Anda di halaman 1dari 59

Pertemuan 14

MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU Strategi
2016
Perencanaan dan
Manajemen Pajak
Perusahaan

HAL : 1
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016

3
HAL : 2
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2
2016

HAL : 3
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

1
2016

HAL : 4
UNIVERSITAS RIAU

Agenda
1. Konsep dasar strategi dan perencanaan pajak
2. Penghindaran pajak dan penyelundupan pajak
3. Teknik dasar manajemen pajak dan perencanaan pajak misal
optimalisasi biaya yang dapat dikurangkan, efisiensi administrasi
4. Berapa contoh keputusan manajemen :
 Pemberian dalam bentuk natura
 Biaya setelah pajak
 Pendanaan investasi
5. Pengaruh pencatatan dan sistem akuntansi dalam manajemen dan
perencanaan pajak
6. Etika dalam manajemen pajak

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 5


UNIVERSITAS RIAU

Resiko dan Pengaruh Pajak Atas


Perusahaan
1. Resiko Perusahaan
Ada beberapa resiko yang mungkin timbul investasi,
antara lain adalah sbb:
– Resiko Penghasilan
– Resiko Modal
– Resiko Keuangan
– Resiko Inflasi
– Resiko Atas Keputusan Yang Tidak dapat Diubah
– Resiko Politik

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 6


UNIVERSITAS RIAU

2. Pengaruh Pajak
Pajak merupakan pungutan berdasarkan Undang-
undang oleh Pemerintah, yang sebagian dipakai
untuk penyediaan barang dan jasa publik.
Besarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
internal maupun eksternal.
Secara Administratif, pungutan pajak dapat
dikelompokkan menjadi pajak langsung dan pajak
tidak langsung.
Dari arus sumber daya pajak dapat dipungut dari
arus masuknya atau arus keluarnya sumber daya.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 7


UNIVERSITAS RIAU

Manajemen Pajak
Manajemen Pajak adalah sarana untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar
tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan
serendah mungkin untuk memperoleh laba dan
likuiditas yang diharapkan.

Tujuan Manajemen Pajak dapat dibagi menjadi


2 bagian, yaitu:
– Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
– Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas
yang seharusnya.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 8


UNIVERSITAS RIAU

Manajemen Pajak
Tujuan dari manajemen pajak dapat dicapai
melalui fungsi-fungsi manajemen yang terdiri
dari:
– Perencanaan Pajak (Tax Planning)
– Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax
Implemetation)
– Pengendalian Pajak (Tax Control)

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 9


UNIVERSITAS RIAU

Perencanaan Pajak
• Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen
pajak dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
dilakukan.
• Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban
pajak (Tax Burden) serendah mungkin dengan memanfaatkan
peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan
Undang-undang maka tax planning disini sama dengan tax
avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya
berusaha untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak
(after tax return) karena pajak merupakan unsur pengurang
laba yang tersedia baik untuk dibagikan kepada pemegang
saham maupun diinvestasikan kembali.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 10


UNIVERSITAS RIAU

Motivasi dilakukannya Perencanaan Pajak

• Ada 3 unsur perpajakan yang memotivasi


dilakukannya perencanaan pajak:
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari
berbagai sasaran yang hendak dituju dalam sistem
perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan
pajak, yaitu:
− Pajak yang akan dipungut
− Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
− Apa saja yang merupakan objek pajak
− Berapa besarnya tarif pajak
− Bagaimana prosedurnya
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 11
UNIVERSITAS RIAU

Motivasi dilakukannya Perencanaan Pajak

2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law)


Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun
tidak ada undang-undang yang mengatur setiap
permasalahan secara sempurna, maka dalam
pelaksanaannya selalu diikuti oleh ketentuan-
ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur
Jendral Pajak), maka tidak jarang ketentuan
pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-
undang itu sendiri karena disesuaikan dengan
kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai
tujuan lain yang ingin dicapainya.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 12


UNIVERSITAS RIAU

Motivasi dilakukannya Perencanaan Pajak

3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)


Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak adalah
memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut
mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas suatu
tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi
dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan
yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk memberikan
perlakuan yang berbeda atas objek yang secara ekonomi
hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain
tertentu) dengan memanfaatkan:
− Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
− Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar
pengenaan pajak (Tax Base)
− Loopholes, Shelters dan Havens

