki
pembangkita
n listrik lebih
dari 200 (dua
ratus) kilo
Volt-Ampere
wajib
mempunyai
ahli K3
bidang listrik

41
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 Area Belum Tidak ada Dengan jumlah Kepmenaker Pasal 6 ayat 1 :
Kerja memiliki petugas pegawai 76 No.KEP- Petugas kebakaran
petugas yang siap orang 186/MEN/1999 sebagaimana dimaksud
kebakaran tanggap dibutuhkan 3-4 Tentang Unit dalam pasal 5 huruf a,
tersendiri apabila petugas Penanggulangan sekurang-kurangnya
terjadi kebakaran Kebakaran di 2(dua) orang untuk setiap
kebakaran Tempat Kerja jumlah kerja 25 orang
2 Ruang Terdapat Resiko Setidaknya Kepmenaker Pasal 6 ayat 2 :
Boiler bolier bahaya terdapat 1 Regu No.KEP- Regu penanggulangan
dalam kebakaran penanggulangan 186/MEN/1999 kebakaran dan ahli K3
proses tinggi kebakaran dan Tentang Unit spesialis
produksi Ahli K3 Spesialis Penanggulangan penanggulangan
Penanggulangan Kebakaran di kebakaran ditetapkan
Kebakaran Tempat Kerja untuk tempat kerja tingkat
resiko bahaya kebakaran
ringan dan sedang 1
yang mempekerjakan
tenaga kerja 300 orang,

42
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
atau lebih, atau setiap
tempat kerja tingkat
resiko bahaya kebakaran
sedang II, sedang III dan
berat

3 Ruang Tinggi Penempata Tinggi Permenakertrans 1. Pasal 4 ayat 3:


Kompre Penempat n tidak penempatan RI NO. PER- Tinggi pemberian
sor an APAR standar tanda dan APAR 04/MEN/1980 tanda pemasangan
yang satu harus standar tentang syarat APAR adalah 125 cm
dan (ketinggian tanda syarat dari dasar lantai tepat
lainnya 125 cm dari pemasangan dan diatas APAR yang
tidak dasar lantai tepat pemeliharaan bersangkutan
standar di atas APAR APAR 2. Pasal 8 :
dan tidak kurang Pemasangan APAR
dari 15 cm dari harus sedemikian
permukaan rupa sehingga bagian

43
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
lantai) paling atas berada
pada ketinggian 1,2 m
dari permukaan lantai
kecuali jenis CO2 dan
Dry Chemical, jarak
antara dasar APAR
tidak kurang 15 cm
dari permukaan lantai

4 Ruang APAR APAR saat APAR yang Permenakertrans 1. Pasal 6 Ayat 1 :


WTP tidak akan ditempatkan di RI NO. PER- Setiap alat pemadam
ditempatk digunakan alam terbuka 04/MEN/1980 api ringan harus
an di tabung harus dilindungi tentang syarat dipasang
dalam peti apar tidak dengan tutup syarat menggantung pada
box/lemari berfungsi pengaman dan pemasangan dan dinding dengan
ditempatkan pemeliharaan penguatan sengkang
dalam peti APAR atau dengan
box/lemari konstruksi penguat
lainnya atau
44
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
ditempatkan dalam
lemari atau peti (box)
yang tidak di kunci
2. Pasal 10 :
Alat pemadam api
ringan yang
ditempatkan di alam
terbuka harus
dilindungi dengan
tutup pengaman
5 Ruang Pemeriksa Ketika APAR harus Permenakertrans Pasal 11 ayat 1 :
Kitchen an terjadi diperiksa 2 kali RI NO. PER- Setiap alat pemadam api
dilakukan kebakaran, dalam setahun 04/MEN/1980 ringan harus diperiksa 2
setahun kondisi tentang syarat (dua) kali dalam setahun
sekali APAR tidak syarat
siap pakai pemasangan dan
pemeliharaan
APAR

45
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
6 Area Belum bagi non Layout Evakuasi Intruksi menteri Pintu Darurat (Jalur
Kerja tersediany pegawai harus ada di tenaga kerja No : evakuasi, terdapat
a mapping yang setiap gedung Ins.11//BW/1997 petunjuk arah,
layout belum tentang penerangan darurat, tidak
evakuasi familiar pengawasan terdapat rintangan yang
dengan khusus mengganggu dan jarak
lokasi penanggulangan tempuh mencapai pintu
Pabrik, kebakaran keluar tidak melebihi 30
akan Lampiran petunjuk meter untuk risiko sedang
terjebak pengawasan
karena sistem proteksi
tidak ada kebakaran (IV)
informasi pemeriksaan dan
layout pengujian
evakuasi

