Merupakan suatu proses sistematis 2. Audit Kepatuhan Untuk memperoleh dan mengevaluasi 7an menentukan apakah yang bukti secara objektif diaudit sesuai dgn kondisi/ Mengenai pernyataan-pernyataan peraturan tertentu. tentang kegiatan dan kejadian 3. Audit Operasional ekonomi, a. Mengevaluasi konerja dengan 7an menetapkan tingkat b. Mengidentifikasi kesempatan kesesuaian antara pernyataan2 tsb untuk peningkatan dng kriteria yg telah ditetapakan c. Membuat rekomendasi dan Pemakai yang berkepentingan perbaikan untuk tindakan Laporan Auditor lebih lanjut.
Paragraf 1: Objek yang menjadi sasaran audit, ASERSI MANAJEMEN
tanggung jawab manajemen, tanggung jawab Pernyataan manajemen yang auditor terkandung didalam LK Paragraf 2: Audit dilaksanakan berdasar 1. Keberadaan dan Keterjadian standar auditing yang telah ditetapkan. 2. Kelengkapan 3. Hak dan Kewajiban Paragraf 3: Pendapat mengenai kewajaran 4. Penilaian laporan keuangan audita, dalam semua hal 5. Penyajian dan pengungkapan yang material, dan berdasar atas kesesuaian penyusunan LK tsb dengan SAK.
OPINI AUDIT (4) KERTAS KERJA (WORKING PAPER)
1. Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Catatan yang diselenggarakan oleh Jika tdk terjadi pembatasan dlm ruang auditor mengenai prosedur audit, lingkup audit, dan tidak terdapat pengujian yang dilakun, informasi yang pengecualian yang signifikan terhadap diperoleh, dan simpulan yang kewajaran dan penerapan SAK. dibuatnya sehubungan dengan audit. 2. Wajar Dengan Pengecualian (WTP) a. Lingkup audit dibatasi a. Program audit b. Laporan keuangan tidak disusun Daftar prosedur audit untuk dengan SAK mengumpulkan tipe bukti tertentu c. SAK yang digunakan didalam laporan dalam mengaudit. keunagan tidak diterapkan konsisten. b. Working trial balance d. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit karena kondisi yang Suatu daftar yang berisi saldo- berada diluar kekuasaan klien saldo akun buku besar pada akhir maupun auditor tahun yang audit dan akhir tahun 3. Tidak Wajar sebelumnnya, kolom-kolom untuk a. Ruang lingkup audit dibatasi asjustment dan penggolongan b. Jika LK yang disusun tidak berdasar kembali yang diusulkan oleh SAK shg tidak menyajikan kewajaran auditor, serta saldo-saldo setelah atas suatu LK. koreksi auditor yg akan tampak 4. No oppini dalam laporan keuangan auditan a. Adanya pembatasan yg sangat material. b. Auditor tidak independep hubungannya (audit financial statements) dengan klien. c. Ringkasan Jurnal Adjustment 2. Perencanaan audit Dalam proses audit, auditor a. Memahami bisnis dan industri mungkin menemukan kekeliruan klien dlm LK dan catatan akuntansi b. Melaksanakan prosedur analitik kliennya. Untuk membetulkan c. Mempertimbangkan tingkat kekeliruannya tsb, auditor materialitas awal membuat draft jurnal adjustment d. Mempertimbangkan risiko yang nantinya akan dibicarakan bawaan dengan klien. e. Mempertimbangkan berbagai d. Skedul Utama faktor yang berpengaruh thd saldo Kertas kerja yg digunakan untuk awal, jika perikatan dng klien meringkas informasi yang dicatat berupa audit tahun pertama dalam skedul pendukung untuk f. Mengembangkan strategi audit akun-akun yg berhubungan. awal thd asersi signifikan Skedul utama ini digunakan untuk g. Memahami pengendalian intern menggabungkan akun2 buku klien. besar yang sejenis, yang jumlah 3. Pelaksanaan pengujian audit saldonya dicantumkan didalam LK a. Pengujian analitik dalam satu jumlah. Mempelajari perbandingan dan e. Skedul Pendukung hubungan antara data yang satu Pada waktu auditor melakukan dengan data yang lain. Biasanya verifikasi thd unsur-unsur yg dilakukan dng analisis rasio tercantum dalam LK klien, ia keuangan. memberi berbagai macam kertas b. Pengujian pengendalian kerja pendukung yang Prosedur audit yg dirancang untuk menguatkan informasi keuangan memverifikasi efektivitas dan operasional yg pengendalian intern. dikumpulkannya. c. Pengujian subtantif Prosedur audit yg dirancang untuk menemukan kemungkinan TAHAPAN AUDIT kesalahan moneter yg secara langsung mempengaruhi 1. Penerimaan perikatan audit kewajaran dlm penyajian