Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

DINAS KESEHATAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN


KEBON JERUK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

NOMOR 1164.A TAHUN 2015

TENTANG

KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK


KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

Menimbang : a. bahwa pasien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan yang


bermutu dan aman;

b. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan


pasien di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk perlu disusun kebijakan
mutu dan keselamatan pasien;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf


a dan huruf b perlu dibuat Surat Keputusan Kepala Badan Layanan
Umum Daerah Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk tentang Kebijakan
Mutu dan Keselamatan Pasien Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Kota Administrasi Jakarta Barat;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


2. Undang-undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
3. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik;
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
6. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
2
10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 tahun 1993 tentang
Penyakit yang timbul karena Hubungan Kerja;
11. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Nomor 1747
tahun 2000 tentang Pedoman Standar Pelayanan Minimal dalam
Bidang Kesehatan;
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
716/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi
Jasaboga;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/MENKES/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan
Masyarakat;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Lainnya;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS


KECAMATAN KEBON JERUK KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT
TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT.

KESATU : Kebijakan mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Kecamatan Kebon


Jeruk sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 02 Maret 2015

KEPALA
BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT,

JUNAIDAH
3
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN KEPALA BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS KECAMATAN
KEBON JERUK
NOMOR : 1164.A TAHUN 2015
TENTANG : KEBIJAKAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN

KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

1. Pimpinan Puskesmas, Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), pelaksana dan seluruh
karyawan Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk berkomitmen untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan,
dan melakukan peningkatan serta perbaikan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),
Sarana dan Prasarana untuk menghasilkan pelayanan bermutu secara konsisten.

2. Kebijakan Mutu Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk,
sebagai berikut :
a. Sesuai dengan Visi, Misi, Tujuan, dan Tata Nilai Puskesmas;
b. Berpedoman kepada Dokumen Mutu yaitu Pedoman Mutu, Prosedur Mutu, Instruksi
Kerja, Prosedur Khusus, dan Standard Operating Procedure yang mulai diberlakukan
pada Bulan September 2014;
c. Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan dan perbaikan terus menerus untuk
efektifitas dan Sistem Manajemen Mutu.
d. Peningkatan mutu dan kinerja Puskesmas memperhatikan asupan pelanggan yang
didapatkan melalui temu pelanggan, survey kepuasan pelanggan, kotak saran, dan
media elektronik;
e. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran Mutu Kinerja;
f. Puskesmas memastikan Kebijakan Mutu berjalan sesuai dengan ketentuan melalui
Pertemuan Tinjauan Manajemen, Tindakan Korektif, Tindakan Preventif dan Audit
Internal;
g. Dikomunikasikan dan dipahami seluruh karyawan;
h. Ditinjau agar terus menerus sesuai dengan kebutuhan;

3. Kepala Puskesmas dan Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
dan Kepala Satuan Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) wajib berpartisipasi
dalam program mutu dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.

4. Para pimpinan wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan Program mutu dan
keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas.

5. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan setelah pelaksanaan audit internal.

6. Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dilaksanakan di masing-masing Puskesmas Kecamatan


dan Puskesmas Kelurahan pada Bulan Juni dan Bulan Desember setiap tahunnya.
4

7. Indikator mutu dan kinerja Puskesmas ditetapkan sesuai dengan lampiran II dari surat
keputusan ini.

8. Tenaga klinis wajib berperan aktif dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, mulai dari identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, melakukan
analisis, menyusun rencana perbaikan, melaksanakan dan menindaklanjuti.

9. Tenaga klinis terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang
bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan pasien.

10. Proses layanan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dalam audit internal yang dilakukan oleh
tim auditor internal.

11. Hasil temuan audit ditindaklanjuti sebagai perbaikan mutu dan kinerja Puskesmas
Kecamatan Kebon Jeruk.

12. Hasil temuan audit atau permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh
Puskesmas, dapat meminta rekomendasi atau saran dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

13. Identifikasi permasalahan mutu layanan klinis, potensi terjadinya risiko dilakukan dengan
menggunakan indikator-indikator pelayanan klinis yang ditetapkan oleh Puskesmas dengan
acuan yang jelas.

