Makalah
Disusun Oleh:
1. Gunawan Hutomo Mandala Putra 1710246057
2. Andre Pratama 1710246053
3. Raja Reno Setiawan 1710246066
4. Rizki Afrika 1710246074
5. Mhd. Rahman 1710246062
Dosen Pembimbing : Dr. Kasman ZA, SE,SH, M.Si, M.Ak. CA, CISA, Phd
Magister Akuntansi
Universitas Riau
2018
PERJANJIAN KREDIT DAN JAMINAN KREDIT
A. Pengertian Perjanjian Kredit
perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih. Subekti mengukapkan perjanjian adalah suatu peristiwa di mana
seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang saling berjanji untuk
melaksanakan suatu hal. Sementara pengertian kredit menurut para ahli Achmad
Anwari memberikan arti kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh satu pihak
kepada pihak lain dan prestasi (jasa) itu akan dikembalikan lagi pada waktu
tertentu yang akan datang dengan disertai suatu kontra prestasi (balas jasa berupa
para sarjana dalam literatur kredit adalah suatu perjanjian yang objeknya dapat
berupa uang atau barang, meskipun titik temu antara semua pendapat sarjana itu
penyedian uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dan pihak lain yang
1) Kredit investasi, yaitu kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan
2) Kredit modal kerja, yaitu kredit modal kerja yang diberikan baik dalam
rupiah maupun valuta asing untuk memenuhi modal kerja yang habis dalam
siklus usaha dengan jangka waktu maksimal satu tahun dan dapat
3) Kredit konsumsi, yaitu kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan
perjanjian pinjam-meminjam yang diatur dalam Buku III Bab XIII. Ciri-Ciri
sebagai berikut :
jelas berbeda dengan pinjam meminjam yang bersifat riil dalam pasal
2) Tujuan dan syarat kredit, menurut ketentuan pasal 1755 KUH Predata,
uang yang diperoleh oleh debitur dari kreditur menjadi milik debitur. Oleh
uang tersebut. Hal tersebut tidak berlaku untuk perjanjian kredit bank.
bukuan. Pada perjanjian kredit bank, kreditur tidak diserahkan oleh bank
dari hal ini, maka perjanjian kredit berbeda dengan perjanjian pinjam-
antara Debitur dengan Kreditur (dalam hal ini Bank) yang melahirkan hubungan
yang diberikan oleh Kreditur, dengan berdasarkan syarat dan kondisi yang telah
merupakan sesuatu yang menentukan batal atau tidak batalnya perjanjian lain
Secara yuridis bahwa terdapat dua jenis perjanjian kredit yang digunakan
bank, yaitu;
lain:
Oleh karena perjanjian ini dibuat hanya oleh para pihak, dimana
blangko kosong.
sebab apapun, maka bank tidak lagi memiliki arsip asli mengenai
pemberian kredit oleh bank kepada nasabahnya yang dibuat oleh atau
dihadapan notaris. Mengenai definisi akta otentik dapat dilihat pada Pasal
oleh Pasal 1868 KUH Perdata tersebut, dapat ditemukan beberapa hal
sebagai berikut :
verbal akta” adalah menulis apa yang dilihat dan yang dialami sendiri
akta tersebut di luar hadirnya atau karena atau karena penolakan para
penghadap maka dalam hal “membuat partij akta” notaris membaca isi
(3) isi dari akta otentik adalah : semua “perbuatan” yang oleh undang-
dalam pemberian kredit pada pihak debitur. Prinsip-Prinspin tersebut antara lain :
hutangnya,
kredit;
perspektif masa depan, sehingga usaha pemohon berjalan dengan baik dan
waktu dan jangka waktu tertentu, dimana kredit diberikan bank pada
pemohon;
ketentuan perbankan.
a. Prinsip 5 P, meliputi :
b. Prinsip 3 R meliputi :
a. Return, adalah penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan
berjalan;
atau kecil.