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 13


UNIVERSITAS RIAU

Tahap-tahap Perencanaan Pajak


Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang
diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya
dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap
berikut:
– Analisis informasi yang ada
– Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan
besarnya pajak
– Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
– Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki
kembali rencana pajak
– Mutakhirkan rencana pajak

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 14


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:

TAX PLANNING
VS
TAX MANAGEMENT

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 15


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
Tax Management (Manajemen Pajak) :
= P O A C (Planning, Organizing, Actuating,
Controlling)
= P O L C (Planning, Organizing, Leading,
Controlling)

PLANNING (TAX PLANNING) :


1. Membuat Tujuan berupa pelaksanaan
kewajiban pajak yang efektif & efisien
2. Menetapkan Strategi
3. Mengembangkan rencana utk meng-
ordinasikan kegiatan-kegiatan

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 16


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
ORGANIZING (TAX ORGANIZING) :
1. Menentukan apa saja yg perlu dilakukan
2. Bagaimana melakukannya
3. Siapa yg harus melakukannya
- Proses mendesaign struktur organisasi yg terkait dg
fungsi pajak
- Mengelola SDM yg terkait dg pelaksanaan kewajiban
perpajakan

FUNGSI PAJAK  Pemotongan Pajak, Pemungutan Pajak,


Penghitungan Pajak, Penyetoran Pajak, dan Pelaporan Pajak.
????? = DIGABUNG / DIPISAH

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 17


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
LEADING (TAX LEADING) :
1. Memotivasi
2. Mengarahkan
3. Melakukan kegiatan apapun yg berhubungan
dengan sesama manusia
-- Membuat tim yang terkait dg Fungsi Perpajakan dpt
meningkatkan pengetahuan & kemampuan
perpajakan sehingga tujuan organisasi utk
melakukan penghematan pajak dapat tercapai.

-- Manajer “me-motivasi” anggota tim-nya utk terus


memutakhir-kan peraturan perpajakan &
meningkatkan keterampilan-nya.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 18
UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
CONTROLLING (TAX CONTROLLING) :
1. Mengawasi
2. Memeriksa
3. Mengendalikan
= Pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dg rencana
= Dilakukan melalui “Telaah Perpajakan”
= Oleh Pihak Internal / Pihak Eksternal (Konsultan Pajak)
= Tax Diagnostic Review (TAX REVIEW)/ Tax Due
Dilligence -- “ MEMOTRET ”
= TEMUAN POTENSI Utang Pajak & REKOMENDASI
utk perbaikan

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 19


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
KESIMPULAN :
TAX PLANNING TAX PLANNING
BAGIAN DARI LANGKAH AWAL
TAX MANAGEMENT TAX MANAGEMENT

TUJUAN TAX MANAGEMENT:


Pelaksanaan kewajiban pajak yg EFEKTIF & EFISIEN.

EFEKTIF : bahwa tujuan dpt dicapai sesuai perencanaan


pajak.
EFISIEN : tugas yg dilaksanakan secara benar,
terorganizir, dan sesuai dg jadual.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 20
UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING:
KESIMPULAN :
TAX PLANNING = Fungsi Manajemen yg paling utama --
“menjadi dasar” utk semua hal yg harus dilakukan manajer
dalam “O-L-C”

TAX PLANNING = Tdk dpt dilepaskan dari PERENCANAAN


BISNIS perusahaan.

TAX PLANNING = harus mjd bagian dari BUSINESS


PLANNING perusahaan.

- Model Balanced Scorecard = KESEIMBANGAN


02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 21
UNIVERSITAS RIAU

JENIS-JENIS PERENCANAAN PAJAK


1) Avoiding to top bracket, dengan memanfaatkan interest,
investment, maupun losses arbitrage.
2) Income recognition acceleration, mempercepat pengakuan
pendapatan (terutama untuk PPN).
3) Income spreading, baik untuk beberapa wajib pajak maupun
untuk beberapa tahun. Sehingga perhitungan tarif pajak tidak
mencapai maksimal.
4) Tax payment deferal, atau penangguhan pembayaran pajak.
5) Tax exclusive maximization dengan cata pengaturan tempat
performance jasa.
6) Transformasi taxable  non taxable income.
7) Transformasi non-deductible  deductible expenses.
8) Penciptaan maupun percepatan deductible tax expenses.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 22