14. Perencanaan mutu disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk
dengan pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.

15. Perencanaan mutu berisi :


a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi
indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan,
risiko tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah;
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien;
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan;
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator,
pengumpulan data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM), dan indikator klinis, yang meliputi indikator struktur, proses, dan outcome;
f. Upaya-upaya perbaikan mutu dan keselamatan pasien melalui standarisasi,
perancangan sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan
pasien;
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM);
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Keadaan
Potensial Cedera (KPC);
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan
pasien, termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium, program
peningkatan mutu pelayanan obat, dan peningkatan mutu makanan;
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu dan keselamatan pasien;
5
k. Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan,
tindak lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan;
l. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien;

16. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:


a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai Puskesmas, dan perencanaan
Puskesmas;
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf;
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM),
pedoman praktik klinis, standar pelayanan klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai
panduan dari profesi maupun panduan dari Kementerian Kesehatan;
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat;
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko;
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas;
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik;
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait;
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan;

17. Penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) dilaksanakan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) yang ditetapkan.

18. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC) diidentifikasi, dianalisis, ditindaklanjuti, dan
didokumentasikan.

19. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.

20. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien kepada Kepala Puskesmas tiap tribulan.

21. Hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien diinformasikan kepada
petugas setiap tiga bulan sekali pada saat kegiatan evaluasi rutin oleh masing-masing tim
kerja.

22. Perilaku petugas layanan klinis harus mencerminkan budaya keselamatan dan budaya
perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.

23. Perilaku petugas layanan klinis di evaluasi setiap sebulan sekali oleh Kepala Satuan
Pelaksana Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).

24. Indikator mutu layanan klinis sebagaimana terlampir dalam Lampiran II Keputusan ini.

25. Melaksanakan kajian untuk menilai dampak negatif yang mungkin dihasilkan akibat
pelaksanaan Upaya Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas, sehingga dapat
dilakukan upaya perbaikan dan pencegahan.
26. Kajian dampak negatif diwujudkan dengan menerapkan manajemen risiko dalam
pelaksanaan program maupun pelayanan di Puskesmas, mulai dari administrasi, Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP), sampai dengan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).

27. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta


mempertimbangkan kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas
yang perlu mendapat perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah :
6
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien;
b. Pelayanan rawat jalan;
c. Pelayanan Farmasi;
d. Pelayanan Gawat Darurat;

28. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien, sebagai berikut :


a. Ketepatan identifikasi pasien
Indikator :
 Kelengkapan pengisian status pasien pada rekam medis;
 Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%;
 Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%;
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
Indikator :
 Pelaksanaan komunikasi efektif antar petugas (Situasion, Background, Assessment,
Recommendation; Subjektif, Objektif, Assessment, Planning)
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
Indikator :
 Obat kadaluarsa 0%;
 Pemberian label pada obat-obat Look-alike, sound-alike medication names;
 Penyimpanan cairan elektrolit pekat di gudang obat;
d. Ketepatan tindakan medis dan keperawatan
Indikator :
 Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan 100%;
e. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
Indikator :
 Kepatuhan cuci tangan petugas kesehatan 100%;
f. Pengurangan resiko pasien jatuh
Indikator :
 Pengkajian resiko pasien jatuh berdasarkan Morse Fall scale 100%;
 Kejadian pasien jatuh 0%;

29. Upaya perbaikan mutu layanan klinis diprioritaskan berdasarkan kriteria tertentu seperti
high risk, high volume, high cost, dan kecenderungan terjadi masalah, atau didasarkan
atas penyakit, kelompok sasaran, program prioritas atau pertimbangan lain.

30. Menetapkan pelayanan laboratorium dan pelayanan farmasi sebagai area prioritas dalam
pelaksanaan manajemen risiko.

31. Menetapkan pedoman manajemen risiko sebagai paduan dalam melaksanakan kegiatan
manajemen risiko di dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas.