46
ANALISA
N LOKAS REKOMENDASI DASAR HUKUM/
GAMBAR TEMUAN POTENSI PASAL
O I / SARAN PERATURAN
BAHAYA
BIDANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN
7 Area Tidak Ketika Perlu adanya Kepmenaker Pasal 2 ayat 1 :
Kerja terdapat terjadi pemasangan No.KEP- Pengurus atau
Hydrant kebakaran hydrant di 186/MEN/1999 pengusaha wajib
tidak tempat kerja Tentang Unit mencegah, mengurangi,
terdapat Penanggulangan dan memadamkan
koneksi Kebakaran di kebakaran, latihan
yang dapat Tempat Kerja penanggulangan
menyediak kebakaran ditempat kerja
an akses
ke pasokan
air

47
Untuk jumlah tenaga kerja 76 orang, PT Sinar Sosro Pabrik Palembang tidak wajib mempunyai Ahli K3 sesuai Permenaker No. 2
Tahun 1992 pasal 2 ayat 2(a). Tetapi PT Sinar Sosro Pabrik Palembang menggunakan Boiler dan juga kapasitas kelistrikannya mencapai
485 KVA yang merupakan risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Sesuai dengan ayat 2(b) Permenaker tersebut, PT
Sinar Sosro wajib memiliki Ahli K3 di masing-masing unit kerja terutama Ahli K3 Bidang Konstruksi, Kelistrikan, dan Penanggulangan
Kebakaran.
Banyak terdapat temuan-temuan ketidaksesuaian di PT Sinar Sosro diantaranya :
1. Cover Parit terbuat dari plastik rusak
2. Akses jalan menuju area kolam IPAL paving block rusak
3. Dinding retak di ruang Compressor
4. Terdapat lubang di lantai yang terbuka
5. Tidak adanya safety sign pada Panel dan Genset
6. Kabel hanya diisolasi dan tidak dirapihkan
7. Kapasitas daya dari PLN 485 kVA dan Tidak adanya ahli K3 listrik
8. Belum ada petugas / regu penanggulangan kebakaran
9. Penempatan APAR tidak standar dan APAR tidak terlindung (dalam peti box/lemari)
10. APAR hanya dilakukan pemeriksaan 1 kali dalam setahun
11. Tidak terdapat mapping layout evakuasi
12. Tidak terdapat hydrant

48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. PT Sinar Sosro Pabrik Palembang belum mempunyai Ahli K3 baik Ahli K3
Umum maupun di bidang konstruksi, bidang kelistrikan, dan di bidang
penanggulangan kebakaran karena mereka mempunyai 76 karyawan dan
memiliki potensi bahaya tinggi karena adanya boiler dalam proses produksi
2. PT Sinar Sosro Pabrik Palembang harus menerapkan sertifikasi SMK3, karena
mempunyai risiko yang cukup tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan kerja
3. PT Sinar Sosro Pabrik Palembang telah menerapkan 5S sehingga area pabrik
dan perusahaan sangat Hygiene & Sanitasi

4.2 Saran
1. Perlu adanya identifikasi fasilitas-fasilitas K3 dan evaluasi serta melakukan
perbaikan secara berkelanjutan
2. Semua tentang perlengkapan fasilitas alat pemadam kebakaran agar
diperhatikan dan dipastikan kelengkapanya yang dibuat berdasarkan peraturan
perundang-undangan
3. Pembuatan tanda bahaya, checklist, cover swith pada semua panel listik
terutama yang berada di luar ruangan.
4. Dibuatkan pelindung panel box supply tegangan listrik untuk genset fire fighting
yang berpotensi terkena air hujan.
5. Agar perusahaan lebih memperhatikan terhadap kewajiban memakai APD di
lingkungan perusahaan khususnya di tempat kerja.
6. Dikarenakan perusahaan telah berkomitmen untuk menerapkan SMK3 maka di
sarankan untuk mempekerjakan ahli K3 di bidang listrik, konstruksi dan
pemadaman kebakaran

49
REFERENSI

1. Kementerian Ketenagakerjaan RI, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2018.
2. Profil Perusahaan PT Sinar Sosro
3. Observasi Lapangan

50

Anda mungkin juga menyukai