UNIVERSITAS RIAU

DOMESTIK vs. INT’L TAX PLANNING

NATIONAL: INTERNATIONAL:
• Hnya mmperhatikan Selain mnggunakan undang-
undang-undang pajak undang pajak nasional, juga
nasional. menggunakan tax treaty.
• Pnghindaran pajak Pnghindaran pajak dilakukan
dilakukan dengan cara dengan cara memilih
memilih jenis transaksi negara yang harus dipilih.
yang ada.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 23


UNIVERSITAS RIAU

PEMBUKUAN/PENCATATAN
• Bagi wajib pajak yg melakukan pencatatan, dimana penghasilan neto
dihitung dengan norma, maka norma perhitungan ini selalu
menghasilkan hasil usaha yang positif (laba).
– Sehingga penggunaan norma tidak mencerminkan keadaan usaha
yang sebenarnya.
– Dengan norma, laba usaha bisa lebih tinggi dari yang sesungguhnya
karena mengabaikan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh WP.
• Bagi WP yang melakukan pembukuan, akan ada perbedaan yang
mendasar atas pembukuan fiskal dan pembukuan komersil. Perbedaan
tersebut meliputi:
– Sistem pengakuan penghasilan dan biaya.
– Sistem penilaian persediaan.
– Metode penyusutan.
– Penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi).
– Sewa guna usaha (leasing).
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 24
UNIVERSITAS RIAU

ASPEK LINGKUNGAN PERPAJAKAN


Dalam melakukan perencanaan pajak harus memperhatikan aspek
eksternal perusahaan (lingkungan Direktorat Jenderal Pajak):
• Target Direktorat Jenderal Pajak:
– Apakah ada tekanan berupa program intensifikasi dan ekstensifikasi?
– Apakah ada rencana mengeluarkan peraturan perpajakan yg baru?
– Pemberlakuan insentif pajak.
• Pemeriksaan Pajak, biasanya terjadi dilema ketika pemeriksaan
mencakup grey area dalam peraturan perpajakan.
– Akan terjadi perbedaan interpretasi yang menyebabkan cost bagi
perusahaan. Sehingga harus hati-hati dalam menyikapi grey area.
• Hak mengajukan keberatan:
– Pengajuan keberatan harus memperhatikan aspek-aspek non-teknis
yg mungkin menyebabkan pengeluaran sumberdana yg berlebihan.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 25


UNIVERSITAS RIAU
Prinsipnya adalah the least and latest. Strategi yang digunakan:
CARA EFISIENSI BEBAN PAJAK …(1)

a) Bentuk badan hukum disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan yang


pembebanan pajaknya lebih sedikit. Laba PT akan dikena-kan pajak 2
kali, yaitu atas laba sebelum pajak dan atas dividen.
b) Memilih lokasi perusahaan.
– Pada beberapa kasus, pemilihan lokasi di Indonesia Bagian Timur
mendapat insentif pajak, KAWASAN BERIKAT NUSANTARA, KAPET,
EPTE, KAWASAN PULAU BATAM, KAWASAN PULAU BINTAN.
– Termasuk fasilitas untuk melakukan penyusutan dan amortisasi
dipercepat, serta kompensasi kerugian yang lebih lama.
c) Mengambil keuntungan yg sebesar-besarnya dari pengecualian,
potongan, atau pengurangan atas Penghasilan Kena Pajak. Artinya
perbesar biaya dengan melakukan pembelanjaan yang berguna bagi
perusahaan dan bersifat deductible expense.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 26


UNIVERSITAS RIAU

CARA EFISIENSI BEBAN PAJAK …(2)

d) Mendirikan perusahaan dalam satu jalur usaha hulu-hilir, karena


pembagian dividen inter-corporate tidak dikenakan pajak.
– Misalnya, buat pabrik CPO, kemudian membuat pabrik minyak
goreng, kemudian perusahaan distribusi, dst.
e) Mendirikan lebih dari satu perusahaan dalam satu grup dan
menetapkan profit center serta cost center. Hal ini juga
dilakukan untuk melakukan tax shifting, yaitu menghindari pajak
tarif paling tinggi.
f) Memberikan tunjangan tidak dalam bentuk natura/kenikmatan.
g) Pemilihan metode penilaian persediaan dengan metode Average
daripada FIFO. Karena pada kondisi perekonomian yg cenderung
mengalami inflasi, penetapan metode Average akan menghasil-kan
HPP lebih tinggi dari pada FIFO.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 27