32. Penerapan manajemen risiko terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :
a. Identifikasi risiko, merupakan kegiatan mengklasifikasikan jenis-jenis risiko yang ada di
Lingkungan Badan Layayanan Umum Daerah Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk;
b. Pengukuran risiko, merupakan kegiatan mengukur tingkat kemungkinan dan dampak
terjadinya risiko;
c. Prioritas risiko, merupakan kegiatan mengurutkan jenis risiko berdasarkan hasil
pengukuran risiko dari risiko tertinggi ke risiko terendah;
d. Penanganan risiko, merupakan kegiatan merumuskan dan melaksanakan tindakan
yang harus dilakukan untuk meminimalisasi risiko;
7
33. Identifikasi dan analisis risiko di Puskesmas dilaksanakan melalui FMEA (Failure Mode and
Effect Analysis) terhadap kejadian dan/atau kasus yang terjadi di Puskesmas.

34. Root Cause Analysis (RCA) dibuat oleh unit terkait jika terdapat masalah pada unit
tersebut.

35. Manajemen risiko termasuk program keamanan radiasi yang mengatur risiko keamanan
dan antisipasi bahaya yang bisa terjadi di dalam atau di luar unit kerja, seperti praktik dan
langkah pencegahan bahaya untuk petugas radiologi, karyawan lain dan pasien.

36. Pengelolaan lingkungan fisik Puskesmas perlu dibuat perencanaan, meliputi :


a. Kesehatan dan keamanan. Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana
gedung, halaman/ground dan peralatan tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien, staf dan pengunjung. Keamanan adalah proteksi dari kehilangan, pengrusakan
dan kerusakan, atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang;
b. Bahan berbahaya, yang meliputi : penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan
berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang secara
aman;
c. Manajemen emergensi, yaitu tanggapan terhadap wabah, bencana dan keadaan
emergensi direncanakan dan efektif;
d. Pengamanan kebakaran: Puskesmas wajib melindungi properti dan penghuninya dari
kebakaran dan asap;
e. Peralatan medis: untuk mengurangi risiko, peralatan dipilih, dipelihara dan digunakan
sesuai dengan ketentuan;
f. Sistem utilitas, meliputi listrik, air dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian;

37. Petugas pelayanan klinis Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk diharuskan untuk
meletakkan peralatan di lingkungan unit pelayanan dengan tepat atau sesuai tempatnya
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Alat-alat yang telah digunakan harus diletakkan terpisah dengan alat-alat bersih.
b. Alat-alat yang telah dipakai dan memerlukan sterilisasi diletakkan terpisah untuk
kemudian di kirim ke unit sterilisasi.
c. Alat-alat yang membutuhkan perawatan lebih lanjut (rusak) diinformasikan dan
diserahkan kepada pengelola barang Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk untuk di
tindak lajuti.
d. Alat-alat yang membutuhkan persyaratan khusus untuk peletakkannya (steril)
diletakkan didalam lemari tertutup yang bersih dan steril.

38. Survey kepuasan pasien dilakukan setiap dua kali dalam satu tahun.

39. Format dokumen yang berlaku di Puskesmas seperti Standar Prosedur Operasional (SPO)
harus menyesuaikan dengan panduan tata naskah Puskesmas yang telah ditetapkan.

40. Pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur penyelenggaraan program/upaya


Puskesmas dan kegiatan pelayanan Puskesmas disusun berdasarkan panduan tata
naskah yang dibuat oleh Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk, didokumentasikan, dan
dikendalikan.
8
41. Dokumen Puskesmas harus dikendalikan mencakup semua dokumen yang digunakan
dalam Sistem Manajemen Mutu yang dijalankan, baik dokumen internal maupun eksternal
seperti kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, Standar Prosedur Operasional,
formulir dan dokumen pendukung lainnya (catatan mutu).

42. Wakil Manajemen Mutu bertanggung jawab untuk memastikan prosedur pengendalian
dokumen berjalan, sehingga seluruh dokumen tersedia sesuai kebutuhan dan terkendali.
Pengendali dokumen bertanggung jawab membantu wakil manajemen mutu dalam
pelaksanaan teknis prosedur pengendalian dokumen.

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 02 Maret 2015

KEPALA
BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT,

drg. JUNAIDAH
NIP. 196507171992032009

LAMPIRAN II : KEPUTUSAN KEPALA BADAN


LAYANAN UMUM DAERAH
PUSKESMAS KECAMATAN
KEBON JERUK
NOMOR : 1164.A TAHUN 2015
TENTANG : KEBIJAKAN MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN

INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
9
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR


1. Loket Waktu pelayanan ≤ 4 menit ≥ 90 %
Penomoran ganda 0 (nol)
Kinerja unit pelayanan B
2. Rawat Jalan BP- Kesesuaian layanan medis yang diberikan ≥ 95 %
Dewasa dengan prosedur klinis
Penyakit ISPA ringan tidak lebih dari dua ≥ 90 %
kali datang berobat dengan penyakit yang
sama dalam waktu satu bulan
Penyakit suspek TB Paru dilakukan ≥ 90 %
pengecekan BTA dalam waktu satu bulan
Kesesuaian penulisan kode ICD-X ≥ 80 %
terhadap diagnosa penyakit dalam 1 bulan
Kinerja unit pelayanan B
3. Rawat Jalan - MTBS Kelengkapan pengisian rekam medis di 100 %
MTBS
Penyakit batuk bukan Pneumonia tidak ≥ 80 %
lebih dari 2 x datang berobat dengan
penyakit yang sama dalam waktu satu
bulan
Kinerja unit pelayanan B
4. Rawat Jalan BP-Gigi Kesesuaian layanan medis yang diberikan ≥ 95 %
dengan prosedur klinis
Komplikasi pasca pencabutan gigi tetap ≤ 15 %
Kinerja unit pelayanan B
5. Layanan 24 Jam Kesesuaian layanan medis yang diberikan ≥ 95 %
dengan prosedur klinis
Waktu tunggu pelayanan Gawat darurat ≤ ≥ 95 %
3 menit
Terjadinya infeksi pasca tindakan 0 (Nol)
Kinerja unit pelayanan B
6. Layanan Ruang Kematian ibu bersalin dan bayi 0 (Nol)
Bersalin Pengisian Partograf lengkap 100 %
Pelayanan ibu nifas yang bayinya lahir di 100 %
ruang bersalin PKC Kebon Jeruk
sebanyak 3 x dalam 42 hari pasca
persalinan
Kinerja unit pelayanan B
7. Layanan KIA Deteksi dini resiko tinggi 100 %
Imunisasi dasar lengkap anak ≤ 1 tahun ≥ 90 %
Kinerja unit pelayanan B
8. Layanan KB Komplikasi pemakaian kontrasepsi <5%
Peserta KB aktif ≥ 90 %
Kesesuaian penggunaan alat kontrasepsi 100 %
dengan tekanan darah
Kinerja unit pelayanan B
9. Layanan Farmasi Waktu tunggu obat jadi ≤ 15 menit ≥ 90 %
Kesalahan obat 0 (Nol)
Obat kadaluarsa 0 (Nol)
10
Kesesuaian jumlah pengambil obat 100 %
dengan resep yang ada
Kinerja unit pelayanan B
10. Layanan Laboratorium Tertukarnya spesimen 0 (Nol)
Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium ≥ 90 %
(tertentu) sesuai target
Kinerja unit pelayanan B
11. Klinik Gizi Pengisian rekam medis pasien lengkap 100 %
Kinerja unit pelayanan B
12. Klinik Paru Kesesuaian layanan klinik paru ≥ 90 %
prosedur
Kepatuhan kontrol pasien TB Paru ≥ 80 phase
intensif
Kinerja unit pelayanan B
13. Radiologi Pengulangan foto ≤5%
Kesesuaian antara permintaan dokter 100 %
dengan rontgen yang dilakukan
Tertukarnya hasil pemeriksaan rontgen 0 (Nol)
Kinerja unit pelayanan B

