Anda di halaman 1dari 10

BUKAN OBJEK PPH 21

3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana


1. Pembayaran manfaat atau santunan pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
asuransi dari perusahaan asuransi Menteri Keuangan, iuran tunjangan hari tua atau 5. Beasiswa yang diperoleh atau
sehubungan dengan asuransi kesehatan, iuran jaminan hari tua kepada badan diterima Warga Negara Indonesia
asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi penyelenggara tunjangan hari tua atau badan dari Wajib Pajak pemberi beasiswa
dwiguna, dan asuransi beasiswa; penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dalam rangka mengikuti
dibayar oleh pemberi kerja; pendidikan di dalam negeri pada
tingkat pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan
2. Penerimaan dalam bentuk natura 4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang pendidikan tinggi yang tidak
dan/atau kenikmatan dalam bentuk berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang mempunyai hubungan istimewa
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah, atau
apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak dengan pemilik, komisaris, direksi
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
atau Pemerintah, kecuali penghasilan yang dan pengurus dari Wajib Pajak
pemeluk agama yang diakui di Indonesia yang
diterima atau diperoleh penerima pemberi beasiswa.
diterima oleh orang pribadi yang berhak dari
pensiunan secara teratur berupa uang lembaga keagamaan yang dibentuk atau
pensiunan atau penghasilan sejenisnya. disahkan oleh Pemerintah
F. PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh
PASAL 21 FINAL
Lapisan Penghasilan Kena Tarif Pajak
Pajak

Sampai dengan Rp 0%
1. Penghasilan berupa uang pesangon yang dibayar
50.000.000
sekaligus oleh dana pensiun yang pendiriannya telah
Diatas Rp 50.000.000 5%
disahkan oleh Menteri Keuangan
sampai dengan
Rp 100.000.000

Diatas Rp 100.000.000 15%


sampai dengan Rp
500.000.000

Diatas Rp 500.000.000 25%


Lapisan Tarif Pajak
Penghasilan
2. Penghasilan berupa uang manfaat pensiun,
Kena Pajak
tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
Sampai dengan 0% dibayarkan sekaligus oleh Badan Penyelenggara
Rp 50.000.000 Pensiun atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Diatas Rp 5%
50.000.000
Uraian Tarif
PNS Golongan I dan sebesar 0% dari jumlah
Golongan II, Anggota TNI bruto honorarium atau
dan Anggota POLRI imbalan lain
Golongan Pangkat Tamtama 3. Penghasilan berupa honorarium atau imbalan lain
dan Bintara, dan dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau
Pensiunannya APBD yang diterima oleh Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota POLRI, kecuali yang dibayarkan
PNS Golongan III, Anggota sebesar 5% dari jumlah
TNI dan Anggota POLRI bruto honorarium atau
kepada PNS golongan II/d ke bawah dan anggota
Golongan Pangkat Perwira imbalan lain TNI/POLRI berpangkat Pembantu Letnan Satu ke
Pertama, dan pensiunannya bawah atau Ajun Inspektur Tingkat Satu ke bawah.
Pejabat Negara, PNS sebesar 15% dari jumlah
Golongan IV, Anggota TNI bruto honorarium atau
dan Anggota POLRI imbalan lain
Golongan Pangkat Perwira
Menengah dan Perwira
Tinggi, dan Pensiunannya
G. PERHITUNGAN DAN TARIF PPH 21

PPH 21 = TARIF PAJAK X (PENGHASILAN - PENGURANG)

PERHITUNGAN PPH 21 DILAKUKAN DENGAN MENGALIKAN TARIF PAJAK DENGAN


DASAR PENGENAAN PAJAK ATAU JUMLAH BRUTO DARI PENGHASILAN YANG
DITETAPKAN. UMUMNYA PENGHASILAN YANG DITERIMA ATAU DIPEROLEH
TERSEBUT AKAN DIKURANGI DENGAN UNSUR PENGURANG YANG JUGA
DITETAPKAN SESUAI DENGAN PERATURAN YANG BERLAKU.
TARIF PAJAK

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif UU PPh Pasal 17

s.d. Rp 50 Juta 5%

Diatas Rp 50 Juta - 250 Juta 15%

Diatas Rp 250 Juta - 500 Juta 25%

Diatas Rp 500 Juta 30%


PTKP bagi WP orang pribadi adalah
Rp54.000.000

PTKP bagi WP yang kawin mendapat


tambahan sebesar Rp4.500.000

BESAR Tambahan PTKP untuk seorang istri


yang penghasilannya secara pajak
digabung dengan penghasilan suami

TARIF adalah sebesar Rp54.000.000

PTKP
Tambahan PTKP untuk tanggungan, dengan
besaran untuk setiap anggota keluarga
sedarah dan keluarga semenda yang berada
Peraturan Menteri Keuangan
dalam garis keturunan lurus serta anak
Nomor 101/PMK.010/2016
angkat adalah sebesar Rp4.500.000,00.
Ketentuan jumlah tanggungan adalah
maksimal tiga orang setiap WP
1 Penghasilan Kena Pajak

Dasar Pengenaan Penghasilan bruto


2

dan Pemotongan
PPh Pasal 21 3
Sebesar 50% dari penghasilan
bruto

4 Sebesar 50% dari jumlah


kumulatif penghasilan bruto
Perhitungan PPh Pasal 21 adalah:
Contoh Perhitungan
Gaji Sebulan Rp 6000.000
Pengurangan
1. Biaya Jabatan (5%xRp6000.000) Rp 300.000
2. Iuran pensiun Rp 100.000
Tommy bekerja di Universitas
Rp 400.000 Nusantara. Ia memperoleh gaji
Penghasilan neto sebulan Rp 5.600.000 sebulan berupa gaji pokok Rp
Penghasilan neto setahun(12xRp5.600.000) Rp 67.200.000
6.000.000. Tommy membayar iuran
PTKP (K/-)
-Untuk diri Wajib Pajak Rp 54.000.000
pensiun sebesar Rp 100.000.
-Tambahan WP menikah Rp 4.500.000 Tommy sudah menikah tapi belum
Rp 58.500.000 memiliki anak.
Penghasilan Kena Pajak Rp 8.700.000
PPh Pasal 21 setahun: 5%x Rp 8.700.000 Rp 435.000
PPh Pasal 21 sebulan Rp 435.000:12 Rp 36.250
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai