Anda di halaman 1dari 6

BAB I

Terdapat banyak perspektif dalam membaca fakta sejarah, utamanya lagi terhadap sejarah peradaban
umat Islam. Pengertian sejarah mengandung arti bahwa sejarah adalah peristiwa masa lalu yang tidak
hanya sekadar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi atas
peristiwa yang terjadi dengan melihat kepada hukum kausalita.

Kebudayaan adalah hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal, budi, dan sebagainya) manusia (seperti
kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan sebagainya). Sementara peradaban adalah suatu aktivitas
lahir yang biasanya dipakai untuk menyebut bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang
halus, maju, dan indah, seperti kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, dan
sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang memiliki
sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang luas sekali (Koentjaraningrat, 1979: 193-194). Mengkaji peradaban tentu tidak bisa
lepas dari kebudayaan, dan keduanya amat berkaitan dengan manusia sebagai pelaku utama atau
pencipta budaya, sedangkan tema kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari manusia sebagai pelakunya.

BAB II

Peradaban Arab Pra-Islam

Beberapa saat sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad SAW sebagai fondasi
peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki peradaban.
Secara berturut-turut diungkapkan berbagai aspek peradaban. Arab pra-Islam, diantaranya, agama,
politik,ekonomi, dan seni budaya.

Salah satu aspek penting perekonomian Arab pra-Islam adalah dibidang pertanian. Dua ratus tahun
sebelum kenabian Muhammad (610 M), masyarakat Arab sudah mengenal peralatan pertanian semi
modern seperti alat bajak, cangkul dan garu yang digunakkan untuk menanam.

Disamping pertanian, perdagangan adalah unsur penting dalam perekoniam masyarakat Arab Pra
Islam. Kota Mekah merupakan jalur persilangan ekonomi internasional, yang menghubungkan jalur-
jalur dari dan ke mancanegara. Hal ini menyebabkan masyarakat Mekah memiliki peran strategis
untuk berpartisipasi dalam dunia perekonomian tersebut. Oleh karena itu, dalam bidang ekonomi,
bangsa Arab telah mencapai perkembangan yang sangat pesat.

Masa Nabi Muhammad SAW

Pada saat kondisi politik, ekonomi, sosial, budaya, dan agama baik di Barat maupun Timur sangat
kacau, lahir tokoh besar sepanjang masa yang membangun kekuatan Islam diantara kekuasaan besar
dunia, di Jazirah Arab, sebagai rahmatan lil alamin yaitu Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awal.
Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum ia dilahirkan, sedangkah Ibunya menemui ajal saat usia
Muhammad hanya enam tahun. Pada saat Nabi Muhammad berusia 40tahun, beliau diamanahi Allah
SWT untuk menjadi nabi dan Rasul Allah, saat berada di Gua Hira beliau menerima wah yu yang
pertama yaitu Al-Alaq 1-5. Kehidupan Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode yaitu periode
Mekah dan periode Madinah. Penyebaran Islam yang dilakukan Nabi Muhammad menggunakan
metode secara diam-diam yaitu berjalan selama tiga tahun dan setelah itu menggunakan metode
secara terang-terangan. Dalam periode mekah, dakwah yang dilakukan Nabi ditekankan pada
penanaman dasar-dasar keimanan. Hal ini berbeda dengan saat iaberada di Madinah. Di Madinah
Muhammad menerapkan syariah Islam dan pembangunan ekonomi sebagai dasar kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
BAB III

Al-Khulafa al-Rasyidun adalah para pengganti Nabi yang merupakan pemimpin Islam dari sahabat,
pasca Nabi Muhammad wafat. Perjalan empat khalifah dipimpin oleh Abubakar Shiddiq, Umar Bin
Khatab, Usman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Talib.

Setelah wafatnya Rasulullah SAW, mulailah periode al-Khulafa al-Rasyidin atau fase baru yang
digantikan oleh khalifah Abu Bakar. Periode Abu Bakar 632-634 M, sangat singkat hanya dua tahun
lebih, ia mampu mengamankan negara baru Islam dari perpecahan dan kehancuran, baik diklangan
sahabat mengenail persoalan penggantian Nabi maupun tekanan-tekanan dari luar dan dalam. Seperti
ekspedisi ke luar negeri (kirim kembali Usamah ibn Zaid ke Syam), menghadapi para pembangkang
terhadap negara dengan tidak mau bayar pajak (zakat), dan penumpasan nabi-nabi palsu.