UNIVERSITAS RIAU

CARA EFISIENSI BEBAN PAJAK …(2)

• Untuk pendanaan aktiva tetap lebih menguntungkan secara leasing


dengan hak opsi dibandingkan pembelian langsung.
• Pemilihan metode penyusutan jika prediksi laba cukup besar
sebaiknya menggunakan metode saldo menurun.
– Tapi jika pada awal investasi tidak dapat memberikan
keuntungan, maka metode garis lurus lebih menguntungkan.
• Menghindari pengenaan pajak dengn cara mengarahkan transaksi
pada yang bukan objek pajak.
• Mengoptimalkan kredit pajak. Jangan sampai kredit pajak tersebut
jadi biaya pajak karena WP akan rugi sekitar 72%.
• Penundaan pembayaran kewajiban pajak sampai akhir batas jatuh
tempo. Misalnya PPN, penerbitan faktur pajak di akhir.
• Menghindari lebih bayar untuk menghindari pemeriksaan pajak.
• Menghindari pelanggaran peraturan perpajakan.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 28
UNIVERSITAS RIAU

CARA MENGHINDARI LEBIH BAYAR


• Mengajukan pengurangan PPh pasal 25 tahun berjalan,
jika dipre-diksi bahwa tahun berjalan akan terjadi lebih
bayar.
• Mengajukan permohonan pembebasan PPh pasal 22, jika
perusa-haan melakukan impor. Permohonan ini harus
dilampiri:
– Proyeksi impor setiap bulan selama tahun berjalan.
– Proyeksi perhitungan laporan laba-rugi tahun
berjalan.
– Proyeksi neraca pada akhir tahun berjalan.
– Proyeksi perhitungan PPh Badan terutang dan PPh
pasal 25 serta PPh pasal 22 yang menunjukkan lebih
bayar.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 29
UNIVERSITAS RIAU

PENYIMPANGAN KELOMPOK AKTIVA

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 30


UNIVERSITAS RIAU

PENYIMPANGAN KELOMPOK AKTIVA

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 31


UNIVERSITAS RIAU

PENGHASILAN KENA PAJAK


• Prinsip Penghasilan Kena Pajak adalah Taxibility-Deductibility
– Artinya: biaya baru dapat dikurangkan dari penghasilan bruto jika
dikenakan pajak dipihak penerima biaya tersebut.
– Misalnya: PPh pasal 21 ditanggung pegawai, PPh pasal 21 diberi
tunjangan pajak. Tapi PPh pasal 21 ditanggung perusahaan tidak
dapat dijadikan pengurang bagi perusahaan karena tidak dikenakan
pajak di pihak pegawai.
• Untuk menghitung Penghasilan Kena Pajak harus memperhatikan 5 (lima)
komponen:
a) Penghasilan yang menjadi objek pajak (UU PPh ps 4 (1)).
b) Penghasilan yang dikecualikan sbg objek pajak (UU PPh ps 4 (3)).
c) Penghasilan yang dikenakan PPh final.
d) Biaya yang boleh menjadi pengurang penghasilan bruto.
e) Biaya yang tidak boleh menjadi pengurang penghasilan bruto (non-
deductible expenses).

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 32


UNIVERSITAS RIAU

PENGHASILAN DGN TARIF FINAL


• Penghasilan dr transaksi saham dan sekuritas lain dibursa efek (0.1% x Ph Bruto 
kecuali transaksi saham pendiri 0.6% x Ph Bruto).
• Hadiah undian = 25% x Penghasilan Bruto.
• Penghasilan bunga deposito, tabungan, giro, SBI, obligasi dan penghasilan bunga
deposito dari simpanan di luar negeri = 20% x Penghasilan Bruto.
• Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah/bangunan (5% x Ph Bruto)
• Sewa tanah dan atau bangunan = 10% x Penghasilan Bruto.
• Penghasilan yang diterima Wajib Pajak perusahaan pelayaran Dalam Negeri =
1.2% x Penghasilan Bruto.
• WP luar negeri yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia =
0.44% x Nilai Ekspor.
• Penghasilan perusahaan penerbangan dlm negeri berdasarkan perjanjian kontrak
(charter) = 1.8% x Penghasilan Bruto.
• Penghasilan yg diterima WP perusahaan pelayaran dan/atau penerbangan luar
negeri = 2.64% x Penghasilan Bruto.
• Penghasilan jasa konstruksi = (2% x Ph Bruto) atau (4% x Ph Bruto)