D. Jaminan Dalam Perjanjian Kredit
Pengertian Jaminan
Zekerheid atau cutie yang mencakup secara umum cara-cara kreditur menjamin
“Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah
debitor akan memenuhi kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul
disebutkan dalam ketentuan pasal 8 ayat (1) bahwa “dalam memberikan kredit
keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 diartikan sebagai “keyakinan atas itikad dan
pemohon kredit selain analisis itikad baik dan kemampuan permohonan kredit.
yaitu perjanjian kredit. Tujuan agunan ini untuk mendapatkan fasilitas pemberian
1) Jaminan Perorangan
borgtocht).
1311 dan 1312 KUH Perdat. asas ini memiliki arti bahwa tidak ada
debitur.
seorang penjamin (borg) atau jika pihak ketiga mengikatkan diri secara
perorangan harus diartikan sebagai subjek hukum, yang terdiri dari orang-
perorangan (manusia) dan badan hukum. Oleh karena itu jaminan perorangan
perorangan, yaitu :
Perdata).
2) Jaminan Kebendaan
kebendaan adalah jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang
kebendaan :
a. Gadai
Hak gadai menurut KUH Perdata diatur dalam Buku II Bab XX Pasal
1150 sampai dengan Pasal 1161. Menurut Pasal 1150 KUH Perdata,
“Gadai adalah suatu huk yang diperoleh kreditur atas suatu barang
pengertian gadai yang diatur dalam ketentuan Pasal 1150 KUH Perdata,
belum dapat disimpulkan tentang sifat umum dari gadai. Sifat umum gadai
sebagai berikut:
Benda yang menjadi objek gadai adalah benda bergerak; baik berwujud
Sesuai dengan objek benda gadai yang merupakan benda bergerak, maka
harus ada hubungan yang nyata antara benda dan pemcgang gadai. Benda
gadai harus diserahkan oleh pemberi gadai kepada pemegang gadai. Benda
gadai tidak boleh berada dalam kekuasaan wakil atau petugas pemberi
gadai. Ratio dari penguasaan ini ialah sebagai publikasi untuk umum;
bahwa hak kebendaan (jaminan) atas benda bergerak itu ada pada
pemegang gadai.
Demikian juga hak gadai hapus apabila barang gadai keluar dari
kekuasaan penerima gadai kecuali jika barang itu hilang atau dicuri padanya,
gadai berhak menjual sendiri benda gadai dalam hal debitur wanprestasi. Dari
- Hak accesoir
perjanjian yang mengikuti perjanjian pokoknya yang dalam hal ini yaitu
Subjek gadai terdiri atas dua pihak, yaitu pemberi gadai (pandgever) dan
yang memberikan jaminan dalam bentuk benda bergerak selaku gadai kepada
penerima gadai, untuk pinjaman uang yang diberikan kepadanya atau pihak
ketiga. Pandnemer adalah orang atau badan hukum yang menerima gadai
gadai (pandgever)
b. Hipotik
Sebagaimana halnya gadai, hipotik ini pun merupakan hak yang bersifat
accesoir. Pasal 1168 KUH Perdata menentukan bahwa hipotik hanya dapat
dilakukan oleh pemilik barang dan pemasangan hipotik atau kuasa memasang
Objek hipotik sesuai dengan Pasal 1164 KUH Perdata adalah bacang
tidak bergerak. Hipotik tidak dapat dibebankan atas benda bergerak. Dengan
berlakunya UUHT, maka hak-hak atas tanah hanya dapat dibebani dengan
Tanggungan pada hak atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan
- Kapal-kapal isi kotor 20 M3 dan terdaftar (Pasal 314 KUH Dagang jo Pasal
adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang tertentu yang
Pasal 1152 ayat (2) KUH Perdata tentang gadai yang mensyaratkan
bahwa kekuasaan atas benda yang digadaikan tidak boleh berada pada
pemberi gadai.
hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang
penerima fidusia.
terdaftar, yang bergerak maupun yang tak bergerak yang tidak dapat
H.R Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Tan Kamelo, 2006, Hukum Jaminan Fidusia Suatu Kebutuhan yang Didambakan,
Alumni, Bandung.
Djaja S. Meliala, 2007, Perkembangan Hukum Perdata tentang Benda dan Hukum
Perikatan, Nuansa Aulia, Bandung.
H. Salim HS, 2003, Pengantar Hukum Perdata Tertulis BW, Sinar Grafika, Jakarta.