Menjelang wafat, Abu Bakar menunjuk Umar ibn Khattab sebagai penggantinya. Pada periode Khalifah
Umar (633-644 M), peta Islam meluas di Timur sampai perbatasan India dan sebagian Asia Tengah di
Barat sampai Afrika Utara. Umar melakukan reformasi dalam pemerintahan. Selama memimpin dalam
kurin waktu sepuluh tahun, ia termasuk pemimpin yang berhasil terutama bagi kesejahteraan rakyat
dan peraturan Islam menjadi semakin kokoh. Pada akhir kkepemimpinannya, Umar dibunuh oleh Abu
lulu yang dilatabrbelakangi oleh pemecatan Umar pada Mughirah ibn Syuba sebagai Gubenur Kufah.

Telah disebutkan, bahwa menjelang wafatnya Umar, ia membuat tim formatur untuk memilih calon
khalifah. Akhirnya Usman ibn Affan (644-656M) terpilih menjadi Khalifah III, sebagai pengganti Umar.
Pada masa ini, Usman dituduh melakukan nepotisme terhadap pengangkatan para pejabat dari sanak
keluarganya, namun jelas bahwa nepotisme Usman tidak terbukti, karena, pengangkatan saudara-
saudaranya itu berangkat dari profesionalisme kerja mereka dilapangan. Akan tetapi, memang pada
akhir kepemimpinan Usman, para gubernur yang diangkat tersebut bertindak sewenang-wenang
terutama bidang ekonomi. Mereka diluar kontrol Usman yang memang sudah berusia lanjut sehingga
rakyat menganggap hal tersebut sebagai kegagalan Usman, sampai pada akhirnya Usman mati
terbunuh. Pasca terbunuhnya Usman kondisi menjadi genting, orang yang terlibat secara langsung
atau tidak langsung dalam tragedi pembunuhan Khalifah Usman kebanyakn dari mesir memaksa agar
Ali menerima tawaran untuk menjabat sebagai khalifah, pengganti Usman. Semula ia menolak, namun
atas tekanan-tekanan tersebut dengan permintaan serius kawan-kawan dekatnya, maka Usman
menjabat sebagi khalifah. Tindakan dan kebijaksanaan Ali setelah resmi memegang jabatan Khalifah
adalah memberhentikan gubernur yang sewenang-wenag yang diangkat oleh Usman, termasuk
Muawiyah yang dinilai sebagai provokator untuk menuntut turun dari jabatan politik ia baru duduki.
Selain itu, Ali juga menarik kembali tanah-tanah yang dibagikan di zaman Usman kepada keluarganya.

BAB IV

Dinasty Umayyah (sebut; Umayah) mengambil nama keturunan dari Umayah ibn Abdi Syams ibn Abdi
Manaf. Ia adalah salah seorang terkemuka dalam persekuan zaman Jahiliyah, bergandeng dengan
pamannya Hasyim ibn Abdi Manaf. Dari nama Umayah tersebut, maka dinasti itu disebut Dinasti
Umayah yang selama pemerintahannya telah terjadi pergantian sebanyak 14 orang khalifah.

Pada masa Abd al-Malik mulai memasuki periode keemasan Dinasti Umayah. Ia mengadakan berbagai
pembaruan, diantaranya penggunaan secara resmi bahasa Arab sebagai bahasa negara. Ia juga
mencetak mata uang arab dengan nama Dinar, Dirham, dan Fals. Abd al-malik juga meningkatkan
pelayan pos dan komunikasi, , selain itu ia juga terkenal sebagai khalifah yang menyukai arsitektur. Ia
membangun banyak masjid dan istana serta bangunan-bangunan yang indah.
Pada masa khalifah Umar ibn Abdul Aziz (sebut Umar II) memiliki pengaruh dan prestasi penting dalam
sumbangannya terhadap Islam. Keadilan adalah satu-satunya dasar pemerintahan yang sangat
diperhatikan oleh Umar II. Ia mengaplikasikan ajaran Islam yang berbicara tentang keadilan murni
dalam kepemimpinannya. Rakyat tidak dibedakan tentang hak pelayanan dan peradilan. Satu hal yang
patut dicatat dalam sejarah kepemimpinan Umar II adalah ketegasannya dalam memecat para pejabat
negara yang korup.

Sebab-sebab yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Umayah, diataranya kekuasaan wilayah yang
sangat luas dalam waktu singkat tidak berbanding lurus dengan komunikasi yang baik. Selanjutnya,
mengenail lemahnya para khalifah. Di antaranya empat belas khalifah dari Dinasti Umayyag hanya
beberapa khalifah yang cakap, kuat, dan pandai mengendalikan negara. Kemudian, Islam yang dibawa
Nabi, sebagai perdamaian dunia, dikemudian hari pada masa Umayah, Islam justru dijadikan sebagai
agama untuk alat dan simbol politik penguasa Umayah, tidak untuk perdamaian. Hal ini menyebabkan
konflik anatar golongan .