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 33


UNIVERSITAS RIAU

STRATEGI EFISIENSI PPH BADAN


a) Pembukuan, cash basis atau accrual basis.
b) Pengelolaan transaksi yg berkaitan dgn pemberian kesejahteraan
kepada karyawan.
c) Pemilihan metode penilaian persediaan.
d) Pemilihan jenis pendanaan dalam pengadaan aktiva tetap.
e) Pemilihan metode penyusutan/amortisasi.
f) Pembelian bonus kepada pembeli.
g) Transaksi yang berkaitan dengan pemotong PPh.
h) Penyertaan pada Perseroan Terbatas dalam negeri.
i) Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar.
j) Permohonan penurunan pembayaran PPh pasal 25.
k) Pengajuan SKB (surat keterangan bebas) PPh pasal 22/23.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 34


UNIVERSITAS RIAU

PEMBUKUAN
• Menurut accrual basis, pengakuan biaya
terjadi pada saat terjadinya kewajiban.
• Sedangkan menurut cash basis, biaya baru
diakui ketika terjadi pembayaran.
• Karena kondisi accrual basis lebih dulu mengakui
biaya daripada kondisi cash basis, maka
menurut perencanaan pajak, accrual basis lebih
menguntungkan dibandingkan dengan cash
basis.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 35


UNIVERSITAS RIAU
TRANSAKSI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEJAHTERAAN
KARYAWAN
• Bagi perusahaan yang telah dikenakan tarif pajak tertinggi
(PKP lebih dari 100.000.000) dan pengenaan pajaknya tidak
final, harus menghindari pemberian natura/kenikmatan
kepada karyawan karena tidak dapat dijadikan biaya fiskal.
• Untuk perusahaan yang pengenaan PPh badannya dengan
PPh final, pemberian natura/kenikmatan tidak masalah
karena PPh final dikenakan terhadap penghasilan bruto
(biaya-biaya diabaikan).
• Bagi perusahaan yg masih merugi, pemberian
natura/kenikmatan akan menurunkan PPh pasal 21 yang
harus dibayar karyawan. Sementara itu PPh badan tetap
nihil.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 36


UNIVERSITAS RIAU

REKAYASA KESEJAHTERAAN KARYWN


• PPh pasal 21 karyawan:
– PPh pasal 21 ditanggung karyawan yang bersangkutan.
– Tunjangan PPh pasal 21.
– PPh pasal 21 ditanggung oleh perusahaan.
• Pengobatan/kesehatan karyawan:
– Perusahaan mendirikan klinik sendiri atau bekerja sama dengan
rumah sakit tertentu.
– Karyawan diberi tunjangan kesehatan rutin baik sakit ataupun tidak.
– Karyawan diikutkan asuransi kesehatan, sehingga klaim jika sakit
dilakukan pihak rumah sakit kepada perusahaan asuransi.
• Pembayaran asuransi untuk pegawai:
– Premi ditanggung perusahaan.
– Premi ditanggung karyawan yang bersangkutan.
– Premi sebagian ditanggung perusahaan, sebagian ditanggung karyw.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 37
UNIVERSITAS RIAU

REKAYASA KESEJAHTERAAN KARYWN


• Iuran pensiun/THT/JHT:
– Iuran ditanggung perusahaan.
– Iuran ditanggung karyawan yang bersangkutan.
– Iuran sebagian ditanggung perusahaan, sebagian ditanggung
karyw
• Rumah dinas/mess karyawan:
– Perusahaan menyediakan rumah dinas/mess.
– Perusahaan memberikan tunjangan perumahan.
• Transportasi untuk karyawan:
– Perusahaan menyediaan mobil dinas.
– Perusahaan memberikan tunjangan transportasi.
• Pakaian kerja karyawan:
– Pakaian kerja yang diwajibkan, untuk satpam, pegawai hotel,
pilot, buruh, pakaian keselamatan kerja, pegawai bank.
– Pakaian kerja karyawan pada umumnya.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 38
UNIVERSITAS RIAU