INDIKATOR KINERJA UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

NO. INDIKATOR KINERJA TARGET


A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 100%
2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 97%
3 Persentase ibu hamil mendapatkan tablet Fe 95%
4 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang di tangani 90%
5 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
98%
memiliki kompetensi kebidanan
6 Deteksi Resti oleh tenaga kesehatan 11%
7 Cakupan Pelayanan Nifas 98%
8 KN 1 97%
9 KN 96%
11
10 Cakupan Neonatus dengan Kompilkasi yang ditangani 82%
11 Cakupan Kunjungan Bayi 97%
12 Cakupan Desa/Kelurahan UCI 97%
13 Balita di timbang 85%
14 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 85%
15 Cakupan Pemberian Makanan Pedamping ASI pada Anak
100%
Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin
16 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100%
17 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100%
18 Cakupan Peserta KB Aktif 80%
19 Garam beryodium 90%
20. Imunisasi Hb 0 80%
21 Imunisasi BCG 95%
22 Imunisasi DPT –HB-Hib 1 95%
23 Imunisasi Polio 1 95%
24 Imunisasi DPT –HB-Hib 3 90%
25 Imunisasi Campak 90%
26 UCI 95%
27 DPT –HB-Hib Booster 60%
28 Campak Booster 60%
29 Imunisasi anak sekolah kelas 1 DT -Campak 98%
30 Imunisasi anak sekolah pada kelas 2-3 Td 98%
31 TT WUS 43,4%

B Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit


1 AFP Rate per 100.000 Penduduk < 15 (>2) >=2/100.000 pddk
dibawah 15 th
2 Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100%
3 Penjaringan suspek TB 115
4 Penemuan Penderita Baru TBC BTA + 100%
5 Angka kesembuhan TB 85%
NO. INDIKATOR KINERJA TARGET
6 Penderita DBD yang ditangani 100%
7 55/100.000
Insiden Rate DBD penduduk
8 ABJ (Angka Bebas Jentik) 95%
9 Penemuan Penderita Diare 100%

C Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Miskin


1 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin 100%
2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat
100%
Miskin
3 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus
100%
diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

D Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB


1 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
100%
Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam
2 Persentase penyediaan buffer stok makanan pendamping
100%
untuk daerah bencana

E Promosi Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat


12
1 Cakupan Desa Siaga Aktif 90%
2 Penyuluhan dalam gedung 10 kali/bulan
3 Penyuluhan luar gedung 6 kali/bulan
4 Jumlah SD yang dilakukan screening kesehatan 100%
5 Jumlah SMP yang dilakukan screening kesehatan 80%
6 Jumlah SMA yang dilakukan screening kesehatan 80%
7 1 di tiap
Terbentuknya Posbindu Kelurahan

INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI


BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

NO. JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR


1. Kepegawaian Tidak adanya pegawai yang mangkir 100%
Kehadiran tepat waktu ≥ 80 %
Keikutsertaan pelatihan ditawarkan ≥ 80 %
Dinas/Sudin/Instansi lain
2. Surat menyurat Surat masuk tercatat di registrasi 100 %
3. Pembelian Barang yang diterima sesuai dengan 100 %
spesifikasi kontrak
Ketepatan waktu evaluasi pemasok 100 %
4. Pemeliharaan Ketepatan waktu servis/perawatan dengan ≥ 80 %
jadwal yang telah ditentukan
Respon time komplain unit ditindaklajuti 100 %
dalam waktu 3 x 24 jam

Ditetapkan di : Jakarta
pada tanggal : 02 Maret 2015

KEPALA
BLUD PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT,
13

drg. JUNAIDAH
NIP. 196507171992032009

Anda mungkin juga menyukai