BAB V

Nama dinasty Abbasiyah diambil dari nama salah seorang paman Nabi Muhammad SAW yang
bernama al-abbas ibn abd al-muttalib ibn Hasyim. Puncak kejayaan daulah ini terjadi pada masa
Khalifah Harun dan puteranya, Mamun serta khalifah-khalifah sesudahnya hingga sampai masa
Mutawakkil. Pada masa Harun, kekayaan negara yang banyak, sebagian besarnya digunakan untuk
kesejahteraan rakyat seperti mendirikan rumah sakit, membiayai pendidikan dokter, farmasi, dan
sebainya. Sementara pada masa Mamun ia gunakan untuk menggaji penerjemah-penerjemah dari
golongan kristen, sabi, san bahkan penyembah binatang untuk menejermahkan berbagao buku
berbahasa asing ke dalam bahasa Arab, serta mendirikan Bait Al-Hikmah sebgai pusat penerjemahan
dan akademi yang dilengkapi dengan perpustakaan.

Dalam masa kekhalifahan abbasiah terdapat beberapa dinasti yang berada pada periode ini
diantarnaya Dinasti Abbasiah, Dinasti Buwayhiah (Buwaihid), dan Dinasti Saljuq.

Kemunduran Dinasti Abbasiah terjadi karena faktor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu
luasnyaor internal yaitu luasnya wilayah dan sistem komunikasi masih klasik (sangat buruk),
meningkatnya ketergantungan tentara bayaran, serta hal-hal lain mengakibatkan ekonomi negara
menjadi bangkrut. Sementara faktor ekternal terjadi karena serangan bangsa Mongol ke Baghdad.
Tentara Mongol mengepung kota Baghdad selama dua bulan, setelah perundingan damia gagal,
akhirnya khalifah menyerah, namun tetap dibunuh. Pembantaian massal menelan korban sebanyak
80.000 orang.

BAB VI

Agama Islam pertama kali masuk di benua Afrika terjadi pada masa khalifah Umar ibn Khattab, saat
Panglima Amr ibn Ash menguasai Mesir (639-644M) dan setelah mengalahkan Bizantium.

Berikut beberapa dinasti yang pernah ada di Afrika Utara. Yaitu Dinasti Idrisiah di Maroko, Dinasti
Aghlabiah, Dinasti Ibn Toulun, Dinasti Ikhsid, dan Dinasti Fatimiah. Namun, Dinasti Fatimiah memiliki
hasil peradaban yang cukup luar biasa dalam dinamika sejarah umat Islam. Dinasti Fatimiah lahir
ketika Dinasti Abbasiah di Baghdad mulai melemah. Sejarah menjelaskan bahwan pendiri Dinasi
Fatimiah adalah Said ibn Husain. Pada masa khalifah Abu Mansur Nizar Al-Aziz 975-996M yang
terkenal paling pandai, pecinta ilmu, dan ambisius, kekuasaan Fatimiah mencapai puncak kejayaannya
terutama dalam kegiatan intelektual. Khalifah Fatimiah yang terakhir adalah Al-Adid, kejayaan Dinasti
Fitimiah mulai tahap demi tahap menjadi surut, kalahnya khalifah XIV al-Adid ditaklukan oleh Salah al-
Din Ayyubi, maka berakhirlah kekuasaan Fatimiah selama dua setengah abad lebih. Ayyubi
menghapuskan kekhalifahan Fatimiah atas desakan Baghdad dan menggantikannya dengan dinasti
Ayyubiah yang berorientasi ke Baghdad.