REKAYASA KESEJAHTERAAN KARYWN


• Makanan dan natura lainnya:
– Perusahaan membagikan beras.
– Menyediakan katering/makan untuk seluruh
karyawan.
– Tunjangan beras atau uang makan.
• Bonus dan jasa produksi:
– Dibebankan dalam tahun berjalan.
– Dibebankan pada laba ditahan.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 39


UNIVERSITAS RIAU

NATURA DI DAERAH TERPENCIL


• Meskipun tidak menambah penghasilan bagi karyawan, natura di daerah
terpencil dapat dijadikan biaya fiskal.
• Pengertian daerah terpencil:
– Daerah yang mempunyai potensi yang layak untuk dikembangkan,
namun sulit dijangkau.
– Daerah perairan laut dengan kedalaman lebih dari 50m yang dasar
lautnya memiliki cadangan mineral.
• Natura daerah terpencil yang dapat dijadikan biaya:
– Tempat tinggal, termasuk perumahan bagi pegawai dan keluarga.
– Makanan dan minuman.
– Pelayanan kesehatan.
– Pendidikan bagi pegawai dan keluarganya.
– Pengangkutan bagi karyawan dari dan ke lokasi kerja. Bagi keluarga
hanya pengangkutan pertama dan terakhir ke lokasi kerja.
• Penetapan perusahaan daerah terpencil ke Kanwil DJP setempat.
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 40
UNIVERSITAS RIAU

TRANSAKSI SEBAGAI PEMOTONG PPH

• Jika kita bertransaksi sebagai pemotong PPh (misalnya transaksi yang


terutang PPh pasal 23), harus diperhitungkan PPh yang harus dipotong.
• Kadang penerima penghasilan tidak mau dipotong pajak. Jika hal ini
terjadi, kita dapat melakukan gross-up agar PPh pasal 23 yg dipotong
sudah masuk kedalam nilai transaksi.
• Misalnya kita menyewa mesin kepada PT. A dengan nilai sewa Rp
100.000.000 (dikenakan PPh pasal 23 = 6%, dan kita sebagai pemotong
PPh pasal 23). Jika PPh pasal 23 yang ditanggung oleh kita, maka
PPh tersebut tidak dapat dijadikan biaya fiskal.
• Jika PT. A tidak mau dipotong PPh pasal 23, maka nilai transaksi di
gross up menjadi 100.000.000/0.94 = 106.382.978 sehingga dikurangi
PPh pasal 23 sebesar 6% sebesar Rp 6.382.978. PPh pasal 23 yang
dipotong dapat dijadikan biaya fiskal.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 41


UNIVERSITAS RIAU

OPTIMALISASI KREDIT PAJAK


Pembayaran PPh yang dapat dikreditkan meliputi:

• PPh atas penghasilan dari pengalihan tanah/bangunan bagi


peru-sahaan yang tidak bergerak di bidang real estate.
• PPh pasal 22.
• Fiskal luar negeri karyawan (setoran a.n. karyawan qq.
perusaha-an dengan mencantumkan NPWP perusahaan).
• PPh pasal 23.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 42


UNIVERSITAS RIAU

PENGAJUAN PENURUNAN PPH PS. 25


• Dilakukan jika hasil prediksi ternyata PPh pasal 29 akan
terjadi lebih bayar. Jika terjadi lebih bayar, maka akan
dilakukan pemeriksaan pajak yang tentunya ada cost
yang timbul.
• Pengajuan penurunan PPh pasal 25 diajukan ke KPP
dengan me-lampirkan:
– Proyeksi perhitungan laba/rugi tahun berjalan.
– Proyeksi neraca pada akhir tahun berjalan.
– Proyeksi besarnya PPh badan terutang yang ternyata
akan terjadi kelebihan bayar jika PPh pasal 25 tidak
dikurangi.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 43