LK. Perikatan = kessepakatan 2pihak 4. Pelaporan audit untuk mengadakan suatu ikatan Langkah penting dalam pelaporan perjanjian. a. Menyelesaikan audit dgn Pertimbangan penerimaan klien meringkas semua hasil pengujian a. Mengevaluasi integritas manajemen dan menarik kesimpulan b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan b. Menerbitkan laporan audit. risiko luar biasa c. Menetukan kompetensi untuk RESIKO AUDIT melaksanakan audit d. Menilai indepedensi 1. Resiko bawaan (inherent risk) e. Menentukan kemampuan untuk Risiko salah saji yg melekat pada menggunakan kemahiran saldo akun atau asersi tentang profesionalnya dng kecermatan dan saldo akun. keseksamaan 2. Resiko pengendalian (control risk) f. Membuat surat perikatan audit Suatu resiko tidak dapat dicegahnya salah saji material dalam suatu saldo akun atau asersi i. Penetapan fee audit tentang suatu saldo akun oleh MATERIALITAS pengendalian intern. 3. Risiko deteksi (detection risk) Salah saji informasi akuntansi, yg Suatu risiko tidak terdeteksinya dilihat dari keadaan yang salah saji material dalam suatu melingkupinya, dapat mengakibatkan saldo akun atau asersi ttg suatu perubahan atas atau pengaruh thd saldo akun oleh prosedur audit yg pertimbangan orang yang meletakkan dilaksanakan oleh auditor. kepercayaan thd informasi tsb, karena adanya salah saji tsb. Resiko Deteksi >< Resiko Bawaan & Resiko Pengendalian ∞ Hubungan Materialitas dan Bukti Audit Surat Perikatan Audit (Engagement Letter) Semakin tinggi tingkat materialitas, maka semakin rendah jumlah bukti yg Surat perikatan audit dibuat oleh diperlukan. auditor untuk kliennya yg berfungsi untuk mendokumentasikan dan ∞ Hubungan Resiko Audit dan Bukti menegaskan penerimaan auditor atas Audit penunjukkan oleh klien, tujuan dan lingkup audit, lingkup tanggung jawab Semakin tinggi resiko audit, auditor auditor, kesepakatan ttg LK audit, perlu mengumpulkan bukti audit serta bentuk LK yang akan diterbitkan dallam jumlah kecil saja. oleh auditor.
Isinya (Engagement Letter):
a. Tujuan audit atas LK
b. Tanggungjawab manajemen atas LK c. Lingkup audit (UU, peraturan, pernyataan dari badan profesional yg harus dianut oleh auditor) d. Bentuk laporan yg digunakan auditor untuk menyampaikan perikatan. e. Fakta bahwa audit memiliki keterbatsan bawaaan bahwa kekeliruab dan kecurangan material yg tidak terdeteksi f. Pengaturan reproduksi LK auditan g. Kesanggupan auditor menyampaikan ttg kelemahan signifikan dalam pengendalian intern klien. h. Akses ke berbagai catatan, dokumentasi dan informasi lain yg diharuskan dalam kaitannya dng audit. PENGENDALIAN INTERN 4. Aktivitas pengendalian
Suatu proses yg dijalankan dewan Kebijakan dan prosedur yg dibuat
komisaris, manajemen, dan personel untuk memberikan keyakinan bahwa lain yg didesain untuk memberikan petunjuk yg dibuat oleh manajemen keyakinan memadai tentang dilaksanakan. pencapaian 3 tujuan berikut: Contoh aktivitas pengendalian 1. Keandalan pelaporan keuangan a. Pengendalian pengolahan informasi 2. Kepatuhan thd hukum dan -Pengendalian umum peraturan yg berlaku -Pengendalian aplikasi (otorisasi, 3. Efektifitas dan efisiensi operasi perancangan dan penggunaan UNSUR PENGENDALIAN INTERN dokumen dan catatan memadai, pengecekan scr independen). 1. Lingkungan pengendalian b. Pemisahan fungsi Lingkungan pengendalian c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan menciptakan suasana catatan pengendalian dalam suatu d. Review atas kinerja organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi 5. Pemantauan tentang pengendalian. Proses penilaian kualitas kinerja 2. Penaksiran resiko pengendalian intern sepanjang waktu. Untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yg berkaitan dgn penyusunan LK sesuai SAK
3. Informasi dan komunikasi
Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kpd semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan ttg bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yg berada didalam maupun didalam organisasi. Komunikasi mencakup sistem pelaporan penyimpangan kpd pihak yg lebih tinggi dalam entitas