BAB VII

Kondisi sosial masyarakat Andalusia menjelang penaklukan islam sangat memprihatinkan. Masyarakat
terpolarisasi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan latar belakangnya, yaitu kelas i,ii, dan iii.
Penaklukan kekuatan Islam di Andalusia disambut antusiasme rakyat kelas ii dan iii yang merasa
tersiksa atas kesewenang-wenangan rakyat kelas i. Andalusia dalam masa 45tahun sejak masa
penaklukannya (711-756 M) dipegang oleh 24 orang Gubernur dependen, sehingga rata-rata masa
pemerintahannya adalah kurang dari dua tahun. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan Andalusia masa
itu masih dalam kegoncangan dan kekacauan. Semasa khalifah Abdurahman al-Nasir mengalami
kemajuan disegala bidang, ia juga dikenal sebagai khalifah yang adil dan bijaksana, terbukti dari
sikapnya yang tetap konsisten menghukum mati putranya yang bersalah. Pada saat masa Hisham II
diangkat menjadi khalifah saat berusia 12 tahun mewarisi kekhalifahan ayahnya sehingga
menyebakan timbulnya konflik dikalangan pejabat tinggi istana, sehingga terpecah menjadi 2
kelompok yaitu militer dan sipil. Penyebab kemunduran dan kehancuran kekuasaan Islam di Andalusia
adalah masih adanya beberapa daerah yang belum dapat diduduki sepenuhnya waktu ekspansi Islam.
Adapun sebab lain, yaitu para penguasa Islam cukup puas dengan menerima upeti dan tidak
melakukan Islamisasi secara sempurna, bahkan membiarkan mereka mempertahankan hukum dan
adat kebiasaan kaum Nasrani. Selain itu, loyalitas militer Islam sebagai tebtara bayaran sangat
diragukan, kedisiplinan mereka mengkiti perintah atasan disesuaikan yang membayar lebih tinggi,
maka perpecahan umat Islam sebagai anggota masyarakat atau sebagai penguasa tidak dapat
dihindarkan.

BAB VIII

Awal masuknya Islam di Inia pada waktu itu, kondisi sosial dan politik di India sedang rapuh, terjadinya
penindasan kaum kasta Brahmana terhadap kasta yang lebih rendah, dan terjadinya perebutan
kekuasaan di antara raja-raja Hindu. Dalam kondisi demikian, pasukan Islam dibawah pimpinan
Muhammad ibn Qasim semasa Khalifah al-walid I- datang membawa harapan bagi keselamatan
orang yang tertindas melalui penerapan keadilan sosial yang memberi harapan baru. Islam di India
dapat dibagi menjadi empat periode besar, yaitu awal masuknya Islam sejak zaman Nabi Muhammad
sampai dinasti Ghuri, Islam pada masa Kesultanan Delhi (1206-1526 M), Islam pada masa Dinasti
Mughal (1526-1857 M), dan penjajahan dan pergolakan Islam sampai lahirnya Pakistan dan berdirinya
Bangladesh. Terdapat 4 dinasti pada masa penyebaran Islam di Inida, yaitu Dinasti Khalji (1290-
1320M), Dinasti Tughlaq (1320-1414M), Dinasti Sayyed (1414-1451M), dan Dinasti Lodi (1451-1526
M).

Sejak Islam menaklukan India oleh Ibn Qasim sampai berdirinya Dinasti Mughal, para Sultan berusaha
mendpatkan pengakuan khalifah pusat. Sejak Ibn Qasim di India (Sind dan Multan) menyebabkan
semakin banyaknya orang Arab yang menetap disana dan melakukan perdangan dengan pribumi.
Pengaruh Islam di India sangat besar dalam berbagai bidang diantaranya dilarangnya adat Sati Daho
sampai akhirnya dilarang secara resmi..

BAB IX

Periode transisi yang dimaksud adalah situasi Islam saat dan pasca hancurnya Baghdad setelah
dihancurkan oleh bangsa Mongol. Setelah runtuhnya Baghdadad oleh serangan Bangsa Mongol yang
dipimpin Hulagu Khan, Umat Islam mulai terpecah. Disebutkan dalam sejarah, hampir selama tiga
tahun, tidak ada khalifah dalam pemerintahan Islam. Kevakuman inilah yang kemudian mengawali
munculnya masa transisi, yaitu Dinasti Mamluk di Mesir dan Munculnya Dinasti-dinasti Mongol
Islam di Asia Tengah dan sekitarnya. Dinasti-Dinasti tersebut yaitu Dinasti Chagtai (1227-1369 M)
termasuk Timuriah sampai 1506M, Dinasti Golden Horde 1256-1502M dan Dinasti Ilkhan 1256-1363
M. Dalam sejarah Mongol kemunculan Golden Horde (Dinasti Kipcak) sangat menarik. Karena dari
anak cabang Dinasti Mongol, dinasti inilah yang paling lama berkuasa. Disamping itu, mereka
membawa kejayaan dengan perdagangan di Asia dan Eropa.