UNIVERSITAS RIAU

REKONSILIASI SPT PPH/PPN


Lakukan rekonsiliasi secepatnya, agar jika terjadi perbedaan dapat
dilakukan koreksi secepatnya untuk menghindari pengenaan sanksi
• Rekonsiliasi PPh Badan vs. PPh pasal 21, apakah beban gaji yang
terdapat pada laporan laba rugi fiskal sama dengan total beban gaji
pada SPT 1721.
• Rekonsiliasi PPh Badan vs. PPN, apakah total penjualan pada
laporan laba rugi fiskal sama dengan total DPP sampai dengan
Desember pada SPT Masa PPN 1195. Perbedaan terjadi karena:
– Jika total penjualan > total DPP PPN, kemungkinan bahwa penjualan
menggunakan accrual basis, dan beberapa FP dibuat bulan Januari.
– Jika total penjualan < total DPP PPN, karena uang muka penjualan
yang barangnya belum diserahkan FP-nya sudah dibuat pada bulan
Desember. Sementara penjualan baru dilaporkan setelah penyera-
han barang.
– Penjualan pada anak perusahaan.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 44


UNIVERSITAS RIAU

PERENCANAAN PAJAK PPN


• Memaksimalkan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
• Penjualan BKP secara kredit, pembuatan faktur pajak
dapat dilakukan akhir bulan berikutnya.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 45


UNIVERSITAS RIAU

Contoh

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 46


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING PPh OP


• Penuhi Kewajiban NPWP “Segera” Untuk Hindari
Pengenaan Tarif PPh Lebih Tinggi & Sanksi Jabatan
• Berikan Istri = NPWP Sama Dg NPWP Suami
• Memilih Istri Sesuai Dg Sumber Penghasilannya
• Maksimalkan Pengurang Penghasilan:
a. PTKP
b. Zakat/Sumbangan Keagamaan
• Fahami & Pilih Jenis Transaksi (Penghasilan) Bukan
Objek Pajak = strategi HIBAH?
• Fahami & Pilih Jenis Penghasilan Dikenakan Final
(Tarif PPh Final < Tarif PPh Akhir Tahun)

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 47


UNIVERSITAS RIAU

TAX PLANNING PPh OP


• Melakukan Pembukuan vs Penggunaan Norma
• Merubah Usaha Perorangan Menjadi Badan
• Optimalkan Kredit Pajak (Bukti Potong PPh)
• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Optimalkan SKB Pemotongan
• Lain-Lain:
Manfaatkan PP 46 Tahun 2013
Cermat Dalam Melaporkan Harta-Kewajiban

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 48


UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 21
• Pemberian Natura vs Tunjangan
manfaatkan selisih tarif PPh badan dgn PPh OP
PKP pegawai > Rp.500 juta – natura
PKP pegawai s.d. Rp.500 juta – tunjangan
Jika perusahaan rugi – natura
• Manfaatkan Natura yang merupakan Biaya Fiskal (makan
minum, antar jemput, fasilitas kendaraan, fasilitas HP,
fasilitas pendidikan)
• Perjelas Biaya Perjalanan Dinas
• Pertimbangan Perhitungan PPh 21 Gross Up
• Pertimbangkan Mengubah Status Pegawai
• Berikan Bonus , Jangan Tantiem
• Manfaatkan BTKP upah (Rp200 ribu)
• Rekonsiliasi Beban Karyawan Di L/R vs SPT Masa 21/26
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 49
UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 22
• Cermat Transaksi Yang Tidak Terutang/Dikecualikan
Dari Pengenaan PPh 22, Fahami Ketentuan
Perpajakan Terkait

• Terpotong/Terpungut: Tunjukkan NPWP


Pemotong/Pemungut: Minta Copy NPWP

• Upayakan Dapat SKB PPh 22

• Rekonsiliasi Di L/R vs PPh 22


• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Lain-Lain

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 50


UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 23
• Cermat Transaksi Yang Tidak Terutang/Dikecualikan Dari
Pengenaan PPh 23, Fahami Ketentuan Perpajakan Terkait
(Objek: BU-DI-RO-H-SA-JA)
Ingat: Tidak Semua Jasa Dipotong PPh 23
• Perjelas Kontrak/Perjanjian Dg Pihak Ke-3
• Terpotong/Terpungut: Tunjukkan NPWP
Pemotong/Pemungut: Minta Copy NPWP
• Perjelas Bukti MATERIAL/TENAGA KERJA vs JASA/FEE
• Upayakan Dapat SKB PPh 23
• Pembuatan Bukti Potong Pada Saat Kurs Rendah
• Rekonsiliasi Di L/R vs SPT Masa 23
• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Lain-Lain

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 51


UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 4 (2)

• Cermat Transaksi Yang Tidak Terutang/Dikecualikan Dari


Pengenaan PPh 4 (2), Fahami Ketentuan Perpajakan
Terkait
• Perjelas Kontrak/Perjanjian Dg Pihak Ke-3
• Pemotongan Khusus Jasa Konstruksi Tidak Dibedakan
MATERIAL/TENAGA KERJA vs JASA/FEE
• Pemotongan Khusus Sewa Tanah/Bangunan
• Rekonsiliasi Di L/R vs SPT Masa 4 (2)
• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Lain-Lain

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 52


UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 26
• Cermat Transaksi Yang Berkaitan Dg Pihak Luar Negeri
(Pasal 26 UU PPh)
• Cermat Mengenai “BENTUK USAHA TETAP”
• Cermat Tax Treaty Antara Indonesia vs Negara Treaty
Partner
• Cermat Kejelasan Informasi:
1. Ada/Tidaknya Tax Treaty
2. Adanya COD / Form DGT
3. Pemahaman Time Test
• Cermat Transaksi Khusus Terkait Pihak Luar Negeri (Misal:
Pembayaran Premi Asuransi Ke LN)
• Rekonsiliasi Di L/R vs SPT Masa 23/26
• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Lain-Lain
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 53
UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 29
• Maksimalkan biaya fiskal & penuhi syarat khusus:
Promosi/Entertainment/Sumbangan/Fasilitas Daerah
Terpencil/Dsb
• Hindari Kewajiban Pengenaan Pajak:
Bonus/Komisi Penjualan vs Diskon
• Pemilihan Metode Penyusutan: GL vs SM
• Optimalkan Kredit Pajak
• Manfaatkan SKB Pemotongan/Pemungutan
• Strategi PPh 25 - Menghindari PPh LB
• Manfaatkan Kompensasi Kerugian Fiskal
• Cermati Ketentuan Hubungan Istimewa (Pinjaman
Kepada Pemegang Saham Tanpa Bunga)
• Cadangan Yang Boleh Dibiayakan
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 54
UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPh 29
• Menunda Penghasilan (Ditunda Bulan/Tahun Depan)
• Mempercepat Pengakuan Biaya (Iklan/Promosi, Penjualan Aset
Tidak Produktif Lagi, Percepat Bonus, Lakukan Training, Lakukan
Pembelian Mesin/Aset, Lakukan Repair & Maintenance, Pelunasan
Hutang Dg Kurs Yg Rugi)
• Manfaatkan Fasilitas Penurunan Tarif: Bagi Omzet <= 50 M & “PT
Yang TBK”
• Manfaatkan Intercorporate Dividend
• Tdk Menanggung Pajak Pihak Lain (Ditanggung)
• Percepat Pembayaran & Pelaporan PPh Tahunan (Jika Terjadi
Penurunan)
• Perlambat Pembayaran & pelaporan PPh Tahunan (Jika Terjadi
Lonjakan Ph. Kena Pajak)
• Rekonsiliasi PPh Badan vs SPT Masa PPN/PPh 21/PPh 22/PPh
23/PPh 4(2)/PPh 26/PPh 15
• Dokumentasi
02/08/2018
Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy, DLL.
H.AMIR HASAN HAL : 55
UNIVERSITAS RIAU
TAX PLANNING BADAN: PPN

• Cermati/Fahami Penyerahan Yg Terutang PPN/Tidak


Terutang PPN/Terutang Mendapatkan Fasilitas PPN
• Optimalkan Penerbitan Faktur Pajak Keluaran
• Optimalkan Pengkreditan Pajak Masukan
• Penggunaan PK-PM (Normal) vs PK-PM (Deemed)
• Kecermatan Dalam Pengkreditan Pajak Masukan Bagi PKP
Tahap Belum Berproduksi
• Manajemen Faktur Pajak Yg Sesuai Ketentuan
• Identifikasi Risiko PPN (Kesalahan Faktur Pajak)
• Kompensasi vs Restitusi
• Ekualisasi PPN vs PPh Badan
• Dokumentasi Yang Baik/Rapi/Hard & Soft Copy
• Lain-Lain

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 56


UNIVERSITAS RIAU

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 57


UNIVERSITAS RIAU
Q&A

58
02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 58
UNIVERSITAS RIAU

Terima kasih.

02/08/2018 H.AMIR HASAN HAL : 59

Anda mungkin juga menyukai