BAB X

Terdapat tiga kerjaan besar Islam diantarnya Kerajaan Safawiah di Persia ( 1501-1736 M). Selama
periode Safawiah di Persia persaingan antara untuk mendapatkan kekuasaan antara Turki dan Persia
menjadi realita. Saingan terberat khalifah Ismail adalah Turki Usmani, Salim I.Penyebab ketegangan
antara kedua penguasa Muslim (Salim: Sunni dan Ismail: Syiah) berasal dari kebencian Salim dan
pengejaran terhadap seluruh umat Muslim Syiah yang ada didaerah kekuasannya. Pada masa ini,
kemajuan ilmu politik dan ekonomi maju pesat. Puncak kehancuran kerjaan ini terjadi saat kekuasaan
dipimpin oleh Shah Sultan Husain II.

Kerajaan yang kedua adalah Turki Usmani (1288-1924M). Dalam salah satu sub suku tersebut lahirlah
Sultan pertama dari Dinasti Turki Usmani yang bernama Usman. Pada saat bangsa Mongol (sebelum
Islam) dan orang Kristen, ingin menghapuskan Islam dari peta bumi, orang Turki Usmani muncul
sebagai pelindung Islam, bahkan mereka membawa panji Islam sampai ke tengah-tengah daratan
Eropa. Setelah masa pemerintahan sultan Sulaiman, kerajaan Turki Usmani mengalami kemunduran.

Kerajaan yang ketiga adalah Kerajaan Mughal di India ( 1526-1857 M). Kerajaan Mughal di India
merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar didunia yang tidak daat dihilangkan dalam lintasan
sejarah peradaban umat Islam. Pendiri kerjaaan ini adalah Zahirudin Muhammad. Ketika masa
pemerintahaan setelah Aurangzeb, raja-raja berikutnya mulai lemah. Kerajaan Mughal dan rajanya
to]idak lebih hanya sebagai simbol dan lambang belaka.

Bab XI

Metamorfosa perkembangan Islam pada masa awal di Indonesia selalu menarik untuk dikaji dan
diteliti. Hal tersebut dikarenakan Islam yang hadir di perairan Nusantara ini mampu dengan cepat
beradaptasi sehingga tidak memunculkan benturan budaya dengan adat dan tradisi lokal yang sudah
ada sebelumnya. Islam menunjukkan eksistensinya pada abad ke-13 M di Sumatra dan 15 M di Jawa
setelah Islam berhasil memasuki wilayah kekuasaan politik yang selanjutnya dipakai untuk
mendapatkan dukungan rakyat agar mereka memeluk Islam. Pada hakekatnya yang bertindak sebagai
penyebar-penyebar agama bukan raja, melainkan yang bergerak adalah para wali yang tergabung
dalam wali sanga. Mereka benar-benar menjadi penyebar agama Islam di Pulau Jawa, karena pada
waktu itu pulau jawa menjadi pusat pemerintahan dari keseluruhan pulau di Indonesia. Para wali
cenderung pada tasawuf dalam menyebarkan agama Islam, sesuai dengan ilmu yang mereka kuasai.
Di samping itu, para wali menampilkan bentuk kebudayaan tertentu yang mengandung makna
nasehat dalam toleransi keagamaan. Dengan cara ini mereka menghendaki agar adat istiadat dan
kepercayaan lama sedikit demi sedikit dikikis seraya diisi dengan adat istiadat yang bernafaskan Islam.

Gerakan modern Islam di Indonesia salah satunya adalah Gerakan Salaf yang bertujuan utama
mengembalikkan ajaran Islam kepada dua sumbernya yang murni, yakni al-Quran dan sunnah.
Gerakan ini menghendaki perombakan total umat Islam yang telah jauh menyeleweng dari ajaran
Islam sebenarnya.
XII

Pada masa agresi bangsa kolonial Islam mengalami kemunduran dan selanjutnya mengalami masa
kebangkitan \. Dunia Islam kalah dan tersingkirkan oleh kekuatan penjajahan Eropa yang membawa
semangat gold, glory, dan gospel. Semangat itu muncul sebagai ujung tombak gereja untuk
mengulangi kejayaan mereka pada saat menaklukan Islam melalui Perang Salib. Mulai pada abab ke-
20, dunia Islam mulai kembali bangkit dari keterpurukan akibat dari penjajahan dan hegemoni bangsa
kolonial barat. Mereka telah melemahkan secara politis, ekonomi, dan budaya ditengah-tengah dunia
Islam. Eropa dapat menjajah karena keberhasilannya dalam menerapkan strategi ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta mengelola berbagai lembaga pemerintahan. Negeri-negeri Islam menjadi jajahan
Eropa akibat keterbelakangan dalam berbagai aspek kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai